NovelToon NovelToon
SUARA

SUARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------

"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------

"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..

Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 32. 5 Tahun berlalu..

Lea telah kembali ke rumah mak tua nya, kedatangan nya di sambut haru tangis mak tua nya yang begitu merasa bersalah dan berdosa pada anak kecil itu atas perlakuan suaminya. Lea tidak antusias, dia masih teringat dengan jelas bagaimana kakung nya marah.

Di sana juga ada kakung nya, dia hanya duduk dan tidak menghampiri Lea sama sekali. Entah karena ego nya yang begitu tinggi atau dia merasa bersalah pada Lea, kakung hanya duduk diam dan sesekali melirik Lea.

"Ya Allah cah ayu.." Ujar mak tua.

Buyut nya juga ikut menangis haru melihat kepulangan Lea, dia ikut memeluk Lea. Dan.. sejak hari itu babak baru kehidupan Lea di mulai.

...•••••...

Sebulan setelah nya, Lea benar - benar masuk sekolah dasar. Ya.. Sudah sebulan Lea tinggal di sana, dan Lea masih menerapkan peraturan lama kakung nya. Lea begitu takut dan begitu disiplin di rumah itu, dia tidak berani bermain jauh dan hanya bermain di sekitaran rumah.

Hari pertama Lea sekolah, dia di lepas begitu saja tanpa di antar siapapun. Semua anak di gandeng ibunya, tapi dia tidak. Lea melihat kesana kemari di sana lah dia mulai memiliki rasa iri.. Lea iri sebab semua teman kelas nya di antar orang tua nya, hanya dia sendiri yang sendirian.

"Nama kamu siapa?" Tanya seorang anak perempuan, menggunakan bahasa Indonesia.

"Lea." Sahut Lea.

"Aku Syifa, kamu di anterin siapa?" Tanya Syifa.

"Aku sendiri." Sahut Lea.

Di sana Lea kehilangan rasa percaya dirinya, semua orang tua menatap nya, entah apa arti tatapan nya tapi Lea menjadi makin tidak percaya diri.

"Para orang tua, silahkan tunggu di luar. Anak - anak kalian harus belajar lepas dari orang tua nya, sebab proses belajar mengajar di lakukan oleh guru." Ucap wali kelas.

Ada banyak yang menangis, ada juga yang tidak. Lea menoleh ke jendela karena ayah nya bilang dia akan datang ke sekolah untuk melihat hari pertama Lea di kelas, tapi ayah nya tidak datang. Sampai kelas berakhir Lea tidak melihat ayah nya datang, dan dia sedih karena itu.

"Lea." Panggil seorang anak laki - laki, Lea menoleh.

"Rama." Gumam Lea.

"Lea, iki buat kamu." Ujar Rama, memberikan sebuah kertas putih.

"Iki opo?" Tanya Lea heran.

"Itu karcis (tiket). Nanti hari jumat ada acara santunan anak yatim di mushola bapakku, kamu dateng ya." Ujar Rama.

"Lea baru pertama kali tahu, dia bingung." Ujar seorang anak di belakang Rama, Aris.

"Aris, iki opo?" Tanya Lea.

"Nanti kamu dateng sama aku, tak kasih tau nanti. Pake baju muslim, yo." Ujar Aris, Lea mengangguk.

"Ayo balik." Ajak Aris, Lea mengangguk lagi.

"Lho, Lea kok kamu ikut dia, dia kan pulang nya ke sana." Ujar Rama, menunjuk arah utara.

Lea menoleh dan menatap jalan pulang menuju rumah utinya, sebenar nya memang dekat.. Bahkan sangat dekat. Tapi Lea di larang main ke rumah utinya, dia tidak mendapat ijin dari kakung nya dan ayah nya.

"Aku sudah ndak tinggal sama uti, Ram. Aku ikut sama bapak." Ujar Lea, lalu dia berbalik pergi dengan wajah sedih.

Aris berjalan di sebelah Lea, dia melihat Lea tidak seceria dulu. Rumah Aris ini berada di belakang umah Lea, jadi setiap harinya dia tahu kegiatan Lea di rumah kakung nya.

"Kamu kangen sama utimu?" Tanya Aris, dan Lea mengangguk.

"Yo main lah, Le." Ujar Aris.

"Ndak boleh sama kakung." Ujar Lea.

"Kenapa, toh?" Tanya Aris.

"Kalo aku main.. ndak usah pulang. Kalo aku ndak pulang, aku bukan anak bapak." Jawab Lea, Aris terdiam.

Sejak hari pertama Lea tinggal di rumah kakung nya, Lea keseringan main di rumah utinya, pagi dia pergi ke rumah utinya dan sore harinya dia pulang, begitu seterus nya selama satu minggu. Dia pulang pergi sendirian, menyusuri jalanan.. Dan karena hal itu, kakung nya kembali murka.

Kakung nya bilang, kalau Lea pergi lagi ke rumah utinya, sekalian saja tidak usah pulang. Entah itu hanya ancaman atau apa, tapi Lea takut. Anak kecil itu menganggap serius ucapan kakung nya, di tambah lagi ayah nya pernah bilang kalau Lea tinggal di rumah utinya itu berarti Lea tidak menganggap ayah nya.

