kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"HARI PERNIKAHAN"
hari ini adalah hari pernikahanku. dengan seorang lelaki yang di pilihkan untukku.
seorang lelaki.yang nampak baik Sholeh, dan taat beribadah. ia pun nampak menghormati orang tua.
saat ini usiaku genap 17 tahun.aku memang menikah di usia yang belia. karna kedua orang tuaku menjodohkan ku.karna aku tak lekas bisa melupakan kekasihku yang telah meninggal. janji yang pernah kita ukir. Hancur smua karna sebuah kematian.
hingga akhirnya membuat ku benar benar terpuruk. semenjak kejadian itu. aku tak tertarik untuk keluar rumah. bahkan sekedar untuk menemui teman teman ku.
karna sikap ku yang berubah selama satu tahun ini. akhirnya membuat kedua orang tua ku. memutuskan untuk menjodohkan ku dengan lelaki pilihan mereka.
dia besar di pulau sebrang. namun kedua orang tuanya adalah asli kampung sini.
keluarga mereka di kenal sangat baik dan ramah. dan semenjak kedatangan mereka kembali ke kampung sini. tak pernah sekalipun dia tak pergi ke mushola untuk beribadah. hingga membuat kedua orang tuaku merasa yakin, bahwa dia adalah lelaki yang sangat baik.
namaku adalah TARI' aku di besarkan dari keluarga yang sederhana. aku memiliki 2 adik. dan aku di jodohkan tanpa perantara.
suamiku bernama Adit. dia terlahir 6 bersaudara. kebiasaan dia pergi ke mushola untuk beribadah dan mengaji. membuat kedua orang tuaku luluh dan mengambil keputusan besar atas hidup ku.
tepat hari ini. pernikahan ku di gelar.
tenda tenda sudah menghiasi halaman rumah. kursi kursi nampak sudah tersusun rapih.
dan beberapa hiasan bunga yang menambah indahnya rumahku saat ini.
nampak janur kuning di pasangkan di depan tenda rumah ku.
aku tak bisa berbuat apa apa. ingin rasanya aku berontak. namun tak mampu ku melihat kedua orang tuaku bersedih. cukup selama ini mereka bersedih karna keterpurukan ku kehilangan sosok Roni dalam hidupku.
biarlah saat ini ku ikuti kehendak mereka.
seluruh sanak saudara sudah memenuhi rumahku. sejak seminggu sebelum acara di mulai.
dan beberapa tetangga yang nampak ikut larut dalam acara.
bunga melati yang sudah terpasang di atas kepala ku. dan gaun pengantin yang sudah terpasang rapih.
nampak kedua orang tua ku sangat bahagia atas pernikahan ini.
saat di mana rombongan mempelai lelaki hendak tiba, dan aku di haruskan untuk menyambut kedatangan mereka.
dengan di temani saudara Perempuanku. yang tengah membawa payung dan di iringi oleh keluargaku. kami pun menyambut kedatangan mereka.
berpapasan dengan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suamiku. tak luluh membuatku ingin menatap nya.
pandangan ku hanya tertunduk kebawah.
berharap semua ini hanya mimpi belaka.
setelah acara penyambutan besan. tibalah acara yang sangat sakral. yaitu acara ijab qobul.
kami melangsungkan acara ijab qobul di rumah ku.
penghulu menjelaskan rukun rukun pernikahan. namun aku enggan mendengarnya.
setelah beberapa saat penghulu menjelaskan kewajiban suami dan istri. tibalah saat dimana aku harus meminta di nikahkan.
berjabat tangan dengan lelaki yang sedari kecil membesarkan ku. tangan yang kokoh,kuat dan keriput. yang tak pernah sekalipun mengeluh atas keadaan.
selalu bangga membesarkan ku sebagai putrinya.
kali ini aku mencium tangan nya. bukan untuk pamitan bekerja atau sekolah. namun untuk meminta restu dan meminta untuk di nikahkan.
cairan bening yang mulai keluar dari selaput mata,tak mampu lagi ku bendung.
tangis ku pun tumpah. bukan karna atas rasa bahagia karna hari ini aku akan menikah.
namun karna aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dengan mengabulkan keinginan mereka.
acara meminta restu pun banjir akan air mata.
tibalah penghulu membacakan ijab qobul
dan di ikuti oleh calon suamiku.
"saya terima nikah dan kawin nya Tari Lestari binti bapak Junaedi dengan mas kawin kalung mas dan seperangkat alat sholat di bayar tunai"
"sahhh......
suara serentak dari tamu dan kerabat. yang memecahkan keheningan seusai pembacaan ijab qobul.
dan telah sah pula aku menjadi istri seseorang. setelah membaca doa syukur
penghulu pun berpamitan. dan aku di minta untuk melaksanakan acara adat lainnya.
di mulai dari membersihkan kaki suami. yang sehabis menginjak sebuah telur. dimana aku tak tahu makna dari adat tersebut.
dan acara berebut seekor ayam bakakak..
acara demi acara ku lakukan dengan berusaha tenang.
ingin rasanya aku menangis dan meninggalkan semua.namun aku tak bisa se egois itu! meninggalkan kedua orang tuaku dengan rasa malu. itu bukalah keputusan yang baik.
setelah beberapa saat, acara adat pun selesai. dan aku di dudukan di kursi pelaminan.
