Senandika (Part 2)
Sesampainya di kampus, rasa mual yang kurasakan semakin parah. Kuputuskan untuk meminum obat maag, katanya ada obat yang tidak bisa dicerna baik oleh lambung dan harus dibantu oleh obat maag. Mata kul
0
0
Senandika (Part 1)
”Terima kasih, ya. Sudah berusaha menjadi bagian yang baik di bumi” Langit cerah meredup, menggantikan cahaya gemilangnya. Hitam dan abu-abu tiba dengan begitu cepatnya. Langit bersinar telah musnah m
0
0
Tuan, Lala Rindu
Berteriak kearah langit, masih tak terima dengan takdir Tuhan. Mengacak rambut yang nampak kusut, menatap kosong kedepan. Tatapan gadis itu tampak nanar kearah sebuah nisan. Membayangkan wajah sosok y
0
0
Older
Malam-malam mencekam kembali datang. Lebih dingin dari biasanya. Kebut-kebutan di jalanan guna menghilangkan sedikit beban pikiran, dia lantas berhenti di depan sebuah rumah makan. Bukan karena perutn
0
0
Aku Benar dan Kamu Salah
Aku berteman dengan siapa aja kok? Watak peduli sesama Watak mmbagus watak “saya benar” Mungkin awalnya biasa, tapi dari situ dimulainya cerita Kita cinta karena sering jumpa Bukan salah kita, tapi sa
0
0
Hari Pengumuman (Part 00 ‘Abang Adek’ Universe)
Malam Rabu. Kalau orang-orang biasanya keluar ketika malam Minggu, maka tidak dengan keluarga Ressi. Ia dan ayah ibunya serta Nata, kini sedang menikmati makan malam bersama di salah satu restoran pec
0
0
Utara dan Selatan
Seorang gadis tengah berlari menuju pintu gerbang, rambutnya yang panjang dan berwarna hitam legam tergerai indah berterbangan sesuai ritme dia berlari. Namanya Utara, seorang gadis remaja berusia 14
0
0
Tertukar (Part 1)
Pada hari Rabu tanggal 14 Januari 2008 terdengar suara Riuh di sebuah Rumah sakit Pelita Agung yaitu Rumah Sakit terbesar di sebuah Kota. terdengar suara tangisan dua orang wanita yang hendak melahirk
0
0
Bidadari Isra
Sudah sedari tadi ibu mendengar ceramah dari seorang ustadz yang tengah mengisi acara Isra Mi’raj tahun ini. Beliau tidak tua dan tidak muda. Masih tergolong ditengah-tengah, beliau bersyiar tentang t
0
0
Ada Harapan
Di atas kasur tipis yang sudah lusuh, anakku yang berumur 5 tahun sedang tertidur pulas. Sementara aku ibu dari bocah kecil itu tak bisa berhenti menitikkan air mataku. Ya, betapa hancurnya hatiku seb
0
0
Rintihan Hati
Pagi hari yang sunyi di sebuah tempat bernuansa putih biru dengan dekorasi lukisan kartun Doraemon dimana sudut ruangan terdapat banyak Boneka Doraemon besar. Seorang gadis remaja yang menggeliat dala
0
0
Aku dan Pilihanku
Namaku Zanna Kirana, aku berasal dari keluarga yang cukup sederhana. Tinggal di desa merupakan suatu kesialan bagiku. Aku benci dengan desa, aku benci dengan tempat tinggalnya, aku benci orang-orangny
0
0
Ulang Tahun Bapak
Hari ini katanya adalah hari ulang tahun bapak. Aku hampir tak pernah mengingatnya. Bukan, bukan karena Aku abai. Tapi lebih tepatnya ragu. Kebanyakan, anak kecil mulai penasaran dengan identitas oran
0
0
My Mother, I Miss You
“Bu, minta duit mau pergi kerja kelompok!” pinta Rina maksa pada ibunya. “Ibu sedang tidak ada uang nak, tinggal Rp. 20.000 inilah uang ibu untuk belanja besok!” jawab ibu sambil mengeluarkan uang di
0
0
Vas Bunga Pecah, Tersusun Kembali Tanpa Rancangan
“Tik tik tik..,” gemercik hujan membantu pikiranku lebih tenang, tak kusangka ini harinya. Kupilih bus, sebagai teman menanti hasil. Juga bersama teman seperjuanganku, yang duduk disamping kaca jendel
0
0
Rasa yang Pernah Tinggal (Part 2)
Setelah kepergian Andrian, aku masuk ke kamar. Kata-kata panjang Andrian masih terngiang dalam telinga. Kepalaku kini dipenuhi sejuta kebimbangan, tetap di sini atau pergi mencari asa ke luar kota lag
0
0
Rasa yang Pernah Tinggal (Part 1)
Hari ini mentari begitu terik. Sinarnya menusuk pandanganku. Angin yang berhembus terasa begitu panas. Debu-debu halus berkejar-kejaran, seakan ingin mendahului langkahku. Meski arlojiku baru menunjuk
0
0
Cerita Kakek tentang Jangka Jayabaya
Setelah selesai ashar aku berpamitan dengan Bapak dan Ibu untuk berangkat ke rumah Kakek. Sebulan sekali di hari weekend aku memang rutin menginap di rumah Kakek, di sebuah desa kecil yang asri di dae
0
0
Penyesalan Terakhir
Angin pagi berhembus sejuk, aku mengarahkan kursi rodaku menuju balkon kamar, aku tersenyum getir, menatap gumpalan awan putih yang menggelayut di langit biru, seakan ada pusaran yang menarik pasak in
0
0
Hadiah Usang
Malam semakin matang, sunyi hanya terdengar detik jam yang berputar. Sinar rembulan bercahaya begitu anggunnya, semilir angin sejuk menerpa wajah Aira yang termenung di ambang jendela. Air mata mengga
0
0