*Khusus Bacaan Dewasa*
Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Pilihan untuk Saat Ini
Meskipun tawaran kerja sama dari ayah Kiara sangat menggiurkan dan jelas akan mendongkrak reputasinya di dunia kuliner, Make menyadari perbedaan mendasar dalam 'mekanisme' Sistem terkait Kiara. Sejak ia menerima misi untuk mengikat Kiara sebagai 'Mitra Bisnis Setia', panel Sistemnya tidak memberikan notifikasi penambahan saldo setiap kali ia berinteraksi dengan Kiara, termasuk saat mereka membahas menu atau menghabiskan waktu bersama di restoran. Hadiah 'Jaringan Bisnis Tak Terbatas' tampaknya baru akan aktif jika 'ikatan' sebagai mitra bisnis setia benar-benar terbentuk, dan itu tidak secara otomatis memberikan kekayaan instan seperti pada Anya.
Make merenung. Sistem seolah mengisyaratkan bahwa untuk Kiara, ia harus membangun hubungan yang didasari profesionalisme dan saling menguntungkan dalam dunia kuliner. Kekayaan instan seperti yang ia dapatkan dari Anya tidak berlaku di sini, setidaknya belum. Ia harus menggunakan pesona, keahlian memasak (yang didapat dari Sistem), dan potensi koneksi dari keluarga Kiara untuk mencapai tujuannya di jalur bisnis ini.
Di sisi lain, ia terus menjalankan misi harian yang melibatkan pengeluaran untuk Anya, yang secara konsisten menambah saldonya. Ia menikmati aliran uang yang stabil dari 'hubungan' dengan Anya, yang memberikannya kebebasan finansial untuk saat ini.
Meskipun Kiara semakin menunjukkan ketertarikannya – angka 'Love' di atas kepalanya kini sering menyentuh angka 80 – Make menyadari bahwa interaksi mereka belakangan ini lebih fokus pada pekerjaan dan diskusi kuliner, tanpa ada pengeluaran signifikan dari saldonya untuk Kiara secara pribadi. Karena itulah, saldonya tidak bertambah dari hubungannya dengan Kiara.
"Tuan, tawaran Anda sangat menarik," kata Make kepada ayah Kiara suatu malam setelah sesi diskusi menu yang panjang. "Saya sangat menghargai kepercayaan yang Anda berikan. Saya akan berkomitmen penuh dalam membantu pengembangan menu restoran ini, dan saya yakin ini akan menjadi kolaborasi yang saling menguntungkan." Ia memberikan jawaban yang antusias namun tidak secara langsung menerima tawaran kemitraan yang lebih dalam, karena ia masih mempertimbangkan implikasi jangka panjangnya terhadap 'permainannya' dengan Sistem.
Ayah Kiara tampak sedikit memahami. "Baiklah, Nak. Saya menghargai profesionalismemu. Mari kita lihat bagaimana kolaborasi ini berjalan."
Make merasa lega. Ia berhasil mempertahankan kedua 'jalur'nya. Ia akan terus meningkatkan afeksi Anya untuk kekayaan instan, dan secara perlahan membangun hubungan profesional dengan Kiara dan keluarganya untuk potensi keuntungan bisnis di masa depan, tanpa harus 'membayar' secara finansial dari saldonya saat ini untuk meningkatkan afeksi Kiara demi hadiah Sistem. Ia akan menikmati fleksibilitas yang ditawarkan Sistem ini untuk saat ini.
Di Gerbang Kekayaan Tak Terhingga
Setelah pertemuan dengan Kiara, Make kembali ke kontrakannya, sebuah tempat yang terasa semakin absurd di tengah gelombang kekayaan yang terus membanjirinya. Pikirannya tidak lagi terbebani oleh keterbatasan finansial, melainkan oleh pilihan-pilihan yang tak terhitung jumlahnya.
Ia membuka panel Sistem, dan angka yang tertera di sana tampak seperti deretan digit yang terus bertambah tanpa henti: Rp 990.785.321.987. Hampir 1 triliun Rupiah. Setiap interaksi yang memuaskan dengan Anya, setiap 'level' afeksi yang tercapai, seolah membuka keran kekayaan yang tak pernah kering. Uang bukan lagi sekadar angka, melainkan sebuah konsep abstrak yang kehilangan maknanya karena kelimpahannya.
"Aku bisa membeli setiap vila, setiap apartemen mewah, setiap mobil di muka bumi ini," gumamnya, bukan lagi dengan angan-angan, melainkan dengan kesadaran akan kemampuannya. "Aku bisa memiliki pulau pribadi, membangun kota impianku sendiri, bahkan mungkin mendanai proyek-proyek ambisius yang mengubah dunia."
