Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bantuan
Malam harinya mereka semua berkumpul diruang depan. Setelah Rafael memberikan obat kepada para warga kini mereka semua sudah terlelap tidur.
Sejak tadi juga Nindy selalu kelihatan melamun. Ia tidak seperti biasanya ceria. Sejak tadi juga Vero ingin menanyakan nya namun ia ragu.
"Jadi besok jam berapa mereka akan tiba di bandara dokter?" Tanya Vito
"Tidak usah formal jika tidak sedang bekerja. Kemungkinan sore komandan" jawab Rafael
"Tidak usah terlalu formal juga raf" kekeh Vito diikuti yang lainnya
"Aku ke kamar dulu ya mau istirahat" pamit Nindy langsung berdiri tanpa menunggu jawaban dari mereka semua
"Aku nyusul Nindy ya" Vero juga ikutan pamit
Mereka menatap bingung ke arah Nindy. Memang sejak tadi nindy jarang berbicara entah apa sebabnya mereka juga tidak tahu.
\~
"Nin lo gapapa?" Tanya Vero yang melihat Nindy menyeka air matanya
"Hati gue sakit ver! Sakit banget rasanya. Gue gatau gue punya salah apa selama ini. Kenapa gue ga pernah ngerasain kebahagiaan ya" ucap Nindy dengan air mata yang terus mengalir
"Kenapa? Coba cerita yang jelas nin" pinta Vero
"Tadi sore gue ngerasa dada gue sakit banget. Gue gatau apa penyebab nya perasaan gue juga ga enak. Gue mutusin buat nelpon papa dan lo tau apa yang mereka bilang?" Cerita Nindy yang sudah terisak
Vero hanya menjawab dengan gelengan. Ia tidak tahu harus berkata apa.
Nindy pun mulai menceritakan semuanya.
FLASHBACK ON
"Astaga kenapa dada gue sakit ya terus ini kenapa perasaan gue ga enak gini ya. Apa gue telpon papa aja ya buat mastiin semuanya"ucap Nindy
Lalu ia mulai mengambil handphone nya yang berada di tas ia melihat tidak ada jaringan didalam lalu ia memutuskan untuk pergi keluar. Alhamdulillah diluar ada jaringan.
Ia segera menelpon papanya. 2 kali tidak terjawab ia tidak putus asa ia terus menelpon akhirnya panggilan nya pun diterima.
"Hallo, asalamualaikum pah" ucap nindy
"Waalaikumsalam" jawab Nugraha singkat
"Papa apa kabar? Mama dan kak Heni sehat-sehat saja kan?" Tanya Nindy
"Peduli apa lagi kamu kepada saya dan keluarga" jawab Nugraha membuat Nindy terkejut
"M-maksud papa apa"? Tanya Nindy bergetar
"Tidak usah berbohong lagi Nindy! Saya sudah tau semuanya kamu membohongi saya dan juga istri saya! Kamu mengatakan akan pergi ke Papua untuk bertugas tapi apa nyatanya kamu malah berada di Paris dengan pria hidung belang" ucap Nugraha emosi
Deg!
Nindy tercekat mendengar ucapan papanya. Tanpa permisi air mata Nindy mengalir. Dada nya sesak saat kembali mendengar suara papanya yang meninggi.
"M-maksud papa apa? Nindy beneran ada di Papua sedang bertugas" jawab Nindy yakin
"Sudahlah! Tidak usah berbohong lagi nikmati saja kehidupan kamu dengan pria tua itu! Bukankah kamu juga sudah memutuskan hubungan dengan keluarga ini! Awalnya saya sedih saat kamu mengatakan ingin memutuskan hubungan dengan keluarga kita. Tapi setelah mendengar cerita heni saya jdi yakin untuk melepaskan kamu! Mulai detik ini kamu sudah tidak saya anggap anak saya lagi!" Ucap Nugraha langsung mematikan telponnya
Nindy terduduk dengan tangisan yang terdengar pilu. Hatinya sakit sekali saat mendengar ucapan papanya. Papanya sudah tidak menganggap ia sebagai anaknya lagi. Dadanya sesak dengan semua kenyataan ini. Kenapa? Kenapa semua nya terjadi dalam kehidupan Nindy? Tidak bisakah ia bahagia untuk sekali saja.
FLASHBACK OFF
Vero yang mendengar semua cerita Nindy ikut meneteskan air matanya. Ia juga merasakan sakit seperti Nindy. Tega sekali orang tua nya berkata seperti itu kepada anaknya sendiri.
"Lo yang sabar ya! Gue yakin lo pasti kuat buat hadapin ini semua. Ingat disini lo ga sendirian ada gue,ada mami dan ada papi yang akan jadi keluarga baru buat Lo" ucap Vero memenangkan Nindy
"Haha gue hidup buat siapa sekarang? Gue udah ga punya orang tua. Orang tua gue udah ga anggap gue anaknya lagi" kekeh Nindy sambil terus menangis
Vero membawa Nindy kedalam pelukannya. Nindy menumpahkan semuanya dalam dekapan Vero. Ia tidak sanggup seperti ini. Selama ini dia hanya diam menerima semua perlakuan keluarganya.
