NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin asing

...Berharap itu sakit....

..._____________________...

Jihan mencoba menenangkan Mira supaya tidak panik. Awalnya mereka memutuskan untuk ke rumah sakit menjenguk Hendra. Namun, Arsen mengabari untuk tetap di rumah karena pria itu akan membawa Hendra pulang. Tak lama kemudian sebuah mobil putih memasuki halaman rumah. Mira dengan cepat menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

Jihan mengikutinya di belakang. Dia belum berganti baju dan masih mengenakan seragam basah. Netranya beradu pandang dengan Arsen yang baru saja turun dari mobil, sebelum akhirnya pria itu mengalihkan pandangan. Membantu Hendra turun.

"Astaga Mas. Kamu kok bisa kecelakaan kayak gini sih?" Omel Mira menatap kaki Hendra yang di balut kain.

"Hanya kecelakaan kecil. Tidak terlalu parah. Jangan khawatir," Ujarnya lembut pada istrinya.

"Ya udah, aku siapin makanan dulu ya. Kalian pasti capek. Butuh energi." Mira menatap Hendra dan Arsen bergantian.

Mereka mengangguk serempak membuat Mira menghela napas panjang, kemudian berbalik pergi menuju dapur.

Jihan menelan ludahnya ketika berhadapan langsung dengan Hendra saat ini. Ia ingin secepatnya pergi, tapi takut jika di bilang tidak sopan. "Papah mau Jihan bantu?" Tawarnya dengan nada pelan.

Hendra tak merespon.

Bahkan enggan untuk sekedar menatap maupun membalas. Pria tu itu justru menoleh pada Arsen. "Bantu Papah ke kamar Arsen."

Arsen melirik sekilas pada Jihan. Jelas gadis itu kecewa karena Hendra tidak menganggapnya ada. Tapi ia tidak berkomentar apapun dan memilih merangkul Hendra dan membawanya masuk ke dalam. Melewati Jihan yang hanya berdiri diam.

Seperti sebuah angin yang menerpanya lalu hilang. Jihan meremas roknya. Kepalanya tertunduk menatap tanah.

Setelah mendapatkan rasa kecewa dari kekasihnya, ia kini mendapat itu untuk kedua kalinya. Perasaan itu menumpuk dadanya hingga bernapas saja terasa sulit.

Sampai kapan Jihan harus kayak gini? Jihan juga pengen di peluk Papah. Di senyumin Papah. Main bareng Papah. Kalo emang keinginan Papah itu kematian Jihan. Kenapa Papah gak mau bunuh Jihan aja?

Sejak umur 5 Tahun. Jihan tidak pernah sedikitpun mendapatkan perhatian orang tuanya. Saat kecil, Jihan di rawat oleh pengasuh yang sekarang entah pergi kemana. Jihan tidak di beritahu pasti. Tapi yang ia dengar pengasuhnya sudah meninggal dunia karena faktor umur.

Jihan sangat terpuruk pasca mendengar kabar itu. Namun, karena waktu itu dia masih sangat kecil dan tidak terlalu paham arti kehilangan Jihan masih bisa menjalani hari-harinya dengan baik. Meski ia tumbuh dengan banyak tekanan dari Hendra. Harus mendapatkan nilai bagus, menjadi anak penurut, dan membanggakan.

Sayangnya Jihan tidak bisa memenuhi ekspektasi dari Hendra membuat pria itu marah. Sampai menyiksa Jihan untuk terus belajar supaya nilainya sempurna.

Bukannya tambah naik, justru nilai Jihan semakin anjlok. Hal itulah yang merubah sifat Hendra menjadi semakin kasar. Apalagi melihat Arsen yang berhasil menuntaskan ekspetasi Hendra. Hal yang selalu menjadi pembanding antara Jihan dan Arsen.

Mira? Wanita itu tidak pernah peduli pada Jihan. Meskipun beberapa kali Mira memberikan perhatian kecil. Tak menutup kemungkinan ia juga sering melukai hati Jihan dengan kalimat-kalimat merendahkan.

Inilah hidup seorang gadis bernama Jihan Alessa. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berteduh. Kini menjadi sebuah

 'Rumah tanpa atap'

_______________

Suasana meja makan tampak tenang sebelum akhirnya Jihan datang merubah suasana menjadi canggung.

"Sayang. Kamu mau nambah lauk?" Ujar Mira pada Arsen. Hendra tidak ada karena pria itu sedang beristirahat di kamar.

"Nggak usah," Jawab pria itu singkat. Merasa tidak nafsu ketika Jihan duduk di sebelahnya.

"Ya sudah. Di habiskan dulu makan nya." Mira melirik sejenak pada Jihan sebelum akhirnya menuangkan air putih ke gelas dan meminumnya.

Arsen hanya berdehem. Ingin segera pergi.

Jihan tahu keberadaannya tidak di inginkan, tapi sekarang dia dalam keadaan mendesak. Tangannya mencengkram kuat kaos yang ia kenakan. Gadis itu sudah sangat lemas, butuh energi karena sedari kemarin belum makan. Bibirnya sudah tampak pucat dan sedikit mengering.

Saat ia dengan pelan mengambil secentong nasi dan menaruhnya di piring. Mira langsung membawa nasinya pergi, seolah tidak membiarkan Jihan mengambil secentong nasi lagi seperti pada umumnya.

Hatinya mencelos melihat itu. Jihan menatap piringnya dengan rasa syukur, meskipun ia tidak bisa makan semestinya. Karena jika di lihat-lihat, nasi yang diambil Jihan hanya cukup untuk tiga suap.

Gadis itu tertawa dalam hati. Keluarganya itu sungguh lucu. Jika mereka ingin membunuhnya secara perlahan seperti ini, bukankah membuang waktu? Kenapa tidak langsung meracuninya saja.

"Aku selesai." Arsen segera beranjak berdiri lalu pergi begitu saja.

Mira juga cepat-cepat menyelesaikan makan nya. Setelah itu membawa semua lauk di meja makan. Menyimpan nya di tempat biasa, padahal di situ masih ada Jihan yang masih ingin mengisi perutnya.

Namun, kembali ke awal, memangnya Mira peduli? Tidak.

Jihan menatap kepergian wanita itu dengan tatapan kosong. Lalu memakan sesendok nasi terakhir dengan lauk yang masih sempat ia ambil. Ia mulai menuangkan air ke gelas, meminum beberapa kali teguk untuk menetralkan rasa laparnya.

Jihan juga manusia, Mah. Mamah kira Jihan itu robot yang gak makan pun tetep baik-baik aja? Bahkan robot pun butuh energi supaya bisa hidup.

Jihan melirik sebuah pisau yang berada tepat di pinggir sepiring buah nanas. Pikirannya mulai kacau saat tangannya dengan perlahan mengambil benda tajam itu.

Ini kan yang kalian inginkan?

_____________

PRENN seperti saya terkena virus siput gila 🐌 🐌 🤕

Gak tahu kenapa frustasi bangett karena ide stuck. Padahal awal bikin cerita ini juga pengen enjoyy aja. Ehhh tau-taunya malah burnout 😭

Doain aja aku biar tetep waras heheh. Maklum lebay. Aku nulis juga karena buat pelampiasan kesepian. Wajar prenn🥺

Nihh bonusss foto para anak-anakkuhh🤧

Kevin

Abintang

Avan

Brian

Reksa

Aksa si fackboy diem-diem

Iqbal

Jihan

Bella

Elsa si anti cowok🤧 sering ngatain Bella gendut. Tapi tubuhnya aja yang kekecilan.

Kiara

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!