James Morgan adalah seorang pria dengan sejuta pesona yang dapat membuat banyak wanita terpikat olehnya. Tetapi di jaman sekarang ketampanan apa gunanya jika tidak memiliki uang dan kekuasaan?
Kisah tragis seorang pemuda tampan ditinggalkan oleh pacar materialistisnya karena mendambakan kemewahan.
Hingga suatu hari dia memiliki sistem kekayaan terhebat yang mengubah hidupnya yang biasa biasa saja menjadi luar biasa. Mobil super? Rumah mewah? Kehormatan? dan Wanita?? bahkan secantik bidadaripun bisa dia dapatkan dengan mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Vivian Taylor
James adalah anak pertama dari kedua pasangan bernama Maria Flint dan Johan Morgan yang saat ini tinggal di pelosok desa yang jauh dari kota tempat James tinggal sekarang, James juga memiliki adik perempuan yang bersifat ceria berusia 15 tahun bernama Viona Flint yang memiliki hobi bermain game. Kemampuannya dalam bermain game sangat payah, hingga membuat James selalu menghindar jika diajak bermain setim dengan adiknya itu.
Beberapa tahun lalu James memutuskan untuk masuk universitas yang berada di kota S, ibu kota negara Zelington, dengan menggunakan beasiswa penuh. Hal itu sontak membuatnya menjadi kebanggaan desa tempat tinggalnya karena dia berhasil masuk universitas besar dan bahkan dengan beasiswa penuh, hal itu membuktikan betapa pintarnya James di mata orang orang.
Hingga saat setelah wisuda, James memutuskan untuk menetap di kota S agar mendapatkan pekerjaan dengan lebih mudah, tetapi kenyataan memang tak seindah ekspektasi, buktinya sebelum dia mendapatkan sistem, betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan tanpa bantuan orang dalam perusahaan.
•••
Di tempat lain seorang wanita berparas cantik yang memancarkan aura keanggunan yang memikat, tengah berjalan kedalam restoran dengan diiringi tatapan penuh puja dari para pria yang melihatnya di sana. Dia adalah Vivian Taylor, CEO wanita dari perusahaan properti terbesar di Zelington.
"Lihat ada wanita cantik."
"Cantik sekali, tapi kenapa aku merasa familiar dengan kecantikan itu."
"Hey bukankah itu Vivian Taylor, putri dari keluarga Taylor yang terkemuka di negara ini."
"Ya, dia pewaris Veritas group, tidak heran auranya begitu anggun.
"Tadinya aku ingin mendekatinya, tetapi dengan identitasnya, aku bahkan tidak berani menatapnya saat ini."
Sedangkan yang di bicarakan saat ini hanya bersikap acuh dan berjalan menuju ruang VIP yang di pesannya.
"Nona Vivi, seperti apakah pemilik saham terbesar itu?" Tanya asistennya Emily penasaran pada sang atasan.
Vivian yang mendengar itu melirik asistennya dengan tenang.
"Saya juga kurang tau, tapi dari informasi yang saya dapat, dia masih muda dan baru berusia 20an." Jawab Vivian.
"Di usia yang begitu muda begitu hebat bisa mendapatkan saham ratusan Milyar dollar." Gumam Emily terkejut.
Sebenarnya dibalik sikap tenangnya, Vivian juga sangat terkejut dengan saham perusahaannya yang tiba tiba beralih kepada seorang pemuda. Dia memerintahkan tim IT perusahan untuk menyelidiki identitasnya, tetapi yang dia dapatkan hanya identitas sederhana yang bernama James Morgan, pemuda yang tidak lama lulus dari universitas no. 1 di Zelington dengan beasiswa, hanya berasal dari keluarga petani di sebuah desa kecil. Identitas yang sangat biasa biasa saja.
Namun demikian, Vivian menolak untuk percaya dengan informasi itu. Menurutnya tidak mungkin seseorang dari keluarga biasa mampu mendapatkan saham perusahaannya yang bernilai ratusan Milyar dollar.
Dia merasa profil sederhana James hanya digunakan untuk menutupi identitas aslinya.
Tidak banyak orang di negara ini yang dapat mengubah identitasnya, untuk itu Vivian percaya James Morgan ini tidak jauh berbeda dengan dirinya yang berasal dari keluarga kelas satu yang dihormati di negara ini.
"Kita akan tau nanti setelah bertemu dengannya." Ujar Vivian dengan tenang menunggu.
...
Di depan parkiran, saat ini James akhirnya sampai di sebuah restoran bintang 5, tempat janji temunya dengan CEO wanita Veritas group.
James sebenarnya merasa gugup, tetapi dia juga percaya dengan kemampuan yang dimilikinya tentang pengetahuan bisnis yang di pelajari saat di universitas, jangan lupa James adalah mahasiswa terbaik dari jurusan managemen bisnis.
"Entah seperti apa bos perusahaan Veritas group itu." Gumam James penasaran, lalu berjalan menuju restoran.
"Selamat siang tuan, apakah sebelumnya anda sudah melakukan reservasi?" Sambut sopan seorang pelayan pada James. Pelayan itu sebelumnya sudah memperhatikan saat James datang dengan mobil super mewah.
"Saya sudah memiliki janji dengan seorang wanita bernama Vivian Taylor, tolong tunjukkan mejanya." Jawab James pada pelayan itu.
"Apakah tuan bernama James Morgan?" Tanya pelayan itu memastikan.
"Ya." Jawab James lagi.
"Baiklah kalau begitu, mari saya antarkan." Ucapnya mengantarkan James ke sebuah ruang VIP nomor 1 di restoran mewah itu.
"Silahkan masuk tuan, nona Taylor sudah menunggu di dalam." Ujarnya.
James membuka pintu ruangan VIP itu, yang membuat kedua wanita di dalamnya mengalihkan atensi mereka pada James.
Sejenak pandangannya bertemu dengan mata indah bermanik emerald milik Vivian.
James sedikit tertegun melihat kecantikan langka di depannya, tetapi dalam sesaat dia dapat mengendalikan dirinya, entah kenapa setelah di khianati Megan, pendapatnya tentang wanita cantik sedikit meragukan.
Sama halnya dengan James, Vivian dan Emily juga seakan terpikat oleh pesona wajah tampan James, hingga beberapa saat tidak dapat mengalihkan pandangan mereka. James mengenakan kemeja baru yang dia beli di mall tadi, walaupun sedikit kusut karena terlipat, tetapi tidak mengurangi pesona miliknya.
