Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh malam, aku menunggunya berdandan cukup lama. Sedikit kesal, karena awalnya dia yang membuatku terburu-buru.
“Aduuh, ini konsernya jam berapa sih, dia lama amat lagi,” Gerutu di teras rumahnya. “Taaaraaaa… Aku cantik bukan??? Hehehe,” Teriaknya keluar dari rumah. “Waaaaah… Mimpi apa aku bisa pacaran sama bidadari secantik kamu?” Ucapku terkejut dengan penampilannya yang benar-benar membuatku kagum. “Ah… Ayo… sudah kita telat ini!!!” Seretnya. “Hmmmm… Kan kamu yang bikin telat!” Jawabku masih terpana.
Akhirnya kita berdua sampai di tempat konsernya dan langsung bertemu dengan si pasangan manten baru, Arian dan Keyla di pintu masuk. Saat masuk dan mencari tempat duduk tiba-tiba ada suara yang tidak asing memanggilku, aku pun menoleh ke belakang. Benar saja, suara itu adalah suara Nadia mantan pacarku. Aku hanya membalas sapanya dengan menganggukkan kepala dan berjalan lagi mencari tempat duduk.
Setelah itu kami berempat menikmati konsernya dengan perasaan yang santai. Terkadang aku curi-curi pandang ke Elis yang terlihat begitu cantik malam ini. Aku menarik pundak Elis agar sedikit mendekat di sisiku.
“El, will you marry me?” Bisikku. “Hah? Apa Mas? Gak begitu jelas suara Mas, kalah sama sound musiknya,” Jawabnya sedikit keras. Aku pun menarik nafas panjang. “Ya sudah nanti aja,” Jawabku.
Aku merasa kehilangan kesempatan emas untuk mengungkapkan hal itu, niatnya aku ucapkan ketika pas lagunya sedikit romantis, namun sudah terlewat habis lagunya.
“Mas, tadi kamu bisik-bisik apa?” Tanya Elis. “Gak mau ah, udah ilang momentumnya hehehe,” Jawabku santai. “Lho masak kamu gak denger El, aku denger loh,” Sambar Keyla. “Sssstttt… Ya bumil, jangan ngeselin kayak suamimu yah!!!” Tahanku. “Iya juga sih, momentum pentingnya sudah kelewat,” Jawab Keyla. “Ih apa’an? Curang deh kalian,” Sahut Elis.
Kami bertiga tertawa karena rahasia yang seharusnya dia peka, namun nyatanya malah dia tidak tahu. Dia pun memalingkan wajahnya sedikit kesal, tapi pas giliran Sheila on 7 ke stage lagi dia jadi semangat lagi.
Duta sang vokalis melempar teriakan ke penonton untuk merikues lagu yang diinginkan oleh penonton. Aku pun mengacungkan tangan yang pertama kali dan mendapat kesempatan meminta lagu yang paling aku inginkan.
Aku pun menyebutkan namaku dan meminta lagu “Anugerah Terindah Yang Pernah Ku Miliki” untuk dinyanyikan dan Duta pun langsung berkata “wah tepat banget nih, Oke buat cewek cantik yang ada di samping Mas Ale, ini lagunya spesial buat Mbaknya,” Ucapnya di atas panggung.
Lagu yang aku inginkan sudah dinyanyikan dan aku melihat wajah Elis benar-benar tersipu malu. “Heh, kenapa wajahmu jadi merah kayak tomat?” Tanyaku menggoda. “Habisnya, Mas Ale bikin aku jadi makin baper,” “Hehehe lagu ini emang buat kamu dan emang belum sebulan, tapi sepertinya aku yang benar-benar baper saat bersamamu,”
Lagu yang dinyanyikan masih terdengar begitu kencang, namun sepertinya Elis mengerti apa yang aku ucapkan padanya. Dengan armosfir dan suara lagu yang lumayan keras dia berkata padaku “I love you Mas,” Jantungku terasa berhenti berdetak saat dia mengucapkan kalimat sakral itu. Aku benar-benar terkejut hingga tak mampu tuk menjawab ucapannya itu.
Seusai konser, kecepatan detak jantungku yang bagaikan dipacu oleh adrenalin itu mulai sedikit mereda. Aku sedikit lebih tenang dan berempat keluar dari area konser, saat di depan pintu keluar ternyata ada orang yang sudah menungguku.
“Halo Ale, apa kabar? akhir-akhir ini kenapa kamu jarang balas chat dari aku, bahkan gak pernah mau kalau aku ajak jalan,” Nadia berkata seperti itu di depan kami berempat. “Siapa dia Mas Ale?” Sambar Elis bertanya. “Seseorang yang dulu pernah singgah dihidupku,” Jawabku tenang. “Ale, kok gitu ngomongnya? Kan kita sudah bertunangan dan kamu juga janji mau nikahin aku kan? Apa kamu masih marah sama kejadian tempo hari? Itu semua khilaf Le, semua orang pernah berbuat salah,” Ucap Nadia sedikit meneteskan air mata. “Gak usah drama deh,” Sahut Keyla yang kesal dengan kelakuan Nadia. “Aduh, jangan drama di sini deh, ayo cari tempat dulu biar tenang,” Ajak Arian.
