NovelToon NovelToon
SENORITA DEL AMOR

SENORITA DEL AMOR

Status: tamat
Genre:Misteri / CEO / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #1

•••Lanjutan dari novel TAWANAN PRIA PSIKOPAT (Season 1 & 2)•••

Universidad Autonoma de Madrid (UAM) menjadi tempat di mana kehidupan Maula seketika berubah drastis. Ia datang ke Spanyol untuk pendidikan namun takdir justru membawa dirinya pada hubungan rumit yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Rayden Salvatore, terus berjuang untuk menjaga gadis kecilnya itu dari semua yang membahayakan. Sayangnya dia selalu kecolongan sehingga Rayden tidak diizinkan oleh ayah Maula untuk mendekati anaknya lagi.

Maula bertahan dengan dirinya, sedangkan Rayden berjuang demi cintanya. Apa keduanya mampu untuk bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Perburuan di Valencia

...•••Selamat Membaca•••...

"Kejar aku, kalau kau bisa." – R.S.

Valencia, dua hari setelah insiden pencurian El Tesoro. Valerio masih ingat dengan setiap pesan yang ditinggalkan oleh Rayden di setiap misinya.

Langit mendung menaungi kota. Hujan tak turun, tapi tekanan di udara seperti menahan napas bumi sendiri. Di dalam gedung kolonial yang terletak dekat Plaza del Ayuntamiento, Don Valerio duduk di balik meja marmer hijau zamrud. Luka di tangannya masih segar, hasil kemarahan saat tahu berlian yang dikirim ke keluarga mafia Rusia ternyata palsu. Dan penyebabnya hanya satu nama yaitu Rayden Salvatore.

“Temukan dia. Hidup atau mati, aku tidak peduli seberapa berpengaruh dia di dunia bawah,” gumam Valerio sambil menyalakan cerutu dengan tatapan tajam penuh amarah.

Rayden tahu waktunya menipis. Ia tak pernah berniat tinggal lama di Valencia. Apalagi Maula harus segera kembali ke Madrid. Tapi satu hal menahannya yaitu Petra, informan dalam jaringan Aguilares yang membelot dan menyimpan kunci utama transaksi senjata mereka.

Kini Petra disembunyikan di bawah tanah Lonja de la Seda, bekas bursa sutra era Gotik yang jadi markas rahasia perdagangan gelap. Rayden butuh dia hidup-hidup. Tapi Valerio sudah menebar tiga tim pemburu, termasuk pembunuh bayaran legendaris dari Albania: Erion Basha, pria bertubuh kecil yang dikenal dengan julukan Si Cacing Baja, tak terlihat, tapi mematikan.

Malam itu Rayden menunggu di atap Torres de Quart, dua menara kuno bekas benteng kota. Dari situ ia melihat pergerakan tiga van hitam yang mengitari distrik Ciutat Vella.

“Valerio pintar. Tapi aku lebih dulu belajar menjadi ular.”

“Apa semuanya siap?” tanya Maula sedikit ragu.

“Siap, kita hanya butuh kelicinan hari ini.” Maula mengangguk.

Rayden bergerak ke bawah, menyelinap lewat reruntuhan kanal tua yang terhubung ke lorong bawah Lonja de la Seda. Tapi saat hampir mencapai lorong terakhir, bau logam menusuk hidungnya.

Terlambat.

Mayat penjaga terkapar. Matanya masih terbuka, lehernya digorok bersih. Di dinding, terukir pesan dari Erion: “Aku lebih dulu. Terlambat satu napas.”

Rayden menarik belatinya. Ia tahu Erion ada di dalam. Petra mungkin masih hidup tapi waktunya tipis.

“Kita didahului, Ray.” Maula juga siap dengan pistol di tangannya.

“Tidak masalah, apa kau ragu untuk maju?” Maula menggeleng mantap.

Di dalam lorong batu yang diterangi cahaya obor, Rayden bertemu Erion untuk pertama kalinya. Pria itu tampak biasa—kurus, botak, bermata buram. Tapi ia membawa dua pisau lengkung dari obsidian dan bergerak seperti bayangan.

Rayden meminta Maula untuk mencari tempat aman lebih dulu, beberapa orang anak buah Erion menyerangnya dan Maula cukup handal menghadapi mereka semua.

Mereka bertarung dalam diam. Tak ada teriakan, hanya dentingan logam dan napas cepat. Di satu titik, Erion nyaris menusuk tenggorokan Rayden. Tapi Rayden memelintir tubuhnya ke belakang, menghantam bahu lawan dengan siku logam tersembunyi dalam jaketnya. Bunyi krek! menyusul. Pisau Erion terlempar, namun ia masih tersenyum.

“Dia sudah tidak di sini,” katanya. “Petra sudah dibawa ke Ciudad de las Artes y las Ciencias. Kau terlalu lambat, Dragonvich.”

Rayden membungkamnya dengan pukulan ke pelipis—cukup untuk membuatnya pingsan. Maula yang kesal karena telah diusik, dengan cepat menikam leher Erion dengan belati di tangannya.

Kini waktu adalah musuh. Rayden dan Maula menyusup ke kompleks futuristik Ciudad de las Artes y las Ciencias—pusat seni dan sains dengan arsitektur seputih tulang, menyerupai kapal alien. Di tengah museum itu, dalam kubah akustik, Petra diikat dan dijadikan umpan.

Valerio muncul, diapit lima pria bersenjata. Dia tersenyum menatap Rayden dan Maula yang saling berpegangan tangan.

“Aku tahu kau akan datang. Kau tidak bisa menahan diri. Pahlawan selalu kembali untuk menyelamatkan orang lain, bukan?” kata Valerio sambil tersenyum sinis.

“Aku bukan pahlawan,” jawab Rayden. “Aku hanya tidak suka kehilangan sesuatu yang berharga.” Rayden mengeluarkan smirk yang cukup membuat siapapun gemetar.

Rayden bukan orang yang penuh basa-basi di dalam misi. Dia sangat handal dalam serangan mendadak.

Lalu lampu padam.

Ledakan kecil terjadi di sisi lain kubah. Maula telah memutus arus utama dan meledakkan generator cadangan ketika Valerio dan Rayden sibuk bicara. Dalam kekacauan itu, Rayden menembak dua pengawal, menyelamatkan Petra, dan menembakkan peluru pantul ke arah kaki Valerio—cukup untuk membuatnya roboh, tapi tidak mati.

“Balasannya belum sekarang,” bisik Rayden ke telinga Valerio yang terbaring berdarah.

Ia dan Petra melarikan diri lewat kanal air di bawah museum, naik ke kapal kecil yang telah dipersiapkan. Mereka menyusuri jalur laut menuju Ibiza, tempat aman sementara.

Dan di belakang mereka, suara Valerio bergema di dalam kubah kosong:

“KEJAR DIA! BAWA KEPALANYA KE MEJAKU! PASTIKAN GADIS YANG BERSAMANYA ADA DI ATAS RANJANGKU.”

Rayden berdiri di dek kapal, menatap langit malam yang kembali hening. Petra duduk di belakang, memegangi luka di lengannya.

“Kenapa kau kembali untukku?” tanyanya.

Rayden tidak menjawab. Tapi di sakunya, ia menyimpan sepucuk surat dengan simbol El Aguilares, dan seuntai kalung tua milik ibunya yang dulu hilang saat dibawa oleh jaringan mafia yang sama.

“Aku tidak pernah benar-benar mencuri untuk uang. Semua ini... balas dendam.”

“Aku akan membantumu, Vic. Aku akan berikan informasi mengenai apapun dari Don Valerio yang ingin kau ketahui.”

“Bagus, memang itu yang aku inginkan.”

...***...

