Aku bahagia, dan aku rasa tak ada yang bisa merenggut kebahagiaanku. Tapi aku keliru, benar benar keliru! Masih ada hal yang dapat mengubur bahagiaku. Dan kau tahu apa penyebabnya? Night Man ku! Dia memintaku untuk tidak mengharapkannya lagi, memintaku untuk menjauhinya, berhenti menunggunya! Aku diam terpaku seribu bahasa, untuk melirik notif pesan yang muncul via whatsApp saja aku tak ingin. Yang aku inginkan sekarang adalah berjalan di antara gemuruh hujan. Sendirian, hanya sendirian berteriak sekencang mungkin, mengharapkan rasa sesak ini perlahan lenyap tersipu oleh derasnya hujan.
Aku benci mengutarakan rasa, aku lelah menikmati rindu, aku sakit menunggu waktu! Namun, aku bertahan hanya karena satu.. Aku mencintaimu night man ku
Dia adalah lelaki kedua yang kembali mematahkan hatiku, setelah aku merasakan kepatah hatian terbesarku saat aku kehilangan ayahku. Angan anganku mengudara, menyusuri setiap celah ruang yang mengandung rindu dan berakhir pada satu bayangan! Lagi lagi itu adalah kamu.
“Ayu?”. Rasanya suara itu begitu familiar di telingaku. “Nay, ada apa? Kau mengagetkanku saja”. Ya, dia adalah Nay, sahabat terbaikku. “Kau masih memikirkannya?” “Aku tak bisa melupakan nya Nay, itu adalah hal yang tak akan pernah bisa aku lakukan”. Aku mendekap kedua lututku. “it will be better, when you want to try it. You must know Ay, you smart! You pretty, you can do anything. Believe to me, you can to forget him!”. Nay, menatapku lekat lekat. Menggenggam tanganku, memberiku sebuah kekuatan baru untuk menghadapi semua ini, dia benar aku harus mencoba untuk melupakannya. Jika aku yakin aku bisa, maka semesta akan mendukungku. Lagipula, aku masih memiliki Allah sang pemilik kun fayakun.
Aku berdiri di ambang pintu kamar, menatap sebuah pohon yang sedari tadi menjatuhkan daunnya yang mulai mengering. Ada satu hal yang sedikit menyita pikiranku. Daun itu! Ia tampak lain dengan daun lainnya. Aku mendekat, lalu kuraih daun yang berwarna hitam pekat itu. Aneh bukan dengan daun itu? Aku menyebutnya daun musim gugur. Karena setiap 2 tahun sekali pohon itu akan menjatuhkan daun berwarna hitam itu, dan ini adalah kali ke-2 aku menyimpan daun yang sama.
“Apa yang kau katakan pada temanmu?”. Ucap seseorang, yang kuyakini itu adalah night man ku. “Apa? Aku tidak mengatakan apapun”. Jawabku, dan kau tau apa? ternyata tebakanku benar. Dia adalah night man ku “Apa yang kau katakan? Sehingga semua temanmu tidak menyukaiku! Tolong, berhenti membicarakanku! Lupakan aku. Lupakan semuanya!”. Ucapnya dengan nada tinggi. Aku yang sedari tadi duduk, kini bangkit menatapnya. “Aku tidak pernah nyuruh mereka untuk tidak menyukaimu! Kalaupun emang kamu tidak ada rasa kepadaku, aku gak marah dan memaksa mereka buat gak suka kamu! Sedikitpun aku gak ada niat kek gitu, kita teman dan hanya sebatas teman! Kalaupun aku sering sebut nama kamu kalo lagi cerita sama temen temen, tenang aja gak pernah ada kata kata persuatif buat mereka gak suka ke kamu kok! Permisi!”. Jelasku, tanpa memberikan dia kesempatan untuk berbicara! Sumpah serapah aku ucapkan dalam hatiku, memaki maki diriku sendiri. Apa yang salah dari diriku? Mengapa? Mengapa semua yang terjadi terasa tidak adil. Sekarang sudah jelas, siapa yang terluka? Aku! Ya aku! Aku terluka hanya karena aku terlalu mencintaimu.
Bugggggh “Aduh”. Aku meringis pelan “Maaffkan aku Ayu”. “Zikri?”. Aku menatapnya lalu memeluknya. “Ada apa? Kenapa menangis?”. Tanya lelaki itu, Zikri. “Kau tahu? Night man ku! Aku mencintainya, tapi dia seakan tidak peduli. Dia bahkan membentakku, menatapku dengan tatapan jijik. Apakah aku tidak pantas untuk dicintai? Katakan itu Zikri katakan”. Aku menangis dalam dekapannya, menenggelamkan kepalaku di dada bidang miliknya.
“Kau terluka? Kau tau siapa di sini yang paling terluka?. Lihat aku! Menurutmu, bagaimana rasanya saat kita melihat orang yang kita sayangi menangisi lelaki yang dia sayangi?”. Aku mencoba untuk mencerna setiap kata yang ia lontarkan, mungkinkah ia menyukaiku? Tapi itu tidak mungkin! Aku bersahabat dengannya sudah lama, lama sekali. “Aku mencintaimu Ayu. Kumohon lihat aku! Kau sempurna, kau pantas dicintai! Tapi tidak layak dicintai oleh lelaki bajingan sepertinya!”. Mataku terbelalak kaget, apa? Apa apaan dia? Mengatai night man ku sebagai seorang bajingan! Ingin ku berkata kasar. “Kita akan tetap menjadi sahabat, apapun yang terjadi! Tidak pernah ada rasa lebih sedikitpun, selain rasa sayangku layaknya seorang sahabat. Tidak pernah! Seseorang yang baik, tidak akan mengaku bahwa dirinya baik! Tapi seorang bajingan akan mengaku bak dirinya sempurna, hanya karena ingin mendapatkan sebuah pujian!”. Sebuah tamparan dariku, berhasil mendarat dengan sempurna di pipi lelaki itu! “Tidak ada yang perlu kau tahu seberapa dalam aku terluka! Layaknya kau yang tidak pernah mengerti arti sebuah rasa! Pergilah, kejar night man mu! Jika kau lelah, ingatlah aku. Aku adalah tempat terbaik saat kau menangis, yang pernah kau lupakan!”.
Aku, mulai melangkah pergi meninggalkannya. Sakit, aku mendengar apa yang ia ucapkan! Ia telah mengkhianati persahabatanku dengan dirinya sendiri, mengingkari semua janji bahwa kita akan tetap menjadi sahabat.
Di seberang jalan sana, riuh orang berkerumun berteriak minta tolong. Aku melesat pergi, mendekati kerumunan orang itu. Pandanganku terpaku pada sosok yang terkapar di dasar jalan, tak bergeming. Air mataku turun, jantungku runtuh. Ku peluk erat tubuhnya, seakan tak akan kulepaskan. “Tetap bertahan, kau adalah rain man ku. Sekarang aku ingat kau adalah tempat menangis yang paling indah, jangan pergi kumohon “. Ucapku lirih, hampir tak bersuara. Kugendong sosok yang kini terkapar, aku mulai bangkit membopong dirinya. Keluar dari kerumunan orang orang, berjalan di antara gemuruh hujan.
Ya allah tolong, selamatkan lelaki ini. Aku mencintainya, aku membutuhkannya. Dia yang menyempurnakan hidupku, dia yang melengkapi jiwaku, dia yang mengingatkanku agar selalu taat padamu. Selamat kan dia ya allah, aku tahu kau pemilik kunfayakun. Dan sekarang aku membutuhkan kata kunfayakun itu untuk kau ucapkan agar dia selamat.
Aku memanjatkan doa kilat dalam hatiku, untuk orang yang kini berada di pangkuanku. Aku terjatuh bersamanya! Aku tidak kuat lagi menggendongnya, bodoh seharusnya tadi aku membiarkan ia dibawa oleh ambulan.
“Ku mohon, bertahan lah Zikri. Aku juga mencintaimu, buka matamu jangan tertidur! Ini masih siang dasar bodoh! Kau berhasil membuatku menyesal telah mengatakan hal itu padamu! Sekarang kau sudah puas bukan? Ayo buka matamu Zikri kumohon”. Aku menangis sejadi jadinya, berteriak sekencang mungkin. Aku harus mencari pertolongan!
“Kau harus tetap bertahan, tunggu aku! Aku akan mencari pertolongan”. Aku, berlari dengan kecepatan di atas rata rata. Aku tidak ingin kehilangannya. Tapi sayang saat aku kembali, ia telah tiada dengan meninggalkan sebuah surat. Yang hanya tertulis namaku dan tulisan kata maaf. Sekarang aku mengerti, daun musim gugur yang tadi terjatuh sebuah pertanda bahwa Aku akan kehilangan sosok seseorang yang berharga! Yang sebelumnya belum sempat aku miliki, bukan night man ku. Namun, rain man ku.
Selesai
Cerpen Karangan: Sugiarti Rahayu Blog: Sugiartirahay.blogspot.com