meskipun saat ini lelaki yang duduk di samping ku. sudah sah menjadi suamiku. namun enggan rasanya aku menatapnya atau berbicara dengan nya.
diam adalah keputusan yang baik saat ini.
fotografer mengambil beberapa foto ku dengan suamiku. namun aku menolak untuk bersentuh langsung dengannya.
hingga acara foto foto kali ini sangat hambar.
tengah hari. di mana para tamu tengah ramai ramai nya. dan aku harus berdiri cukup lama untuk menyalami para tamu
dan tak jarang mengikuti keinginan mereka untuk berfoto.
tepat pukul 03:00 sore tamu sudah sepi. hanya meninggalkan kerabat dekat dan jauh.
setelah acara usai. aku langsung pergi ke kamar. dan meninggal kan lelaki yang saat ini menjadi suamiku.
aku duduk termenung di tepi ranjang
dan bertanya mengapa dia menerima perjodohan ini?
hingga datang lah ayahku. ia menghampiriku dan memegang tangan ku. nampak tangan nya sangat dingin oleh keringat.
itu cukup menandakan bahwa ia sangat lelah karna acara pernikahan ini.
acara yang di buat nya cukup megah untuk putrinya.
mata sayu nya menatap ku erat.
dengan tangan sedikit bergetar. ia terus memandangku. mungkin ia tahu aku sangat kesal atas pernikahan ini.
"kak,ayah tahu kamu tak sepenuhnya menerima pernikahan ini? dan mungkin kamu kecewa sama ayah, tapi percayalah semua ini demi kebaikan mu. ayah tak ingin kamu terus termenung sedih. karna kepergian Roni" _ucap ayah yang sangat bergetar menahan tangis.
"tapi yah, Tari benar benar tak menginginkan pernikahan ini, terlebih dengan lelaki yang bahkan tari Tak kenal?"
"kak, sebelum mengambil keputusan ini, ayah sudah mempertimbangkan. Adit pria yang baik, dan dari kalangan keluarga yang baik juga. ayah yakin Adit akan bisa menyayangi kakak,seperti ayah menyayangi kakak"
aku hanya diam mendengar pernyataan ayah ku.
tak bisa ku membantahnya walau dalam hati. aku sendiri Tak menerima pernikahan ini.
"ayah minta,kamu terima dia, dan hormati dia seperti kamu menghormati ayah"
ayah pun berdiri dan mencium pucuk kepala ku, sebelum ia benar benar pergi keluar.
perias pengantin pun tiba, ia datang untuk melepas semua aksesoris yang menempel dalam tubuhku.
ia mencabut satu persatu riasan ini.
sesekali aku melihatnya nampak memperhatikan ku. mungkin ia heran? mengapa di hari yang di kenal bahagia ini
aku justru termenung dan tak banyak bicara.
setelah ia selesai dengan pekerjaan nya dan pamit kepada orang tuaku.
dan lelaki yang menjadi suamiku pun menghampiriku.
ia memintaku mengemasi smua barang barang ku.
karna ia akan membawaku tinggal di rumah pemberian orang tuanya.
kesedihan yang aku rasakan benar benar hebat. tidak lah cukup bagiku untuk menikah dengan orang asing. kini aku harus pergi meninggalkan rumah orang tuaku.
di bantu oleh ibuku. ia mengambil tas besar di dalam lemari. nampak ia memperhatikan ku yang hanya diam tanpa berbicara.
dengan tangan lincahnya ia memasukan baju bajuku dan beberapa alat kosmetik ke dalam tas.
"kak, udah yaa jangan sedih lagi, ibu percaya kamu akan bahagia, dan melupakan semua masa lalu kamu"
aku tak mengiyakan ucapan ibuku. apa lagi yang harus ku kata. ibarat nasi telah menjadi bubur. tak mungkin kembali menjadi nasi.
melangkah mudur pun aku sudah tidak bisa. selain hanya terus berjalan mengikuti alur kehidupan membawaku.
aku keluar dengan membawa tas yang diselempangkan. yang berisi ponsel dan dompet ku. menemui ayah dan ibuku yang duduk bersama suamiku.
dan beberapa kerabat yang memperhatikan kami.
aku benar benar akan pergi. Tinggal bersama orang asing.
ayah dan ibuku memeluk ku erat. ku cium tangan mereka tanpa mengucap sepatah katapun.
ku hampiri kedua adik ku. memeluk dan mencium mereka erat.
beberapa sanak saudara memeluk dan mencium ku. suara mesin motor dari luar yang di hidupkan oleh suamiku.
membuat ku bergetar. apa ini benar benar keputusan terbaik untuk ku?
aku pun keluar dan menghampiri lelaki yang menjadi suamiku. ku pandangi orang tuaku. berharap mereka mencegahku untuk pergi. namun hal yang sia sia.
aku pun menaiki sepeda motor itu.
dan enggan Sekali rasanya jika aku bersentuhan dengan nya. hingga ku letakan tas ku di tengah tengah kami.
motor pun berjalan meninggalkan kediaman rumah ku. berjalan menelusuri jalan kampung. beberapa tetangga yang melihat ke arah ku. nampak ada yang melambai kan tangan tanda sebuah perpisahan.
jalanan terus di lalui sepeda motor ini. tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut kami berdua.
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas