Menjadi Istri Ke 2

BACA SETELAH BUKA YA GES YA

Ini aku tulis tadi malam soalnya haha

...----------------...

Sekarang sudah hampir jam 12 malam. Lova masih belum tertidur karena berbalas pesan dengan Belvi, ia menceritakan kejadian yang tadi dialaminya, termasuk tentang Serina yang ternyata menjadi istri dari om nya Kenzo, laki-laki yang sempat Lova kagumi sekilas ketika mereka bertemu beberapa waktu lalu.

"Mana haus lagi."

Beranjak dari ranjang kamarnya, Lova berniat untuk mengambil minum. Jika tidak salah kamar tamu yang ditempati oleh Lova sekarang hanya perlu melewati ruang tengah dan juga taman kecil di dalam untuk bisa sampai dapur. Lova memang tidak mengetahui pasti letak ruangan rumah besar itu, tetapi ia juga tidak bodoh yang akan mengakibatkan kesasar karena tidak tahu dimana letak dapur.

Sebelum keluar kamar. Lova sengaja menghubungi Kenzo, namun tidak diangkat, Lova berniat meminta Kenzo untuk menemaninya, takut saja jika ada yang memergokinya dan menyangka akan melakukan hal tidak baik di rumah itu. Tidak akan lucu jika Lova sampai dituduh mencuri.

"Ck, kemana sih tuh cowok?" kesal Lova karena tidak kunjung diangkat juga.

Namun Lova tidak mau menunggu Kenzo, bisa terjaga sepanjang malam dia jika tidak segera mengobati rasa hausnya dengan segelas minum.

"Gelap banget," gumamnya lagi.

Sebenarnya tidak begitu gelap, masih ada lampu malam yang memang sengaja dinyalakan ketika malam hari dan semua orang di rumah itu sudah dalam keadaan tidur, tetapi jika dibandingkan dengan tadi yang begitu terang seperti siang hari saja. Keadaan sekarang jelas jauh berbeda, lampu yang terangnya tidak seberapa itu kini membantu Lova untuk menuju ke arah dapur.

"Huh, leganya," ujarnya menaruh gelas yang kini sudah tidak tersisa lagi air putih di dalamnya.

Lova terkejut saat sebuah tangan melingkar di perutnya, aroma maskulin milik seseorang yang ia tahu keluarga Kenzo tercium di hidungnya. Baru saja Lova akan membalikan tubuhnya, namun dengan segera ditahan oleh tindakan laki-laki di belakangnya ini, Jeriko.

Jeriko mengecup pundak Lova dengan begitu sensual, bahkan desahan dari laki-laki itu mulai terdengar samar, suara berat namun juga mampu membuat Lova diam di tempat mencerna apa yang sedang terjadi sekarang ini padanya.

"Akh, aku sudah tidak tahan lagi sekarang" bisik Jeriko semakin bermain dengan liar di tubuh Lova.

Jeriko mencium punggung beserta tengkuk leher Lova, berlanjut ke telinga dengan tangan yang kini sudah meremas dua gundukan milik Lova.

'Apa dia mengira gue istrinya?' batin Lova bertanya-tanya.

Lova menjadi bingung sendiri, antara harus menyadarkan om nya Kenzo sekarang atau menuruti saja, ia berada di antara pilihan yang membingungkan.

Tetapi sesaat kemudian bayangan beberapa tahun lalu kembali terlintas, seketika rasa sakit dan dendamnya kembali membakar jiwanya, Lova bisa menjadikan ini sebagai balasan untuk mereka yang sudah membuat hidupnya hancur di masa lalu. Lova tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Sorry Ken," lirihnya sebelum ia menuruti permainan Jeriko.

Lova sengaja mengeluarkan suara desahan nya agar Jeriko semakin gila menginginkan nya. Bahkan ia mulai meraba bagian bawah milik Jeriko yang dirasa sudah sangat tegang. Lova sempat menengang ketika melakukan nya, mau bagaimana pun itu untuk yang pertama kalinya baginya. Lova si gadis yang tidak polos itu masih dalam tahap wajar saja dengan Kenzo.

"Kita akan melakukan nya di ruang kerjaku," bisik Jeriko mengangkat tubuh Lova.

