NovelToon NovelToon
Dari Modernitas Menjadi Pahlawan Kerajaan

Dari Modernitas Menjadi Pahlawan Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah sejarah / Perperangan / Tamat
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Mila, seorang gadis modern yang cerdas tapi tertutup, meninggal karena kecelakaan mobil. Namun, takdir membawanya ke zaman kuno di sebuah kerajaan bernama Cine. Ia terbangun dalam tubuh Selir Qianru, selir rendah yang tak dianggap di istana dan kerap ditindas Permaisuri serta para selir lain. Meski awalnya bingung dan takut, Mila perlahan berubah—ia memanfaatkan kecerdasannya, ilmu bela diri yang entah dari mana muncul, serta sikap blak-blakan dan unik khas wanita modern untuk mengubah nasibnya. Dari yang tak dianggap, ia menjadi sekutu penting Kaisar dalam membongkar korupsi, penghianatan, dan konspirasi dalam istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Musim semi datang tanpa suara. Tanah yang sebelumnya keras mulai melunak. Tunas-tunas kecil bermunculan dari sela tanah, dan aroma rerumputan basah menyelimuti desa setiap pagi.

Hari itu, hujan pertama turun.

Rintik kecil membasahi atap jerami rumah mereka. Qianru sedang duduk di ambang pintu, menghangatkan telapak tangan dengan cangkir teh jahe, sementara Lin Yun berdiri di bawah rintik, memandangi langit seakan hendak menantangnya.

“Kau tidak takut masuk angin?” seru Qianru.

Lin Yun menoleh, menyunggingkan senyum. “Aku suka hujan pertama. Rasanya seperti... membuka halaman baru.”

Qianru tertawa kecil. “Kau selalu menyukai yang tenang dan sunyi.”

Lin Yun duduk di undakan rumah, masih membiarkan bajunya basah. Hujan mulai turun lebih deras, menyelimuti ladang, tanah, dan genteng rumah yang berderak pelan.

“Maukah kau menanam bunga di pekarangan?” tanya Lin Yun, tiba-tiba.

Qianru memandangnya. “Bunga?”

“Untuk pertama kalinya, rumah ini menjadi rumah. Aku pikir... akan lebih hangat kalau ada bunga.”

Qianru tak langsung menjawab. Tapi esok paginya, ketika hujan berhenti dan kabut pagi naik dari tanah, ia pergi ke pasar desa dan membeli bibit bunga krisan, bunga kesukaannya sejak muda dulu—karena bunga itu kuat, tumbuh di musim apa pun, dan tetap mekar meski diterpa badai.

Beberapa minggu kemudian, pekarangan kecil di sisi timur rumah mulai berubah warna. Daun-daun muda tumbuh, beberapa kuncup kecil sudah mengintip dari balik tanah. Qianru menyiramnya setiap pagi, dan kadang Lin Yun akan menggali sedikit tanah untuk memastikan akar-akar kecil itu menjalar sehat.

Tak ada pengakuan, tak ada kata cinta. Tapi setiap kebersamaan mereka terasa seperti benih yang tumbuh perlahan—tidak tergesa, tidak dipaksa.

Suatu malam, saat angin musim semi berhembus lembut, Qianru duduk sendirian di depan rumah. Ia menatap langit, mencari bintang.

“Apa kau merindukan istana?” suara Lin Yun terdengar dari dalam.

Qianru terdiam sesaat. “Tidak.”

“Kau yakin?”

Ia menoleh, menatap Lin Yun yang kini duduk di sampingnya. “Aku merindukan beberapa orang... tapi tidak tempatnya. Di sana, aku merasa selalu harus bertahan. Di sini... aku bisa bernapas.”

Lin Yun mengangguk pelan.

“Dulu,” lanjut Qianru, “aku pernah berpikir cinta hanya bisa lahir di tempat megah, di antara keanggunan dan puisi. Tapi sekarang... aku mulai mengerti bahwa cinta mungkin justru tumbuh di tengah ladang, di antara bau tanah dan keringat.”

Lin Yun menunduk. “Qianru...”

“Belum,” Qianru memotongnya halus, sambil tersenyum. “Biar bunga itu mekar dulu.”

Pada akhir musim semi, bunga krisan pertama mekar di pekarangan. Warnanya putih bersih, berdiri tegak di bawah sinar pagi. Qianru mengelus kelopaknya, senyum tipis menghiasi wajahnya.

Lin Yun datang dari ladang, membawa sekeranjang sayur. Ia melihat bunga itu, lalu memandang Qianru. “Bungamu sudah mekar.”

“Bunga kita,” jawab Qianru. “Kau yang menyiapkan tanahnya.”

Hari itu, mereka makan siang di beranda rumah. Tidak ada pesta. Hanya dua piring nasi hangat, ikan sungai bakar, dan satu bunga krisan kecil yang ditaruh Qianru di mangkuk kayu sebagai hiasan.

Dan untuk pertama kalinya, Qianru menatap Lin Yun lebih lama dari biasanya. Bukan sebagai murid. Bukan sebagai pelindung. Tapi sebagai seseorang yang... bisa menjadi rumah.

Hujan pertama sudah datang. Bunga pertama sudah mekar.

Dan cinta... mungkin sudah mulai tumbuh di antara keduanya.

Bersambung

1
Santy Susanti
Hahahaha Dasar Mei Qian kocak🤣🤣🤣🤣🤣
Santy Susanti
weeh siapa lg niiiiih🤭🤭🤭🤭🤭
Santy Susanti
weeh di qra bakal jadian sm Xie Lan🤔🤔🤔🤔🤔
davina aston
👍👍👍👍👍👍
Santy Susanti
Hahahah mereka lucu🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Jodoh kali ya🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Eda Eda
👍
Santy Susanti
Aaah seruuu berantem manja terus😘😘
𝓔𝓵𝓵𝓮
sok sang pemimpin sejati
𝓔𝓵𝓵𝓮
nah kan akhirnya peran kw mei qian muncul juga di dunia persilatan
𝓔𝓵𝓵𝓮
sosok jiwa pemimpin yang sangat mulia, menjunjung keadilan tanpa kemunafikan
berani maju pantang mundur tanpa 10 topeng yang melekat di wajah
Santy Susanti
Aaah hanyut Aq thor sm untaian kata2 mu😍😍😍😍😍
sahabat pena
Luar biasa
Binti Shl
apa Mila punya ruang dimensi kok bawa jerum dari dunia modern 🤔
Santy Susanti
aiiih kerennya km dah kaya ibu bpk km aja👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰
Santy Susanti
gak kerasa Mei dah gede aja lagi😍😍
𝓔𝓵𝓵𝓮
pada saatnya tiba, kebenaran pasti akan terungkap
𝓔𝓵𝓵𝓮
benar, putih bisa jadi hitam dan hitam bisa jadi putih
𝓔𝓵𝓵𝓮
petualangan barumu akan dimulai qian'er
sasa adzka
Thor aku akui imajinasi lu hebat, bikin kita kita para pembaca deg deg an.. seolah olah kita nonton drama, action chines kerajaan Thor...

semangat nulisnya Thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eka Haslinda
tengkyu othor.. ceritanya bagus banget.. sehat2 n terus berkarya 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!