Dea Gadis desa yang biasa nya berjualan kue di kampung nya.
Karena tradisi perjodohan di kampung nya masih sangat ketat, Dea di paksa menerima perjodohan dengan anak juragan teh di kampungnya.
Untuk menolak juga tidak mungkin, karena orang tua nya bekerja di perkebunan teh milik juragan itu.
Akhirnya Dea memutuskan ke kota, dengan alasan akan pulang saat tunangan juga kembali ke desa. Karena sang tunangan sedang menuntut ilmu di Malaysia.
Tapi, lagi-lagi takdir tak berpihak padanya, setelah ijab Kabul sang suami langsung menceraikan nya.
Bagaimana kah perjalan kisahnya? apa penyebab suaminya menceraikan nya?
.
.
.
Novel ini berbahasa Jawa campur indonesia. ada beberapa yang di beri terjemahan dan tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalutan Suroto
Taxi berhenti di depan ruko, kedua wanita itu langsung turun dari mobil.
“Bapak tunggu di sini saja, saya masuk sebentar.’’ ujar Naura.
“Iya mbak.’’ balas supir.
Takut juga bila pak supir malah langsung pergi. Malam-malam, begini susah mau cari taksi, apa lagi pasti nanti sang mertua pasti akan mengamuk dirinya pulang larut begini. ini pertama kali Naura pulang larut, biasa nya sebelum magrib.
Naura berjalan duluan dan di ikuti Dea. Lalu Dirinya mengambil kunci ruko di dalam tas dan membuka pintu ruko itu. Saat masuk terlihat bermacam model pakaian yang di gantung di hanger, ada juga beberapa di pajang di manekin dan dalam kaca. Ruko yang tidak terlalu besar dan tidak kecil juga.
“Jadi ruko baru ini kamu yang mengelola sendiri Mbak eh Na-naura?’’ tanya Dea sambil mengikuti langkah Naura menaiki tangga.
“Iya, mau bagaimana lagi ini saja sudah syukur bisa buka toko dan masih bisa menanganinya, ada kamu juga sekarang. Insyaallah nanti kalo ada rezeki mau bikin gudang di sebelah.’’ ucap Naura sambil membuka pintu lantai dua.
Terlihat kamar yang tidak terlalu kecil dan tidak luas juga. Terdapat meja kerja, almari kecil, tv LCD mini, kulkas, kamar mandi, dapur mini dan sofa Bed juga. Jadi nanti Dea bisa tidur di sana.
“Wah lengkap ya di sini. Kenapa kamu nggak tinggal di sini saja?’’ tanya Dea.
“Kalo aku tidur di sini, suami ku bagaimana?’’ tanya Naura balik.
“Ha? Eh sudah sold out rupa nya, kirain masih single’’ Dea nyengir kuda.
Dia memang belum tau jika Naura sudah menikah, apa lagi wajah dan tubuh Naura yang terlihat seperti masih gadis. Meskipun Naura yang tidak berdandan, dan sedikit kusam. Tapi Dea bisa menilai jika pemilik toko ini cantik, hanya saja di tutupi oleh wajah natural tanpa make up nya itu.
“Kamu tinggal sendiri nggak takut kan ya?’’ Naura memastikan.
“Ya enggak toh Nau, panjenengan ora tau saja aku Iki di desa ku ahli pencak silat Loh’' jawab Dea menepuk dada.
“Hahaha, ada-ada aja kamu ini. Ya udah, kalo gitu aku pulang dulu.’’ ujar Naura.
“Makasih ya, hati-hati.’’ balas Dea.
Naura hanya mengangguk saja.
Sepeninggalan Naura, Dea langsung menuju tv, mengambil remote lalu membuka tv. Dea sangat senang, akhirnya bisa menonton televisi. Karena di rumah nya tidak ada televisi, mereka bukan orang berada punya ponsel saja sudah syukur Alhamdulillah.
Tiba-tiba saja perutnya kembali keroncongan, karena memang belum di isi. Melihat kulkas Dea langsung membuka nya. Terlihat ada telur, dan mie instan. Dea langsung menyalakan kompor dan memasak mie.
Tak berapa lama semangkok mie telah berada di atas meja. Tanpa menunggu dingin Dea langsung menyantapnya karena memang sudah sangat lapar.
Selesai makan Dea langsung mencuci bekas mangkok mie dan alat masaknya, lalu menaruh ke rak mini. Dea mengelap tangan dan kembali ke sofa bed. Teringat ponselnya, Dea langsung membuka ransel dan mengambil nya. Terlihat puluhan panggilan tak terjawab dan chat masuk. Dea sudah menebak siapa pelaku nya, siapa lagi kalau bukan si biang keringat Suroto Atmojo, tunangan terpaksa nya.