Sementara di lain tempat, Serina menunggu kedatangan Jeriko di kamarnya, ia melirik jam di ponselnya dengan tidak sabar.

"Apa dia sudah meminumnya?" tanyanya menggigit bibir bawahnya.

"Ah, kenapa aku harus pergi sih tadi, harusnya aku katakan saja kalau aku ingin menemaninya." Serina beranjak dari ranjang kamarnya, berniat menghampiri Jeriko di ruang kerjanya, namun seketika ia menghentikan langkahnya tepat diambang pintu kamarnya.

"Enggak, aku tetep harus tungguin dia di sini, jangan sampai Jeriko curiga kalau aku sudah memberinya obat perangsang."

"Sebaiknya aku menunggu di sini dan pura-pura sudah tertidur saja." Serina kembali ke ranjang kamarnya. Ia sengaja mengenakan baju kurang bahan nya untuk menyambut Jeriko nanti.

Di lain tempat, Lova terengah-engah saat semua titik sensitifnya dimainkan oleh Jeriko. Ia tidak menyangka jika permainan Jeriko akan segila ini. Lova menyukainya, selain wajah tampan nya dan kaya raya, Jeriko mempunyai kelebihan lain, bisa membuatnya merasakan nikmat yang belum pernah Lova rasakan.

Sengaja Jeriko, membanting tubuh Lova di sofa panjang ruangan tempat kerjanya. Laki-laki itu melepaskan kemejanya dengan juga celananya, sementara Lova memang sudah naked karena ulah Jeriko tadi.

Lova memekik saat melihat benda panjang dan besar milik Jeriko, di sana ada urat-urat yang menonjol, seketika kata-kata Belvi yang mengatakan jika milik cowok berurat itu bisa membuat mabuk kepayang dan terbang melayang, Lova penasaran, tetapi ia juga sangat gugup dan sedikit takut. Ingatkan Lova jika ia masih virgin, dan malam ini bisa saja menjadikan nya kehilangan apa yang selama ini sudah ia jaga. Namun jika semua bisa membalaskan rasa sakitnya, Lova akan melakukan nya. Sejauh ini ia sudah paham apa yang harus dilakukan nya nanti, setelah semua terjadi.

"Kenapa kamu buat aku seperti ini?" tanya Jeriko membuat Lova bingung. Ia tidak mengerti maksud ucapan Jeriko.

"Kalau begitu kamu berhasil, malam ini semua benar-benar akan terjadi."

Setelah mengatakan itu, Jeriko kembali menghujani Lova dengan ciuman nya, satu hal yang baru Lova sadari, sedari tadi Jeriko tidak menatapnya, namun pikir Lova itu malah bagus, rencananya akan berhasil dengan Jeriko yang tidak mengetahui jika itu adalah Lova, bukan Serina istrinya.

"Akhh." Lova memekik kesakitan saat Jeriko berusaha memasukan miliknya ke dalam pepi miliknya.

Rasanya sangat sakit meski tadi ia sempat merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Jeriko kembali mencoba untuk melakukan nya lagi, namun masih begitu sulit, padahal milik Lova sudah sangat basah karena ulah Jeriko tadi, tetapi seakan sangat sulit untuk dilakukan tanpa pemaksaan.

Hingga akhirnya Jeriko kembali mencobanya lagi, dan akhirnya ia berhasil membuat benda miliknya masuk ke dalam ruang lembab yang sangat nikmat itu.

"Sa-sakit," lirih Lova membuat Jeriko terkekeh.

"Kamu sendiri yang memintanya bukan?" ujar Jeriko berani menatap lawan main di depan nya.

Betapa terkejutnya Jeriko saat mengetahui jika yang kini menelan batang miliknya bukan Serina istrinya, tetapi pacar dari keponakan nya.

"Sial."

Wajah syok Jeriko jelas terlihat di sana, namun mau bagaimana lagi, obat perangsang itu bekerja dengan sangat baik sampai membuatnya tidak berniat untuk berhenti dan melepaskan Lova. Jeriko tetap melakukan nya hingga rasa sakit yang Lova rasakan tadi kini berganti menjadi nikmat.