Ibiza. Sebuah vila terpencil di atas tebing putih menghadap laut Balearic. Di situlah Rayden dan Petra bersembunyi setelah melarikan diri dari Valencia. Tapi malam itu, seseorang muncul di bawah sinar bulan, berambut panjang berkilau, mengenakan jaket kulit biru malam, dan menenteng ransel berisi bahan peledak, serum, dan satu dokumen intelijen dari dalam jaringan militer.

Maula Maximillian, calon dokter terbaik.

“Aku dengar kau membuat Don Valerio kehilangan satu paru-parunya?” katanya, menyeringai.

“Kau benar-benar menepati janji untuk menyelamatkan kami ya,” seru Rayden sambil tersenyum.

“Kita tak butuh janji untuk saling menyelamatkan,” ujar Maula pada kekasihnya.

“Ya, tapi jika Tuan Leo tau hal ini, dia akan memenggal kepalaku.” Mereka hanya tertawa dengan napas terengah karena lelah malam ini dengan misi.

Rayden menatapnya sebentar, lalu berkata pelan, “Aku menyisakan satu agar Valerio bisa meneriakkan namaku sebelum mati.”

Mereka tertawa. Petra menghela napas panjang, menyadari dua orang ini tidak bisa hanya disebut sekutu.

Misi malam itu adalah menyusup ke markas baru Los Aguilares di Mallorca, tepatnya di dalam kastil tua Castell de Bellver yang kini mereka jadikan pusat penyimpanan transaksi gelap, termasuk catatan adopsi dan perdagangan manusia yang selama ini Rayden buru.

Tapi kastil itu dijaga sistem AI baru, milik seorang teknokrat gila asal Ukraina yang bekerja untuk Valerio. Dan di sinilah Maula berperan sebagai ahli IT forensik dan biokimia, dengan kemampuan hacking yang dibalut kecantikan mematikan.

“Jangan jatuh cinta selama kita masuk ke tempat itu,” kata Maula saat mereka menyusup melalui terowongan air bawah kastil.

Rayden hanya tersenyum. “Terlambat. Aku bahkan belum pernah berhenti untuk mencintaimu.” Cup! Satu ciuman mendarat indah di dagu Maula.

“Kau mau aku penggal ya?” Rayden hanya terkekeh, dalam situasi begini dia masih bisa mencuri kesempatan.

...***...

Begitu masuk ke ruang bawah tanah kastil, sistem keamanan langsung mendeteksi suara. Tapi Maula sudah meretas sistem pendingin utama dan membuat server AI mengalami overheating, mengalihkan perhatian penjaga ke pusat pengendali.

Rayden meluncur seperti bayangan. Satu tembakan ke lutut. Satu tusukan ke bahu. Tidak ada darah yang mubazir. Di tangannya, dua pistol buatan tangan berdengung seperti nyanyian neraka.

Semua penjaga tumbang tak bersisa.

Di tengah ruang data, Maula memulihkan berkas penting. Salah satunya berisi daftar transaksi Valerio dengan pemerintah bayangan dan paspor palsu milik gadis-gadis yang diculik.

Saat alarm berbunyi, Maula berkata cepat, “Aku butuh lima menit lagi.”

Rayden membalikkan badan dan melindungi pintu. Lima pria masuk. Ia bergerak seperti tarian maut, dua peluru ke dada, tendangan ke dagu, lalu melempar belati ke tenggorokan pria keempat.

Tapi pria kelima berhasil menghantamnya ke dinding. Rayden terbatuk.

Maula menoleh dan melihat Rayden terhuyung. Matanya melebar.

“Sentuh dia, dan kau tidak akan bisa menyentuh siapa pun lagi.” Maula mengancam seperti biasa namun tak diindahkan oleh mereka.

Ia mencabut jarum suntik dari saku jaket dan menancapkan ke leher si penjaga. Racun paralisis langsung menyebar. Pria itu jatuh seperti boneka patah.

“Sudah kubilang bukan, jangan sentuh dia,” kata Maula dengan sinis.

