Wanita Bercadar Itu Istri-ku

"Owhhh begitu ya Al pantas saja Vania tadi begitu angkuh, eh ternyata pacarnya ketua geng, "

"Iya Fisha, jadi gimana mau nggak nih jadi pacar aku?" tanya Aldino Spontan.

"Gimana jantung aman Dev," gumam Nafisha dalam hati sambil menatap kearah Devano yang mukanya sudah tak karuan menahan Kesal.

"Hahaha, makanya jangan main-main Dev gimana Rasanya Enak Dev," Ledek Nafisha dalam hati menatap Devano dengan tatapan mengejek.

"Awas lo Fisha gue hukum lo di rumah," gerutu Devano dalam hati. Tatapan mereka berdua sama-sama tegang bahkan mata Devano hampir saja keluar.

"Fisha Jadi gimana?" tanyanya lagi.

"Ekh, akh maaf Aldino sebenarnya aku udah punya pacar, jadi maaf yah, tapi jika kamu berani melawannya ya silahkan," ucap Nafisha ambigu.

"Maksud kamu?" tanya Aldino. Dia masih belum mengerti kemana arah pembicaraan Nafisha.

"Maksud Nafisha itu lo berani nggak sama pacarnya Nafisha jika lo berani maka lawan dia goblok," ucap Devano dengan emosi yang mengggebu-gebu.

Glek

Semua orang di sana menganga saat melihat dan mendengar ucapan Devano yang sangat emosi.

"Lah si bos kenapa kok jadi marah-marah sih sama gue," umpat Aldino.

"Waduh itu si bos kenapa, PMS kali ya?" pikir Devan.

"Cilaka dua belas ini mah," bathin Deren.

Sedangkan Arjuna melihat ekspresi mereka hampir saja menyemburkan tawanya, untung saja dia dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Hahahaha seru juga ya gue ngerjain Devano dan juga anak geng nya," Batin Nafisha tertawa terbahak-bahak karena kali ini dia yang menang.

"Hah, Bos lo kenapa?" tanya Deren buka suara, menatap Devano dengan heran.

"DIAM." Bentak Devano.

"Lo semua ngeselin tahu," ucap Devano sambil melenggang pergi meninggalkan UKS,hawa di dalam UKS begitu sangat panas sampai wajah Devano memerah menahan marah, Apalagi dengan tingkah Aldino yang terus menggoda Nafisha membuat mood Devano hancur.

"Bos lo mau kemana?" tanya Aldino.mengikuti langkahnya dari belakang begitu pun dengan yang lainnya, Kecuali Nafisha dan Arjuna.

Setelah semua anggota Geng Arion keluar Arjuna langsung saja menyemburkan tawanya.

"Bwahahahah,"

"Anjir ngakak liat muka tu anak," kata Arjuna kepada Nafisha.

"Biarin aja kak, sesekali membuat Devano kesal, lagian salah siapa dia yang mulai duluan," jawab Nafisha membuat Arjuna yang tadinya tertawa langsung terdiam seketika.

"Anjir gue kira lo pendiam eh tak tahunya lo pendendam," kata Arjuna menatap Nafisha tidak percaya.

Nafisha menjawab ucapan Arjuna dengan tegas.

"Lah harus dong kak, kalau enggak nanti Vania ngambil start dong dari Fisha. Bagaimana dengan Fisha nanti? alamat jadu janda muda dong nanti Fisha." jawab Nafisha sambil Cemberut.

 Perkataan Nafisha barusan membuat Arjuna tergelak tak karuan.

" Fisha sungguh gue gak nyangka ternyata lo serandom ini ,"

"Jangan salah kak, kakak belum tahu saja siapa Nafisha sesungguhnya, tunggu saja kejutannya,"

Setelah perbincangan dengan Arjuna. Nafisha langsung keluar dari UKS, dan kembali kekelasnya.

"Fisha kamu darimana saja?" tanya Hazel dengan sangat panik saat melihat Nafisha yang baru saja masuk kedalam kelas.

"UKS," jawab Nafisha kepada Hazel.

" Okh aku kira kemana, Ekh ngapain kamu kesana, kamu sakit Fisha?" tanya Hazel dengan heran.

"Nggak kok tapi Devano," jawab Nafisha sambil berbisik di telinga Hazel.

"Trus gimana???"

 Hazel semakin penasaran dengan kelanjutannya hingga akhirnya Nafisha menceritakan kejadian di UKS bersama Devano dan juga geng Arion lainnya.

"Hahahahha" Hazel tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita dari Nafisha tentang kerandoman mereka.

"Sumpah Anjir gue juga ngakak dengernya, apa lagi Juna yang ada di sana," ucapnya.

Nafiha menutup mulut Hazel dengan kedua tangannya supaya dia tidak terus saja berbicara."Diem jangan berisik Hazel takut nanti semua orang denger," Perintah Nafisha.

"Huft ," Hazel membekap mulutnya untuk tidak bersuara. Setelah tawanya mereda Hazel melepaskan bekapannya. dan juga ganga Nafisha di mulutnya.

"Maaf, aku nggak sengaja,"

"Iya gak papa, tapi harus hati hati.,"

"Iya,"

Setelah perbincangan yang unpaedah akan tetapi menguras air mata itu membuat mereka menjadi lebih ceria kembali, Ets tapi bukan karena menangis ya akan tetapi tertawa sampai menangis.

"Yasudah kalau begitu aku mau pulang dulu Zel," ucap Nafisha berpamitan kepada Hazel.

"Oke,"

Karena setelah kejadian tawuran tadi para siswa langsung di bubarkan bahkan di berikan libur dua hari.

Sesampainya di apartemen Nafisha langsung masuk saja tidak Ada embel-embel menyambut suaminya karena Devano jarang pulang bahkan sering kali Nafisha melihat Devano selalu berangkat malam pulang pagi. Nafisha tidak pernah mempermasalahkan itu, karena Nafisha sudah terbiasa sepertinya dengan sikap Devano yang begitu menyebalkan dan tak berperasaan.

Namun kali ini ada yang berbeda, Karena setelah masuk kedalam apartemennya Nafisha melihat Devano yang tertidur pulas di sofa Ruang tamu.

"Tumben dia ingat pulang," gumam Nafisha dalam hati sembari menatap wajah Devano yang begitu tenang.

Nafisha begitu kasihan saat melihat wajah Devano yang babak belur namun mau bagaimana lagi Jika Nafisha membangunkannya, dia takut devano akan ngamuk dan marah-marah.Maka dari itu Nafisha hanya berjalan melawatinya saja tanpa ada niatan untuk membantu Devano membersihkan lukanya.

"Sorry Dev Nafisha tidak tega membangunkanmu?" gumamnya dengan lirih.

Setelah selesai berganti pakaian Nafisha langsung saja terjun ke dapur memasak untuk makan malam nanti. Dia saat ini hanya menggunakan hostpan dan juga miningset. Entah kenapa hari ini cuacanya begitu sangat gerah sehingga Nafisha sengaja memakai pakaian terbuka seperti itu bahkan Nafisha membuka cadarnya.Menggelungkan rambut hitanya di atas kepalanya.

"Waktunya masak," ucap Nafisha dengan pelan.

Dia begitu santai kesana kemari hingga dia tidak menyadari kalau Devano sudah bangun dari tidurnya.

"Eeeegggghhhhh."Devano mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengumpulkan nyawanya kembali.

"Sial gue ketiduran di sini," ucapnya dalam hati sambil menatap ke arah sudut ruangan.

"Emmm, sepertinya Nafisha sedang masak dekh, tahu aja perut gue udah lapar, gue lihat Akh," ucapnya sambil berjalan menuju dapur, aroma wangi dari masakan Nafisha begitu menyeruak sampai ke ruang tamu, membuat Devano dapat mencium bau wangi masakan itu.

Namun saat beberapa langkah lagi Devano sampai ke dapur,Devano menghentikan langkahnya melototkan matanya tidak percaya. Dia menelan ludahnya dengan kasar saat melihat pemandangannya di hadapanya ini, Nafisha istrinya saat ini begitu sangat menghoda di mata Devano apalagi saat ini Nafisha sedang memakai pakaian terbuka.

Glek

"Akh sial, Kenapa lo berpakaian seperti itu Nafisha, lo mau nguji gue" gumamnya dengan pelan. Berjalan mendekat kearah Nafisha yang sedang menghidangkan makanannya yang sudah matang.

"Nafisha," panggil Devano.

Deg

Nafisha menghentikan kegiatannya, matanya melotot antara sedikit terkejut dan juga panik dengan kehadiran Devano.

"Mampus kenapa aku lupa sih kalau Devano hari ini ada di Apartemen," gerutu Nafisha dalam hati merutuki kebodohannya sendiri.

"De-De-Devano,"kata Nafisha sembari mengangkat wajahnya menatap ke arah Devano yang saat ini sedang menatapnya sembari bersidekap dada.

"Jawabnya." Devano terus saja berjalan mendekat ke arah Nafisha membuat Nafisha dengan reflek berjalan mundur ke belakang.

"Lo membangunkan singa yang sedang tertidur Nafisha,"gumam Devano berbisik di telinga Nafisha dengan nada suara rendah tapi penuh dengan penekanan membuat suaranya terdengar sangat seksi di telinga Nafisha.

Devano sangat terpesona saat melihat wajah Asli Nafisha. Dengan mata bulat, bola mata hijau ambek, bulu mata yang lentik, hidung mancung bagaikan prosotan, bibir yang tipis dan merah jambu itu membuat siapa saja yang melihatnya akan mengira kalau Nafisha adalah ratu Bilqis.

"Fisha, gue tidak menyangka kamu itu ternyata sangat cantik bak bidadari yang baru saja turun dari langit," gumam Devano dalam hati.

"Dev, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Nafisha kepada Devano saat tubuh mereka begitu sangat dekat. Sungguh hati Nafihs tidak aman untuk saat ini karena hatinya terus saja berdebar tidak karuan.

"Menurutmu?"