Hati anak kecil itu di penuhi oleh tekanan, sampai setiap harinya dia lebih sering bercengkrama dengan suara perempuan yang sering di dengar nya.

"Lea." Panggil Aris.

"Hm?"

"Semalem, aku liat koe tiduran di amben belakang rumahmu. Koe ngobrol sama siapa, toh?" Tanya Aris, Lea menoleh.

"Sama ibu." Sahut Lea.

"Ibu, ibu sopo? Aku ndak liat siapapun." Ujar Aris.

"Karena ibu memang ndak bisa di lihat orang, cuma aku yang lihat." Ujar lea, dan tersenyum pada Aris.

Di titik itu, Aris sedikit merinding dengan senyum Lea. Akhir nya mereka berjalan pulang dan sampai di rumah.

...•~•~•~•~•...

Lea menjalani hari - hari seperti biasanya, tidak ada yang spesial karena bagi Lea tiap hari itu sama. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti dan akhir nya berganti tahun.. Tidak terasa Lea sudah beranjak besar, kini dia sudah duduk di kelas 5 SD.

Lea tumbuh menjadi anak pendiam, kurus tapi model rambut nya sudah berubah. Bukan lagi model batok tapi model mandarin atau model seperti anak laki - laki, kepribadian nya juga menjadi seperti anak laki - laki. Dia kuat, dan keseharian nya memikul air.

"Lea! Ngangsu! (nimba air)" Teriak Firman.

"Iya." Sahut Lea.

Lea sudah tidak cengeng, dan berwajah datar. Dia tidak ekspresif, dia senang atau sedih tidak ada yang tahu.

"Lea, nanti malem mau ndak nemenin aku." Ujar Aris, mereka di tempat pompa air.

"Kemana?" Tanya Lea.

"Di rumah, kamu kan bisa liat setan.. ada bibi ku lagi hamil, dia tidur di rumahku soal nya suaminya kerja jauh." Bisik Aris.

"Aku ndak bisa, aku mau belajar." Sahut Lea.

"Yahh.." Aris sedih.

"Koe lanang - lanang takut setan." Ujar Lea.

"Yo takut lah, emang nya koe, anak setan." Ujar Aris, Lea terkekeh.

Lea tidak tersinggung, Aris adalah teman nya yang biasa bercanda. Teman - teman lain nya pun tau Lea bisa melihat setan, tapi hanya Aris yang berani menyeletuk seperti itu.

"Besok yo, besok ndak ada pr aku." Ujar Lea, dan Aris sumringah.

Malam nya.. Lea belajar, di depan nya ada ayah nya dan teman nya yang sedang mengobrol. Lea tidak tahu mengapa dua orang dewasa itu mengobrol di depan nya yang sedang pusing menggarap PR matematika, tapi yang Lea dengar dan perhatikan, mereka membahas benda mistik.

Ayah nya seperti membaca dia dan dengan mata kepala nya sendiri Lea melihat keris kecil di piring putih di depan nya, bergerak dan berdiri.

"Ono isi nya iki, mas." Ujar ayah Lea.

"Lemah.."

Lea mendengar suara perempuan yang mengucap kata "lemah" tadi. Itu adalah perempuan yang sering mengajak Lea bicara.

Ayah Lea memperhatikan Lea yang terus menatap keris kecil di piring itu, dan secara mengejutkan keris itu terpental dan jatuh bersamaan dengan cahaya lampu minyak yang padam.

"Nduk." Panggil ayah Lea.

"Dalem." Sahut Lea, melirik ayah nya.

"Garap PR yang bener, nanti bapak cek." Ujar ayah Lea, sambil menyalakan korek api.

"Iya pak." Sahut Lea, ayah nya terkejut saat sepersekian detik dia melihat ada sosok berbaju merah di belakang Lea.

Tak lama nak tua keluar dari ruang tengah dengan pakaian rapi bersama kakung nya, mak tua menggendong sesuatu di bakul yang terbuat dari bambu dan kakung nya membawa tas jinjing.

"Mak tua mau kemana?" Tanya Lea.

"Sedhelo yo nduk, nanti mak tua pulang. Mau kondangan." Jawab mak tua nya, Lea mengangguk.

Lea lalu kembali menggarap PR nya, padahal ayah nya dan teman nya saling pandang, seolah teman ayah Lea juga melihat apa yang di lihat ayah Lea.

"Mas, keluar sebentar." Ujar teman ayah Lea, dan ayah Lea mengangguk.

"Koe liat ndak mas? Aku kok koyo liat ada yang duduk di belakang Lea tadi, pakean nya merah." Ujar teman ayah Lea.

"Aku liat, tapi ndak mungkin iku makhluk suruhan bu Marni." Ujar ayah Lea.

"Mosok bu Marni terus, sudah bertahun - tahun lho mas. Koe ndak curiga anakmu ketempelan, mas?" Tanya teman nya.

