Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sentuhan Lembut
Malam di kamar Bayu dan Sekar.
Suasana kamar itu tenang, hanya terdengar suara lembut jarum jam berdetak di dinding. Lampu kamar temaram, menyorot lembut wajah Sekar yang duduk di tepi ranjang, menatap Bayu yang tengah sibuk menata dokumen di meja kecil di samping tempat tidur.
Sekar menggigit bibirnya pelan, hatinya resah.
Sudah hampir sebulan pernikahan mereka, tapi keintiman yang seharusnya hadir dalam rumah tangga belum pernah terjadi.
Bayu selalu baik, selalu sopan, tapi juga… selalu menjaga jarak.
Ia menatap punggung suaminya, lalu menarik napas dalam-dalam.
“Mas…” panggilnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh dentingan jam.
Bayu berhenti menulis, menoleh sedikit. “Hm? Ada apa, Sekar?”
Sekar menunduk, tangannya menggenggam ujung selimut erat.
“Mas…” suaranya bergetar. “Pernikahan kita sudah hampir satu bulan.”
Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan lebih pelan, “Tapi… mas belum pernah meminta padaku.”
Bayu terpaku. Matanya menatap Sekar gadis polos itu, dengan mata bening yang menyimpan rindu dan ketulusan.
Namun di balik tatapan itu, Bayu merasa dadanya terhimpit rasa bersalah.
Sekar melanjutkan, berusaha menahan gemetar dalam suaranya.
“Aku sadar, aku wanita yang tak punya pengalaman. Aku cuma wanita yang dijodohkan sama mas… bukan wanita karir, bukan perempuan hebat seperti yang mas temui di perusahaan.”
Ia menelan ludah, matanya mulai berkaca.
“Tapi aku… aku istrimu, Mas. Aku ingin tahu apa yang salah dariku.”
Hening.
Bayu menatapnya lama, matanya menampilkan pertarungan batin yang rumit antara keinginan untuk melindungi Sekar dan ketakutan yang menghantuinya.
Akhirnya, Bayu menunduk, menutup matanya sebentar seolah berusaha menahan sesuatu yang ingin meledak.
“Cukup, Sekar,” katanya pelan, namun tegas.
Nada suaranya membuat Sekar terdiam.
Bayu menghela napas panjang. “Jangan bicarakan itu lagi, ya. Aku…”
Ia berhenti sebentar, menatap wajah Sekar yang kini menunduk.
“Aku hanya belum siap. Maafkan aku.”
Sekar menatapnya dengan mata lembap, mencoba tersenyum meski hatinya terasa remuk.
“Baik, Mas,” jawabnya lirih. “Aku cuma takut ada yang salah denganku.”
Bayu menggeleng pelan, berusaha menenangkan. “Tidak, Sekar. Bukan kamu yang salah.”
Ia menatap wajah istrinya sesaat dan di sana, ada sesuatu yang menusuk hatinya: ketulusan, kesabaran, dan cinta yang bersih.
Bayu ingin berkata bahwa dirinya takut takut menyakiti, takut mengulang kesalahan, takut pada bayang-bayang masa lalu yang masih menahannya. Tapi lidahnya kelu.
Ia hanya mampu berkata singkat, “Percayalah… aku akan mencoba.”
Sekar mengangguk, lalu perlahan berbaring. Tapi air matanya mengalir tanpa suara, membasahi bantal yang ia peluk erat.
Bayu menatapnya diam-diam, dada terasa berat.
“Maaf, Sekar… aku bukan suami yang pantas untukmu.”
Ia memalingkan wajah, menatap langit-langit kamar yang kini terasa sempit.
Namun, di dalam kepalanya suara Alira kembali berbisik, menggoda, menertawakan.
“Kau pikir bisa melupakanku semudah itu, Bayu?”
Bayu memejamkan mata kuat-kuat, menekan rasa sakit di kepalanya.
Sekar di sebelahnya masih terisak pelan, tanpa tahu badai besar yang sedang mengintai rumah tangga mereka.
...
malam hujan tiba-tiba datang menambah suasana sunyi tak begitu sepi dengan suara jatuhnya air hujan. Sekar sudah tertidur di sisi ranjang, namun di sampingnya Bayu terjaga, matanya menatap langit-langit tanpa benar-benar melihat.
Suara jam berdetak pelan…
Tik… tik… tik…
Dan di antara kesunyian itu, suara lain mulai terdengar samar, berbisik di telinganya.
“Bayu…”
“Kau merindukanku, kan?”
Bayu memejamkan mata, menutup telinganya dengan kedua tangan.
Namun suara itu tak hilang, malah semakin jelas.
“Kau tak bisa membohongi dirimu, Bayu. Kau masih milikku.”
“Tidak…” gumam Bayu pelan, keringat dingin mulai membasahi keningnya.
Ia duduk di tepi ranjang, menatap bayangan di kaca besar di depan tempat tidur.
