seorang gadis yang berniat kabur dari rencana perjodohan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya, berniat ingin meninggalkan negaranya, namun saat di bandara ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang begitu tampan, pendiam dan berwibawa, berjalan dengan wajah dinginnya keluar dari bandara,
"jangan kan di dunia, ke akhirat pun akan aku kejar " ucap seorang gadis yang begitu terpesona pada pandangan pertama.
Assalamualaikum.wr.wb
Yuh, author datang lagi, kali ini bertema di desa aja ya, .... cari udara segar.
selamat menikmati, jangan lupa tinggalkan jejak.
terimakasih...
wassalamualaikum,wr.wb.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penguntit...
Seseorang mengepalkan tangannya kuat-kuat, nafasnya sesak....pamandangan yang membuatnya seketika darahnya naik.
Di antara kerumunan tetangga yang tadi. Ia menyaksikan drama pengiriman barang dan ceramah ringan Ustadz Yusuf, sesosok wanita paruh baya yang berdiri agak terpisah. Dialah Bibi lasmi , bibi dari Ayudia, wanita yang sudah lama dijodohkan oleh keluarga besar Kyai Rahman untuk salah satu putranya.
Bibi lasmi adalah wanita yang rapi dan terawat, karena berasal dari kalangan berada, Suaminya seorang polisi berpangkat perwira, meskipun ia mengenakan busana yang lebih sopan daripada Zora, aura sosialita nya terasa kental meski di desa , sosok wanita yang di segani karena keramahannya, walaupun paling kaya di kampung itu, tapi dia sangat dermawan. Ia berdiri di balik pohon mangga di ujung gang, sengaja tidak mendekat, tetapi matanya mengunci setiap pergerakan Zora dan Ustadz Yusuf.
Matanya menyipit saat melihat Zora. Ia melihat Zora yang berantakan , pashmina nya sudah terbuka, akibat penitinya lepas, jadi Zora hanya menyampaikannya di kepala, dan mengikat lehernya, sehingga terlihat sedikit leher putihnya, wajah memerah karena malu dan melihat perbedaan yang mencolok dengan keponakannya, Ayudia, yang anggun dan santun. pakaian tertutup berbusana syari ,
Ia melihat betapa lembut dan sabarnya Ustadz Yusuf berbicara kepada Zora, bahkan saat Zora mempertanyakan masalah ranjangnya. Bibi lasmi tidak suka keintiman yang tercipta di antara mereka.
Di dalam benaknya, Bibi lasmi mencibir habis-habisan:
"Gadis gila dari kota. Datang ke lingkungan pesantren hanya untuk membuat keributan dengan spring bed segede gajah. Lihatlah tingkahnya, manja, tidak tahu malu! Mana pantas bersanding dengan Yusuf, yang selama ini kami jaga kesolehannya?"
"Dan Yusuf... mengapa dia begitu memanjakan gadis ini? Seharusnya dia bersikap tegas! Keponakanku, Ayudia,tidak pernah membuat keributan sekonyol ini. Ayudia akan menjadi istri yang membawa kemuliaan, bukan keributan truk di depan rumah,."
" berbeda sekali dengan keponakan ku, seorang penghafal Al-Quran sama dengan Yusuf...Ayudia jauh lebih baik, lebih pantas, Ayudia di langit, gadis itu di dasar bumi.
Saat Zora menundukkan kepala setelah menerima pendapat dari Ustadz Yusuf dan berjalan kembali ke rumah ibu Suci, Bibi lasmi segera bersembunyi.
Ia tidak ingin terlihat, tetapi ia ingin memastikan pesannya sampai. Ia mengeluarkan ponselnya dan segera mengetik pesan kepada seseoang.
"Ada gangguan besar di sini. Gadis kaya yang tidak tahu diri itu harus segera disingkirkan sebelum dia merusak rencana perjodohanmu"
Kehadiran Bibi lasmi, meskipun sunyi, meninggalkan aura dingin dan sinis di gang yang tadinya penuh kekacauan. Dia kembali ke rumahnya yang ada di depan pondok pesantren. Kini, Zora tidak hanya berhadapan dengan kesulitan fisik dan cinta, tetapi juga ada keluarga besar yang tidak menginginkannya berada di dekat Ustadz Yusuf...
Zora bengong memikirkan kehidupan nya di sini, baru satu hari saja, sudah membuat nya tertantang....Setelah semua kekacauan hari ini, ranjang ambruk, drama sambal, dan dipermalukan di depan Ustadz Yusuf , Zora akhirnya berbaring di kasur yang kini berada di lantai. ibu Suci sudah tidur. Zora terlalu gelisah untuk langsung terlelap. Bermain ponsel juga bosan, sahabatnya susah di hubungi...