"Ketempelan.." Gumam ayah Lea.

"Keris nya jatuh kemana tadi, ayo mas masuk lagi." Ujar teman ayah Lea.

Teman ayah Lea masuk lebih dulu kedalam dan dia melihat Lea sedang belajar. Dengan menggunakan korek api teman ayah Lea mencari keris yang jatuh tadi, tapi ternyata sudah patah jadi dua.

"Tugel (patah)." Gumam teman ayah Lea.

"Katamu ada isinya, mas." Ujar nya pada ayah Lea.

"Iyo memang, kamu liat sendiri tadi dia bangun, kan?" Ujar ayah Lea.

"Kok iso tugel." Gumam teman ayah Lea.

Jam berlalu dan sekitar jam 1 dini Hari ketika semua orang tidur, Lea terbangun saat mendengar suara orang tertawa begitu keras.

"HOHOHAHAHAHA!!"

Lea langsung duduk, jantung nya berdebar mendengar suara tawa yang begitu keras itu.

"Jangan takut Lea, dia ndak akan mengganggumu." Ucap suara perempuan yang di panggil ibu oleh Lea.

"Dia siapa?" Tanya Lea.

"Makhluk jelek." Ujar suara ibu.

Penasaran, Lea bangun. Dia keluar dari kamar nya, dan karena rumah kakung nya terbuat dari bilik bambu, Lea akhir nya mengintip dari lubang bilik bambu. Untuk pertama kalinya Lea melihat makhluk berbulu hitam lebat, tinggi, besar dan matanya merah. Makhluk itu berjalan melewati rumah itu dan tidak hanya satu, di belakang nya ada satu lagi dan bertaring panjang.

"Genderuwo." Gumam Lea.

Dia menyebut itu sebab sering mendengar penggambaran dari sosok itu, tinggi besar, berbulu dan bertaring dengan mata merah. Lea melihat sosok itu berjalan menjauh menuju pekarangan gelap yang tak jauh dari rumah nya dan hilang.

"Mereka bukan asli dari sini." Ujar suara ibu.

"Mereka dari mana, bu?" Tanya Lea.

"Mereka peliharaan manusia, nduk." Ujar suara yang Lea panggil ibu, Lea tertegun.

BERSAMBUNG.

1
Zuhril Witanto
moga aja Lea bisa selamat
Zuhril Witanto
nyeseknya 😭😭😭
Zuhril Witanto
gak usah nangis Kowe rus...
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
bahkan iblis aja msh bsa peduli sma Lea, kok bsa2nya manusia2 itu smpe hati menyia2kan Lea😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
emang iya.. bapaknya emang egois dan nggak punya hati
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
😭😭😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
😭😭😭😭😭ibuk juga nggak bakal ketemu kmu klo nggak pulang Lea😭😭😭
🟡ˢ⍣⃟ₛF🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉ ☕︎⃝❥
halahh dahh telat.. berkali-kali di tampar kenyataan juga nggak pernah ngaruh buat bapak.. Lea tetap di telantarkan😭😭😭😭
Nuari eka
loh loh looh..... reunian sama mbah buyut e mba Dara🤣🤣🤣
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
kan gue blg jg apa itu iblis buyut dara. jangan² guru gede itu Kyai amar atau tmn nya kali ya
☕︎⃝❥kucingbetina⧗⃟ᷢʷ
makin mantep sih
Husein
apakkah iblis ini masih ada hubungannya dg uyutnya dara? ato yg pake kebaya dl itu?
apa mungkin masih ada.dendam.yg blm selesai?
Nida Rania
jdi deg" gan bca'y...g sbr tnggu klnjutan'y....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
gara2 pada gak perduli sama Lea jadi nya seperti itu .. sekarang baru pada nyesel
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Puas kamu Ruslan, puas/Curse/
pergi kamu sana, gak usah sok peduli terhadap Lea. urus sana calon istrimu, jangan pernah pedulikan Lea lagi😭😭
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Hellehhh... sampe situ nangis darah pun, gak merubah keadaan tho? Lea tetap terluka, Rus/Curse/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ: udah gak bisa sabar nty, pen getok si Ruslan😆
total 2 replies
Wisell Rahayu
ku ksh kopi kak thooorr biar tmbh semngttt up nyaaa dikt amat yaaa..🤭🤭🤭..nagihh nih ceritanya wlpn kdng air mata ini bercucuran..melliht ank sebaik lea dilantrkn dgn orang² dewasa yg gk punya welas asih😭😭
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
jangan2 sisa2 pengikut mbah buyut ini...cuma ganti kostum jadi merah, kerena merah melambangkan keberanian....
tapi jalan yang di pilih salah hingga mengakibatkan jiwa nya terkurung dan di haruskan mencari pengikut...
Lea, ..ayuk lawan nduk,semangat hidupmu harus kau nyalakan, jangan terjerumus dalam dunia iblis.
ayoo lea pulang nduk ....pulang yaa.
Nureliya Yajid
lanjut thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waduh kenapa jadi adu mulut gitu 😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!