Setting Latar 1970
Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.
Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.
Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.
Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepanasan 35
"Mas?"
"Oh sayang, kamu sudah bangun?" Adam menjawab panggilan Asha sambil menatap lekas ke arah istrinya itu.
Asha membulatkan matanya ketika Adam dengan sangat natural memanggilnya sayang. Hal seperti ini masih baru baginya, dan rasanya juga lumayan canggung.
Tapi di sisi lain Asha bersyukur karena hubungan mereka semakin baik. Asha lalu tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Aku ingin mandi deh, Mas,"ucap Asha, dia berkata demikian sambil mencium aroma tubuhnya sendiri. Sesampainya di rumah tadi, Asha belum sempat mandi, dia hanya membersihkan kaki, tangan can wajahnya saja lalu berganti pakaian.
"Boleh, aku akan bilang ke dapur dulu untuk menyiapkan air panas," sahut Adam. Dia langsung beranjak dari kasur menuju ke dapur.
Asha tersenyum, namun ia merasa dirinya sudah tidak tahan lagi ingin mandi. Terlebih setelah 10 menit berlalu, Adam juga tak kunjung kembali. Alhasil Asha memilih untuk mandi air dingin tanpa menunggu air panas dari Adam.
Byur byur
"Aaah ini segar sekali rasanya," ucap Asha ditengah-tengah dirinya mengguyur tubuhnya dengan air. Tak perlu lama-lama, Asha menyudahi acara mandinya. Lagi-lagi dia lupa untuk membawa baju ganti. Namun, mengingat hubungannya dengan suaminya yang semakin baik, Asha merasa menjadi tak masalah akan hal itu.
Klak
Asha keluar perlahan dari kamar mandi. Tubuhnya hanya berbalut handuk dan hal pemandangan itu membuat Adam tercengang.
"K-kamu sudah mandi? Aku baru bawain air panasnya, Sha," ucap Adam sambil membawa sebuah ember yang berisi air panas. Tidak ingin air itu nanti membuat masalah, Adam langsung berjalan masuk ke kamar mandi dan meletakkan ember itu di sana.
"Soalnya kamu lama, Mas. Aku sudah tidak betah ," sahut Asha.
"Maaf, tadi aku nunggu airnya matang sekalian," tukas Adam. Setelah meletakkan ember itu di kamar mandi, Adam segera keluar dan menghampiri istrinya. Adam memeriksa kening Asha, khawatir jika Asha demam atau kedinginan.
"Aku baik-baik saja, Mas. Malah sekarang rasanya segar sekali setelah mandi," sahut Asha tersenyum manis ke arah Adam.
Gluph!
Adam menelan salivanya dengan susah payah. Tampilan Asha yang seperti ini sungguh membuat Adam tergoda.
Istrinya yang hanya mengenakan handuk itu membuat Adam bisa melihat tulang selangka dan bahunya dengan jelas. Leher jenjang yang masih sedikit basah itu terasa begitu memikatnya.
"Mas," Asha memanggil Adam yang hanya diam terpaku di depannya. Ia mengerutkan alisnya, menatap bingung kearah suaminya.
"Aaah maaf," sahut Adam. Telinga pria itu memerah. Asha tersenyum simpul melihat wajah salah tingkah Adam.
Greb
Eh?
Mata adam membelalak ketika Asha memeluknya. Kedua tangan Asha mengalung pada leher Adam sehingga membuat wajah Adam sedikit merunduk. Tindakan tersebut tentu menjadikan wajah keduanya dekat. Adam bahkan bisa mencium aroma pasta gigi dari bibir Asha.
"S-sha?" pangil Adam. Dalam panggilan tersebut seolah tersirat sebuah pertanyaan tentang apa yang saat ini sedang mereka lakukan.
"Euhm, kenapa?" jawab Asha. Matanya bekedip, bibirnya tersenyum simpul, sungguh sangat menggoda naluri kelelakian Adam.