Dan di sana sesosok perempuan tampak berdiri.
Alira.
Dengan gaun putih panjang, bibir merah menyeringai lembut, matanya menusuk tajam.
“Pergi…” suara Bayu bergetar.
Namun Alira melangkah mendekat, senyumnya mematikan.
“Kau tak bisa lari dariku, Bayu. Tubuhmu sudah ku miliki… jiwamu pun juga.”
Bayu menggeleng, tubuhnya mulai gemetar.
Namun bayangan itu semakin nyata, mendekat, menyentuh pipinya.
“Ingat malam itu? Saat kau memelukku, mencium ku, menyerahkan segalanya?”
Bayu terengah, napasnya semakin berat.
“Tidak… aku tidak sadar malam itu!”
Namun suara Alira kini terdengar seperti gema di kepalanya, penuh rayuan lembut yang mengikat.
“Kau menikmatinya, Bayu… jangan pura-pura.”
Tiba-tiba, Bayu berteriak kecil, tubuhnya goyah lalu jatuh tersungkur di lantai kamar.
Sekar yang terlelap tersentak kaget, “Mas! Mas Bayu!”
Ia segera turun dari ranjang, menghampiri tubuh suaminya yang kini panas luar biasa.
“Mas… astaga, tubuhmu panas banget!” serunya panik.
Sekar berusaha membangunkan Bayu, tapi suaminya tak memberi respon. Matanya tertutup, napasnya berat dan tersengal.
Sekar gemetar, matanya mulai basah oleh air mata.
Ia segera meraih ponsel di nakas dan menelpon seseorang dengan suara terbata.
“Mas Rama! Tolong, cepat ke rumah! Mas Bayu pingsan! Badannya panas banget, aku takut…”
....
Beberapa menit kemudian, suara mobil terdengar berhenti di depan rumah.
Rama dan istrinya, Tania, bergegas masuk dengan wajah cemas.
“Sekar! Di mana Bayu?” tanya Rama cepat.
Sekar dari lantai atas menatap kebawah, menjawab Rama yang berteriak.
“Di kamar, Mas. Dia jatuh pingsan tiba-tiba!” Sekar hampir menangis saat berbicara.
Rama segera menghampiri Bayu, memeriksa napas dan suhu tubuhnya saat sampai di Kamar Sekar dan Bayu.
“Dia demam tinggi,” ucapnya serius. “Cepat ambilkan handuk basah, Sekar!”
Tania menenangkan Sekar yang panik sambil membantu menyiapkan air hangat.
Namun di tengah semua kekhawatiran itu, Bayu masih tak sadar tubuhnya menggigil, matanya bergerak-gerak di balik kelopak tertutup.
Di alam bawah sadarnya, Bayu seolah berada di tempat lain ruangan gelap yang diterangi cahaya redup.
Di depannya, Alira melangkah perlahan, mengenakan gaun tipis berwarna merah.
“Lihat, Bayu… kita kembali seperti dulu.”
“Kau milikku malam ini.”
Bayu berusaha menolak, namun tubuhnya tak bisa digerakkan.
Alira mendekat, menempelkan jari ke bibirnya, lalu mencium lehernya perlahan.
“Jangan melawan… kau tahu kau merindukanku.”
Bayu berteriak dalam hati tapi suaranya tak keluar.
Pelukan Alira makin erat, aroma parfumnya menusuk, dan dunia di sekelilingnya terasa berputar.
“Kau tak bisa lari, Bayu…”
“Aku akan selalu bersamamu…”
Bisikan Alira membawa Bayu dalam pelukannya, tubuhnya seolah pasrah, sentuhan, kecupan itu membuat bayu lemah.
...
Bayu menggeleng kepala pelan, ada gerakan menolak seolah ia ingin sekali bangun di dunia nyata.
Sekar yang memegangi handuk di dahi suaminya terisak, memanggil berkali-kali.
“Mas, sadar, Mas… tolong jangan tinggalin aku…”
Rama menatap adiknya dengan raut khawatir. “Kalau begini terus, kita bawa ke rumah sakit. Aku takut ada yang lebih parah dari sekadar demam.”
Sekar mengangguk cepat, air matanya menetes tanpa henti.
Sementara di dalam pikirannya, Bayu masih terperangkap dalam dunia kelam bersama Alira dunia yang semakin sulit ia lepaskan.
---
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄
penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪
duhh kira² berhasil gk yaa Bayu...
gmn hasilnya nnt??
di tunggu updatenya author kesayangan kuuu Emak Ncinggg si Gemoyyy tetap semangat ya Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
semoga Sekar baik² saja 🥲🥲
gmn nnt reaksi Bayu setelah tau Sekar kecelakaan??
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu Semangat ya Sayyy 🐱🤗🥰💪
kira² berhasil gk yaaa??
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🥰🐱💪
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuu terus semangat Sayyy 💪🥰🐱☺🤗