Sekilas hampir mirip dengan cerita yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tetapi ini murni karya Author, hanya ada sedikit kemiripan alur saja.
Menceritakan tentang seorang gadis bernama Zahwa Qarira Nazhira yang mencintai pengawal pribadinya yang bernama Liam Martin Robinson. Akan tetapi, Liam justru berbuat jahat ke Zahwa hingga suatu ketika Zahwa bertemu dengan seorang pria yang ternyata mengagumi dirinya sejak dulu.
Akankah Zahwa memaaafkan Liam dan kembali mencintai Liam?
Simak ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Perlakuan Berbeda
Taxi online yang membawa Bibi Asih tiba di stasiun. Baru Bibi Asih turun dari taxi ada seseorang yang memanggil dirinya.
"Bibi... "suara itu memanggil Bibi Asih
Merasa namanya dipanggil Bibi Asih menoleh ke arah itu. Betapa bahagia nya Bibi Asih melihat orang yang memanggilnya. Orang itu menghampiri dan memeluk Bibi Asih.
"Non Zahwa.. "ucap Bibi Asih setelah melerai pelukan dengan orang itu.
Zahwa --- seorang wanita yang memanggil Bibi Asih yang baru saja turun dari taxi online.
"Bi, nggak pa-pa kan kalau Zahwa ikut dan tinggal sama Bibi? "Tanya Zahwa tidak enak hati ke Bibi Asih
Bibi Asih tersenyum lalu mengusap lembut pucuk kepala Zahwa lalu berkata "Kenapa Non Zahwa berkata seperti itu? Justru Bibi senang jika bisa selalu menemani dan membantu Non Zahwa.. "
"Selama ini Non Zahwa selalu membantu Bibi, Non Zahwa juga yang selalu membantu biaya sekolah Hafiz anak Bibi sampai kuliah di Kairo saat ini.. Jadi, apa salahnya jika saat ini Bibi membalas kebaikan Non Zahwa? Tapi Bibi mohon maaf sebelumnya ya Non, jika tempat tinggal di kampung Bibi tidak senyaman seperti di rumah Non Zahwa.. "lanjut Bibi Asih sembari mengenggam kedua tangan Zahwa.
Dengan gelengan kepala Zahwa membalas ucapan Bibi Asih "Justru di kampung Bibi adalah tempat ternyaman yang pernah Zahwa kunjungi.."
"Zahwa ingat dulu waktu remaja diajak Papa sama Mama ke tempat Bibi, di sana Zahwa bermain dengan saudara-saudara Bibi ke sungai dan ke persawahan, alhasil dimarahin Mama karena baju Zahwa kotor kena lumpur di sawah.."
Cerita pengalaman Zahwa di kampung halaman Bibi Asih membuat keduanya tertawa. Hingga suara deheman menghentikan tawa mereka.
"Ehm.. "
Theo, itu adalah suara deheman Theo yang menghentikan obrolan Zahwa dan Bibi Asih. Seketika itu pula Zahwa menoleh dan menghampiri Theo yang berdiri tak jauh dari dirinya dan Bibi Asih. Dia tersenyum kemudian berucap
"Maaf, aku terlalu senang karena bertemu dengan Bibi Asih dan akan ikut dengannya sampai melupakan kamu.. "
Theo hanya tersenyum membalas ucapan Zahwa. Belum Theo berucap, Zahwa kembali berucap
"Mas Theo, terima kasih.. Terima kasih atas bantuannya selama beberapa hari ini, maaf jika aku merepotkan kamu.. "
Flashback On
"Sudahlah, lupakan saja kalau kamu tidak ingat.. Sudah malam, tidurlah.. "ujar kembali Theo ke Zahwa
Belum Theo beranjak, tangan dia dicekal oleh Zahwa.
"Mau kemana? "Tanya Zahwa yang masih menahan lengan Theo
"Bisa temani aku sebentar? "Ucap Zahwa yang membuat Theo mengerutkan dahinya
"Zahwa minta aku menemani dirinya? Di sini? Di kamar? Nggak, nggak jangan negatif thinking Theo.. Huft, eh kenapa ini? Kenapa Paus Orka guwe...? Baru dipegang tangan sama Zahwa, Paus Orka guwe ... Oh, s-shit... ! "Gerutu Theo dalam hati
"M-mas Theo.. "panggil lembut Zahwa ke Theo yang membuat lamunan dia tersadar dari lamunannya.
Theo menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal karena kepergok melamun. Kemudian dia bertanya ke Zahwa ada maksud dari ucapan Zahwa barusan.
Dengan posisi bersandar di headboard ranjang Zahwa berucap, meminta tolong kembali ke Theo. Dia mengatakan ingin bertemu seseorang.
"Seseorang? "Tanya Theo yang mendapat balasan anggukan kepala Zahwa
"Apa itu orang yang spesial buatmu? "Kembali Theo bertanya dan mendapat balasan anggukan kepala Zahwa lagi
Hati Theo berkecamuk, dia cemburu mendengar Zahwa ingin bertemu dengan orang yang spesial. Apa mungkin itu pacar atau kekasihnya? Atau tunangannya?
Tapi tunggu..
Kenapa dia cemburu? Memang ada hubungan apa dia dengan Zahwa?
"Aku mau bertemu Bibi Asih.. Dia ART di rumah Papaku, tapi aku sudah menganggap dia seperti ibuku sendiri.. Karena sejak kecil aku memang diasuh Bibi Asih, Bibi Asih sangat menyayangi aku dia selalu memperlakukan aku dengan baik seperti anaknya sendiri.. "jawab Zahwa yang membuyarkan lamunan Theo
Yang tidak Theo duga, Zahwa dengan tatapan kosong menceritakan kisah hidupnya. Dimana dia diperlakukan buruk oleh Papa dan Mama nya serta adiknya, dihina dan dipukul oleh kedua orang tuanya sudah seperti menjadi makanan sehari-hari untuk Zahwa. Hanya orang-orang yang bekerja di rumah Papa nya yang memperlakukan dia dengan baik, terlebih Bibi Asih. Jika Zahwa akan dipukul oleh Papa atau Mama nya, Bibi Asih lah yang selalu pasang badan agar mereka tidak memukul Zahwa.
"Setelah beberapa yang lalu Bi Asih bercerita, ternyata aku tau penyebab kenapa aku selalu diperlakukan berbeda dengan Michelle. Dikarenakan aku bukan anak kandung mereka, aku cuma anak angkat mereka. Orang tua kandungku meninggal dalam kecelakaan saat aku masih kecil, mereka berdua lah yang kemudian membawa aku dan mengasuhku. Dulu mereka sangat menyayangi aku sebelum Michelle lahir, akan tetapi setelah itu mereka memperlakukanku dengan buruk.. "monolog Zahwa yang tanpa sadar meneteskan air mata nya
Zahwa menghela nafas kemudian kembali menceritakan hidupnya. Dimana dia merasa kesepian, akhirnya memutuskan untuk mencari seorang pengawal pribadi agar dia ada teman untuk sekedar bicara berkeluh kesah dan tentunya untuk menjaga dirinya. Akan tetapi, pengawal pribadinya yang seharusnya melindungi dirinya justru ikut memperlakukan dia dengan buruk seperti Papa dan Mama serta Michelle --- adiknya.
"Apa salahku? Kenapa dia juga berbuat jahat denganku? Apa karena aku mencintainya dan dia tidak mencintaiku? Apa karena dia mencintai Michelle? Kalau pun dia mencintai Michelle aku rela, aku akan kubur cintaku ini untuk dia. Tapi kenapa dia harus berbuat jahat ke aku? Dia sudah menghancurkan hidupku, hiks hiks hiks.. "ucap Zahwa yang makin terisak di hadapan Theo
Hati Theo sungguh sakit, dia memeluk Zahwa agar tenang. Dia tidak akan membiarkan orang yang menyakiti Zahwa hidup dengan tenang.
Flashback Off
"Mas Theo, terima kasih ya sudah mempertemukan aku dengan Bibi Asih.. "
"Sekalian aku mau pamit, untuk sementara waktu aku akan ikut Bibi Asih ke kampung.. Aku sendiri tidak tau sampai kapan, mungkin aku akan menetap di kampung bersama Bi Asih.. "ucap sekaligus berpamitan dengan Theo.
"Apa kamu yakin? "Tanya Theo ke Zahwa yang mendapat anggukan kepala dari Zahwa
Jika boleh memaksa sebenarnya Theo ingin Zahwa agar tetap bersamanya, tinggal di Mansion nya. Tapi kembali dia teringat siapa dia untuk Zahwa? Pacar bukan kekasih bukan, suami apalagi?
Tunggu..
Suami? Kenapa dia tidak melamar Zahwa saja untuk dijadikan istri. Ah, tapi apa iya Zahwa akan menerima dirinya?
"Mas Theo.. Kita berangkat dulu ya.. "pamit Zahwa kembali ke Theo
Theo mengangguk dan Zahwa pun berbalik meninggalkan Theo yang masih berdiri menatap dirinya dari belakang.
"Zahwa, tunggu.. "panggil Theo yang membuat langkah Zahwa terhenti.
Seketika itu Zahwa menoleh dan Theo menghampiri dirinya.
"Zahwa.. Hati-hati ya, jaga dirimu baik-baik.. "
Zahwa mengangguk, dia kembali berbalik badan namun Theo kembali memanggilnya yang mana membuat dia menoleh dan membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Theo.
"Z-Zahwa, a-apa boleh aku memelukmu? "Tanya dan pinta Theo sedikit terbata
"M-maaf.. Lupakan saja, kamu hati-hati ya.. Jangan lupa kabari aku kalau sudah sampai, no ponselku sudah aku simpan di ponsel barumu.. Aku pulang dulu.. "ucap dan pamit Theo yang kemudian berlalu meninggalkan Zahwa.
"Kamu tidak jadi memelukku? "Tanya Zahwa yang membuat Theo membalikkan tubuhnya menghadap Zahwa
Theo tersenyum menghampiri Zahwa, lalu dia memeluk erat Zahwa. Entah apa yang dirasa Theo ketika dia memeluk Zahwa, hingga dia meneteskan air mata nya.
Begitu nyaman memeluk Zahwa, dan hal itu pun dirasakan Zahwa yang merasa nyaman dan tenang di pelukan Theo.
Beberapa menit berlalu pelukan itu terlerai.
"Aku pergi dulu ya.. "pamit Zahwa ke Theo yang mendapat kecupan hangat di keningnya
"Hati-hati ya.. "balas Theo yang dibalas anggukan kepala oleh Zahwa
Zahwa berlalu meninggalkan Theo dan melanjutkan perjalanannya menuju kereta yang akan membawa nya ke kampung halaman Bibi Asih.
"Bos.. "panggil Rocky anak buah Theo
"Apa yang sudah kamu dapatkan? "Tanya Theo ke Rocky
Rocky memberikan informasi siapa dalang di balik kejadian malang yang menimpa Zahwa beberapa hari yang lalu.
"Ck, Jadi itu kamu? Tunggu permainan dari ku.. "ucap Theo dengan senyum seringai nya.
zahwa diperlukan kurang baik, jgn kelihatan lemah zahwa tunjukan kpd kedua orgtua sangat kuat dan tanggung....