Jika cinta tak harus memiliki, aku rela untuk melakukannya! Biarkan aku saja yang menanggung akibatnya karena telah menjatuhkan hatiku ke padamu..
Cinta itu seperti matahari yang menyinari bumi, selalu menerangi kegelapan dan tak meminta balasan...
Mungkinkah cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan ataukah mendapat balasan?
Inilah kisahku, ikuti aku dan cerita hidupku...
Hai Sky, aku menyukaimu.. By Cloud...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angela Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C & S 10
Sky menyibakkan rambutnya dengan sedikit pomade menambah kesan rapi di mahkota hitamnya. Sambil melirik ke arah Arjuna yang terpampang jelas tengah memperhatikan dirinya dari pantulan cermin besar yang ada di kamar.
Fokus Sky kali ini langsung menghadap teman masa kecilnya, Arjuna, lelaki itu telah menyelesaikan mandinya dan masih menunjukkan ekspresi sedikit merajuk.
Sky merapikan kemeja yang ia rangkap dengan sweater. Merasa sepasang mata menyorot pada dirinya, Arjuna menoleh pada Sky.
"Kamu ngapain lihat aku kayak gitu? Nggak pernah lihat cowok cakep habis mandi apa?" tanya Arjuna dengan mode narsis.
Sky terkekeh kemudian menyampirkan tas ransel ke pundak dan melewati Arjuna begitu saja.
"Sorry ya, semalam aku ngantuk banget. Jadi nggak denger lagi omongan kamu selanjutnya. Ya udah aku turun duluan, buruan nyusul ke bawah biar kita nggak telat," ajak Sky kemudian membuka pintu dan menghilang dari jangkauan kedua mata Arjuna. Arjuna segera menyelesaikan memakai baju dan bersiap.
Arjuna tersenyum simpul mengingat hari ini ia akan bertemu dengan Claudya. Usai merapikan diri, ia melihat ke arah cermin besar sambil melihat tampilan tubuhnya.
Arjuna masih sibuk membayangkan wajah Claudya, seorang gadis yang sulit ia dekati. Mungkin karena Claudya sosok yang berbeda dari sekian banyaknya kaum hawa yang mendekatinya, Arjuna merasa amat tertarik untuk terus mencari perhatian sang gadis incaran. Lebih tepatnya, incaran hati! Saat ini lelaki ini tengah tersenyum sendiri sambil memejamkan kedua mata.
🌺🌺🌺🌺
Dan pagi ini sudah disuguhkan pemandangan para junior yang terlambat bersiap untuk mendapatkan hukuman dari para senior. Arjuna, Surya dan beberapa senior lain yang bertugas memberi hukuman pada junior yang melakukan kesalahan dan menindaklanjuti ketidak disiplinan junior mereka.
Kali ini suara Arjuna terdengar tegas dan serius di depan sepuluh orang yang kedapatan terlambat melaksanakan ospek hari kedua.
"Kalian yang ada disini tahu nggak kenapa dikumpulkan seperti ini?" tanya Arjuna tegas, lelaki berwajah tampan itu tampak berbeda dari biasanya, mungkin karena sedang berusaha memainkan perannya dengan baik dan menjiwai.
Tak ada bantahan dan jawaban dari pertanyaan yang keluar dari mulut sang cassanova kampus Pelita.
Para junior tahu benar apa kesalahan yang mereka lakukan. Dan mereka lebih memilih cari aman daripada membuat senior di depannya mempersulit mereka dan bisa jadi memberikan hukuman yang tak masuk akal.
"Kalian punya mulut harusnya digunakan, bukan cuma diam seperti ini. Kalau kalian salah apa yang akan kalian lakukan? Jawab!" hardik Arjuna.
Salah satu dari mereka ada yang memberanikan diri mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan Arjuna.
"Kamu yang disana, siapa nama kamu?" tanya Arjuna pada junior laki - laki yang mengacungkan tangan.
