Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Seiichi
"Tadi itu siapa sih mas?" tanya Daisy yang masih dongkol karena ada cewek yang mendekati suaminya. Daisy tahu Dokter Lucky tidak diragukan kesetiaannya pada dirinya, Kenzie dan Elina tapi tetap saja ... Dia wajib waspada!
"Mana aku tahu Jeng. Wong aku tadi lagi membaca laporan dari Hana soal hasil operasi pasienku, tiba-tiba si Wewe Gombel nongol! Lha aku aja belum baca jampi-jampi," jawab Dokter Lucky dengan wajah bingung.
"Papà, cos'è Wewe Gombel ( Papa, apa itu Wewe Gombel)?" tanya Kenzie karena Dokter Lucky ngomong campur aduk dengan bahasa Italia dan Jawa. Dokter Lucky memang benar-benar serius belajar bahasa Italia supaya bisa berkomunikasi jika mereka liburan ke Turin dan tidak tergantung ke Daisy.
"Wewe Gombel adalah sebuah sosok gaib atau hantu dalam mitologi Jawa yang dipercaya menculik anak-anak di malam hari. Tapi kalau tadi si Wewe Gombel malah godain Papa. Tenang Kenzie, mamamu itu jauh lebih seram jadi papa lebih takut sama mama kamu," jawab dokter Lucky membuat Kenzie cekikikan.
"Mamma, quando esce il mafioso, è davvero spaventoso ( Mama kalau keluar Mafiosonya yang memang seram )," gelak Kenzie.
"Benar kan Ken?" Dokter Lucky pun bertos ria dengan Kenzie.
Daisy tersenyum mendengar percakapan suami dan putra mereka.
"Mama nggak seram ah Ken," ucap Daisy.
"Tapi tadi mama memang seram!" eyel Kenzie.
"Eh, sudah sudah. Yuk makan dulu ... Tuh Ken, steak kamu jadi dingin lho gara-gara kamu ikut mama kasih ASI adikmu." Dokter Lucky memotong daging steak Kenzie menjadi kecil-kecil namun Daisy cekikikan melihat cara suaminya memotong daging.
"Mas, kamu mau potong daging atau mau operasi?"
Dokter Lucky melongo. "Lha, kebiasaan."
***
Di Sebuah Bank daerah Dago Keesokan Harinya
"Benar pak tadi saudari Titis membuka tabungan disini," ucap manager Bank itu saat didatangi oleh AKP Arief dan AKP Steven. Manager Bank itu sebenarnya tidak mau membuka rahasia nasabah tapi dua polisi dari Polda Metro Jaya itu membawa surat dari pengadilan untuk mencari semua informasi tentang Titis Suryani atau Lenny Martina yang dicari untuk kasus pembunuhan berantai. Karena berhubungan dengan kasus pidana, mau tidak mau dia harus membuka data. Manager itu didampingi CS nya yang mengurus saat Lenny membuka rekening.
"Berapa yang dia setor awal?" tanya AKP Arief.
"Ada dua puluh lima juta. Saat ditanya, dia bilang baru saja menjual motornya," jawab Manager itu.
"Apakah ini orangnya?" tanya AKP Steven sambil memberikan foto Titis.
Manager dan petugas CS itu tampak ragu-ragu. "Mirip tapi ada yang berbeda pak ... Agak berbeda."
"Bagaimana dengan yang ini?" tanya AKP Arief sambil memperlihatkan foto Lenny.
Mata CS itu melebar. "Yang ini pak!"
"Anda yakin?" tanya AKP Arief.
"Bisa dibandingkan dengan CCTV Pak, tapi saya tidak pernah lupa wajah pak karena pekerjaan saya harus menghapalkan wajah-wajah nasabah. Entah kenapa yang ini ada perasaan twinkle watermelon gitu pak," jawab CS itu. "Maafkan pemilihan kata saya tapi macam ada sesuatu yang menggelitik gitu pak."
"Anda kebanyakan nonton Drakor," senyum AKP Steven. "Seperti istri saya saja. Harusnya kan tickles."
CS itu tersipu. "Yang teringat itu pak."
AKP Steven menoleh ke AKP Arief. "Kalau pakai KTP Malang, kita kesulitan mendapatkan alamat sementara dia."
