NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Naifa, gadis berusia 18 tahun terjebak di sebuah pernikahan yang seharusnya diatur untuk sang kakak. Namun, ternyata sang suami adalah orang yang pernah menolongnya. Apakah Naifa bisa melewati kehidupan pernikahan di usia mudanya dan menjadi istri yang baik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keanehan Sofia

"Ian, inget gak waktu sekolah kita bertiga nyoba bolos pas pelajaran matematika. Paling inget sama si Jehan waktu itu," Dani dengan semangat menceritakan kenakalan mereka saat sekolah. Fabian mencoba mengingat hal apa yang terjadi saat itu.

"Pas bagian dia manjat pager, terus dia lompat. Eh ternyata ada yang narik seragamnya dari belakang. Terus si Jeje ampe bilang 'ampun pak gak bolos lagi pak'. Eh pas nengok ke belakang, seragamnya nyangkut di pagar."

Ketiga perempuan itu tertawa lepas mendengar kisah lucu atasannya di masa sekolah. Naifa yang tertawa menunjukkan deretan giginya yang rapi, membuat gadis itu begitu menawan. Dani terus memandangnya dengan ekspresi terkesima. Sementara Fabian tersenyum senang melihat istrinya terhibur mendengar kisah temannya.

"Pak Fabian, Terima kasih atas kebaikannya. Tapi bolehkah saya minta izin agak telat masuk kantor, saya mau mengobrol dengan adik saya." Sofia dengan kesopanan seperti biasa meminta izin untuk berbincang dengan Naifa. Tanpa pikir panjang, pria itu menganggukan kepalanya.

"Dah Naifa, sering-sering kesini yah." Dani dengan percaya diri melambaikan tangan pada gadis cantik itu, sementara Fabian sudah menyiapkan bogem mentah untuk dilayangkan pada wajah sobatnya itu.

"Sof, gue masuk kantor duluan yah. Bye," Nina mengambil kesempatan untuk segera mendekati Fabian. Ketika mereka hendak ke kantor, Nina segera ikut rombongan tiga pria itu.

"Kakak sangat berterima kasih kamu mau kesini, pasti umi sama abi yang minta kan? Beritahu sama mereka kalau kakak baik-baik saja. Kakak mohon, dan jangan minta kakak untuk pulang sampai kakak yang akan pulang sendiri kesana."

Mendengar ucapan Sofia, Naifa bingung untuk merespon. Karena alasan dia ke kantor untuk bertemu suaminya.

"Iya kak. Abi sama umi cuma pengen tahu keadaan kakak, mereka juga gak nyuruh aku buat maksa pulang. Alhamdulillah kalau kakak baik-baik saja."

Sofia hanya tersenyum mendengar perkataan adiknya. Diapun segera meninggalkan Naifa dan kembali ke kantornya.

***

"Duh, duh. Gak Sofia, gak Naifa pada-pada cantik gitu. Bagaimana bisa coba, ini mah milih sambil merem juga gak nyesel." Dani terus saja membicarakan adik kakak itu. Kelamaan menjomblo membuatnya tak bisa fokus setelah melihat gadis cantik itu.

"Masih sekolah lah, tapi kalau udah lulus boleh juga tuh." Jawab Jehan sambil merapikan rambutnya.

Sementara Fabian masih menunggu balasan dari sang istri, dan berharap Naifa masih menunggunya. Saat di restoran dia memberi pesan pada istrinya untuk menunggu di minimarket selesai makan.

"Gue mau keluar dulu, ada urusan. Nanti kalau ada apa-apa lu tinggal telepon gue aja," Bian segera pergi setelah mendapat pesan dari sang istri. Ternyata Naifa masih menunggunya di minimarket.

"Oke bos," ucap keduanya setelah Bian meninggalkan ruangannya. Mereka pun kembali bekerja mengecek beberapa dokumen yang di butuhkan.

Naifa pun melihat mobil yang berhenti di depannya, sambil membeli sekantong cemilan di minimarket.

"Udah jajan lagi, cemilan di rumah udah habis?" Tanya Bian pada istrinya yang sedang menikmati cemilan yang dibelinya.

"Belum sih, tapi malu aja nunggu di minimarket. Cuma numpang diem aja, planga plongo. Nanti di sangka minta uang parkir lagi sama yang belanja," ucap Naifa dengan mulut penuh. Bian tersenyum mendengar alasan kekanakan istrinya lalu ikut memakan cemilannya.

Sesampainya di rumah, Naifa pun turun dari mobil setelah mencium tangan suaminya. Dia segera masuk ke rumah tanpa tahu jika Bian mengikutinya.

Saat di kamar, Naifa yang hendak membuka jilbabnya tiba-tiba terkejut ketika Bian memegang tangannya.

"Kak Bian, katanya mau kembali ke kantor lagi." Naifa merasa ada yang aneh pada suaminya, apalagi Bian yang mendadak mendekatinya seperti ini.

"Kalau nanti saya minta istri untuk datang ke kantor, jangan dandan cantik begini yah. Saya gak suka kalau orang lain lihat," ucap Bian sambil mendekati wajah sang istri. Naifa tentu kaget mendapat serangan mendadak seperti ini, dia pun menutup matanya dengan rapat.

Cup!

Sebuah kecupan manis mendarat di keningnya. Naifa yang tak punya pengalaman apapun tentang cinta sangat terkejut mendapat sentuhan yang berbeda dari seorang pria. Wajahnya merah padam, bahkan dia berpikir telah berubah menjadi udang rebus.

Bian pun pamit pada sang istri untuk kembali ke kantor, sementara Naifa masih mengingat kecupan manis dari suaminya.

***

Siang hari di guyur hujan lebat, Naifa yang masih berada di sekolah kebingungan untuk pulang. Sementara hapenya kehabisan baterai dan tak bisa menghubungi suaminya. Pak Wisnu, guru matematika yang kebetulan hendak ke ruang guru melewati kelas Naifa. Dia melihat gadis itu dan beberapa anak lain yang belum dapat jemputan.

"Naifa, kamu belum pulang? Abi kamu belum jemput?" Tanya pria berkacamata itu, yang terlihat seperti keturunan arab. Naifa hanya menggelengkan kepalanya, sementara Hanni yang lebih semangat memberi jawaban pada Wisnu.

"Eh, Pak Wisnu. Betul banget, saya juga belum ada yang jemput lho. Bapak bawa motor kan? Ikut nebeng boleh yah?" ucap Hanni yang seperti biasa genit pada pria tampan.

"Oh, sayangnya saya harus lembur. Memeriksa nilai Ujian Akhir Sekolah punya kelas 3. Atau kalau kamu mau bareng, mungkin bisa bantu saya dulu."

Hanni cemberut mendengar jawaban Pak Wisnu, dia paling malas jika harus menilai kertas ujian yang sangat tak ingin dia lihat, apalagi matematika.

"Han, bawa power bank ga? boleh minjem kan?" Tanya Naifa pada temannya itu. Sementara Hanni sendiri menunjukkan handphone nya yang juga kehabisan baterai.

"Saya bawa powerbank, kalau kamu mau pinjam ikut saya ke ruang guru," ucap Wisnu yang menawarkan bantuan. Naifa yang benar-benar membutuhkannya pun mengikutinya ditemani Hanni.

Wisnu pun menyerahkan powerbank miliknya, tak lupa Hanni dan Naifa mengucapkan terima kasih pada guru muda itu.

"Nai, gue dulu yang pake yah. Bentar lah cuma 5 menit doang," ucap Hanni sambil memohon pada temannya.

"Tapi kan Pak Wisnu ngasih pinjem ke gue Han, ayolah ini udah mau jam dua. Mana hujannya ga reda-reda lagi."

"Gue dulu yah please, loe tau kan papa gue galak kalau sampai pulang telat."

Naifa yang tak tega mempersilakan temannya, karena dia pun tahu ayah dari temannya pria yang tegas dan sedikit garang.

Tak lama, gadis cantik berambut panjang itu pun memberikan powerbanknya pada Naifa. Sambil menunggu jemputan, mereka menunggu di kantin Teh Ratih dan menikmati gorengan dan juga teh manis hangat.

"Eh, si geulis pada belum di jemput yah. Mana hujan lagi, sok makan yang banyak gorengannya. Tapi jangan lupa bayar," ucap Teh Ratih sambil merapikan beberapa dagangannya.

Datang sebuah mobil hitam yang mereka kenal, ayah Hanni pun membuka kaca mobilnya dan meminta Hanni segera masuk.

"Nai, kamu mau ikut ga? Takutnya abi mu gak bisa jemput kan?" Tawar Hanni pada temannya. Namun Naifa menggelengkan kepalanya, dia merasa tak enak pada ayah Hanni yang wajahnya galak.

"Aku boleh duluan kan, tapi gak apa-apa aku tinggalin?"

"Gak apa-apa Han. Lagipula yang udah ada yang mau jemput aku." Ucap Naifa yang tak ingin sahabatnya merasa tak enak. Padahal, Naifa tengah berbohong karena Bian tak membalas pesannya.

1
tse
3 buaya sedang mereberutkan 1 kelinci manis....
Bina gelisa karna 2 buaya ganguin Naifa
sedangkan Naifa gelisah karna sofia belum tau kalo Naif sudah memikah sama Bian...
piye iki... makin seru
tse
wow...ternyata sofia itu karyawannya Bian...tapi masa dia ga ngenalin mukanya ya...apa bener2 jauh perbedaannya dulu dan sekarang ya sampai sofia ataupun Bina ga saling kenal...
kira2 apa yang akn di lakukan sofia ya kalo tau Naifa yang menggnatikan posisi dia jadi istrinya Bian....
masa pelakornya kaka kandung sediri
Fitri Widia: soalnya dulu Sofia ga merhatiin wajah Bian remaja, katanya jelek cuma karena Bian gendut.
wait and see ya. terimakasih supportnya 🥰
total 1 replies
tse
oh berarti sofia ga tau ya kalo ifa yang gantiin dia menikah sama Bian...
gimana jadinya yah...
tse
wah Bian keluar tanduknya tuh fia masa kamu ga liat sih....
maklum sih masih bocil....
kalea rizuky
makanya suami di jaga jangan kek bocah lu kudu lah ngerti suami dewasa ya sikapnya dewasa dikit neng qm. bukan anak smp
kalea rizuky
terlalu kekanakan
kalea rizuky
panas/Angry//Drool/
Fitri Widia
Mohon dukung karya pertama saya, beri saran dan koreksi agar saya lebih baik lagi dalam menulis karya ini. Terima kasih 😘💕
Miu Nih.: siap mah kalo dukung. yg penting jangan patah semangat yaa... buat aja novel sesuai karakter/ ciri kita masing2... nanti sambil jalan bakal berkembang lebih maju...

cemungudt author baru ❤🌹
Fitri Widia: Terima kasih sarannya, jujur saya masih amatir. Mohon dukung yah supaya saya bisa menyajikan cerita yang lebih baik lagi. Kalau konflik pasti ada sih, tapi rahasia 🤫
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!