Aku dan Elis naik motor bututku, kemudian di susul mereka bertiga menyusul dengan naik mobilnya Arian. Elis sedikit kesal, karena baru tahu wajah dan tampang mantanku.
“Mas, kok aku kesel ya ngeliat mantan Mas?” Gerutunya di atas motorku. “Lha kenapa?” Jawabku. “Dianya cantik banget gitu, jadi insecure aku Mas,” “Haduuh, kan kita hidup itu untuk berjalan ke depan bukan balik lagi kebelakang, tambah rumit nanti kalau balik lagi ke belakang,” “Iya deh, emang ini kita berlima mau kemana?” “Ruang VIPnya Arian di kafe milik Keyla,” “Lho, Mbak Keyla punya Kafe?” “Iya, daripada dia nganggur katanya,”
Sesampainya di kafe milik Keyla, aku langsung masuk ke ruang VIP bersama dengan Elis. Aku juga menjelaskan pada Elis, orang-orang yang masuk ke dalam VIP ini berarti dia adalah orang penting bagi Keyla dan Arian.
“Wah bagus loh Mas,” “Iya, makanya itu aku heran, kenapa dia malah kerja di perusahaan kecil,”
Setelah beberapa menit, Keyla, Nadia dan Arian pun datang dengan rencana meluruskan masalah yang cukup rumit ini. Mereka melihatku sudah bersenda gurau dengan Elis disampingku.
“Cari kesempatan dalam kesempitan nih,” Ucap Arian membuka pintu. “Hahaha kita bahas kalian berdua ini,” “Ya sudah, ayo keluar Hun… El… biar mereka berdua selesaikan masalah mereka,” Ajak Keyla kepada Elis dan Suaminya.
Mereka bertiga keluar dan duduk di dekat jendela, aku melihat raut wajah gelisah dari Elis yang senantiasa menungguku menyelesaikan masalah dengan mantanku.
“Kenapa sih Le? Kok kayaknya gak gelisah banget dan ngeliat ke depan terus?” Tanya Nadia yang sedari tadi menungguku bicara. “Uhmmm… Ahh… Gimana ya Nad? Bukannya aku bingung dengan perasaanku terhadapmu, namun satu hal yang seharusnya kamu dan aku lakukan adalah saling melupakan, bukan karena penyesalan kau datang kembali kepadaku,” Jawabku menghela nafas panjang. “Maksudnya?” “Jika masalah aku memaafkanmu atau tidak, jawabnya sudah pasti aku maafkan, namun jika kamu berharap kita bisa duduk berdampingan dan tertawa bersama lagi seperti dulu, kayaknya sudah gak bisa Nad,” “Apa karena cewek muda yang datang ke konser bersamamu itu?” “Itu salah satunya, namun saat aku mengingat usahaku dan menjagamu di waktu yang lama, malah luka dengan bekas yang begitu dalam yang aku dapatkan…” “Tapi kan semua itu karena aku khilaf Le, apa benar-benar gak ada tempat lagi di hatimu untukku?” “Ada masih ada, bahkan banyak sekali ruang yang kosong di hatiku, namun itu dulu saat dalam kerja kerasnya bermimpikan untuk menikahimu,” “Apa mimpi itu sudah tidak ada lagi di hatimu?”
Aku sejenak terdiam mendengar ucapannya dan sedikit mengingat impian untuk menikahi Nadia. Aku lihat ke arah pintu, wajah lelah Elis karena menungguku membuatku tegas dengan isi hatiku.
“Hmmmm… Kalau diingat, impian terbesarku adalah menikah denganmu, sayangnya Tuhan memberiku kejutan yang lebih baik dari impianku, yaitu Elis,” “Terus?” “Yah, intinya aku meminta maaf sebesar-besarnya, bahkan saat aku merasa tidak melakukan kesalahan sekalipun. Aku juga minta maaf pada seluruh keluargamu, karena sudah menghapus harapan besar mereka untuk menjaga anak perempuannya,” Jawabku berdiri dan berjalan menuju ke tempat Elis.
Aku sengaja tak menoleh ke belakang, karena aku tidak ingin dan tidak tega melihat tangis sesal Nadia.
Sejak saat itu, aku sudah tidak lagi mendengar kabarnya sama sekali dan berharap yang terbaik untuknya, sedangkan aku sendiri sudah berhasil meminang Elis sebagai istriku.
Cerpen Karangan: Sahaq Alby Facebook: facebook.com/bhie.allbee