NovelToon NovelToon
Harus Menikah

Harus Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: xoxo_lloovvee

Penyesalan memang selalu datang terlambat, itulah yang dialami gadis cantik bernama Clara.

Efek mabuk dan ketampanan seorang pria bernama Dean, ia sampai kehilangan kesuciannya di malam itu dan mengandung.

Ia tak punya pilihan lain selain harus menikah kontrak dengan Dean.

Saat Clara berharap akan cinta Dean, masa lalu Dean terus mengganggunya.

Apakah ia bisa menggantikan posisi wanita pengisi hati Dean pada akhirnya?

Atau semuanya akan berakhir sesuai tanggal batas akhir kontrak pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xoxo_lloovvee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01

Wajah gadis itu memucat. Tangannya terasa dingin meremas bajunya. Seolah informasi yang baru ia dengar adalah mimpi buruk siang bolong.

"Ini beneran Dokter?" tanyanya tak percaya.

"Ya benar, usia kehamilan Anda kurang lebih tiga bulan," tegas Dokter wanita tiga puluhan itu. Ia sudah sering mendapati kejadian seperti ini dalam sejarah pekerjaannya. Tak perlu pengamatan menyeluruh ia langsung paham apa yang dialami gadis itu.

"Baik, Dokter. Terima kasih," sahut gadis lain di sebelahnya. "Clara, ayo pulang."

Ia menarik lengan gadis bernama Clara yang masih mematung. Keduanya pun keluar dari ruangan dokter kandungan dengan perasaan tak karuan.

"Aku harus gimana, Gin?" lirih Clara tak percaya menyentuh perutnya. Bagaimana mungkin dalam rahim ini terisi janin tiga bulan.

"Kita pikirin pas kita udah di kosan aja ya."

...****************...

"Aku harus bilang apa ke orang tuaku? Mereka akan membunuhku jika tahu," isak Clara saat keduanya sudah tiba di kosan mereka.

"Tidak akan ada yang membunuhmu Clara," ucap Gina menenangkan sahabat sekaligus teman satu kamarnya itu. Ia menyodorkan segelas air pada Clara yang masih sangat syok.

"Aku tahu. Tapi tetap saja, bagaimana aku akan menghadapi mereka? Aku mengecewakan mereka Gin." Tangis Clara semakin menjadi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kita cari cara dulu, Ra." Gina mengelus lembut punggung sahabatnya itu.

"Apa..." Gina ragu-ragu, menunggu reaksi Clara. "Apa menurutmu kita hubungi Dean saja?"

Clara mengangkat wajahnya yang sembab memandang gadis berambut pendek itu. Ingatannya berputar kembali ke tiga bulan lalu. Saat ia dan Gina berada di kelab malam.

"Benar. Ini salahmu Gin. Kalau kamu tidak mengenalkannya padaku, semua ini tidak akan terjadi." Wajah Clara memerah karena marah. Ia menatap tajam sahabatnya itu. Gina-lah yang harus disalahkan atas kesialannya ini.

"Salahku? Aku tidak memaksamu tidur dengan Dean." Gina tak terima dengan perkataan itu.

"Jika kau tidak mengenalkannya padaku..."

"Aku hanya membantumu berkenalan dengannya. Selebihnya itu salahmu!" potong Gina tak terima.

Clara yang bengis pun melunak dan kembali menangis. "Aku tahu Gin, aku tahu."

...****************...

flashback

Tiga bulan yang lalu, ia dan Gina ke kelab malam seperti biasa dengan teman-teman mereka yang lain. Ia sudah sering ke kelab malam, hanya untuk minum miras sedikit dan menikmati musik.

"Ayo ke sana," ajak Nindy menunjuk ke kerumunan orang yang sedang menari.

"Kalian aja," tolak Gina.

"Kalian mana bisa dapat cowok kalo disini aja," paksa Nindy lagi.

"Udah buruan sana." Zira mendorong Nindy dan kekasihnya. "Dasar cerewet."

Clara dan Gina tertawa kecil. Zira baru saja putus dengan kekasihnya seminggu yang lalu. Itulah alasan mereka berada disini. Well, sebenarnya itu sekedar alasan kecil mereka untuk menjadi 'nakal'. Seolah jika datang ke kelab malam tanpa alasan membuat mereka lebih berdosa.

Hanya sebentar bagi Zira untuk mendapati mangsa baru di antara pengunjung kelab. "Yang itu ganteng," seringai Zira dan tanpa basa basi ia menghampiri pria yang sedang menari di lantai pesta.

"Kamu harus banyak belajar dari Zira, Ra." Mata keduanya mengekor mengekor ke arah Zira yang sudah berpelukan dengan laki-laki tak dikenal.

"Dia cocok banget jadi guru masalah percintaan," ucap Clara setuju. Matanya memutar mencari laki-laki tampan yang mungkin bisa meluluhkan hatinya, seperti kata Zira "Mangsa".

Banyak pria tampan di sana tapi entah bagaimana mereka terlihat norak dengan tarian tidak jelas itu. Tidak ada yang sesuai dengan keinginannnya. Karena itulah Gina menyebut Clara punya standar terlalu tinggi.

"Hai, mau menari denganku?" seorang pria mendatangi meja Clara dan Gina.

"Maaf, aku tidak menari," tolak Clara dengan sopan.

"Sebentar saja," paksanya tak peduli dengan penolakan Clara.

Clara menggeleng kepalanya.

"Dia kan udah bilang tidak," seloroh Gina kesal.

"Lalu, apa kau mau menari denganku?" tawar laki-laki itu pada Gina yang membuat Gina semakin kesal.

Gina bangkit dari tempat duduknya siap menampar. "Kau sangat baik membuat orang emosi."

"Wanita keras kepala sepertimu semakin menarik," seringai pria itu membuat Gina semakin mendidih marah.

Tanpa mereka sadari, seseorang memukul kepala pria itu sampai ia menunduk. "Cepat minta maaf." Ia menahan kepala pria tak sopan itu tetap menunduk.

"Hei sakit, lepaskan aku Dean," ia menangkis tangan Dean dari kepalanya, tapi tenaga Dean lebih kuat dibandingkan dirinya.

"Baiklah, aku minta maaf. Maafkan aku semuanya."

Barulah Dean melepaskan tangannya dari pria itu. "Gina?" tanyanya memastikan saat matanya bertemu dengan Gina.

"Jadi kau memang Pak Dekan, ya? Aku kira cuma mirip."

"Berhenti memanggilku Pak Dekan."

"Iya, iya. Kau masih temperamen sama seperti dulu. Anyway, ngapain kamu di sini? Kamu kan alim."

Sekilas tentang Gina dan Dean. Mereka dulu satu kelas saat SMA. Dean di panggil pak Dekan oleh teman sekelas karena ia adalah ketua kelas dan juga Dean itu berarti Dekan dalam bahasa Inggris.

"Ini pertama kali," ucap Dean malu-malu.

"Jadi kau dari dulu memang alim, ya. Hai Gina, namaku Abad. Namamu siapa?" tanyanya berbalik pada Clara yang hanya mematung melihat kejadian itu.

Tak senang dengan sikap Abad, Gina langsung menghempas tangan Abad yang hampir Clara salami.

"Dean, ini teman aku Clara. Clara, ini teman SMA aku Dean."

Begitulah awal mereka berkenalan. Dean pun akhirnya bergabung dengan Gina dan Clara di meja mereka sementara Abad sudah menemukan wanita lain. Mereka mengobrol seadanya dibarengi lantunan musik yang menyakitkan telinga.

Entah karena mabuk atau memang pesona Dean yang begitu kuat, Clara terus saja melirik ke arah Dean. Mata mereka yang bertemu membuat pipi Clara memanas. Gina yang terlalu asyik reuni dengan Dean sampai tak sadar dengan tingkah sahabatnya.

Pukul tiga pagi lebih, Gina sudah sangat mabuk sampai-sampai tak sadar diri. Nindy dan Zira juga entah dimana sekarang.

"Aku akan mengantar kalian pulang," ajak Dean membopong Gina yang sudah tepar.

Clara sebenarnya juga lumayan mabuk. Ia bahkan terhuyung saat berjalan.

"Hei, hati-hati," Dean menangkap Clara yang hampir terjatuh.

Genggaman tangan itu membuat jantung Clara berpacu cepat. Pesona Dean sungguh tak bisa ditolak.

Dean memesan taksi untuk mereka bertiga hingga sampai di kosan keduanya. Dean menggendong Gina masuk ke dalam. Ia benar-benar tak sadarkan diri. Padahal biasanya ia dan Clara bisa pulang tanpa harus tepar.

Saat Dean hendak pulang, Clara yang sudah diselimuti hawa nafsu menghadangnya. Ini adalah pertama kalinya ia menginginkan seseorang sehasrat ini. Mungkin ia memang sudah terlalu mabuk.

Tanpa aba-aba Clara mencium bibir Dean dengan panas. Dean tak mendorongnya, hanya membiarkan Clara bertindak semaunya.

Di samping Gina yang tak sadar diri, mereka menghabiskan waktu subuh itu dengan sangat panas. Itu adalah pengalaman yang tak akan bisa Clara lupakan. Ia menyerahkan dirinya yang hanya dalam hitungan jam ia kenal.

Gina tidak tahu apa pun sampai saat seminggu yang lalu Clara mengaku pada Gina. Ia tidak menstruasi dalam dua bulan terakhir, dan akhirnya mengajak Gina ke dokter kandungan. Seperti yang ia takutkan, hal itu memang terjadi.

1
OkitaNiken
+5 mawar untukmu beb, semangat buat Clara yang sudah di setujui oleh ibunya Dean
OkitaNiken
Waduh ada apa itu ibunya Dean tiba-tiba baik
Bilqies
definisi cewe cemburu tingkat dewa ini 😂😂
Lei.
fiuhhh untungg ajaa semuanya tenang bahasnya😔
NurAzizah504
Gas terus, Abad. Aku kasih bunga buatmu /Joyful/
NurAzizah504
Gas terus, Abad. Aku kasih bunga buatmu /Joyful/
NurAzizah504
Sebenarnya perasaan Dean ke Clara itu gimna, sih? /Sob/
xoxo_lloovvee: ga ada rasa 😅 untuk saat ini 🤭
total 1 replies
Bilqies
ku pegang janjimu Dean
Bilqies
kasihan banget Clara
xoxo_lloovvee: mentalnya terganggu 🥺
total 1 replies
NurAzizah504
Bang Abad boleh juga nih /Facepalm/
xoxo_lloovvee: rayuan buaya 😅
total 1 replies
NurAzizah504
Aduh, Gina. Dipaksa move on padahal belm jadian /Facepalm/
NurAzizah504
Dean cuek2 perhatian juga /Chuckle/
xoxo_lloovvee: ups 🤭
total 1 replies
NurAzizah504
Semoga debaynya baik2 aja /Cry/
OkitaNiken
Aku beri Vote dan Sekuntum bunga untuk Edho beb/Sob/
xoxo_lloovvee: maacih niken 🤗🤗
total 1 replies
OkitaNiken
Ibunya Dean juga berbahaya tuh, tapi masih hidup
OkitaNiken
Tidakkk!! Edhooo huwaaa/Sob//Sob//Sob/...
Turut berdukacita atas meninggalnya Edho, walau aku ga terima
OkitaNiken: Ibunya Dean masih ada
xoxo_lloovvee: kan udah g ada yg jahatin Clara
total 2 replies
NurAzizah504
Misterius bgt, sih, Bg /Sob/
NurAzizah504
Eh, hancur? Hancur knpa? /Shy/
NurAzizah504
Kuat2, ya, Bumil /Smile/
NurAzizah504
Dean jgn cuek2, ya. Walaupun ga cinta, tpi bisalah bahagiain Clara dikit /Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!