Zora merasa sangat kesepian dan canggung sekarang, akhirnya dia memutuskan untuk duduk di ruang tamu, pak Budi sudah kembali ke kotanya karena merindukan keluarga kecilnya.... Satu-satunya cara ia bisa melepaskan stres adalah melalui musik. Ia memutuskan untuk bernyanyi pelan, menenangkan dirinya. Ia memilih lagu yang sentimental, mungkin lagu balada pop Barat yang ia sering dengarkan saat merasa tertekan di rumahnya yang besar. Zora menguasai berbagai bahasa asing, tapi bahasa arab yang tidak bisa, mengaji saja masih salah dengan pengucapan makhrajul huruf, serta tajwidnya tidak bisa , karena sedari kecil, saat orang tuanya menyuruh belajar, Zora tidak mau, dan mengancam akan pergi dari rumah.
ia mulai membuka aplikasi YouTube, lalu mencari karauke lagu barat, setelah ketemu dia mulai memutar musiknya tanpa nada, suaranya ponselnya pelan, agar suara asli mulutnya bisa terdengar jelas, tidak kalah dengan musik nya, karena di sini tidak ada tempat karauke ataupun sound , Ia mulai bernyanyi dengan suara yang sangat merdu, lembut, dan penuh penghayatan. Suaranya, meskipun pelan, membawa emosi yang nyata, sangat berbeda dari citra gadis manja yang ia tunjukkan sepanjang hari.
lagunya yang bertema kehilangan, pencarian jati diri, atau harapan,.
Saat Zora sedang asyik bernyanyi, Ustadz Yusuf baru saja kembali dari rumah Pak RT , Ia berjalan dengan menuntun motornya yang kehabisan bensin, melewati rumah ibu Suci yang jendela dan pintunya sedikit terbuka. Tiba-tiba, ia mendengar suara merdu yang asing. Ia berhenti di depan rumah, terkejut.
Awalnya, alisnya terangkat. Ia adalah seorang Ustadz, dan lagu Barat tentu bukan bagian dari rutinitasnya. Namun, ia tidak langsung pergi. Ia berdiri diam, mendengarkan. Wajahnya menunjukkan fokus, ia tidak hanya mendengar melodi, tetapi ia mendengarkan liriknya.
Yusuf bukan hanya seorang Ustadz desa, ia adalah lulusan Al-Azhar, Kairo,. Ia sangat menguasai bahasa Arab, tetapi ia juga mengerti bahasa dan budaya modern global.
"Dia menyanyikan...itu , Ah, ini lagu tentang kesepian dan mencari tempat untuk kembali. Gadis ini... di balik semua kegaduhan, keangkuhan, dan perabotan mewahnya, ternyata dia hanya seorang yang kesepian."
Yusuf mendengarkan hingga Zora selesai pada bait terakhir. Ia tidak melihat Zora, tetapi suaranya menceritakan seluruh kisah Zora yang sebenarnya.
Yusuf tersenyum tipis. Itu adalah senyum yang penuh pengertian, sedikit rasa iba, dan semakin besar ketertarikan yang melampaui rasa geli dan kesabaran yang ia tunjukkan seharian ini. Ia tidak lagi melihat Zora sebagai gadis yang manja, tetapi sebagai jiwa yang tersesat dan mencari kedamaian.
Yusuf beranjak pergi. Ia membawa melodi Zora dan lirik-liriknya, menambah kompleksitas perasaannya terhadap nona muda kaya yang berubah jadi Upik abu.
Kini, Yusuf tahu rahasia hati Zora melalui nyanyiannya,
dari kejauhan lagi-lagi bibi lasmi terkejut saat pulang dari warung melihat Yusuf sedang menghentikan motornya di depan rumah Bu Suci... Cepat-cepat dia sembunyi di dinding kayu Bu suci , ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Yusuf sedang. senyum-senyum sendiri mendengar suara gadis gila yang sedang bernyanyi lagu aneh...
Karena merasa gerah, Zora keluar dari rumahnya...ia hanya memakai celana panjang dan kaos pendek, rambut panjangnya yang berwarna merah ia ikat tinggi. Dan melihat seorang wanita yang sedang berdiri di samping rumah Bu Suci dengan menenteng plastik kresek .
" Bu.... sedang apa di situ .?" tanya Zora hati-hati, ia memelankan suaranya lembut.
bibi Lasmi yang sedang bengong terkejut, apalagi melihat penampilan gadis gila di depannya, ternyata benar-benar gila,
" eh.... Tidak apa-apa, kebetulan, saya baru dari warung, dan tidak sengaja mendengar nona sedang bernyanyi... suaranya sangat merdu" ucapnya ramah...dia tidak mau image nya rusak sebagai orang yang ramah.
" bibi Lasmi seraya ingin muntah berbicara dengan gadis gila ini".
eh Thor semoga itu Zorra bisa mengatasi fitnahan dan bisa membongkar dan membalikkan fakta kasihan yang lg berhijrah di fitnah....
lanjut trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam