NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!

..."Semua orang tahu akan batasan, tapi kadang kala. Ada orang yang tidak bisa mengerti arti dari sebuah aturan. Hidup itu perlu diatur, tapi bukan penekanan. Dengan adanya aturan, maka orang tidak akan bersikap semena-mena."...

...~~~...

Baru saja semalam mengabari kedua orangtuanya Azura. Tanpa terasa hari pun sudah mulai pagi lagi. Di luar rumah Kyai Harun, nampak seorang laki-laki yang tengah membersihkan rumput-rumput yang membuat pandangan mata sedikit terganggu untuk melihat keindahannya.

Di sana ada Mahen yang tengah memotong rumput, laki-laki itu nampak tenang di pagi hari, dengan membersihkan halaman rumah kakeknya. Dan tanpa disadari olehnya, datanglah seorang wanita cantik berhijab biru langit yang hanya dipakai asal, karena ia selalu tidak ingin memakai kain penutup kepala itu, tapi karena lingkungan tempat tinggalnya sekarang adalah sebuah pesantren berbasis islami pastinya, dan sudah seharusnya dia mengenakan kerudung seperti apa yang diminta umminya dulu.

Tatapan mata itu tertuju kepada Mahen, dengan pancaran mata yang begitu bahagia. Sampai di mana, ia pun tertarik untuk mengusik laki-laki itu.

"Pagi A Mahen, lagi apa tuh?" tanya Azura dengan berdiri di belakang pemuda itu sembari menatapnya.

Sontak laki-laki itu menoleh ke belakang dan bertapa terkejutnya dirinya, sewaktu melihat orang yang berdiri di hadapannya sekarang, setalah memposisikan tubuhnya berharapan dengan wanita itu.

"Astaghfirullah. Azura, kamu ngapain di sini?" Mahen nampak terkejut dan bertanya kepada gadis itu, sembari memalingkan wajahnya ke arah lain, karena Azura memakai kerudungnya asal.

"Haha, A Mahen lucu. Azura tanya malah balik tanya," ucap gadis itu sembari tertawa lepas karena lucu melihat reaksi Mahen sewaktu melihat dirinya.

Bukannya melihat Azura, Mahen malah memalingkan wajahnya ke arah lain, dan segera mencari cara agar wanita di hadapannya itu tahu akan kesalahannya itu.

"Azura, cepat benerin hijabmu itu! Jangan seperti itu, lehermu kelihatan dan rambutnya juga. Apabila ada yang melihat kamu seperti ini, maka kamu akan kena hukuman," kata Mahen dengan memperingati sepupunya itu.

"Hah, maksudnya A Mahen itu apa? Azura enggak mau ah! Lagian masih pake hijab juga, masa harus setiap saat dipake kan gerah tau," seru gadis itu sembari memperhatikan tingkah Mahen yang nampak tidak nyaman.

"Cepat Azura! Benerin dulu kerudung kamu itu! Jangan banyak protes, nanti Kakek lihat kamu. Apa kamu mau di hukum?" ujar Mahen sekali lagi mengingatkan Azura akan pelaturan di sana.

Bukannya takut, wanita itu malah tersenyum manis. "Kenapa si nunduk-nunduk begitu? Emangnya Azura ini jelek apa? A Mahen dari tadi nunduk terus. Lihat dong sini, mana yang gak benernya biar Azura bisa benerin," ucapnya yang malah menggoda Mahen.

"Azura! Jangan coba-coba mengalihkan topik deh! Mahen serius, itu kamu tutupi dulu. Kalau enggak, A Mahen pergi ni," kata Mahen yang membuat Azura cukup terhibur bukannya takut.

"Coba sini dekat-dekat, kalau mau Azura pake kerudung yang bener sambil dibenerin dong sama A Mahen. Sini tangannya," ucap Azura sembari satu tangannya hendak meraih jemari laki-laki tampan itu.

"Azura, jaga batasan kamu ya!" tegas Mahen dengan segera berjalan mundur ke belakang dan memberikan peringatan kepada wanita cantik itu.

"Emangnya kenapa si, A Mahen begitu? Kita itu sepupu loh, masa pegang tangan aja gak boleh? Dulu waktu kita masih kecil, A Mahen pegang tangan Azura, tapi sekarang A Mahen enggak mau," tutur Azura dengan mencari jawaban dari apa yang dipikirkannya selama ini.

