NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Alice Alison adalah salah satu anak panti asuhan yang berada di bawah naungan keluarga Anderson.

Lucas Anderson merupakan ahli waris utama keluarga Anderson, namun sayang dia mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Alice yang memiliki golongan darah yang sama dengan Lucas pun akhirnya mendonorkannya.

Sebagai balas budi, kakek Anderson menjodohkan Lucas dengan Alice.

Menikah dengan Lucas merupakan impian semua perempuan, tapi tidak dengan Alice. Gadis itu merasa tersiksa menjalani pernikahannya dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Ceklek....

Alice yang baru saja merasakan kesegaran dari mandi, tiba-tiba merasakan tubuhnya terhempas ke dinding oleh dorongan kasar Lucas. Dengan wajah yang masih basah, dia menatap Lucas dengan mata yang terbuka lebar, penuh kebingungan dan ketakutan.

"Lucas, kamu mau ngapain?" suaranya bergetar, mencerminkan rasa takut yang mendalam.

Lucas, dengan pandangan yang tajam dan berniat tidak baik, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia segera mendekat, menempelkan bibirnya ke bibir Alice dengan paksa. Ciumannya lembut tapi penuh nafsu, menggigit bibir Alice sesekali, seolah ingin menguasai setiap rasa yang mungkin bisa dia rasakan dari istrinya itu.

Alice meronta, mencoba mendorong Lucas agar menjauh, namun upayanya sia-sia. Kekuatan Lucas lebih besar, dan tekanan dari tubuhnya membuat Alice tak berdaya. Setelah beberapa saat berjuang, Alice merasa lelah dan pasrah, membiarkan Lucas menguasai situasi, sementara air mata mulai mengalir perlahan di pipinya yang basah. Ketakutan dan kekecewaan terhadap suami yang seharusnya melindungi, bukan menakutinya, membuat hati Alice semakin hancur.

Setelah puas, Lucas pun melepaskan tautan bibirnya dengan sang istri, dia menatap Alice dengan tatapan mengejek.

"Manis" ucap Lucas sambil mengusap bibir Alice menggunakan ibu jarinya.

Lucas memutar tubuhnya dan melangkah menuju kamar mandi dengan langkah yang berat dan angkuh. Tanpa menoleh lagi ke belakang, dia meninggalkan Alice yang masih berdiri lemas sambil bersandar di dinding. Bibir Alice masih terasa hangat dari sentuhan Lucas, tapi kini hanya rasa pahit yang tersisa.

Air mata mulai membasahi pipinya, satu demi satu jatuh membasahi bantal empuk yang seharusnya menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka berdua. Alice merasakan hatinya seperti diremukkan. Tangisannya semakin menjadi-jadi, namun suara tangis itu terhimpit di dalam dinding kamar yang sunyi. Dia ingin berteriak, ingin memohon Lucas untuk mengerti perasaannya, namun semua itu terasa sia-sia.

Alice menutup wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menyembunyikan derita yang semakin membesar di dalam hatinya.

Jika saja Lucas meminta ciuman dengan lembut dan penuh perhatian, tentu Alice tidak akan menolak, karena itu sudah menjadi bagian dari tugasnya sebagai seorang istri. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Dia mengusap air matanya yang terus mengalir, seraya berjalan dengan langkah yang berat menuju ruang ganti. Setiap langkah terasa seperti memikul beban yang tidak terlihat. Di dalam ruang ganti, Alice cepat-cepat mengganti pakaiannya, seakan ingin melepas semua kenangan buruk yang terjadi hanya beberapa saat yang lalu.

Setelah mengenakan pakaian lain yang lebih sederhana, Alice keluar dari kamar dengan hati yang masih berat. Dia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan pagi, namun langkahnya terhenti sesaat saat melintasi cermin di koridor. Dia berhenti, menatap bayangannya sendiri.

Apa yang terjadi pada dirinya? Apakah ini benar-benar hidup yang dia impikan? Dengan napas yang terengah-engah, Alice melanjutkan langkahnya ke dapur. Dia mencoba mengabaikan rasa sakit yang ada, berharap bahwa kegiatan memasak bisa sedikit mengalihkan perhatiannya dari realita pahit yang harus dia hadapi.

"Ada yang bisa saya bantu tidak, bi?" tanya Alice.

"Semua sudah selesai non, tinggal menyajikannya di atas meja makan" kata bibi.

"Biar saya aja bi" ucap Alice dan mulai menyajikan makanannya di atas meja makan.

Tak lama kakek Anderson dan Lucas datang, mereka duduk menempati kursinya masing-masing. Alice dengan telaten melayani kakek mertuanya serta suaminya.

"Terima kasih nak" ucap kakek Anderson sambil menerima piring yang sudah terisi penuh dari tangan Alice.

Alice mengangguk, dan setiap langkahnya meliuk lembut mengitari meja makan, seolah menari dengan keanggunan yang dimiliki seorang balerina. Dia dengan penuh kelembutan memberikan piring suaminya yang sudah terisi naik dan juga lauk.

Setelah selesai barulah Alice mendudukkan tubuhnya di samping Lucas. Mereka bertiga makan dengan hikmat tanpa ada obrolan sedikitpun. Setelah selesai Alice dan Lucas berpamitan kepada kakek Anderson untuk berangkat kerja.

"Kamu mau kemana, Alice?" tanya kakek Anderson, yang belum mengetahui Alice bekerja.

"Aku mau ke panti kek" jawab Alice bohong, dia tidak mau suaminya terkena masalah jika mengatakan yang sebenarnya.

"Titip salam buat ibu Lena" kata kakek Anderson.

"Baik kek" balas Alice.

