Rujuk

Rujuk

Perasaan yang aneh.

Suatu hari, disebuah perusahaan ternama, orang-orang masih bekerja dengan keras saat hari sudah menjelang senja, begitu pun wanita yang duduk paling pojok.

Tangannya menari di atas papan ketik, namun matanya terus terfokus pada layar persegi, yang menampilkan deretan angka-angka yang me-musingkan.

Ini adalah akhir bulan, dimana di departemen keuangan disibukkan dengan catatan awal dan akhir bulan, sudah biasa bagi mereka jika harus lembur setiap akhir bulan.

Seorang wanita yang duduk di meja sampingnya, mencondongkan tubuhnya, hendak membisikkan sesuatu.

"Ra, beneran kamu bakal nikah?" tanya wanita berambut sebahu itu, dengan nada menggoda.

"Jadi, Minggu depan. Undangannya juga udah dicetak." jawabnya dengan penuh percaya diri dan membanggakan, karena sebentar lagi melepas masa kesendiriannya.

"Iri gue, by the way ... Selamat ya, ntar bantuin gue cari calon pas lo nikahan," ucap rekannya lagi, dengan nada penuh harap.

"Sip" Naura menghentikan aktivitasnya dan mengacungkan jempolnya, pada rekan kerja yang sudah lama berteman denganya.

Merekapun kembali pada kesibukan masing-masing, tanpa menoleh dan berbicara lagi.

Naura ayu, wanita karir berusia 26 tahun yang bekerja dibagian keuangan disebuah perusahaan pangan terbesar di Negara ini.

Memiliki badan yang proporsional, dengan rambut panjang lurus, juga mata yang teduh yang bisa membuat pria manapun tertarik padanya.

Wanita cantik itu, berjalan beriringan bersama rekannya, setelah pekerjaan mereka selesai dan siap pulang.

"Ra, tuh. Calon lo, dateng," ucap Reva, rekan kerja yang berdiri disampingnya sekaligus temannya paling dekat.

Naura menoleh dan tersenyum, mendekat kearah laki-laki tampan berkulit putih, dengan rambut bergaya klimis Gatsby tersenyum padanya.

Begitu pun laki-laki itu, yang menyambutnya dengan merentangkan kedua tangannya, memberinya sebuah pelukan hangat.

Arfan Harlan, pria lajang 28 tahun, seorang pengusaha rental yang cukup terkenal dikota ini.

Mereka sudah pacaran selama satu tahun dan minggu depan akan menikah, melepaskan masa kesendirian mereka.

"Kamu mau makan atau langsung pulang?" tanya Arfan menoleh sejenak, lalu fokus kembali pada jalanan kota yang cukup ramai.

"Aku langsung pulang aja, capek," jawab Naura, dengan suara lelah nan manja.

"Ya udah" Arfan mengalah.

Naura hanya tersenyum, melihat arfan yang selalu bisa memahaminya, namun saat ia menyandarkan kepalanya, kakinya merasa menginjak sesuatu saat bergeser.

Ia pun membungkukkan tubuhnya, mengambil barang tersebut, benda berbentuk tabung kecil, yang biasanya digunakan oleh para wanita ada dibawah kakinya.

"Punya siapa ini? Mas," tanya Naura, sambil menunjukan sebuah lipstik dengan merk terkenal.

Arfan terkejut, melihat barang tersebut ada ditangan naura, wajahnya memerah dan tampak gugup.

"I-tu punya sepupu aku, tadi minta diantar ke kantor, Pasti terjatuh tadi," jawab Arfan gelagapan.

"Oh, aku pikir punya siapa." Naura menghirup nafas lega, lalu tersenyum.

Ia sempat berpikir, hal yang sangat buruk tentang kekasihnya itu, entah selingkuh atau ia mulai tertarik pada wanita lain.

"Kamu taruh aja disitu, nanti aku kembalikan," titah Arfan dengan tenang.

Tanpa curiga lagi, naura pun menyimpannya di tempat penyimpanan barang kecil, meski ada sesuatu yang aneh, tapi ia menepis semuanya agar tak ada perdebatan hebat sebelum menikah.

Mobil-pun sampai di depan sebuah kost sederhana, berlantai dua, dengan pagar tinggi berwarna hitam, mereka pun turun dengan saling melepaskan genggaman tangan.

"Kita berpisah disini, padahal aku masih kangen." Arfan menggoda naura dengan mata berkedip.

"Apa-an sih, kan bisa nelpon. Seminggu lagi, kan kita jadi pasutri." Naura tersenyum malu-malu.

"Iya, tapi mulai besok kita dipingit. Aku juga bakalan sibuk dikantor, mungkin kita gak bakalan ketemu dan gak bisa antar jemput kamu dulu, sebelum sah," ucap Arfan sembari mengusap puncak kepala kekasihnya.

Sedangkan naura, hanya tersenyum malu, ia sendiri-pun tak sabar menjadi istri dari laki-laki dihadapannya, yang selalu bersikap manis padanya.

Arfan membuat hidupnya begitu indah menyala, membawanya dari gelapnya frustasi, yang bertahun-tahun membuatnya terasa penuh dengan sesak dihati.

...****************...

H-6 pernikahan.

Waktu menunjukan jam 1 siang, ketika semua orang harus disibukkan dengan masalah keuangan perusahaan, yang hampir setiap hari membuat pikiran mereka pusing, melihat deretan angka-angka yang tak sedikit.

Reva mencondongkan tubuhnya, hendak berbisik, sedangkan naura sudah menganggap sikap temannya itu, adalah hal biasa.

"Ra, semalam, lo makan malam? Ya. Sama calon, gila resto mahal lagi," tanya Reva tiba-tiba, membuat naura menghentikan aktivitasnya.

Tangannya yang menari lihai diatas keyboard, seketika terhenti mendengar cerita rekan kerjanya yang paling mengenalnya. Makan malam, batinnya.

"Maksud kamu? Va." Naura menatap ke arah rekan kerjanya dengan mengerutkan dahinya, tak paham dengan ucapan rekannya.

"Ah, elo gimana? Sih. Semalam gue sempat lihat, lo makan malam sama arfan diresto Bintang lima. Gue mau nyapa, tapi keburu di ajak pulang sama bokap, kursinya penuh," kata reva dengan begitu menggebu-gebu.

"Lain kali, ajak gue barengan, kalo makan sekalian kenalin gue cowo gitu. Siapa tahu ada yang cocok." Reva tersenyum semringah.

Hati naura merasa diremas dan takut sekaligus, ada sesuatu yang aneh dari cerita teman kerjanya. Makan malam, bagaimana bisa?

Sedangkan semalam, ia tengah menyelesaikan pekerjaannya lalu tidur, dan kekasihnya tak menghubunginya sama sekali.

Lantas, siapa wanita yang makam malam dengan kekasihnya itu?

Pertanyaan itu, membuat naura merasakan kecurigaan yang amat, sehingga ia pun hendak menghubungi arfan, calon suaminya itu.

"Hallo, sayang ada apa?" sapa Arfan di sebrang telepon.

"Mas maaf, aku ganggu. Aku cuma mau nanya? Semalam, kamu makan malam dimana?" tanya naura tanpa basa-basi.

"Makan malam, aku gak pergi kemana-mana. Aku di apart aja, kan banyak kerjaan, karena kita mau menikah," sahut Arfan terdengar gugup.

"Bener begitu, soalnya teman aku lihat, kamu makan malam sama wanita lain," pikiran Naura mulai dipenuhi keraguan

"Gak mungkinlah, sayang. Mungkin temen kamu salah lihat, kamu gak percaya sama aku. Inget naura, sayang, kita mau nikah, jangan pikir yang aneh-aneh ya, pliiis," jawab Arfan membantah, apa yang diucapkan sang kekasih hati?

"Ya mas, maaf. Aku malu banget, nuduh kamu selingkuh pikiran aku kalut soalnya. Maaf ya mas." Naura sembari menggigit bibir bawahnya.

"Ya sayang, gak papa. Wajar ko," ucap Arfan mengingatkan.

"Iya mas" ucap Naura, lalu memutuskan sambungannya .