"Udah lo ga usah nangis lagi. Sekarang lo fokus sama kehidupan Lo sendiri! Lo kejar cita-cita Lo yanh sempat tertunda karena kurangnya dukungan dari keluarga. Lo harus buktiin sama mereka kalo Lo ga seperti yang kakak lo bilang! Lo harus sukses nin harus! Buat mereka menyesal dengan sikap mereka selama ini" ucap Vero
Nindy hanya mengangguk ia sudah lelah hari ini. Ia ingin istirahat ia tidak mau lagi memikirkan itu semua saat ini. Mereka pun akhirnya tertidur karena sama-sama lelah.
\~
Keesokan paginya semua orang sudah bersiap dengan seragam masing-masing. Hari ini bantuan alat media dan tenaga medis akan tiba dipapua. Yang bertugas menjemput adalah Rafael dan ditemani 5 orang anggota TNI untuk berjaga-jaga.
Sedangkan vito hari ini akan melakukan penyusuran tempat mereka saat ini untuk memastikan semuanya aman. Sedangkan vero,Ranti Nindy dan beberapa anggota relawan pria sedang menyiapkan sarapan pagi untuk para warga dan juga anggota TNI.
Keadaan Nindy pagi ini sudah cerah seperti biasanya. Ia seakan lupa dengan masalah nya saat ini. Ia juga tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Biarkan saja semuanya biar waktu yang menjawab.
"Ayo dimakan ya semuanya habiskan! Hari ini bantuan dari rumah sakit akan tiba dan mulai besok kalian semua sudah akan melakukan berbagai tes kesehatan lainnya" ucap Nindy yang menyampaikan pesan rafael.
Semua orang tersenyum senang. Semoga saja mereka semua bisa sembuh dari virus mematikan ini. Para anak-anak kini sedang sibuk menggambar. Nindy memang membelikan peralatan seperti itu agar mereka tidak bosan.
Rafael sudah berangkat ke bandara bersama para anggota TNI. Sedangkan Nindy dan vero saat ini sedang membantu para anggota TNI memasak. Nindy sedang membersihkan buah-buahan yang sudah dibeli kemarin oleh Vito. Vero sedang membantu para TNI untuk menyiapkan semua bumbu untuk memasak.
Disela aktivitas nya Nindy teringat akan ucapan papanya. Ah! Mengingat itu ia kembali merasakan sakit. Jika ini adalah salah satu jalan menuju kebahagiaan maka Nindy akan dengan ikhlas menjalani nya.
Nindy juga teringat akan tes beasiswa nya. Malam nanti ia dan Vero akan ujian lagi. Semoga saja ia bisa keterima masuk ke universitas diseoul. Nindy sudah bertekad akan mengejar Kembali cita-cita nya. Ia juga sudah memutuskan jika ia akan menetap di Korea. Ia tidak akan pernah mau lagi pulang ke Indonesia.
Tempat yang sudah menorehkan banyak luka untuk dirinya. Nindy akan memulai semua nya dari awal. Ia juga merasa beruntung Mempunyai teman seperti vero. Yang selalu ada untuk dirinya.
"Woi! Gue ngomong ni dari tadi" teriak Vero keras membuat Nindy terjengkit kaget
"Astaghfirullah lo ngapain sih teriak-teriak segala"ucap nindy sambil mengelus dadanya
"Gue udah manggil lo dari tadi tanya aja tu sama om-om disini tapi lu yang budeg" sahut Vero kesal
"Iya yah? Kok gue ga denger ya" timpal Nindy dengan raut polosnya
Mereka semua terkekeh melihat raut wajah Vero yang menahan kesal. Mereka berdua itu seperti mood booster untuk para TNI yang kelelahan karena bertugas.
"Bodo amat!" Ketus Vero
"Hm ga jelas Lo" cibir Nindy
"Ck! Gue tu nanya nanti malam kita ujian kan?" Ucap Vero
"Iya,gue belum belajar lagi aduh" sahut Nindy
"Ck! Ga belajar lo juga udah pinter ya Nindy Nugraha" ucap Vero menyebutkan nama lengkap Nindy
Nindy terdiam mendengar Vero menyebutkan nama papanya. Apakah ia masih bisa memakai nama itu? Bukankah papa nya sudah tidak menganggap dirinya lagi.
Vero yang sadar telah menyebutkan nama papanya nindy merasa bersalah saat melihat wajah murung Nindy. Ia merutuki dirinya sendiri.
"Em nin gue minta maaf ya" ucap Vero tak enak hati
"Gapapa kok santai aja wlee" jawab Nindy sambil menjulurkan lidahnya
Ia berusaha menutupi kesedihannya. Ia tidak ingin semua orang tahu tentang masalahnya. Biarlah sedih nya ia rasakan sendiri.
"Hati lo kuat banget sih nin, masih bisa tersenyum disaat hati Lo retak" ucap Vero dalam hati