Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sha Hidup Kembali
Gea membuka catatan yang diberikan Zheshe padanya. Ternyata, itu adalah nomor telepon Fresha. Melihat itu, Gea merasa lega karena ia bisa menghubungi Fresha dan memintanya untuk menjenguk Bunda Fatma. Gea pun segera menghubungi Fresha.
'Halo, ini siapa?' tanya Fresha dari seberang telepon.
'Ini Gea, anaknya Bunda Fatma,' jawab Gea.
''Oh, Tante Gea. Ada apa, Tante?'' tanya Fresha dari seberang telepon.
Gea terdiam sejenak. Ia merasa sedikit aneh dipanggil 'Tante', padahal ia berharap Fresha memanggilnya 'Kak Gea'. Namun, ia mengabaikan perasaan itu.
''Fresha, mamaku sakit. Dia kangen sama Sha. Bisa nggak kamu jadi obat rindu untuk mama?'' kata Gea dengan lembut dan penuh harap.
''Fresha mau, tapi tanpa izin dari mama, Fresha nggak bisa. Tapi, setelah ini, aku akan telepon mama di luar negeri untuk minta izin. Kalau boleh, nanti aku akan telepon Tante lagi,'' jawab Fresha dari seberang telepon.
''Terima kasih, Fresha,'' jawab Gea.
Telepon pun ditutup. Gea terdiam, lalu berbicara dalam hati,''Kenapa aku merasa senang bisa bicara langsung dengan Fresha? Andai saja Fresha adalah Sha...''
Fresha yang sudah berada di rumahnya, langsung menelepon Mama Lidia.
"'Halo, Ma? Gimana kerjaan Mama?'' tanya Fresha.
'Berjalan lancar, Sayang. Tiga hari lagi Mama pulang,' jawab Lidia dari seberang telepon.
Fresha kemudian bercerita tentang Gea yang menghubunginya. Ternyata, Lidia mengizinkan Fresha untuk pergi, asalkan bersama dengan Bibi Klara. Mendapatkan izin dari Mama, Fresha merasa senang. Ia pun segera menelepon Gea kembali dan memberitahukan bahwa ia berencana untuk berangkat besok pagi.
Sementara itu, di luar negeri, Lidia merasa sedih. Namun, ia harus siap jika suatu saat nanti Fresha kembali menjadi Sha. Ia menyadari bahwa ia telah kehilangan Fresha yang sebenarnya sudah tiada sejak setahun yang lalu. Sebenarnya, Lidia pergi ke luar negeri untuk berobat dan mempersiapkan mentalnya agar ia tidak mengalami stres berat lagi.
Malam harinya, Gea berbicara dengan Zheshe.
''Zhe, besok Fresha mau datang. Apa kita beritahu Nenek sekarang, atau besok pagi saja?'' tanya Gea.
''Jangan dulu beritahu Nenek. Kita kan nggak tahu apa yang akan terjadi besok. Mungkin saja karena hujan deras, jalan di perbatasan Desa C dan Kota J itu sering banjir, jadi Fresha putar balik. Dia juga masih sekolah, kan? Kita belum pasti dia benar-benar bisa datang,'' jawab Zheshe.
''Benar juga kata kamu. Tapi, Mama perhatikan kamu kayaknya nggak suka kalau Fresha datang?'' tanya Gea curiga.
Zheshe tersenyum. Sebenarnya, ia tidak ingin bercerita, namun ia merasa harus jujur.
''Mama jangan marah, ya. Sebenarnya, aku, Nindy, Alya, juga Carla dan Carli itu jadi musuhnya Fresha. Kita sering ngerjain Fresha,'' jawab Zheshe.
Gea kaget dan hendak marah, namun ia berusaha menahan diri karena ingin tahu lebih lanjut. ''Kok bisa?'' tanya Gea.
Zheshe pun mulai bercerita. Ia dan Nindy sudah bersahabat sejak SMP. Nindy lah yang menolong Zheshe ketika pertama kali datang ke Kota J. Setelah sampai di Kota J, Zheshe menjadi korban copet. Uang untuk membayar kost selama tiga bulan dan biaya hidupnya hilang. Zheshe hanya bisa menangis di pinggir jalan. Kemudian, datanglah Tante Yola, mamanya Nindy, dan menolong Zheshe. Tante Yola memperbolehkannya tinggal di kost miliknya dan menjamin makan minumnya, dengan perjanjian Zheshe mau membantu Nindy belajar. Sejak saat itu, Zheshe menjadi sahabat Nindy.
Zheshe merasa harus terus membantu Nindy, meskipun ia harus mengerjai Fresha. Namun, ia tidak membenci atau tidak menyukai Fresha. Ia hanya ingin membalas budi atas kebaikan yang telah diberikan oleh Nindy dan keluarganya.
Gea terdiam sejenak, lalu berkata, 'Mama sedikit kecewa. Perlu kamu tahu, balas budi itu bukan begitu caranya. Jadilah sahabat yang baik, kalau dia salah, perbaiki, jangan malah ikut sesat dalam kesalahan. Besok kalau ketemu Fresha, kamu harus minta maaf,' nasihat Gea kepada anaknya.
Zheshe hanya bisa diam. Dalam hatinya, ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh mamanya.
Gea pun meninggalkan kamar Zheshe. Sesampainya di dalam kamarnya, Gea menerima telepon dari Bang Akbar.
Keesokan paginya, Gea merasa bingung karena Mamanya, Bunda Fatma, tidak mau makan.
''Aku ingin Sha yang menyuapi Mama,''kata Bunda Fatma dengan nada merajuk.
''Tapi, Ma...'' Ucapan Gea terhenti karena ia tidak tahu harus berkata apa.
Gea masih bingung harus bagaimana. Ia terus berusaha membujuk Mamanya. Tiba-tiba, terdengar suara seorang perempuan dari arah belakang Gea.
''Mama nakal, aku juga nakal,'' kata Fresha dengan nada bercanda.
Perkataan Fresha itu membuat Gea dan Bunda Fatma kaget. Bagi mereka, candaan itu sama persis dengan cara Sha membujuk Bunda Fatma ketika sedang marah padanya.
Gea terdiam dan berkata dalam hati, 'Siapa sebenarnya Fresha? Apakah dia adikku, Sha?'
Tiba-tiba, Bunda Fatma berkata dengan semangat, 'Sha, anakku, sini suapin Mama.'
Fresha pun melompat kecil, hendak memeluk Bunda Fatma, namun ia mengurungkan niatnya dan akhirnya hanya memeluk Bunda Fatma dengan lembut.
Pemandangan itu membuat Gea semakin kaget karena itu adalah salah satu cara Sha bercanda ketika pulang dari luar kota.
Gea semakin bingung dengan semua ini, namun ia juga merasa senang karena kedatangan Fresha dapat membuat Bunda Fatma mau makan.
Gea pun bergegas keluar kamar karena ternyata dokter keluarga sudah datang.
"Dokter sudah datang, kenapa nggak langsung ke kamar aja?'' tanya Gea heran.
''Saya tadi datang dan kebetulan bertemu dengan Fresha. Lalu, saya meminta Fresha untuk berperan sebagai Sha karena Bunda Fatma mengalami penurunan ingatan dan yakin bahwa Sha masih hidup. Tapi, ini hanya sementara saja, karena demam tinggi. Setelah demamnya reda, Bunda Fatma akan kembali normal,'' jelas Dokter.
Setelah Fresha selesai menyuapi Bunda Fatma, dokter memeriksa kondisi Bunda Fatma. Fresha kemudian keluar dari kamar dan berdiri di samping Gea.
Gea dan Fresha duduk di ruang tamu.
''Terima kasih ya, Fresha, sudah mau datang,'' kata Gea dengan ramah.
''Sama-sama, Tante,'' sahut Fresha.
''Duh, jangan panggil Tante, dong. Aku masih muda, panggil Kakak aja,''pinta Gea.
"Nggak pantas, Tante paling cuma dua tahun lebih muda dari Mamaku,'' sahut Fresha.
'Harus wajib panggil Kakak!'' canda Gea.
''Aduh, harus wajib? Kayak wajib militer aja, hehehe,''balas Fresha dengan nada bercanda.
Gea semakin terheran-heran karena candaan itu sangat mirip dengan yang sering dilakukan Sha dulu.
Saat jam makan siang tiba, Gea mencari Fresha untuk mengajaknya makan bersama. Namun, ia tidak menemukan Fresha di dalam rumah. Gea pun keluar ke teras dan melihat Fresha sedang bercanda dengan anak-anak kecil tetangga.