Meski sang kekasih sudah membantah, tapi kenapa perasaannya masih aneh, menurutnya reva tak mungkin berbohong, karena ia sangat mengenal temannya itu.

Reva sendiri adalah anak orang kaya yang memilih hidup mandiri, karena perusahaan orang tuanya akan diberikan pada kaka laki-lakinya , sementara ia sendiri, lebih memilih hidup bebas tanpa campur tangan orang tua.

Tapi, naura juga yakin calon suaminya tak mungkin selingkuh, mengingat bagaimana ia diperlakukan begitu baik. Bahkan, orang tua arfan menerima apa adanya naura dan masa lalunya.

...****************...

H-5 Pernikahan.

Saat pulang ia mampir ke sebuah toko kue, karena hari ini adalah ulang tahun seseorang yang dikasihinya. Namun saat tengah menunggu kuenya netranya melihat ke arah jalanan yang ramai.

Sosok yang dikenalnya tengah berjalan dengan seorang wanita asing sembari bergandengan tangan. potongan rambut wanita itu sama dengannya. Namun sayang nya naura tak bisa melihat wajah wanita itu, karena terhalang tangan wanita yang meneduhkan wajahnya.

Hendak pergi keluar untuk melihat jelas, namun panggilan karyawan toko membuatnya urung.

"Bu naura" panggil karyawan toko kue lagi.

"Iya, ini uangnya," jawab naura.

Cukup lama baginya untuk menunggu kembalian dan nota pembelian, hingga membuatnya beberapa kali melihat ke arah luar.

"Ini nota dan kembaliannya, Bu. Terima kasih," ucap Karyawan toko tersebut.

Bergegas naura keluar dari toko kue tersebut. Ia melihat ke sana sini untuk bisa melihat jejak pasangan tadi. Sayangnya, setelah mencari cukup lama ia tak menemukannya.

"Apa aku hanya salah lihat?" tanyanya pada diri sendiri.

Akhirnya, naura memutuskan untuk melupakannya dan bergegas pulang.

...****************...

H-4 Pernikahan.

Naura mengajak reva makan siang diluar, karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan rekannya itu. Dua wanita itu menikmati makan siang mereka dengan tenang, karena naura menahan banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

"Gimana? makanannya enak gak," tanya naura yang melihat piring milik reva begitu bersih, sedangkan piringnya masih ada setengahnya.

"Enak banget, sekarang ayo! katakan apa yang ingin elo tanyain sama gue ra?" sahut wanita berambut pendek lurus sebahu itu.

"Kemarin malam, lo bilang, ketemu sama mas Arfan. diresto mana gitu?" tanya naura memicingkan matanya.

"Loh, kenapa malah tanya gue? kan lo juga disana," ucap reva heran, namun seketika itu ia merasa ada yang aneh.

" Tunggu, apa jangan-jangan wanita itu bukan lo, gitu maksudnya?" Reva menutup mulutnya tak menyangka.

"Jawab aja va, aku hanya penasaran. Semoga aja, itu tak seperti yang aku pikirkan." Naura menatap reva serius.

"Ok, diresto Orion. Resto itu adalah Hotel bintang lima yang sangat terkenal dengan rasanya yang enak dan mahal," jawab reva.

"Resto Orion, hotel Orion," ucap naura yang diangguki reva.

Malam harinya, dengan ditemani reva. Naura mengunjungi hotel tersebut, namun tak ada tanda-tanda bahwa arfan mengunjungi hotel tersebut.

Reva pun mengajak naura pulang, karena sudah malam. Setelah dibujuk akhirnya naura pun menurut untuk pulang. Ia juga menumpang mobil reva karena temannya juga penasaran.

Namun, saat hendak jalan naura melihat sebuah mobil yang baru terparkir. Plat no-nya sama dengan milik calon suaminya begitu juga mobilnya.

Naura menyuruh reva menghentikan laju mobilnya dan ia melihat dengan jelas, arfan keluar dari mobil tersebut. Juga seorang wanita dengan gaya rambut yang sama dengannya.

Reva menganga melihat pasangan itu, lalu menoleh kearah naura yang memiliki kesamaan dari berbagai fisik dengan wanita yang turun dari mobil arfan. