Suamiku Ketua BEM

Di rumah Faisal

"Assalamualaikum, mi aku pulang" Faisal membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumussalam den Faisal " jawab bi Ijah, pembantu nya.

"Bi, mami mana?" Tanya Faisal sambil berjalan menuju kursi, dan kemudian dia duduk.

"Nyonya sama tuan tadi ke rumah sakit den, bawa nek Firda ke rumah sakit" ucap Bi Ijah dengan muka sedih.

Oh iya nek Firda adalah nenek nya Faisal.

"Apa, ke rumah sakit, nenek sakit apa bi" Faisal kaget sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Tadi tiba-tiba dadanya terasa sesak, lalu pingsan. terus mami Adén juga berpesan, katanya den Faisal suruh nyusul ke rumah sakit" jawab bi Ijah.

"Rumah sakit mana bi" tanya Faisal Sambil siap-siap.

Bi Ijah pun memberi tahu rumah sakit nya.

Faisal kemudian langsung berangkat ke rumah sakit.

Di rumah sakit ..

"Assalamualaikum, nenek gimana keadaannya" tanya Faisal ke mami papinya di kamar tempat nenek nya dirawat.

"Waalaikumussalam, masih belum sadar" jawab mami dengan mata sembabnya karena abis nangis.

"nek, bangun dong nek, jangan bikin Faisal khawatir" Faisal mendekati neneknya yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Do'a kan saja mudah-mudahan nenek cepet-sadar" ucap papi bersedih.

Waktu pun tak terasa sudah menunjukkan pukul 22.00 Faisal dan keluarga nya masih menunggu nenek di rumah sakit, karena nenek belum siuman juga.

Tiba-tiba..

"Faisal nenek lagi di mana ini" ucap nenek baru sadar dari pingsan nya dengan suara has nya.

"Alhamdulillah nenek udah sadar, tadi nenek pingsan, terus sekarang nenek di rumah sakit.

"Kok dada nenek terasa sakit ya" nenek sambil memegang dadanya merasa sakit.

"Panggil dokternya pi" mami panik khawatir dengan keadaan ibunya.

Bara pun memanggil dokter, dokter pun memeriksanya.

Tiba-tiba nenek memanggil Faisal.

"Faisal" panggil nenek dengan suaranya yang hampir nyaris tak terdengar.

"Iya nek, ini Faisal di sini" jawab Faisal dengan sedih.

"Kamu kapan mau nikah nak" ucap nenek dengan pertanyaan nya.

Deg tiba-tiba batin Faisal tak karuan, kenapa tiba-tiba nenek nya nanyain seperti itu.

"Nenek mau ketemu sama calon kamu" pinta nenek.

"Iya nanti ya nek, kalo nenek udah sembuh, udah pulang ke rumah, baru nanti Faisal ajak calon istri Faisal ketemu sama nenek" jawab Faisal.

"Nenek maunya sekarang" nenek merajuk ke Faisal layaknya seperti anak kecil yang meminta jajan.

"Tapi ini udah malam nek, takutnya dia udah tidur" ucap Faisal.

"Yaudah Faisal, kamu telpon Jeny sekarang, dia bisa gak kesini, kamu yang jemput" pinta papi.

Kemudian Faisal menelpon Jeny, entah dapat nomernya darimana.

Di rumah Jeny..

"Kring..kring..kring.."  ponsel Jeny berbunyi, kebetulan Jeny sudah terlelap tidur.

Suara dari handphonenya pun tak berhenti mengeluarkan suara, dan akhirnya Jeny pun terbangun.

"Siapa sih malem-malem telpon, ganggu orang tidur aja" gerutu Jeny sambil mengambil handphonenya dan mengecek siapa yang menelpon nya.

"Nomer siapa sih ini, kok gak ada di kontak gue" Jeny bergumam.

"Ah biarin ajalah, mungkin orang iseng" Jeny pun menaruh lagi hp nya di atas meja samping tempat tidur nya, karena dia takut orang yang menelponnya bermaksud jahat, karena dia sering banget mendengar berita tentang penghipnotisan lewat hp.

Tetapi suara ponsel nya pun tak berhenti bersuara.

" ih siapa sih ni orang, udah malam juga" Jeny kesal.

"Hallo" akhirnya Jeny pun menjawab telepon nya dengan nada sedikit ngegas.

"Hallo jen, lo lama banget sih angkatnya, lagi tidur nyenyak ya calon istri gue ini" Faisal sempat-sempatnya becanda.

"Suaranya terdengar tidak asing" gumam Jeny dalam hati.

"Maaf ini dengan siapa ya" tanya Jeny penasaran.

"gue Faisal, masa lo gak ngenalin suara gue" jawab Faisal.

"lo mau ngapain malem-malem nelpon" tanya Jeny dengan suara ketusnya, padahal dalam hati nya seneng.

"Nenek gue dirawat di rumah sakit, dan nenek sekarang mau ketemu sama lo, lo bisa kan ke sini, gue yang jemput" ucap Faisal.

