NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:173.8k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh sembilan ~ Merah putih di dada

...Dimana kami berada, merah putih selalu di dada....

...Lebih baik gagal di medan latihan, daripada gagal di medan pertempuran....

Lettu Teuku Agrarussel Hakim

...----------------...

Gala hanya mengunyah kue yang dibawa tanta dan om kemarin lalu meminum susu hangat. Keduanya masih berada disini, atau mungkin harus dikatakan inilah hari terakhir mereka disini sebelum besok kembali ke kota Karang. Dan rencananya siang ini, om dan tanta hendak dibawa kak Ayunda dan bang Aziz jalan-jalan serta membeli oleh-oleh ke monumen nasional, mengelilingi sekitaran ibukota.

Gala menolak ikut. Dimana Aziz berada sudah pasti ia akan menghindar. Jadi, ia biarkan saja sepasang pengantin baru itu yang menjadi tour guide pengantin lawas keliling ibukota. Karena judul kedatangan tanta dan om kali ini adalah untuk acara pernikahan mereka.

"Lala yakin ngga ikut?" tanya mama, sayangnya mama pun tak ikut sebab sudah terlalu banyak ijin tak mengajar. Ia tak bisa terus begitu.

"Engga. Aku mau fokus cari kampus aja." Ujarnya beralibi, padahal, Gala pun tak tau akan melakukan apa hari ini atau kemana. Mungkin seharian ia hanya akan ada di rumah mengacak-acak dapur, toples cemilan atau mungkin dapur tetangga.

"Mau dibawakan apa?" tanya om Dandi membuat Gala berpikir, "kerak telor yang jualan di deket monumen nasional. Tapi harus masih panas pas dibawa pulang, bener-bener masih ngebul." Ujar Gala mencebik serius mengucapkan kata ngebul.

"Ah gila kamu! Harus kubawa dengan nyonk---nyonknya sekali. Dengan kompornya?"

Memang hanya Gala yang mampu membuat om Dandi menjerit emosi pagi-pagi, tapi kesannya itu justru memancing gelak tawa.

"Ahh. Atau kubawa saja kerak telor dengan kerak bumi di atasnya, yaaa...benar, begitu lebih bagus, kau minta kerak telor nya ngebul kan?!" ide om Dandi yang kemudian langsung mendengus sebal, "nona manis satu ini memang suka bikin otak jadi gila."

Mama, ia lebih banyak tertawa sejak Gala pulang kembali kesini. Meski entahlah---seperti selalu ada beban yang membayangi di wajahnya.

Gala mengehkeh, "sudah. Aku mau lari pagi cari keringat, sekaligus cari angin segar, angin mamiri, angin--angin lainnya." ia menyelesaikan simpul sepatu.

"Angin kentut tak kau cari, mau? Sini kuberi!" tawar om Dandi menjiwir telinga Gala yang melewatinya dengan mengejek dan keluar.

Tanta Yubi tertawa bersama mama yang telah memasukan nasi bekal ke dalam kotak makan siang.

Sempat berhenti sejenak di depan jendela kaca rumah demi memastikan penampilannya, eh ada angin apa ia bercermin?!

Ia buru-buru pergi, sebelum kakaknya datang menjemput om dan tanta, tak lupa membawa tumbler berisi air minum sebab nanti, tak akan ada yang memberinya air minum di jalan. Seperti biasanya.

Benar kan, baru beberapa langkah larinya dari rumah, motor Aziz melintas bersama kakaknya yang memanggil, "La!"

Gala hanya sempat berhenti, menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya namun tak menjawab apa-apa.

Ia mempercepat langkah-langkah besarnya itu lagi. Sejujurnya, alasannya buru-buru bukan hanya ingin menghindari Ayunda dan Aziz saja, namun....

Ia berbelok di arah depan, mengambil lajur kiri dari arah rumahnya dan melirik jam tangan. Tadi papanya sudah berangkat sejak pukul setengah 6, katanya unit yang akan melakukan latihan gabungan dengan beberapa satuan dari berbeda angkatan militer negri akan pergi pukul 6 dari markas komando.

Kabar yang ia dengar lagi dari papa, akan ada pihak NATO juga yang diikutsertakan hadir di markas komando kota kembang. Papa tidak termasuk sebenarnya, mungkin orang-orang atau unit yang ikut itu prajurit pilihan atau---entahlah, Gala tak paham. Yang jelas, perut papa mungkin yang menyebabkan ia tak masuk kualifikasi.

