NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Gedung Hakim

Jacob bergegas memasuki ruangan Leon dengan wajah tegang. Keringat membasahi pelipisnya, dan napasnya terdengar sedikit terengah, menandakan bahwa berita yang dibawanya bukanlah hal yang sepele.

"Tuan, informasi mengatakan bahwa lima keluarga korban akan segera membawa jasad anak mereka pulang untuk disemayamkan. Mereka bahkan tidak mengizinkan melakukan autopsi. Polisi serba salah dan tidak bisa membantah permintaan mereka," kata Jacob dengan nada cemas.

Leon yang sedang duduk di kursinya, mengetukkan jemarinya ke meja dengan ritme perlahan. Matanya menyipit, ekspresinya sulit ditebak. "Sudah kuduga sejak awal. Mereka berasal dari kalangan atas. Tentu saja tidak ingin ada yang menyentuh jasad anak mereka," katanya datar, namun penuh ketegasan.

Jacob menelan ludah, ragu sejenak sebelum melanjutkan. "Tuan, mereka sangat membenci Nona Jade dan berharap Jade segera dihukum mati. Mereka bahkan telah melakukan perjumpaan pers siang ini," ujarnya.

Leon menegakkan tubuhnya, tatapannya tajam dan penuh pemikiran. "Kita dengarkan saja apa yang mereka inginkan!" katanya, menahan emosi yang mulai bergejolak dalam dirinya.

Jacob segera mengambil remote dan menyalakan televisi. Layar menampilkan siaran langsung dari pertemuan pers yang diadakan oleh keluarga korban. Lima pria paruh baya berdiri di depan podium, diapit oleh istri mereka yang wajahnya penuh duka dan kemarahan.

Seorang pria berkacamata, dengan rambut yang mulai memutih, mengambil mikrofon lebih dulu. Suaranya berat, menggema di ruangan. "Wanita itu harus dihukum mati. Ini adalah harapanku!" katanya penuh emosi, matanya memerah menahan air mata.

Istrinya yang berdiri di sampingnya menggenggam tangan suaminya erat, air mata mengalir di pipinya. "Anak kami dibunuh dengan cara yang kejam. Wanita sialan itu tidak pantas untuk hidup! Kami berharap undang-undang negara kita adil dan menghukum pembunuh dengan setimpal!" suaranya bergetar, mencerminkan kesedihan yang mendalam.

Seorang wanita lain, yang mengenakan gaun hitam sederhana, berbicara dengan suara serak, seolah-olah tenggorokannya telah terlalu sering menangis. "Anakku yang malang... Dia baik dan bukan penjahat. Dia tidak menyakiti siapa pun dan tidak pantas menjadi korban!" Matanya yang bengkak menatap kamera, seolah ingin dunia ikut merasakan penderitaannya.

Seorang pria lain, yang sejak tadi diam dengan rahang mengeras, akhirnya maju ke depan. "Yang kami inginkan hanyalah keadilan!" suaranya menggema dengan ketegasan yang membuat siapa pun di ruangan itu terdiam. "Hakim harus menjatuhkan hukuman mati kepada pelakunya! Jade Valencia... wanita itu harus mati agar tidak ada korban lain!"

Setelah kata-kata itu diucapkan, suasana di ruangan terasa semakin berat. Isak tangis terdengar di antara keluarga korban, sementara para wartawan mencatat setiap kata dengan serius.

Leon memandangi layar dengan tatapan tajam. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya menoleh ke arah Jacob.

"Kita harus menemui mereka," katanya, suaranya penuh ketegasan. "Sebelum mereka menuntut lebih jauh."

Ruangan Penyimpanan Mayat

Leon melangkah masuk ke dalam ruangan yang dingin itu, aroma formalin menyengat indra penciumannya. Cahaya putih terang dari lampu di langit-langit memantulkan kilauan samar pada lantai ubin yang steril. Di hadapannya, lima kantong jenazah tersusun rapi di atas meja autopsi, masing-masing menyimpan cerita tragis yang belum terungkap.

Dokter Han, pria paruh baya dengan wajah lelah dan mata yang dipenuhi keraguan, berdiri di samping meja. Ia menatap Leon dengan ekspresi datar, seolah enggan terlibat lebih jauh dalam kasus ini.

Leon menarik napas dalam-dalam, lalu memandang jenazah yang terbaring di depannya. Perlahan, ia membuka salah satu kantong mayat. Seperti yang ia duga, luka-luka yang tertinggal pada tubuh korban tidak masuk akal. Beberapa sayatan di bagian leher dan pundak terlihat dalam, sementara tikaman di perut tampak dilakukan dengan tenaga besar dan presisi tinggi.

“Apakah kau yakin tidak ada keanehan?” tanya Leon, suaranya terdengar tajam dan penuh tekanan.

Dokter Han menghela napas berat. “Aku tidak memeriksa karena dilarang. Aku tidak bisa melanggar aturan,” jawabnya, suaranya berusaha terdengar tenang, tetapi jelas ada kegelisahan yang tersembunyi di balik nada bicaranya.

Leon menatapnya dengan tatapan tajam, seolah ingin menembus pertahanannya. “Dokter Han, kau adalah seorang profesional. Apakah kau menggunakan otakmu untuk berpikir?” tanyanya, nada suaranya mulai naik, mencerminkan frustrasi yang ia tahan.

Dokter Han mengernyit, merasa tersinggung. “Apa maksudmu?” tanyanya, suaranya terdengar defensif.