“Dea tersenyum smirk, lalu menyimpan nomor penting di memori internal. Setelahnya membuka SIM-card dan memakannya. Dia menghela nafas lega karena biang masalah tak bisa lagi mengganggu nya, soal juragan dan Romo nya urusan belakangan. Yang terpenting masa sekarang saja dulu. Karena lelah, Dea langsung tertidur tanpa alas bantal.
.
...❤️❤️❤️❤️...
.
Sementara di kampung, Suroto mondar mandir di depan Ndoro Ajeng. Sudah puluhan kali menghubungi tunangan tapi tidak di angkat, chat juga, jangan kan di balas, di baca saja tidak.
“Kamu ngendi to wadon ku. Moso dari tadi orak di angkat dan balas chat dari kakang mu Iki?’’ ucap nya sambil duduk sudah lelah dari tadi mondar-mandir.
“Mula sakawit biyungku kandha yen ora melu. iku cah wadon sing ora tumindak bener. nanging sampeyan pancene dadi wong. saiki opo? rasakno akibate tresnomu sing buta. Minggir! Ibu mau nonton’’ ujar Ndoro Ajeng memang kesal dengan anaknya yang mondar mandir. Dia juga sangat benci terhadap Dea.
(Makanya, dari awal ibuk sudah bilang jangan mau sama dia. dia itu gadis yang tidak benar kelakuannya. tapi kamu ya ngotot gitu Lo jadi orang. sekarang gimana? rasakan akibat dari cinta buta mu itu)
“Apa apike Dea iku. Orang ada tata krama lan bicara asal jeplak saja. Wong kaya ngono kuwi gelem dadi mantu.’’ lanjutnya lagi.
“Kenapa toh buk, aku Iki kuwatir, Ibu malah nambahi bebanku. Ojo mikir buruk pada dek Dea, Dia tidak mungkin berbuat apa-apa ning kutha.’’ balas Suroto kesal dengan sang Ibu.Tak ingin rasa kesalnya makin menjadi, Ndoro Ajeng masuk ke kamarnya.
Malas berdebat dengan Ibunya, Soroto beranjak menuju kamar nya. Dia bersandar di bed jumbo itu, masih dengan setia memegang ponsel. Menatap aplikasi hijau berlabel telepon.
”Kamu ngendi toh Dek ayu? Jam segini masa belum juga sampai Jakarta. Chat ku Ndak Kowe bales juga.
Suroto masih menunggu balasan dari sang tunangan, tapi tetap saja tidak di baca. Suroto kembali mencoba menghubungi, malah sudah tidak bisa di hubungi, mau mengirim pesan juga tidak bisa.
Suroto langsung terlonjak saking kaget nya melihat no nya di blokir
“Iki kok nomer ku di blokir?!’’ gumam Suroto memang sangat kaget dan tak menyangka juga pastinya.
“Iki serius Dek ayu memblokir nomer ku? Wah Ndak bener Iki! Sepertinya aku harus menyusulnya!’’ putus Suroto akhirnya.
“Menyusul siapa? Tidak!, Romo tidak akan mengizinkan mu ke Jakarta. Besok kamu sudah harus terbang ke Malaysia. Jadi jangan macam-macam kamu le'’ ujar juragan Sunoto yang memang terkadang berbahasa Indonesia. Karena Dia berasal dari Jakarta. Dia yang akan ke kamar tak sengaja mendengar ucapan sang anak.
“Jadi Dek ayu bagaimana Romo? Aku takutnya terjadi sesuatu pada nya. Romo kan tau Jakarta itu kota besar, nanti jika celaka bagaimana?’’ Suroto mengusap kasar wajahnya.
“Ndak akan terjadi. Panjenengan kan tau sendiri, tunanganmu Iku kaya manungsa kekuwatane, dadi Ojo kuwatir.’’ (seperti pria tenaganya)’’ ujar Romo, Dia sangat mengenal calon mantunya itu.
.
.
Bughhhhhh!!!!
Akkkkhhh!!
Tinju Dea menghantam perut pria di depannya.
“Hei, kamu gila!’’ pekik pria itu lantang.
.
.
Jadi ini cerita Dea dari awal sebelum bertemu Naura guys.
Cerita yang makin seru dengan karakter Dea yang tegas tapi humoris. Pantengin terus ya guys!
.
Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya🙏🙏