Dan benar, langkah besar nan cepatnya membuat nafas Gala tersengal sesak, panas, di dada namun tak apa, sebab kini ia dapat melihat dari balik pagar para prajurit yang sudah bersiap berangkat di lapangan sana.

Langkahnya melambat bahkan terhenti, demi melakukan sesuatu.

Ada para petinggi meski panglima besar tak hadir. Entah yang mana Russel sebab semuanya terlihat sama saja, loreng dengan tas ransel hijau di punggung tak lupa senjata lengkap yang mereka pangku. Tinggi badan mereka pun hampir sama rata, ditambah....Corak loreng di wajah para serdadu perang ini bikin Gala semakin frustasi mencari Russel. Bak mencari jarum di tumpukan jerami.

Komando!

Siap, setia, tegas! !

Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam bertugas!

Ia mele nguh pasrah, hanya bisa memperhatikan satuan-satuan unit itu berseru yang membuat bulu romanya berdiri mendengar sumpah setia para perwira, sembari berangsur berlarian seirama menuju truk Reo.

Jaraknya padahal sudah dekat, hanya terhalang beberapa puluh meter saja, namun Gala juga tak cukup berani untuk tiba-tiba menghampiri kumpulan prajurit, lagipula siapa dia? kerabat bukan, anak bukan, istri apalagi.

Lala memutuskan untuk melanjutkan langkahnya sambil meneguk air minum dari tumbler.

Botol plastik bening yang menunjukan isinya itu tersorot cahaya mentari pagi kala Gala meneguk isinya, sehingga memberikan kilauan yang bersinar di ujung tumbler. Mata yang semula menyipit itu kini terhenyak saat dengan tiba-tiba seseorang hadir di depan matanya.

"Hallo dek," sapanya.

Glekk!

Cukup terkejut melihat penampakan wajah penuh loreng hijau dan hitam. Gala tersedak dan sempat menyemburkan air minumnya itu hingga membasahi dagu dan jaket parasutnya, "sorry, uhukk...uhuuk..." ia terbatuk memalingkan wajah ke lain arah membersihkan sisa-sisa air.

Russel semakin berjalan mendekat seraya tertawa kecil, "persis hantu ya? Hantu rimba..."

Gala tertawa kecil melihat wajah yang biasa, oke ia akui Russel ganteng untuk tipe tipe om-om hallo dek. Tapi kini...

"Masih ganteng lah." Jumawanya Russel membetulkan kembali baret semerah da rah di kepala.

Benar, kali ini lelaki itu benar. Dia memang gagah dan tampan. Gala sampai tak bisa berkata-kata, eh kenapa nih?! Apa mata dan hatinya sudah mengkhianati prinsip dan janjinya sekarang?

"Allah jawab do'a ku semalam. Kamu lewat sambil lari pagi, jadi bisa ketemu buat pamitan dulu."

"Harus salim?" tanya Gala berkelakar, namun Russel justru betulan memberikan punggung tangannya pada Gala.

"Seriusan?" matanya membulat, namun Gala yang sepertinya sudah sangat merasa hafal sifat Russel justru meladeni kegilaan perwira satu ini dengan meraih tangan Russel dan menempelkannya di kening sambil tertawa.

Russel terkekeh, "harusnya sih biar afdol cipika cipiki. Udah persis film." Gala mendelik sinis sambil berusaha mengibaskan tangannya yang justru semakin kencang digenggam Russel dimana perwira itu sudah kembali tertawa renyah, "selama aku ngga ada, baik-baik disini. Abis magrib jangan keluyuran apalagi nangis sendiri di pinggir jalan."

Oke, pagi ini memang sudah cukup hangat oleh sinar mentari yang mulai naik perlahan, namun kenapa hangatnya hanya berpusat di area wajah dan dada?

Gala menggoyangkan tangannya bermaksud untuk menariknya dari genggaman Russel. Namun goyangan itu tak berarti apapun, sebab...bukannya lepas, kedua tangan yang kini bertaut itu bergerak ke kanan dan kiri seirama.

"Tapi aku ngga punya teman disini." Ujar Gala.

Russel menggeleng, "ngga perlu punya banyak teman. Tunggu aku pulang aja."

Gala menyunggingkan senyumnya, "hati-hati ya..."