Keinginan untuk memiliki koleksi mobil sport bukan lagi tentang memilih yang terbaik, melainkan tentang mengoleksi semuanya. Garasi sebesar hangar pesawat terasa terlalu kecil untuk menampung hasratnya. Ia bisa memiliki armada pribadi jet mewah dan kapal pesiar megah.
"Uang ini... rasanya sudah tidak relevan lagi dalam konteks 'cukup' atau 'kurang'," pikir Make, menatap panel dengan senyum lebar. "Ini lebih tentang kebebasan mutlak untuk mewujudkan setiap fantasi yang pernah terlintas di benakku."
Namun, di tengah kebebasan finansial yang nyaris tak terbatas ini, Make tetap fokus pada janji utama Sistem. 'Sumber Daya Uang Tak Terbatas' dan 'Jaringan Bisnis Tak Terbatas' bukan hanya tentang kekayaan materi, tetapi juga tentang kekuasaan dan pengaruh. Kekayaan triliunan Rupiah saat ini hanyalah permulaan, sebuah bukti nyata akan potensi yang lebih besar.
Membeli vila mewah, koleksi mobil sport, bahkan pesawat jet pribadi, kini terasa seperti langkah kecil. Ia bisa melakukannya tanpa perlu berpikir panjang. Inilah saatnya ia benar-benar menikmati 'permainan' ini, mewujudkan setiap keinginannya tanpa ragu. Kekayaan yang ia miliki saat ini sudah lebih dari cukup untuk memulai hidup layaknya seorang raja.
Tatapan Meremehkan
Dengan saldo yang nyaris menyentuh angka seratus triliun Rupiah, Make memutuskan untuk memanjakan dirinya. Ia mampir ke sebuah dealer mobil mewah yang terkenal dengan koleksi mobil edisi terbatasnya. Ia ingin merasakan sensasi mengendarai mobil impiannya, sebuah simbol dari kekayaan barunya.
Saat Make memasuki showroom dengan pakaian kasualnya, seorang pelayan pria berjas mahal menatapnya dari atas ke bawah dengan tatapan meremehkan. Ia bahkan tidak menghampiri Make, sibuk melayani calon pembeli lain yang penampilannya lebih meyakinkan. Make bisa merasakan aura ketidaksukaan dan penghinaan yang terpancar dari pelayan itu.
Namun, tiba-tiba, seorang gadis muda dengan senyum ramah menghampirinya. Ia mengenakan seragam dealer yang sopan dan menatap Make dengan tatapan tulus.
"Selamat datang, Bapak. Ada yang bisa saya bantu?"
Sebelum Make sempat menjawab, panel biru di hadapannya kembali berkedip. Notifikasi familiar muncul:
[Target terdeteksi: Individu dengan potensi kesetiaan tinggi.]
[Misi Darurat: Ikat target sebagai 'Budak Setia'. Syarat keberhasilan: Menunjukkan ketertarikan dan apresiasi, membuat target merasa dihargai dan setia sepenuhnya kepada Pengguna.]
[Hadiah Keberhasilan: Tambahan saldo Rp 50.000.000.000.]
[Peringatan: Kegagalan misi dapat mengakibatkan penalti yang signifikan.]
Mata Make langsung berbinar. Lima puluh miliar Rupiah hanya untuk membuat gadis ini setia padanya? Sistem ini benar-benar tidak pernah berhenti membuatnya terkejut. Ia tersenyum tipis, menyadari bahwa setiap interaksi dengan orang lain kini berpotensi menjadi sumber kekayaan baru.
"Saya tertarik melihat mobil edisi terbatas Anda," jawab Make dengan nada sopan kepada gadis itu, sambil melirik pelayan pria yang masih mengabaikannya.
Gadis itu tampak antusias. "Tentu saja, Bapak. Mari saya tunjukkan koleksi terbaru kami. Nama saya Bella."
"Make," jawab Make sambil menjabat tangannya. Di benaknya, ia sudah merencanakan langkah-langkah untuk 'mengikat' Bella. Sikap sopan dan pelayanannya yang tulus adalah modal awal yang baik. Dan tentu saja, hadiah lima puluh miliar Rupiah adalah motivasi yang sangat besar.
Setiap langkah mereka terasa seperti bagian dari permainan yang mulai ia kuasai. Ia tersenyum hangat, memberi pujian pada pengetahuan Bella tentang spesifikasi mesin dan desain interior. "Kau sangat menguasai pekerjaanmu," katanya tulus. Mata Bella berbinar, terlihat jelas rasa bangga dan senangnya mendapat apresiasi. Panel Sistem berkedip sekali lagi, menunjukkan progress misi naik 40%. Make tersenyum kecil—permainan baru saja dimulai, dan ia sudah unggul satu langkah.
Bersambung...