NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:560.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Turun

Aku menerima perjodohan ini.

Kata-kata Ha joon masih terngiang-ngiang di pikiran Ruby

Gadis itu tersenyum kaku, tak tahu harus bersikap bagaimana. Hampir seluruh keluarga bersorak kecil, memberi selamat seolah-olah mereka baru saja mendengar berita pertunangan sungguhan. Meski beberapa sepupu Ha joon tampaknya tidak begitu setuju, akan tetapi lebih lebih banyak yang setuju.

"Selamat, Ruby sayang!" Seru nyonya Nam.

"Akhirnya, Ha Joon juga bisa serius pada seseorang." timpal bibi Ha joon tersenyum senang.

"Betul, keliatannya kalian akan menjadi pasangan yang cocok!"

Ruby hanya mengangguk sopan dengan senyum canggung, mencoba menahan gejolak yang melanda dadanya. Pikirannya sudah kacau, dan jantungnya berdetak terlalu cepat. Ia melirik Ha Joon yang masih menatapnya. Tatapan itu tidak hangat. Bukan tatapan calon tunangan yang sedang jatuh cinta. Bukan juga tatapan pria yang bersedia memulai lembaran baru. Itu tatapan penuh rencana. Penuh kemarahan yang dibungkus senyum pura-pura. Ruby tahu itu, ia dapat merasakannya. Entah apa yang pria itu rencanakan.

Setelah makan malam selesai, beberapa kerabat mulai berpamitan. Nyonya Nam meminta Ruby untuk tetap tinggal sebentar karena ingin mengobrol lebih lanjut. Ruby tak bisa menolak. Ia mengikuti mama Ha joon ke ruang tengah, duduk di sofa besar berlapis beludru mahal. Ha joon sendiri berbincang dengan seseorang di telpon depan pintu keluar.

"Aku tahu ini mendadak Ruby," ujar Nyonya Nam sambil menuangkan teh untuk Ruby.

"Tapi aku sudah memikirkan ini sejak mengenal dirimu. Aku ingin memiliki menantu yang baik sepertimu. Ha joon pasti akan mencintaimu nanti, aku tahu seperti apa putraku. Tadi aku lihat dia diam-diam menatapmu, tatapannya itu, walaupun dingin, tidak bisa bohong."

Ruby menegang. Ia menggenggam cangkir teh di tangannya, tatapan dingin Ha joon memang karena pria itu membencinya, bukan karena suka. Nyonya Nam belum tahu saja kalau dirinya pernah menghina putranya habis-habisan.

"Kau bukan hanya cantik, tapi juga pekerja keras dan rendah hati. Aku yakin kau bisa menyeimbangkan Ha Joon. Anak itu terlalu keras kepala. Tapi bersamamu … aku rasa dia bisa lebih tenang."

Ruby tersenyum tipis.

"Terima kasih, Nyonya Nam …"

"Jangan panggil nyonya Ruby sayang. Kamu lupa?"

"Ma- maksudku, eomma." kata Ruby lagi canggung sekali rasanya.

"Ah, begitu dong," balas wanita tua itu dengan tertawa.

"Kau boleh menginap malam ini kalau lelah."

Ruby buru-buru menggeleng.

"Terima kasih banyak, tapi aku harus pulang. Ada pekerjaan besok pagi."

"Ah, sayang sekali. Kalau begitu biar Ha joon yang mengantarmu. Kau harus gunakan kesempatan ini untuk menjadi dekat dengannya." Ruby mau tak mau memaksakan seulas senyum. Ia baru saja mau bilang kalau dirinya bisa pulang sendiri, namun nyonya Nam sudah menyerukan nama Ha joon dengan lantang.

"Ha Joon ah!"

Lelaki yang tengah berdiri di depan rumah tersebut membalikkan badan. Ruby pura-pura menunduk, tidak ingin bertatapan dengan pria itu.

"Ruby sudah mau pulang. Kamu antar calon tunanganmu ini pulang ya."

Haishh, calon tunangan? Ya ampun, bisakah dia menolak?

Tak lama kemudian, Ruby berdiri. Nyonya Nam mengantarnya hingga ke depan pintu. Ha Joon yang masih setia berdiri di sana, menatapnya dalam diam. Pria itu kemudian berjalan lebih dulu masuk ke dalam mobilnya. Ruby pamit sekali lagi pamit ke nyonya Nam sebelum akhirnya ikut masuk ke mobil mahal Ha joon.

