Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali pulang
Pemakaman Monica baru saja selesai dilakukan, pemakaman yang hanya dihadiri oleh Dave, Juwita, Devano, Lucky dan Ibra tanpa kehadiran Arsa. Pria itu tengah berada di Qatar merayakan anniversary pernikahannya yang ke tiga tahun bersama keluarga kecilnya.
"Ibra, Uncle pamit," ucap Dave menepuk pelan pundak Ibra. Ia langsung melangkah pergi dikuti oleh sang istri dan juga Devano.
Kini tinggallah ia dan Lucky menatap diam gundukan tanah yang sudah ditaburi bunga. Ia terlihat menghela nafas beratnya, andai Monica tidak berkhianat sampai saat ini wanita itu masih hidup.
"Ibra... boleh aku bertanya sesuatu?," tanya Lucky.
Ibra menoleh pada Lucky dan mengangguk kecil sebagai jawabannya. Entah apa yang mau ditanyakan sahabatnya ini.
"Apakah memang tidak ada sedikitpun rasa cintamu untuk Monica?," tanya Lucky dengan hati-hati. Ia tahu ini pertanyaan sensitif bagi Ibra dan ia juga tahu bagaimana Ibra yang begitu anti dengan yang namanya cinta. Akan tetapi melihat kedekatan Ibra dan Monica dulunya ia pikir Ibra telah membuka pintu hatinya namun dugaannya salah.
Ibra sejenak terdiam mendengar pertanyaan Lucky, apalagi Lucky menanyakan hal itu didepan pusara Monica. Ia menggeleng kecil, memang sedikit pun ia pergi memiliki perasaan apapun padanya Monica. Selama ini perhatian yang ia berikan hanya sebatas perhatian seorang Kakak pada adiknya, tidak lebih. Hanya saja Monica terlalu baper sehingga membuat rasa cinta tumbuh di hati wanita itu.
"Tidak, dia sudah aku anggap adik," jawab Ibra.
Lucky tidak lagi bertanya, pria itu berdiri lalu meletakkan buket bunga mawar putih di atas pusara Monica. Tadi ia meletakkan buket itu diatas kursi yang di duduki nya sebelum ia berjongkok. Meski perkenalannya dengan Monica sangat singkat namun Monica pernah mengatakan padanya kalau ia menyukai mawar putih.
Ibra ikut berdiri, sebelumnya ia juga meletakkan bunga buket bunga Lili putih diatas pusara Monica. Ia tahu Monica pernah berkhianat. Tapi kemurnian dari hubungan mereka sebelumnya akan tetap abadi layaknya seperti bunga lili.
"Aku pergi, semoga kau tenang di alam sana," batin Ibra lalu melangkah pergi meninggalkan pusara Monica.
Didalam pusara itu tertanam cinta tulus yang dibawa hingga mati. Cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan.
***
Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun dan tahun terus berganti. Tidak terasa enam tahun berlalu begitu cepat. Dan selama itu pula Ibra terus mencari keberadaan Devi yang hingga kini tidak kunjung ditemukan. Keluarganya pun bungkam dan tidak mengatakan kemana Devi pergi.
Ibra, pria itu terus mencari keberadaan Devi. Hampir tiga kali dalam satu tahun ia mendatangi California namun sampai hari ini ia tidak menemukan jejak wanita yang sudah membuatnya hampir gila memikirkannya.
Dan hari ini ia tengah bersiap menjemput sang Mommy di Bandara. Mommy nya memutuskan kembali tinggal di Maldives bersama Daddy-nya selama lima tahun belakangan ini dan baru ini Mommy nya kembali ke tanah air dalam rangka menghadiri aqiqah anak kedua Devano dan Queen.
Ibra melajukan mobilnya meninggalkan apartemennya. Semenjak perceraiannya enam tahun yang lalu dengan Veronika, ia memutuskan untuk tetap tinggal di apartemen dan memberikan rumah yang mereka tempati dulu pada Veronika sesuai kesepakatan yang sudah mereka lakukan.
Hampir setiap saat ia memikirkan Devi, sungguh wanita itu sangat pandai bersembunyi. Keluarga Devi kini sudah tidak lagi tinggal di tempat yang lama. Tetangganya mengatakan kalau mereka pindah ke desa. Namun saat ia menyelidiki kedua orang tua Devi ke sana tetap saja ia tidak menemukan keberadaan Devi. Dan mereka tetap bungkam dan tidak mau mengatakan dimana Devi berada.
Sementara itu diatas pesawat, dua bocah tampak duduk berdampingan. Keduanya tampak serius memainkan ponselnya.
"Kak, kau yakin dia ini Daddy kita?," tanya anak perempuan yang terlihat kalem namun wajahnya terlihat begitu menggemaskan. Ia tengah memandangi foto pria dewasa yang dikatakan saudara kembarnya adalah Daddy mereka. Pria yang sangat tampan dan jika dilihat cukup mirip dengan Kakaknya.
"Ssst...diam lah Zoey. Sampai Mommy mendengar mu membicarakan Daddy, habislah kita," jawab Kakak laki-lakinya sibuk melacak seseorang dari ponselnya.
"Baiklah Kak Zion," angguk Zoey dengan patuh.
"Oh ya apakah Kakak sudah menemukan alamatnya?," tanya Zoey melirik ke belakang. Mommy nya berada di toilet dan takutnya Mommy nya tahu apa yang sedang mereka lakukan. Di usia mereka yang menginjak lima tahun mereka memiliki kemampuan yang luar biasa. Dan semua itu hanya menjadi rahasia mereka berdua saja.
"Sedikit lagi," jawab Zion.
"Apakah Mommy meninggalkan kalian lama?," tanya seorang wanita menghampiri Zoey dan Zion lalu duduk disebelah bocah itu.
"Tidak Mommy," jawab Zoey tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi susunya.
"Syukurlah," jawab wanita itu.
"Devi..."
"Anggi?"
"Kamu beneran Devi kan?," tanya wanita bernama Anggi itu menatap penampilan Devi yang sangat jauh berbeda. Rambut hitam legamnya kini berubah berwarna kuning kecoklatan dan dipotong pendek.
"Iya...," angguk wanita bernama Devi itu memeluk singkat teman lamanya.
"Kemana saja kamu Dev?. Menghilang begitu saja. Dan mereka ini siapa?," tanya Anggi menunjuk dua bocah kecil yang terlihat sangat manis. Niatnya untuk ke toilet batal karena bertemu dengan Devi.
"Mereka anak-anak aku. Itu Zion dan ini Zoey," jawab Devi memperkenalkan kedua anaknya pada Anggi.
Anggi tampak membelalakkan kedua matanya. Mereka ini anaknya Devi, kapan Devi menikah?."Mereka ini beneran anak-anak kamu Dev?," tanya Anggi.
"Iya," jawab Devi.
"Zion, Zoey. Kenalkan ini Tante Anggi. Tante Anggi ini adalah teman lama Mommy," ucap Devi memperkenalkan Anggi pada kedua anaknya.
Zion dan Zoey bersalaman dengan Anggi lalu kembali duduk di tempat duduknya. Mereka sibuk dengan dunia mereka mengabaikan dua orang dewasa di samping mereka.
"Dev, kamu dapat bibit unggul seperti mereka dari mana. Dan ya mana suami kamu Dev? Kenalin dong. Pasti ayah mereka ini sangat tampan, lihatlah mereka ini benar-benar cantik dan tampan sekali," bisik Anggi.
"Oh itu, lagi kerja," bohong Devi.
"Kapan-kapan kenalin ya," ucap Anggi.
"Ya," jawab Devi tersenyum canggung. Ia tidak mungkin menceritakan semuanya pada Anggi didepan anak-anaknya.
Ting
Mr. Zian
📩: Diva... tempat tinggal mu selama di Indonesia sudah saya konfirmasi. Selamat bekerja.
Devi menghela nafas beratnya, setelah hampir enam tahun ia meninggalkan Indonesia setelah kejadian malam yang sudah mengubah hidupnya secara drastis. Satu bulan ia berada di California dengan menggunakan indentitas baru, ia dinyatakan hamil anak kembar. Dan selama itu juga ia melewati masa sulitnya sendirian. Ia sengaja mengubah identitasnya setelah Mamanya mengatakan pria bernama Ibra mencari nya ke rumah. Dan ia yakin Ibra pasti menyelidikinya dan berkat bantuan dari teman Papa nya ia mengubah identitas namanya menjadi Diva Marcia.
Dan hari ini ia terpaksa kembali ke tanah air membawa serta kedua anaknya karena urusan pekerjaan yang mengharuskannya untuk kembali pulang.
"Semoga saja aku tidak akan bertemu dengan nya lagi," batin Diva setelah Anggi pamit ke toilet.
"Mommy, berapa lama kita di Indonesia. Aku sangat merindukan teman-temanku di San Diego," ujar Zoey.
"Hanya satu tahun sayang. Kamu tetap bisa menghubungi teman-teman mu di San Diego," jawab Diva mengusap rambut hitam legam Zoey. Ia berharap kedua anaknya nanti tidak pernah bertemu dengan pria itu.
...****************...
Nah ceritanya author percepat ya, semoga kalian suka.
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