Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Mata Lora melihat ke arah Pangeran Kiran sebentar lalu ia kembali menatap makanan, ia bertingkah seolah biasa biasa saja tapi tidak dipungkiri kalau kedua telinga Lora telah memerah.
Dia masih seorang gadis ya, dia juga bisa malu walaupun wajahnya masih datar dan terkesan santai.
"Malu hmm?"
"Biasa saja." Ucap Lora masih makan dengan santai.
"Ekhem. Lalu gadis kecil itu siapa yang membunuhnya?" tanya Pangeran Kiran yang kembali ke pokok permasalahan awal.
Jika Putri Muria jelas Lora yang telah menghabisinya terus putri Nuri siapa yang telah menghilangkan nyawa gadis tak bersalah itu?
"Aku belum tau." Jawab Lora lalu meminum habis air sup langsung dari mangkoknya.
"Belum tau bukan berarti tidak tau. Berarti kamu sudah menebak siapa yang melakukan hal itu?" tanya Pangeran Kiran.
Lora meletakkan sumpitnya karena makanan di meja itu sudah berpindah ke dalam perut Lora. Minum dengan tenang lalu setelah itu ia melipat tangannya di meja dan melihat Pangeran Kiran dengan serius.
"Ya. Aku mencurigai tiga orang. Kamu karena kamu memiliki dendam pada Pangeran Jiran, lalu ada Pangeran Jiran karena ia tidak ingin memiliki anak pertama seorang Putri, dan terakhir orang yang sama seperti ku." Ucap Lora menatap langsung ke manik kelam milik Pangeran Kiran.
"Kamu mencurigaiku?" kening Pangeran Kiran berkerut.
"Apakah kamu merasa menjadi seorang biksu hingga tidak boleh di curigai?" tanya Lora dengan nada sarkas.
Pangeran Jiran terkekeh kecil, ia meletakkan sampah buahnya di mangkok bekas makan Lora dan mengambil gelas milik Lora untuk minum.
Setelah minum barulah Pangeran Kiran membalas ucapan Lora.
"Aku bukan pengecut, kenapa pula aku harus membunuh anak kecil ketika aku bisa membunuh yang besar." Ucap Pangeran Kiran dengan nada pongah.
Lora memutar mata malas melihat sifat sombong Pangeran Kiran.
"Lalu, kenapa kamu mencurigai Pangeran Jiran? Bukankah dia terlihat seperti ayah yang sangat sayang pada putrinya. Ketika anaknya terluka ia akan marah marah kepada orang yang membuat anaknya terluka padahal hanya luka kecil. Apakah seorang ayah yang baik ini yang kamu curigakan?"
"Semakin baik seseorang maka semakin mungkin ia menusuk dari belakang." Jawab Lora yang berhasil menghentikan topik tentang Pangeran Jiran.
Kata kata itu seperti tamparan tak kasat mata bagi Pangeran Kiran. Dulu ia sangat percaya pada anggota keluarga yang ada di istana. Ia merasa menjadi orang yang paling bahagia karena memiliki keluarga yang lengkap, tapi ketika ibunya meninggal, satu persatu sifat keluarganya terungkap.
Hingga sekarang Pangeran Kiran tidak tau perasaan hangat yang seperti apa yang bisa membuat ia merasakan rasa keluarga seperti dulu.
"Lalu yang ketiga, maksud kamu bagaimana?" tanya Pangeran Kiran lagi.
Kata orang yang mungkin sama dengan Lora itu hanyalah kiasan yang berarti bahwa orang yang datang karena misi rahasia yang diberikan oleh organisasi.
Orang ini sepertinya satu organisasi dengan Lora karena Lora pernah diberi racun yang sama dulu untuk membunuh anak kecil.
"Mata mata organisasi yang ada di dalam istana." Jawab Lora.
"Apakah ada mata mata lain di istana ini selain kamu?" kening Pangeran Kiran berkerut lagi.
"Hmm aku rasa tingkatannya lebih tinggi dari aku, karena aku tidak pernah menyadarinya."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author