Dia pun melangkahkan kakinya menyusul Lucas yang sudah lebih dulu masuk kedalam mobil.

Seperti sebelumnya Lucas menurunkan Alice di halte pinggir jalan, sesuai permintaan istrinya itu. Usai menurunkan istrinya barulah Lucas melajukan mobilnya menuju ke perusahaan Anderson.

Alice melangkah gontai menuju bus yang akan membawanya ke galeri tempat dia bekerja. Hatinya berat, pertengkaran kecil dengan Lucas pagi itu masih membayangi pikirannya. Lucas, yang kini telah menghilang dari pandangan, meninggalkannya di halte dengan perasaan yang belum juga reda.

Dia menaiki bus dengan langkah yang berat, duduk di kursi yang terdekat dengan jendela, memandangi jalanan yang kian menjauh. Alice mencoba meredakan kekacauan di benaknya, menatap lurus ke depan, namun matanya tak bisa lepas dari bayangan Lucas yang kian menghilang. Di dalam bus yang sesekali terguncang itu, dia merenung, memikirkan perlakuan terakhir Lucas yang cukup kasar kepadanya.

Alice menghela napas, menggenggam tasnya lebih erat. Perjalanan ke galeri kali ini terasa lebih lama dari biasanya, setiap detik terasa seperti menguliti hatinya pelan-pelan. Dengan kepala yang tertunduk, Alice mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjalani hari, meskipun hatinya terasa remuk. Dia tahu, permasalahan dengan Lucas bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah.

Setelah tiba di tempat tujuan, Alice pun turun dari dalam bus, dan melanjutkan perjalananya dengan jalan kaki untuk sampai di galeri.

Di galeri Hani dan tuan Zen terlihat sudah menunggunya.

"Selamat pagi Hani, tuan Zen" sapa Alice.

"Selamat pagi Alice" ucap mereka secara bersamaan.

Hani yang sudah tidak sabar menarik tangan Alice dan membawanya masuk kedalam galeri.

"Alice, ayahku sudah mentransfermu uang hasil dari penjualan lukisanmu. Kamu harus segera mengecek uang itu untuk memastikannya" ucap Hani.

Alice yang penasaran pun segera mengecek m-bankingnya, matanya melotot melihat nominal yang di transfer oleh taun Zen.

"Kenapa banyak sekali" tanya Alice lirih. Ia merasa tidak berhak menerima semua uang hasil penjualan lukisan miliknya, menurut dia pihak galeri yang menaungi dia pun harus mendapatkannya juga.

"Hani, ini terlalu banyak" protes Alice.

"Itu sesuai dengan hasil penjualan itu Alice, kamu berhak menerimanya" ucap Hani.

"Tapi tidak semua Hani, harus ada bagian untuk galeri juga" seru Alice. "Aku akan mentransfer setengahnya ke rekeningmu, Hani" lanjutnya.

"Jangan-jangan Alice, itu semua hak kamu. kamu yang sudah bersusah payah membuat lukisan itu" tolak Hani.

"Iya Alice, itu semua uang milikmu. galeri sudah mendapatkan keuntungan lumayan banyak semenjak kamu bekerja di sini" sahut tuan Zen.

Mata Alice berkaca-kaca, dia merasa terharu dengan kebaikan tuan Zen dan juga Hani, putrinya.

"Aku akan mentraktir kalian, aku harap kalian tidak menolaknya" ucap Alice.

1
Zian Putri
menarik cerita na,gak sabar nunggu up nya
partini
ini cerita mengsedihhhh luar binasa menyek menyek karakter cewek nya cuma bisa nangis doang,,be strong aihhh lama lama gumussss ini mah
partini
aihh di gatal Napa tuduh bini yg gatal behhhh saiko ni orang
Srie Handayantie
egoisss bgt kau Lucas , mau enak sendiri . Mun bisa ma asa hyang nyuntrungkeun da 😠
partini
mau menang sendiri ini Lucas ,perlu di Sentil ini Thor si Lucas
aihhh bikin lah Alice strong woman Thor jangan terlalu myek menyek
Ziezah Azizah
lawan elis...
partini
Lucas kamu ga ada otak
partini
👍👍👍
partini
ihhh cemburu ,,ga tau malu
Srie Handayantie: bodohh sekali yaa si lucass ini, liat istri sma orang lain marahh lah dia sndiri gak bisa ngacaa sama kelakuan dia 🤦
total 1 replies
Srie Handayantie
jangan mau lice , Lucas masih seenaknya bgtu kalau dia berubah sdikit2 sikap kasar nya baru dehh 🤭
Srie Handayantie
Alice yg slalu berusaha sndirian berjuang sndiri smoga akhirnya Lucas sadarr ya lice ..
partini
hadirkan karakter baru Thor yg ganteng pari purna yg dekat ma Alice
Srie Handayantie
makan aja tuh gengsii , stelah pergi baru kerasa nantii 😏
Srie Handayantie
kasih lucass pelajaran kek , biarr kapok
Srie Handayantie
rasanya aku ingin mengumpat😠😠
Srie Handayantie
ayoo tolongin Alice jgn sampe dia ternodaa . tpi jgn marah2 ya lucass
Srie Handayantie
kapan sadarrr atas kebodohan mu ini lucass 🤦
Srie Handayantie
lanjut lagi thorrr 💪
Srie Handayantie
harusnya kamu malu Lucas membiarkan istrimu bekerja sedangkan punya suami yg kaya raya 😏
Novi Pardosi
kita tunggu penyesalan Lukas ya
hadirkan juga laki² bertanggung jawab, mapan pokoknya impian para wanitalah untuk melindungi Alice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!