"Ya Ampun nenek sakit apa?" Tanya Jeny panik.

"Kata dokter jantungnya bermasalah" jawab Faisal.

"Yaudah lo jemput gue sekarang " pinta Jeny.

"Iya gue berangkat sekarang, gue tutup telponnya ya" ucap Faisal mengakhiri telepon nya.

"Iya " jawab Jeny.

Jeny pun memberi tahu ke ayah dan ibunya.

Selang 15 menit, Faisal datang menjemput Jeny.

"tok tok tok" Faisal mengetuk pintu rumah Jeny.

"iya sebentar" Sinta berjalan menuju pintu.

"Gimana ibu sama bapak kabarnya?" Faisal bersalaman

"kami sehat nak, bagaimana dengan kamu sendiri " tanya ayah Jeny.

"saya juga sehat" jawab Faisal.

"Ayo berangkat sekarang " ajak Jeny yang baru keluar dari kamarnya.

" Iya ayo" ucap Faisal.

"Ibu, ayah aku pamit dulu ya" Jeny pamit sambil bersalaman kepada kedua orangtuanya.

"Iya nak, kalian hati-hati di jalan ya" ucap ibu.

"Nanti kalau ada apa-apa, kabarin kami" ucap ayah.

"Iya ayah, kami berangkat ya" ucap Jeny.

"iya nak hati-hati di jalan" jawab Sinta .

Mereka pun kemudian berangkat.

Di rumah sakit..

Jeny Dan Faisal langsung bersalaman kepada kedua orang tuanya Faisal.

"gimana keadaan nenek Bu?" tanya Jeny.

"sekarang nenek udah mendingan, tapi dari tadi Panggil Faisal sama Jeny terus, mending sekarang Faisal sama nak Jeny masuk dulu temuin nenek" pinta mami nya Faisal.

Kemudian Faisal dan Jeny masuk ke ruangan nek Firda.

"Nenek, nenek sakit apa?, Maafin Jeny nek, Jeny gak tau kalo nenek sakit" ucap Jeny sambil menangis mencium tangan nenek.

"Iya nak, gak papa kok, jadi kamu calon istri nya Faisal?, Nenek seneng banget" ucap nenek sambil mengusap kepala nya Jeny.

"i..iya nek" Jeny pun terpaksa mengiyakan, supaya nenek nya Faisal seneng.

"Faisal, sini nak" panggil nenek agar Faisal mendekat.

Kemudian Faisal pun mendekati mereka.

"Nenek pengen kalian segera menikah ya, nenek pengen banget bisa menyaksikan pernikahan kalian, di sisa umur nenek yang mungkin gak akan lama lagi, kamu bisa kan menikahi Jeny sekarang?" Pinta nenek kepada Faisal dan Jeny, sambil menggenggam tangan Jeny dan Faisal.

"Nenek gak boleh ngomong gitu nek, nenek bakal sehat lagi kok" Ucap Faisal yang tiba-tiba air mata nya mengalir, begitu pun Jeny merasakan kesedihan Faisal.

"Nenek pesen sama kalian kalo kalian udah berumah tangga, kalian harus bisa akur ya, saling melengkapi, saling menjaga, kalo ada masalah selesaikan lah secara baik-baik, dan dengan hati yang tenang.

"Jeny, kamu mau ya nikah sekarang?" Pinta nenek .

"Ta.. tapi nek?" Jeny merasa bingung, harus mengiyakan atau menolak nya, karena dia sebenarnya belum siap, apalagi kalo inget kejadian tadi siang, namun Dia juga melihat keadaan nenek sekarang, kalo tidak dituruti takut menyesal dikemudian hari.

Tepatnya pukul 03.00 Jeny dan Faisal melangsungkan pernikahan nya di rumah sakit, yang di hadiri oleh kedua orang tua mereka masing-masing, nenek, penghulu, dan para saksi.

"Alhamdulillah sekarang sudah resmi menjadi sepasang suami istri, mudah-mudahan menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah" ucap mami.

"Iya mi Aamiin " ucap Faisal.

"gue tidak tau, gue harus seneng atau sedih, sungguh ini sangat tidak gue sangka sama sekali, tiba-tiba akad, tiba-tiba jadi istri Faisal" gumam Jeny dalam hati.

Waktu pun tak terasa sudah menunjukkan pukul 05.30

Dan tiba-tiba..

"Ba...bar..a, bara dada ibu sakit banget" nenek merasa sangat kesakitan.

"Yaallah bu, panggil dokter cepat" papi dan yang lainnya pun sangat panik.

"Mohon maaf untuk semuanya, Bu Firda tidak bisa di selamatkan lagi, Bu Firda meninggal dunia" ucap dokter.

"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" mami merasa terpukul sekali, mendengar pernyataan dokter.

Semua merasa terpukul atas kepergian Bu Firda.

"Sekarang Kita hanya bisa mendoakan, semoga meninggalnya nenek Husnul khatimah" ucap Faisal dengan kesedihan nya.

"Aamiin ya rabbal alamiin" Jeny mengamini doa suaminya itu.