"Nama saya Adit, Kak," jawab Adit dengan terbata - bata.
"Kenapa terlambat?" giliran Surya yang bertanya.
"Ban motor saya bocor, Kak!" jawab Adit dengan wajah sendu.
"Jadi cowok yang tegas, jangan takut, tinggal jawab kok lama! Jujur aja selama kamu bener! Apapun alasan kalian, saya sebagai senior tetap akan memberi hukuman buat kalian. Biar kalian bisa lebih disiplin lagi," ucap Arjuna tetap akan memberi hukuman.
"Tapi, Kak...." Adit ingin membela diri.
"Nggak ada tapi - tapian, kalian itu salah, jadi jangan membantah! Mau jadi apa negara Indonesia tercinta kita ini kalau orang - orangnya macam kalian yang sukanya cari alasan, terlambat alias jam karet, nggak menghargai waktu dengan baik, bla bla bla...." seru Arjuna mengeluarkan semua isi pikirannya dan tetap saja menyudutkan para junior. Siapapun yang salah, yang benar hanya ada satu, Senior! Tidak bisa diganggu gugat. Demi kebaikan bersama, junior tetaplah junior dan hanya bisa mengalah.
"Tunggu, Juna! Ada junior yang terlambat lagi!" sela Surya.
"Bentar, Sur! Aku selesaikan sama yang ini dulu," potong Arjuna kemudian kembali melihat sepuluh orang calon korbannya. "Kalian lari dua kali lapangan basket, dimulai sekarang!" titah Arjuna pada Surya. Surya merengut dipanggil Sur, ia tak suka sembarang orang menyebut namanya seperti itu.
"Baik, Kak, kami janji nggak akan mengulangi lagi," jawab mereka kompak dan memulai hukumannya dengan jogging pagi di area kampus. Dimana disana akan disajikan banyak pemandangan indah, seperti senior cantik yang sedang berolahraga. Bagi junior perempuan akan melihat langsung senior laki - laki bermain bola dan memasukkan ke dalam ring. Sungguh hukuman terindah, hitung - hitung olahraga pagi seperti pepatah sambil menyelam minum air (Tapi jangan kebanyakan, tenggelam nanti! 🤭)
"Bagus! Kalian itu generasi penerus bangsa jangan melakukan kesalahan seperti ini lagi, Oke? Setelah lari, kalian baru boleh kembali ke barisan!" seru Arjuna.
Mau tak mau para korban segera mengikuti perintah Arjuna. Mereka berlari - lari memutari lapangan basket yang ada di taman fakultas.
"Kamu bisa nggak sih, panggil aku nama lengkap aja? Namaku Surya bukan Sur, dikira orang namaku Gusur!" protes Surya. Arjuna terkekeh.
"Yang terlambat suruh kesini nemuin aku, Mas Surya!" ucap Arjuna sedikit menggoda Surya dan langsung mendapat respon cibiran bibir dari Surya.
Sky yang masih bersama senior lainnya ikut melihat aksi Arjuna yang menghukum junior dengan berlari memutari lapangan basket. Dari jarak kejauhan Sky melihat Claudya mendekati Arjuna dan Surya. Meskipun tak begitu jauh tapi dirinya tetap tidak bisa mendengar obrolan mereka. Sky sedikit penasaran, ia mulai mendekat dengan dalih membawa file program baru untuk malam terakhir ospek.
"Maaf kak, aku telat!" ucap Claudya lantang, ia tahu dirinya salah namun ia tak mau terlihat lemah.
"Claudya?" Arjuna terkejut. Di hadapannya ada perempuan yang menjadi incarannya tengah menatap tajam dirinya, tak ada rasa takut sedikitpun. Menarik!
"Kenapa kamu terlambat?" tanya Arjuna dengan lembut tak ada ketegasan seperti tadi. Surya melirik ke arah Arjuna, ada perasaan aneh dan tanda tanya besar di benak Surya.