Leon mengambil langkah mendekat, menatap mata Dokter Han dengan intensitas yang membuat pria itu sedikit mundur. “Seorang gadis yang tidak memiliki ilmu bela diri, walaupun dia memiliki senjata tajam, apakah mungkin dia bisa menikam dan melukai mereka beberapa kali? Ingat, mereka adalah lima pria dewasa, bukan wanita lemah. Tidak mungkin mereka tidak bisa kabur di saat diserang oleh seorang gadis.”

Ia menunjuk ke arah tubuh korban satu per satu, memperlihatkan pola luka yang ada. “Pintu klub juga tidak terkunci. Jika Jade yang menyerang mereka, mengapa tidak ada satu pun yang mencoba kabur? Bukankah aneh kalau lima pria dewasa hanya diam dan menerima serangan tanpa perlawanan?” lanjutnya, matanya berkilat penuh keyakinan.

Dokter Han terdiam. Leon bisa melihat bahwa pria itu mulai berpikir, mulai meragukan apa yang selama ini diyakini oleh publik.

Setelah beberapa detik hening, dokter itu akhirnya menghela napas panjang. “Analisismu tidak ada salahnya. Tapi sayangnya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pelakunya adalah orang lain. Pada saat itu, satu-satunya orang yang terlihat masuk ke dalam ruangan hanyalah Jade,” ujar Dokter Han dengan suara rendah.

Ruangan terasa semakin tegang. Leon berdiri tegak di hadapan Dokter Han, tatapannya tajam dan penuh tekanan. Ia tidak akan menerima penolakan kali ini.

“Tugas seorang forensik adalah memecahkan kasus. Lakukan autopsi sekarang juga. Aku butuh laporan sebelum sidang dimulai!” perintah Leon, suaranya begitu tegas hingga tak memberi ruang untuk sang dokter berargumen.

Dokter Han mengusap wajahnya, napasnya berat. “Tapi, Leon, apa yang kamu lakukan sangat berisiko. Polisi saja tidak bisa berbuat apa pun,” katanya dengan nada khawatir.

Leon melangkah mendekat, menatap mata Dokter Han dengan intensitas yang membuat pria itu sedikit mundur. “Tidak perlu mencemaskan hal ini. Aku akan menemui keluarga korban. Aku yang bertanggung jawab,” ujarnya, penuh keyakinan. “Oleh karena itu, autopsi harus dimulai sekarang.”

Ia menunjuk tubuh salah satu korban yang terbujur kaku di meja. “Kau bisa melihat luka yang mereka alami. Ada enam luka pada setiap tubuh—tiga tikaman dan tiga sayatan. Tapi perhatikan baik-baik! Dua tikaman dan dua sayatan lebih dalam dibandingkan yang lain.”

Dokter Han mengerutkan kening. “Maksudmu?”

Leon mengangkat sarung tangannya, lalu menunjuk luka-luka tersebut dengan presisi. “Kenapa bisa begini? Itu karena tikaman dan sayatan yang dilakukan Jade sama sekali tidak bisa membunuh mereka. Luka yang lebih dalam jelas berasal dari tangan yang lebih kuat dan terlatih.”

Dokter Han terdiam, ekspresinya mulai berubah. Ia menatap luka-luka itu dengan lebih cermat, seakan baru menyadari keanehan yang selama ini luput dari perhatiannya.

“Periksa dan kamu akan menemukan perbedaannya,” desak Leon. “Kamu bisa membandingkan luka tersebut. Apakah mungkin kau tidak mampu?”

Dokter Han menghela napas panjang, lalu akhirnya mengangguk. “Baiklah. Aku akan melakukan autopsi,” katanya dengan suara lebih tenang, seolah hatinya telah mantap.

Jacob yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Kalau pelakunya bukan Nona Jade, yang menjadi pertanyaan adalah… siapa pelakunya, dan di mana dia sekarang?” Ia melirik Leon dengan tatapan serius.

Leon menyandarkan tubuhnya pada meja, kedua tangannya terlipat di dada. “Itulah yang harus kita temukan,” jawabnya lirih.

Jacob menatap mayat-mayat yang terbujur kaku di hadapannya. “Apa niat sebenarnya pelaku? Apakah memang ingin membunuh mereka… atau hanya ingin menjebak Nona Jade?”

Pertanyaan itu menggantung di udara, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Jika seseorang telah merancang semua ini untuk menjebak Jade, maka mereka sedang berhadapan dengan seseorang yang jauh lebih berbahaya dari yang mereka duga.

1
Isnanun
karen Jade gak ada takut"nya
Aisyah Christine
keren lah jade... bunuh saja mereka
Aisyah Christine
siapa sebenar yang memberi arahan
Isnanun
Jade di incar
Ecca K.D
lanjut
Rossida Sity
up yg byk thor
Oktalien Paroke
ceritanya seru dan.menegangkan
Myra Myra
semangat thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Naufal Affiq
bagus leon,kau sudah mengambil tindakan paling adil untuk jeda
wiemay
akhirnya
Isnanun
ahirnya ya Jade
Naufal Affiq
lanjut thor
wiemay
pesona Leon no kaleng2
Myra Myra
jgn2 Jane tak meninggal maybe orang lain...makin seru
wiemay
bagus
ayo katakan yg sebenarnya
Isnanun
bagus jade semangat demi dirimu sendiri
Myra Myra
bagus jade...nape rasa Ae Jane tak mati...
wiemay
kemungkinan kakak nya jade iri ama dia
Myra Myra
masih penasaran ape yg terjadi dgn kak Ae si jade Ae...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!