Sedikit Waktu
Kupandang langit penuh kabut yang menghantarkanku dalam kegelisahan. Bertanya pada embun, mengapa dia berubah? Gadis itu melangkahkan kakinya tergesa-gesa ia berusaha mengejar seseorang yang berada ja
0
0
Tetap di Hati
Aku adalah seorang guru. Timbul keanehan dalam benakku setelah berkata begitu. Butuh begitu banyak alasan untuk meyakinkan bahwa aku benar seorang guru. Jujur, aku bukan guru ‘beneran’. Aku memang ben
0
0
Secangkir Kopi in Story
Ketika pagi datang mempertemukan pada sosok lelaki yang dulu sempat berencana merajut masa depan. Kita berada di sebuh cafetaria di pinggiran kota kecil menikmati secangkir kopi, menunggu senja. “Kita
0
0
Melody (Part 1)
Angin berhembus dengan santainya dan menghampiriku di dalam ruang musik ini. Aku menghirup nafas dalam dalam menikmati angin ini. Aku duduk di depan piano usangku. “Aku suka piano” gumamku. Banyak ken
0
0
Melody (Part 2)
Sepanjang perjalanan pulang kami mengobrol banyak. Perasaan yang tidak dapat kudefinisikan ini terus muncul. Semakin kuabaikan akan semakin bertambah perasaan ini. “Kamu baik baik saja? Dari tadi mela
0
0
Melihat Bulan Menggantikan Sunset
Badan yang kurus kering, mengenakan baju biru yang kusut dan celana panjang dengan rambut yang sudah memutih dan mata yang sipit, sendu memandang ke arah lautan. Seolah ini adalah pandangan terindah y
0
0
Kukejar Kau Dengan Tangis Darahku (Part 2)
Malam itu, Diana menangis terlungkuk di kamarnya. Diana tidak menunjukan kesedihannya pada kedua orangtuanya, karena itu akan membuat mereka salahpaham. Bahkan saat Andi menghantarnya pulang, dan Andi
0
0
Kukejar Kau Dengan Tangis Darahku (Part 1)
Malam semakin larut. Suasana semakin sepi ditelan malam yang gelap dan dingin. Di kamarnya, Andi terbaring dengan gelisahnya. Tiada lain yang ada di pikirannya, kecuali gadis yang tadi sore dijumpainy
0
0
Desperate Like This (Part 2)
Layaknya keajaiban, memilikimu sebagai malaikatku adalah sebuah anugerah. — “Lit, kamu belum tidur?” Ucap Ratna memasuki bilik kamar Lita. Lita hanya menoleh sebentar lalu kembali memandang langit mal
0
0
Desperate Like This (Part 1)
Summary: “Kalau aku bisa, aku akan pergi dari sini sekarang.” “Kau tahu apa yang paling menyakitkan? Ada di dekat orang yang kita cintai tapi tak pernah terkenali olehnya. Kita ada di tempat yang sama
0
0
Luka di September
“ayo berangkat…” “iya, ayo…” “jangan males kalo di sekolah, jangan ganjen juga ya sayang.. baiklah biar kau tutup” “ya sudah ayo, jangan banyak bicara..” Tuuutttt… Telepon darinya kumatikan. Dia adala
0
0
Harapan
Hari hariku berjalan selayaknya anak anak seumuranku, tapi banyak sekali perbedaanku dengan mereka karena aku tidak sempurna seperti mereka. “Syani awas nak” suara perempuan yang berada di seberang ja
0
0
Ikhwan Dalam Mimpi (Part 3)
Krriiinnnggg!! (nahh.. udah bel nih..) dalam benakku sambil melirik ke arah dillah. “ratih, aku ke kantin dulu yaa..” sambil tersenyum. Aku pun tersenyum dan mengangguk. Saat itu aku tidak mengeluh ka
0
0
Rel Kereta
Kenapa harus rel kereta? Iya, memang seperti itu kenyataanya. Rel kereta selalu berdampingan tetapi tak akan pernah bisa bertemu, tujuan kita berbeda. Baru saja dia menghilang di tikungan ujung jalan
0
0
Balasan Cinta
“Sa…”, panggil Damar dari jauh. “Iya… apa…”, sahutku sambil menghampirinya yang ada di parkiran. “Nggak pa pa, manggil doang kok”. “Ih, kirain apaan”. “Emangnya kalau aku manggil pasti hal penting”. “
0
0
Kopi Hitam dan Senyuman Yang Manis
Dari mata turun ke hati. Sama seperti hari itu, dimana aku jatuh hati kepada pemimpin mos di universitasku. Hanya dari tatapan, dia berhasil menyihir hatiku. Hari demi hari berlalu, aku selalu semanga
0
0
Worst Hobby
“Kalian! Hentikan!” Sahut sang ketos, Dimas “Tapi lo kak.. hiks.. dia nuduh aku nyuri barangnya dia. Tapi ga ada bukti kak.. hiks..” Sahut Dinda seraya mengusap matanya Drama queen, again. Pikir Geby
0
0
Shadrina
TIDURLAH, Shadrina. Benamkan hati yang lara… — Gerimis turun. Sejenak lagi mungkin hujan deras. Aku berjalan lebih cepat seperti orang-orang lain yang bisa kulihat. Kutapaki trotoar, melewati apa saja
0
0
Rembulan Yang Menyayat
Lambaianmu dari kejauhan membuat aku mematung. Setelah itu kau berlalu menghampiri aku di tepi pantai. Ohh, Ratna, kau benar-benar jelmaan bidadari. Matamu yang begitu indah dengan bulu mata yang sang
0
0
Cinta Pertama Rangga
Melamun sambil menatap Hp. Itu merupakan kegiatan baruku akhir-akhir ini. Nando dan Evan, kedua temanku itu sampai bosan menegurku. Tapi memang beginilah sekarang. Seseorang yang baru beberapa minggu
0
0