Suasana dalam mobil terasa mencekam. Tak ada satu pun di antara keduanya yang bicara. Ha joon fokus menyetir, sementara Ruby, ia sedang menyusun pertanyaan untuk lelaki itu.

"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Ruby akhirnya dengan suara pelan.

Ha joon meliriknya, sorot matanya menusuk.

"Bukankah itu yang kau inginkan?" katanya datar.

Kening Ruby berkerut lelaki yang menyetir sebelahnya.

"Aku sudah melarangmu datang hari ini, tetapi kau tetap datang. Jadi kesimpulanku adalah ... Kau memang sengaja mendekati ibuku, dan mempengaruhinya agar dia menilaimu sebagai wanita yang baik hati dan cocok menjadi menantunya. Akhirnya, kau mendapatkan yang kau inginkan." setiap kalimat yang keluar dari mulut Ha joon rasanya begitu menusuk.

Ruby merasa terluka.

"Kenapa wajahmu begitu, apa aku salah?" cibir Ha joon.

Ruby hanya diam, bibirnya kelu, tidak tahu apa yang ingin dia katakan. Meski terluka, ia sadar kalau perubahan Ha joon sekarang adalah dampak dari perbuatannya dulu.

"Ha joon, kau masih membenciku karena kata-kataku di masa lalu?"

Pertanyaan tersebut membuat Ha joon berhenti mendadak. Ruby sampai kaget. Ha joon meremas stir kuat-kuat dan menatap Ruby dengan tatapan bak pedang bermata dua. Lelaki itu tersenyum sinis.

"Aku tidak punya waktu memikirkan masa lalu. Aku hanya bisa membedakan, mana wanita yang pantas bersamaku dan tidak. Dan kau ..."

Ha joon menatap gadis itu atas bawah dan kembali mencibir.

"Kau cantik, tapi bukan tipeku lagi. Aku tidak butuh wanita cantik dan manipulatif seperti dirimu. Tapi karena kau ingin terlibat dalam permainan ini, aku akan bermain denganmu. Kita akan melakukan pertunangan ini, tapi jangan harap kau akan mendapatkan cintaku. Wanita sepertimu ..."

"Tidak pantas mendapatkan cinta."

Kata-kata itu begitu tajam dan menusuk.

Ruby menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. Suara Ha Joon masih menggema di kepalanya, seolah menampar-nampar batinnya tanpa ampun. Ia menoleh ke jendela, menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah. Mobil kembali melaju perlahan, menyisakan keheningan yang menusuk.

"Kau bisa menolak perjodohan ini tadi. Kau punya hak."

Ha Joon mendengus pelan.

"Punya hak? Kau benar, tapi bukankah sudah ku bilang aku ingin menemanimu bermain?"

Ruby memalingkan wajahnya, ia tidak pernah menyangka akan di benci sedalam ini. Bahkan setelah bertahun-tahun, luka yang ia toreh rupanya masih tertanam kuat di hati pria itu.

"Turun," kata Ha joon kemudian.

Ruby kembali menatapnya. Lelaki itu mau dia turun di sini? Tapi masih jauh sekali dari apartemennya.

"Kau tidak bermimpi ingin aku mengantarmu sampai depan apartemenmu bukan?"

Ruby menghela nafas panjang. Ha joon memang berniat balas dendam padanya. Ia pun akhirnya keluar dari mobil itu. Setelah itu Ha joon langsung meninggalkannya dengan menyetir dalam kecepatan penuh meninggalkannya.

Udara malam menusuk kulit Ruby saat ia berdiri di pinggir jalan, menatap lampu belakang mobil Ha Joon yang menjauh hingga lenyap dalam kegelapan. Angin malam membawa rasa perih yang merambat perlahan di pipinya yang basah oleh air mata. Ia merapatkan jaketnya, mencoba menahan dingin yang bukan hanya berasal dari cuaca, tapi juga dari sikap Ha Joon yang dingin dan tajam seperti pisau.