Adam sadar dengan sepenuhnya bahwa miliknya yang ada di bawah sana berdenyut hebat. Seolah meronta-ronta ingin keluar.
"K-kalau seperti ini. Aku tidak lagi bisa menahan inginku," ucap Adam sambil menengadahkan kepalanya. Ia ingin menunduk, tapi dibawah sana belahan dada Asha malah semakin membuatnya kebingungan.
"Kalau begitu jangan ditahan," sahut Asha sambil tersenyum.
"Tidak Sha, kamu sedang sakit. Lihatlah luka-luka itu, belum sembuh karena baru tadi diobati dengan benar oleh dokter," ujar Adam. Satu-satunya yang menahannya memang luka-luka yang ada di tubuh Asha.
"Tapi ini sudah tidak apa-apa kok, Mas. Kalau tidak, apa begini saja?"
Cup!
Adam benar-benar dibuat tidak bisa berkutik dengan apa yang dilakukan istrinya ini. Asha mencium bibirnya, bukan hanya sekedar kecupan singkat namun ciuman yang dalam.
Adam pun membalas ciuman Asha, dia mengikuti nalurinya. Kedua tangannya memeluk pinggang Asha dengan erat sehingga tubuh mereka menempel satu sama lain.
Ahhhh
Desahhan pelan meluncur dari bibir Asha ketika Adam mencium dan menggit kecil lehernya. Adam juga menuntun Asha hingga sisi tempat tidur. Dengan perlahan dia merebahkan tubuh istrinya itu.
"Apa tidak masalah?" tanya Adam sebelum dia mulai melakukan apa yang saat ini keduanya pikirkan.
"Tentu saja, aku milikmu dan kamu milikku, Mas. Jadi jangan ragu," jawab Asha.
Adam yang sudah diliputi dengan gairah itu mulai kembali menciumi leher dan terus turun. Mulai dari tulang selangka hingga ke dada atas.
Tangan Adam yang hendak melepaskan handuk Asha tampak gemetaran. Asha yang tahu langsung menggenggam tangan Adam.
"Tidak apa-apa, lakukan saja. Kita sudah saling menerima pernikahan ini bukan?" ucap Asha.
"Ya, benar," balas Adam. Sebelum membuka handuk itu, lebih dulu Adam mengecup singkap kening dan bibir Asha. Lalu secara perlahan dia membuka handuk itu. Nafas Adam memburu, dia langsung melahap apa yang tertampak di depannya.
Ahhh
Asha kembali melenguh, setiap sentuhan dari bibir dan lidah Adam membuat tubuhnya seolah menjadi ringan dan seperti melayang.
"Ughhh, a-aku tidak tahu kalau rasanya seperti ini. Kepalaku terasa kosong sekarang, ughhhh," batin Asha.
Dia melihat sekilas ke arah suaminya. Adam, terlihat sangat tampan sekarang dengan peluh yang membasahi rambut, wajah dan juga dada. Siapa yang tahu bahwa Adam memiliki tubuh yang sangat bagus. Asha baru menyadarinya sekarang ini ketika suaminya itu berada di atasnya.
"Kamy cantik, Sha. Cantik sekali, aku sungguh menyukaimu," ucap Adam. Pria itu melihat sekilas ke arah istrinya lalu kembali melanjutkan kegiatannya mencumbu seluruh bagian tubuh milik sang istri.
"M-mas, akuuu."
"Tunggu Sha, aku masih sedikit takut. Aku takut kamu nanti akan sakit. Katanya saat pertama begini akan sulit dan sakit," ucap Adam penuh kekhawatiran.
"Mas, kita tidak akan pernah tahu kalau tidak dicoba," tukas Asha cepat.
"Begitu ya. Baiklah, mari kita coba," jawab Adam cepat.
Dia lalu melepaskan pakaian terakhirnya yakni celana. Kini giliran Asha yang terkejut sampai membelalakkan matanya. Ia pun jadi berpikir seperti Adam, "A-apa itu bisa masuk?"
TBC
Tetap waspada dan peka dengan sekitar ya dam asha!