"Maaf kak, aku bangun kesiangan. Semalam tidurnya kemalaman," jelas Claudya dengan jujur.
Sky yang mencuri dengar hal itu pun mulai berasumsi bahwa yang membuat Claudya terlambat pasti adiknya, Raina. Namun ia belum berani mendekat, tetap pada posisinya, menguping dengan berpura - pura membaca proposal yang ada di genggamannya.
"Kok bisa kemalaman tidurnya?" tanya Arjuna penuh keheranan.
Kenapa semalam nggak mau angkat telepon dari aku? Kenapa mengacuhkan seorang Arjuna? Apa pesonaku sudah sedikit luntur? Bisa - bisanya kamu nggak ada rasa takut menghadapi aku!
"Aku terima hukuman, Kak," pinta Claudya cepat, ia tak mau menjelaskan apapun pada Arjuna seperti seorang pacar yang ketahuan selingkuh oleh pasangannya dan wajib menceritakan semuanya.
Surya yang mendengar hal itu hanya bisa mengelus dagu dan menyimak obrolan senior junior tersebut. Penasaran hukuman apa yang akan diberikan Arjuna pada Claudya.
"Kamu jangan mengulang kesalahan ini lagi. Lain kali tidur awal supaya bisa bangun gasik, sekarang kembali ke barisan kamu. Teman - temanmu pasti sudah menunggumu," titah Arjuna, Surya yang ada di belakangnya hanya melongo.
Apa - apaan ini? Kok nggak dihukum? Sepertinya ada yang nggak beres nih, bisa - bisanya Arjuna ngasih pengecualian buat cewek ini? Jangan - jangan ini gebetan barunya? Batin Surya.
"Kak Surya!" panggil Claudya.
"Kok tahu namaku?" tanya Surya.
"Itu," tunjuk Claudya pada benda yang menggantung di leher Surya, tanda pengenal untuk semua panitia ospek.
"Oh iya, hehehe. Ada apa?" kilah Surya saat kedapatan dalam mode oneng, kemudian berpura - pura tegas.
"Mereka yang pada lari karena apa ya, Kak?"
"Mereka dapat hukuman karena terlambat, memutari lapangan basket sebanyak dua kali," jelas Surya.
Claudya mengangguk paham lalu dengan tegas menatap Arjuna yang masih diam. Arjuna tak bisa berkutik melihat kecantikan Claudya yang alami. Lelaki itu seperti terhipnotis.
"Kak Surya dan kak Arjuna, aku juga akan lari seperti mereka. Permisi," Claudya segera beranjak dan mulai berlari kecil mengikuti kemana larinya semua junior yang dihukum.
Arjuna mati gaya, Surya yang melihat sang sahabat hanya bisa menepuk bahu Arjuna.
"Dia gebetan kamu ya? Sabar, jalan masih panjang, cantik sih cantik, tapi sayang bukan tipe aku, aku nggak suka daun muda. Hehehe," ledek Surya dna meninggalkan Arjuna sendirian.
Sebelum Claudya berlari, ia sempat melihat Sky yang mencuri dengar pembicaraannya dengan Surya dan Arjuna. Sky dan Claudya saling bersitatap, tanpa mereka sadari, keduanya merasa canggung setelah aksi tatap menatap tersebut.
Sedangkan Arjuna saat ini masih terdiam. Harusnya perempuan itu senang bebas dari hukuman, dan bisa berbicara dengan dirinya tapi apa yang terjadi? Arjuna kembali diacuhkan.
Astaga! Dia lebih memilih dihukum! Pokoknya keputusanku sudah bulat, bulat sebulat bulatnya, aku akan kejar kamu, Claudya... Batin Arjuna yakin sambil menatap kepergian sang calon pacar khayalannya.
🌺 🌺 🌺 🌺
sini peluk (づ ̄ ³ ̄)づ
Salam dari Clarissa ❣️
Salam dari "CLARISSA"