Rayden terengah, berdiri lagi. Saat mata mereka bertemu, waktu seolah melambat. Ada darah di bibir Rayden dan debu di pipi Maula.

Mereka hanya berdiri dalam senyap, lalu Maula berkata pelan. “Kalau kau mati malam ini, aku akan memakan mayatmu.”

Rayden mengangguk lalu meraih tengkuk gadisnya sehingga wajah mereka begitu dekat. “Tapi bukan malam ini.” Deru napas Rayden menyapu permukaan wajah Maula.

“Kalau begini, kapan kita selesai.” Rayden terkikik kecil dan melepaskan pegangannya, membiarkan Maula menyelesaikan bagiannya.

...***...

Mereka keluar dari kastil lewat lift vertikal rahasia yang Maula temukan lewat blueprint kuno. Di atas tebing, helikopter hitam menunggu.

Saat heli lepas landas, Maula bersandar di bahu Rayden. Suara mesin berdesing lembut.

“Petra akan mengurus sisanya, kita aman sekarang,” ujar Maula penuh kelegaan.

“Kenapa kamu masih datang dan membantuku, Piccola?” tanya Rayden, perlahan.

Ia menjawab sambil memejamkan mata, “Karena kamu satu-satunya pria yang tak bisa aku selamatkan... kecuali jika aku ikut bertarung.”

Rayden meraih tangannya, dan untuk pertama kalinya sejak ia membunuh di Napoli, ia merasakan sesuatu selain dingin.

Petra melihat mereka diam-diam dan tersenyum kecil. Ia tahu kalau dua orang ini akan membawa dunia ke dalam kekacauan atau menaklukkannya bersama.

“Masih ada aku di sini, kenapa kalian malah bermesraan hah?” tukas Perta yang membuat Rayden dan Maula tersipu malu.

...•••Bersambung•••...

1
Radella
good
Syaqilla
awesome
Naxed2448
👍
Dewi Dejiya
awesome
Dinda Kirana
Awesome
Khadijah Jaelani
amazing
Iguana Scrub
luar biasa
adi_nata
motor itu kenapa tiba tiba ada ? sudah ada di rumah itu sebelumnya atau diantar seseorang ?
adi_nata: ya .. mungkin memang imajinasiku yang terbatas jadi terkadang agak bingung menangkap alur cerita. cuma bisa fokus pada satu titik keterangan.
🌺Shella BTS🌺: Oh ya beda pandangan ya, tapi kalo dri segi alur sih, mereka kan beberes di rumah dulu dan Rayden sempat bilang kalo rumahnya deket. Jadi ke supermarket ya pake kendaraan Rayden, deket lah bolak balik ke rumah dia 😁
total 6 replies
Khaira Delisya
ada lanjutannya gak Thor🥹🥹
Vebi Gusriyeni: Ada kakak, judulnya SENORITA PERDIDA
total 1 replies
adi_nata
lha dianya sendiri juga biadab.
Vebi Gusriyeni: Namanya juga psikopat
total 1 replies
adi_nata
seorang gadis belia bisa melalukan tindakan brutal semacam ini. luka seperti apa yang mendorongnya ?
adi_nata: oke siap author Vebi
Vebi Gusriyeni: Hehe aman, ntar baca aja dari awal biar gak bingung ya ☺ btw nanti kalo ada salah alur atau kekeliruan di tengah cerita bisa kasih respon dan saran, ntar aku perbaiki. Makasih udah kasih dukungannya ☺☺
total 4 replies
Yuyun Asrifani
Suka🥰
Bunda Rian Putra
terbaik
Ukhty Hawa
Baca dari season 1 sampai ke series ini benar2 menghayati, terbawa suasana hingga susah move on dari tokohnya 👍
Cherry Clode
good
Miami Zena
Awesome
Sader Krena
Amazing
Inay Inayah
keren
Flo Teris
awesome
Alya Nurhidayat
Best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!