Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.
Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.
“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.
Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkahi dulu pawangnya
Zareena meringis saat dokter mencabut jarum infus dari tangannya. Wanita itu meminta Bibi Ija untuk menghubungi dokter karena dia sangat tidak nyaman dengan infus yang menusuk tangan putihnya.
Elvano yang melihat mommy nya meringis sontak bergidik ngeri, “ Sebelapa dalam na jalum cuntik itu, doktel ?” tanya pria kecil itu ingin tahu.
“Tidak dalam, hanya mengenai urat-uratnya…”
“Belalti nda kena lemak na, ya ?” tanyanya lagi. Dokter itu tersenyum tipis. Elvano duduk anteng menatap mommy nya. Tangan gembulnya mengelus tangan Zareena yang lain.
“Sudah selesai, nyonya. Banyak-banyaklah beristirahat, jangan terlalu banyak berpikir. Apalagi melakukan hal-hal berat,” jelas sang dokter sembari merapikan alat medisnya.
“Emang nya kenapa, dok ?” tanya Zareena heran. Bukannya hanya masalah infus saja ? Kenapa jadi melebar yang membuatnya pusing.
“Kondisi kehamilan anda sangat rentan, nyonya. Maka dari itu, anda harus banyak istirahat dan makan-makanan yang bernutrisi tinggi. Agar buah hati kalian, tetap sehat..”
“Ha–hamil ?!!!” pekik Zareena syok. Sontak membuat semua yang ada di sana terkejut.
“Ada apa, nyonya ?” tanya dokter bingung.
“Dok, ini serius saya hamil ?” Dokter itu mengangguk. “ Bukannya tuan Andra sudah membawa nyonya untuk periksa kehamilan ? Kenapa nyonya terkejut mendengar diri nyonya tengah hamil muda ?”.
Zareena tak menjawab. Pikirannya melayang di udara, dimana dia membaca sebuah novel jika pemilik tubuh ini hanya menyiapkan acara anniversary pernikahan mereka bukan berita kehamilan. Apa dia tidak membaca dengan teliti ? Pikirnya.
Malam harinya, Zareena dan Elvano sedang makan malam bersama Bibi Ija dan Pak Tio. Awalnya kedua orang tua itu menolak, namun Zareena memaksa mereka untuk ikut serta makan malam bersama dia dan putranya menggunakan nama janinnya.
“Bibi, paman jangan malu-malu. Kalau masih lapar, tambah lagi. Makanan di atas meja makan ini harus habis jangan sampai tersisa !” seru Zareena yang lagi-lagi membuat Bibi Ija terheran.
“Ba–baik nyonya..”
“Mommy …”
“Ya ?” sahut Zareena menghentikan suapannya. “ Ada apa, sayang?” tanya Zareena bingung.
“Mommy sejak kapan bisa pisahkan tulang dali ikannya ? Bukannya mommy nda suka ikan gala-gala nda bica picahin tulang sama isinya ?”.
“ Eh ?! “
“Biaca na daddy yang misahin dagingnya dali tulang . Kok sekalang mommy bisa, sih ?” tanya Elvano heran.
Zareena sontak mengump4t dalam hati. Benar, bukankah Zareena tidak bisa memisahkan tulang ikan.
“I– itu…ka..”
“Mommy kamu pastinya belajar dari daddy, makanya mommy sekarang bisa misahin ikannya sendiri. Ya, kan nya ?”.
Zareena tersenyum kaku. Dirinya tak tahu jika Zareena asli tidak bisa memisahkan tulang ikan. ‘ Ribet banget sih, jadi Zareena. Apa-apa nggak bisa. Cantik doang nggak bisa apa-apa, aissss malu sekali…’
Mereka kembali melanjutkan makan malamnya dengan hening, Bibi Ija menatap majikannya dengan tatapan aneh. Semenjak majikannya kedapatan pingsan di kamar mandi dan siuman perilaku majikannya berubah drastis.
‘Perasaanku saja, nyonya nggak mungkin amnesia..’
Setelah makan malam, Zareena membawa putranya untuk masuk ke kamar. Entah mengapa, Zareena masih penasaran dengan kehidupan Zareena asli.
“Hidup bergelimang harta, punya anak gembul menggemaskan, mencintai suami dengan setulus hati. Di selingkuh dan dikhianati suami dan keluarganya sendiri demi anak angkat itu luar biasa sakitnya. Tapi, ngomong-ngomong adik angkatnya Zareena dimana ya ? Harusnya dia ada di rumah inikan ?” gumam Zareena heran.
Elvano yang tak sengaja mendengar gumaman terakhir Zareena pun memberitahu kepadanya.
“Bibi Belinda ikut daddy, mom”
“Ikut daddy ? Ngapain ?” tanya Zareena kaget. Elvano menggelengkan kepalanya. Sebelum keduanya naik ke atas kasur, Zareena yang ingat sedikit kebiasaan ibu dan anak segera membawa Elvano ke kamar mandi untuk sikat gigi.
Sementara itu, Andra dan Belinda baru saja pulang dari pertemuan klien di kota B. Andra lebih dulu mengantar Belinda pulang ke rumah mertuanya baru setelah itu dia bergegas pulang ke rumah.