Russel melepaskan genggamannya lalu menghormat pada Gala, "siap! 3 hari, hanya 3 hari, tunggu saya pulang."

Gala turut membalas hormatnya.

"Gunung, hutan, rawa, laut ditempa, itulah sahabat kita, semangat membara tak kenal menyerah 3 darma slalu siap sedia. Dimana kami berada, merah putih slalu di dada...."

"Lebih baik gagal di medan latihan daripada gagal di medan pertempuran...."

Russel lirih bernyanyi salah satu lagu komando. Dan senyum Gala meredup merasa---entahlah, bergetar jiwanya, bergetar seluruh perasaannya.

"Di bawah naungan ibu pertiwi 3 darma tak pernah ingkar janji, negara kedaulatan harga ma ti." Lanjut Russel namun kini Gala ikut bernyanyi.

Russel balik kanan dan meninggalkan Gala yang masih berdiri memperhatikannya pergi sampai naik ke atas truk Reo.

(*lyric of Komando Latihan Pertempuran)

.

.

.

1
Farani Masykur
tetap setiabc teh walau masih menebak jalan cerutanya
Farani Masykur
akhirnya jumenemukanmu berhari hari nunggu notif di langut tanpa senja gk ada coba cari peruntungan ngeklik nama teh othir kok udah chapter sekian waduuuh ketinggalan jauuh mana hrs mengingat seluruh klan Ananta lagi nih bc sambil loading ingatan apapun itu makasih teh othor
Maria Kibtiyah
yg salah si rara dh tau punya anak bini malah jd pelakor
MunaRizka
ucel kah yg nelpon
Bunda Idza
baru Nemu lagi kisah othor satu ini, selalu suka karya nya
Bunda Idza
semangat Gala....ikut banjir air mata ini, Yach..... seorang anak akan bingung jika harus memihak salah satu dari orang tua nya... pun mereka yang bilang pisah secara baik dan akan selalu ada untuk sang buah hati, tapi tetap terasa ada ruang hampa dihati sang anak...jadi siapapun yang bergelar orang tua harus banyak melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Semoga setelah badai ini menerjang, akan ada damai datang
MunaRizka
lagu kesukaan keponakanku🤣
MunaRizka
meleleh hati adek bang
MunaRizka
otw jadi calon istri
MunaRizka
ooohhh mau pamitan sama aa ucel
Trituwani
bang uceeeelll ki nona manise lg butuh sandaran e.. knpa pas kau tak dirumah masalah itu meledak.... kasian bang kekasih hate mu itu...semoga saja itu bukan si lazizz yg tlf bisa bisa keracunan itu nona /Slight/
Trituwani
disaat terbongkar pun rasanya kian sesak, knp tidak berpura pura terus saja biar terlupakan dgn seiring wktu...klo gala saja Bisa mnekan selama bertahun tahun knpa harus sekarang bom wktu itu meledak disaat gala terlihat baik baik saja... apa tdk bisa saling mmaafkan krn orang ketiga pun sudah tiada,demi ank yg dulu bertumbuh dgn guncangan mental dr sosok cinta pertama... tlg dibicarakan lg pa ma...ankmu sdg tidak baik baik saja skrang /Whimper/
𝐙⃝🦜尺o
apakah itu suara Russel?
Nia nurhayati
rahasia apa yang di sembunyikn papa irianto yaa
sitimusthoharoh
duh om nya berubah jadi bang ucel.duh mana lagi tugas eh si adx sayang malah nanggis kira2 bakalan nyari bala bantuan siapa nih bang ucel?
lanjut
Nia nurhayati
abang usell kamu harus berjuang Kara's tuk ngedapetin hati gallaa💪💪💪💪
sitimusthoharoh
gk mungkin ma2mu gk tau la.😭😭😭😭😭kan jadi bingung mo komen ap
lanjut
Elmaz
ayang ucel.... saat nya tepat bgt.
ikutan nangis dong di bab ini ikut merasakan yg gala rasakan....klo gala ice rasa getir ...yg aq rasa mie kuah rasa asin alias ingus meleleh krn baca sambil makan mie rebus 😭😭
Yuni
om ucel sayang masih tugas 😭😭😭😭😭kasian lala y ikutan mewek 😭😭😭
Iccha Risa
si duta air mineral bukan yg nelpon, tolongin dong bang andai bisa tinggal tring dihadapan Lala ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!