Langkahnya berat saat mulai berjalan kaki menuju halte terdekat. Di dalam hatinya, Ruby bertanya-tanya, apa ini harga dari kata-kata kejamnya dulu? Apa semua ini balasan yang pantas? Ia memang bersalah, tapi sekejam inikah balasannya?

1
Jumi🍉
Kebenaran perlahan mulai terungkap kepermukaan...
Heni Mulyani
lanjut
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
tuh Han Joo ksian kan ruby makanya jangan marah2 melulu
memei
bolehkah double up
Fera Susanti
bunga
Momz Haikal Sandhika
rubby itu depresi karna masalalu, karna penyesalan telah membuly mu, dan karna kecelakaan yg membuat tangan nya tidak bisa main piano lagi..
semoga setelah ini kamu tau semua nya ha joon
Nengsih Irawati
lanjut ka semangat 🥰
Dwi Winarni Wina
Hajoon kayak org kesetanan membawa mobil kecepatan tinggi skl menuju lokasi kebakaran, hajoon paknik dan khawatir takut ter jadi-jadi apa2 sm ruby....

Ruby dinyatakan depresi hajoon sangat terkejut skl, menyesalkan hajoon tidak peduli sm ruby sangat membutuhkanmu....
Bersyukur hajoon istrimu selamat dr kebakaran, sudah sama2 dewasa ada masalah cari solusinya dan jalan keluarnya...

Jangan amarah dan emosi digedein dan egois, dengarkan penjelasan ruby dulu alasan dulu sampai membully dan smg cepat kelar salahpaham...

Hajoon pasti sangat menyesal skl tahu ruby selama 6thn mengalami depresi sampai meminum obat....

lanjut thor...
double up...
Dwi Winarni Wina: hajoon sangat menyesal skl kak lanny peduli sm ruby, pdhal ruby ingin menyesalkan semuanya kesalahpahaman terjadi dulu...
hajoon keburu marah dan emosi....
LANY SUSANA: betul jangan marah 2 terus dan diem in Ruby tuh .. udah lama depresi dan kemarin tambah depresi kr di diem kan Ha joon tanpa mau bicara ke Ruby
syukurin Ha joon kt nya cinta tapi ga mau denger penjelasan dan depresi Ruby kumat nooo
total 2 replies
Mery Ola
wahh seruu....lanjutt
Ilfa Yarni
hayo lo ha joon ternyata ruby udah depresi dr lama
Nayi Siti
nah Lo nyesel kan
Renjani Soraya
klo aq sih ngarep ny ruby salah stu korbang ny, ga sdarkan dri krn mnghrup bnyak asap lalu koma, biar si ha joom menyesal dlu, ngerasa khilangan dlu, bru deh ruby sadar stelh itu/Chuckle/
Windy Veriyanti
semoga Ruby kembali sejenak ke Indonesia, biar Ha Joon kelimpungan nyariin hehehe
LB
itu murni kebakaran biasa? atau selalu ada yang mengincar hidup Ruby? apa Ruby baik2 saja 😥
semoga saja tidak terjadi hal buruk lagi padanya, rasanya Ruby banyak mengalami hal buruk dari dulu lagi dan bau2 ada masalah internal dengan keluarga kandungnya sendiri.lihat saja selama ini,Ruby seperti asing dengan keluarganya, terlihat jelas mereka berjarak.
Yuliana Purnomo
heeemmm jagn sampe kamu menyesal Joon kalau Ruby terkena musibah kebakaran
Setetes Embun💝
Dulu saat ruby tenggelam baru mau bersikap baik sama ruby,sekarang apartemen ruby kebakaran panik.Joon joon kenapa sih harus musibah dulu yang mendatangi ruby baru mau baik-baikin ruby😪
Dwi Winarni Wina
Hajoon sangat paknik dan khawatir takut kenapa2 cus kelokasi apartemen ruby...
Srie Handayantie
nahkan kau Ampe takut kehilangan Ruby, smoga Ruby tidak knpa2 dan kalian bisa berbaikan lagii sperti awal kalian menikah
nyaks 💜
dosa ya klo minta Ruby terluka trus di selamatkan org lain dan hilang ingatan lalu di bawah pergi 😅
dan seterusnya teruskan sendiriii
kyo: ceritanya malah ga selesai² klo gtu, makin berbelit 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!