Namun, sepertinya ibu mertuanya meminta dirinya membawa Belinda menginap di rumahnya.
“Maaf, nak. Biar Belinda ikut dengan kalian. Besok mama dan papa akan berkunjung ke rumah kalian untuk melihat keadaan cucu kami,” ucap Zahra kepada menantunya.
“Benar apa yang mama mertuamu katakan, biarlah Belinda pulang denganmu..” timpal Zion, ayah mertuanya.
Andra yang sudah biasa pun tidak menolak, Belinda tersenyum kecil. Kedua orang itu berpamitan dan kembali masuk ke mobil menuju mansion mewah milik Andra.
“Maaf ya bang, lagi-lagi Linda menginap di rumah abang dan Kak Zaree..”
Andra mengangguk. Dia merasa tubuhnya sangat lelah sehingga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar tiba di rumah tidak terlalu larut.
Setibanya di mansion mewah, Andra langsung turun begitu juga dengan Belinda yang terlihat lelah. Bahkan tanpa sengaja menabrak tubuhnya kepada Andra yang melintas di dekatnya.
“Aww… ma–maaf bang. Linda lelah sekali,” katanya dengan suara lemah. Andra membantu Belinda walaupun dia sendiri juga lelah.
Tanpa keduanya sadari, Zareena menatap keduanya dari jendela kamar di lantai dua.
“Ck, berani terang-terangan sekarang..” setelah mengatakan itu, Zareena menghampiri putranya yang sudah tertidur dua jam yang lalu. Sementara dirinya terbangun karena ingin menuntaskan panggilan alam.
“Kamu istirahatlah, abang mau ke kamar !”.
“ Abang nggak masuk dulu ?” tanya Belinda meremas ujung kemeja ketatnya.
Andra menggelengkan kepalanya. Dia ingin langsung ke kamar dan melihat keadaan istrinya. “ Abang ke kamar dulu !”.
Setelah mengatakan itu, Andra langsung bergegas naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Belinda yang melihat itu terasa kesal karena Andra tidak mau menemaninya lebih dulu.
“Kenapa selalu kak Zaree yang diutamakan !! Aku juga mau diutamakan !! Akhhhh !!”. Belinda masuk ke kamar tamu dengan wajah kesal.
Ceklek ! Andra masuk ke kamarnya. Dia melihat istri dan putranya yang sudah tertidur pulas. Sebelum bergabung, Andra lebih dulu membersihkan dirinya. Karena sudah lelah, Andra segera menyelesaikan mandinya dengan singkat, berganti pakaian dan menyusul anak dan istrinya tidur.
“Aku sayang kalian …” ucapnya lirih dan mengecup kening Zareena dan Elvano.
“Aku harap perkataanmu benar bukan hanya belaka, mas…” ucap Zareena dalam hati.
*
*
*
*
Pagi harinya, Zareena bangun lebih lagi. Sudah kebiasaan Zareena yang bangun awal untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan pagi. Jika diingat Zareena sangat merindukan kedua orang tuanya. Kehidupan sederhana di kampung lebih menyenangkan daripada masuk ke dalam tubuh seseorang karena dend4m.
“Ayah, Ibu.. Rere kangen hiks.. Bagaimana keadaan kalian di dunia nyata ?”.
Zareena menyeka air matanya. Lalu bangun dan keluar kamar, namun saat pintu terbuka Zareena dikejutkan oleh keberadaan seorang wanita muda yang mengenakan pakaian tidur. Dapat Zareena pastikan wanita muda itu tidak mengenakan dalaman karena tampak jelas dua biji menyembul di balik pakaian tidurnya yang tipis.
“Kak Zaree…”
“Ngapain kamu berdiri di depan kamar kami ?” tanya Zareena curiga.
“O–oh ini kak. Aku mau bangunin bang Andra..” jawab Belinda gugup.
“Sepagi ini ? Jangan repot-repot ! Aku istrinya, yang berhak bangunkan suamiku adalah aku bukan kamu !” sentak Zareena membuat Belinda terkejut.
“Kak…”
“Apalagi ??? Sana pergi ! Jangan rusuh dengan suami orang !” gertak Zareena membuat Belinda kesal dan pergi meninggalkan Zareena dengan perasaan kesal.
Melihat kepergian Belinda, Zareena memijat keningnya. “ Apa itu adik angkatnya, Zareena ?”.
“Apa dia nggak malu, dua biji kacangnya tercetak jelas seperti itu ? Mau menggoda suami orang, langkahi dulu pawangnya !!” seru Zareena bangga.
Setelah itu, Zareena turun ke bawah menuju dapur. Kali ini, dia akan memasak untuk suami dan putranya. Sekilas ingatan Zareena, dimana dia selalu masak pagi untuk sarapan keluarganya termasuk Belinda yang numpang hidup bersama mereka. Kali ini Zareena akan memberikan peringatan kepada Belinda untuk sadar diri di mansion ini.
“Lihat saja kak ! Aku pasti akan merebut semua apa yang kamu miliki, termasuk suamimu itu !” seru Belinda menatap Zareena yang sibuk memasak dengan tatapan penuh kebenci4n.