"Iya juga. Apakah anda mendapatkan informasi alamat sementara?" tanya AKP Arief.
"Tidak pak."
Jalan buntu lagi!
***
Ruang Kerja Divisi Kasus Dingin
"Aku datang ...."
Semua orang menoleh ke arah orang yang datang dan tersenyum.
"Bawa apa itu dok?" tanya Iptu Fariz.
"Semua dari Kartika Sari." Dokter Lucky memberikan kantong besar berisikan banyak makanan.
Sontak AKBP Nana dan AKBP Atikah bergegas membongkar oleh-oleh dari Dokter Lucky.
"Kapan kamu ke Bandung, Ky?" tanya AKBP Victor sambil memakan bollen coklat.
"Jumat kemarin mumpung aku dan Daisy bisa libur. Lumayan tiga hari di Bandung sama anak-anak." Dokter Lucky melihat tv layar lebar di ruangan itu dan terkejut melihat gambar buronan disana. "Hei, dia ... Aku dan jeng Daisy pernah ketemu!"
Semua orang disana segera menoleh ke Dokter Lucky. "Apa?"
"Iya. Aku didatangi dia waktu sedang di cafe daerah Dago, nunggu Jeng Daisy yang kasih ASI ke Elina ... Dia coba menggoda aku untuk duduk di depan aku ... Langsung aku tolak dan apesnya, Jeng Daisy datang. Masih untung Jeng Daisy tidak ambil pisau steak ...."
"Kamu digoda dia?" seru AKBP Nana. "Gimana bisa?"
Dokter Lucky pun bercerita. Semua orang disana saling berpandangan.
"Apa nama cafenya? Dik Steven dan dik Arief sedang di Bandung kejar dia!" tanya AKBP Victor.
"Memang dia melakukan apa?" tanya Dokter Lucky bingung.
"Apa Daisy tidak cerita kasus suami yang dibiarkan mati membusuk di rumah kontrakan?" AKBP Nana menatap adik sepupunya itu.
"Cerita tapi ... Belum ketangkap sampai sekarang? Tunggu ... Jadi kemarin itu aku dan Jeng Daisy ketemu si pembunuh berantai?" Wajah dokter Lucky langsung memucat. "Tahu gitu beneran dikirim ke kamar mayat sama Jeng Daisy!"
AKBP Victor lalu menghubungi AKP Arief. "Dik Arief, Dok Lucky dan Daisy ternyata sudah bertemu face to face dengan Lenny Martina!"
***
Sementara itu ...
"Jadi rumah kamu ini?" tanya Seiichi saat melihat rumah Sasikirana.
"Iya mas Ichi." Sasikirana tidak sendirian karena Darussalam juga menjaga Seiichi atas perintah Eyang Surti.
"Sepertinya dijaga ketat, mas Ichi," ucap Darussalam. "Ada beberapa orang disana."
"Sepertinya mereka mencari barang bukti di rumah kamu, Sasi," ucap Seiichi yang duduk di dalam mobilnya.
"Bisa jadi mas. Jadi gimana ini? Tapi setahu aku, mamaku menyimpan barang bukti tidak disana."
"Memang dimana?" tanya Seiichi. "Selain di cloud."
"Di sebuah gudang penyimpanan. Cuma kunci gemboknya di dalam lemari besi. Kalau belum dibongkar saja."
Seiichi melihat sekelilingnya. "Itu ormas atau polisi?"
"Tidak tahu juga," jawab Sasikirana.
"Nanti malam, kita kesini lagi. Biar aku bilang sama Mbak Shea buat pinjam mbak Lilis."
Sasikirana dan Darussalam menatap Seiichi bingung.
"Siapa lagi yang selalu riang gembira kalau diminta buat nakut-nakutin dengan penuh totalitas?" seringai Seiichi.
"Mbak Lilis," jawab Darussalam malas.
"Nah, makanya ... Aku ingin masuk ke dalam rumah Sasi malam ini. Kita harus bawa pasukan ormas arwah juga dong ...."
Sasikirana menatap sebal ke Seiichi. "Ada tho Ormas Arwah?"
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
mending sama bu grace aja🤭
mas faris mau jd pekesor????
udh tau pnya pwang,mlah mau nikung ktanya.....🤣🤣🤣
tapi kasihan juga nanti cucunya ustadz Amir