"Sekarang beda Azura! Itu dulu waktu kecil, sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Setidaknya, kamu dewasa sedikit sekarang. Dan kita harus jaga batasan!" ucap Mahen yang mulai menatap Azura sekilas.

"Batasan apa coba? Enggak ada batasan di antara kita. Lagian A Mahen juga sepupu Azura," kata gadis cantik itu dengan polosnya berkata seperti itu.

"Cek! Kamu ini ya, walupun kita sepupu tetap saja ada batasnya. Kamu enggak bisa sembarangan sentuh-sentuh A Mahen kayak tadi ya, kita bukan mahram!" Mahen memperjelas maksud dari ucapannya.

Azura memutar matanya jengah dengan perkataan dari Mahen. "Sudah deh, A. Jangan ada aturan begitu. Banyak aturan batasan, kita ini sudah kenal lama, masa gini aja jadi masalah," katanya yang malas jika diceramahi oleh sepupunya itu.

"Ya iya, hidup itu harus ada aturan dan batasan. Jika saja dalam sebuah negara tidak ada aturan dan hukum, maka apa yang akan terjadi?" tanya laki-laki itu mulai mengubah cara pikir gadis itu.

"Ya banyak yang gak benernya, banyak pelanggaran." Azura menjawab begitu saja, dengan apa yang ia ketahui.

"Nah itu dia, makanya dalam sebuah negara itu diatur, dan ada hukum yang mempertegas aturan itu. Dan jika saja di dalam hidup tidak ada aturan dan batasan, maka berantakan lah semuanya. Maka dari itu, mulai dari sekarang jaga batasan kita sebagai lawan jenis, dan benerin tuh hijab kamu itu biar terlihat cantik," jelas Mahen dengan apa yang ia bisa.

"Ya udah, Azura benerin ni kerudungnya," ucap gadis itu dengan merapihkan kembali kerudungnya, sehingga terlihatlah kecantikannya dalam balutan hijab segi empat dengan pakaian serba pajang.

"Gimana, Azura sudah cantik, kan?" tanya gadis itu sembari tersenyum manis dan meminta pendapat Mahen atas penampilannya itu.

"Hem, ya cantik." Mahen menjawab dengan mode dinginnya lagi, tidak seperti tadi yang berkata panjang lebar.

"Ih, kok gitu aja si jawabannya?" kata Azura dengan wajah yang sudah cemberut, karena tidak mendapatkan respon seperti yang diinginkannya.

"Kenapa?" tanya Mahen tanpa rasa bersalah, bertanya seperti itu kepada gadis yang baru saja dibuatnya cemberut.

"Bilangnya cantik banget dong gitu," ucap Azura yang kembali tersenyum seketika Mahen kembali bertanya.

"Iya, cantik banget deh." Mahen berucap seperti yang diinginkan oleh Azura tadi agar tidak ribet.

"Gitu dong bagus, makasih A Mahen. Sini peluk dulu," kata Azura yang hendak berhambur ke dalam tubuh Mahen.

"Eettt! Enggak boleh harus jaga batasan!" ucap Mahen sembari berjalan mundur dan memperingati gadis itu dengan arah tangannya juga.

Wajah Azura kembali cemberut, karena Mahen sekali lagi membuat moodnya secepat kilat berubah.

"Ih, semua aja gak boleh. Terus kapan Azura bisa peluk A Mahen?" tanya wanita itu dengan menatap wajah Mahen.

"Enggak tahu deh." Mahen malah menjawab seperti itu, tanpa memikirkan perasaan Azura yang sudah menunggu jawabannya dengan penuh harap.

"A Mahen, nyebelin deh! Yang bener deh jawabannya," kata Azura tidak suka dengan Mahen seperti sekarang ini.

"Iya-iya, nanti saja bisanya jika kita menikah, dan itu hanya contohnya saja," ucap Mahen yang bingung mencari jawaban.

"Ayo, kita menikah!" kata Azura secepat mungkin menjawab, sembari tersenyum manis kepada Mahen.

.

.

.

Waduh baru ketemu sudah ngajak nikah aja ini. Gimana ni, pemasaran gak sama reaksi Mahen nanti? Ditunggu ya update selanjutnya! Dan jangan lupa berikan like sama komentar kalian yang banyak, oke! Jangan sampai kosong loh.

1
Riana
semangat update ny
Seuntai Kata: Wah, siap kak. Terimakasih banyak udah kasih ulasan bagus. Semoga betah ya bacanya 😊🙂
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!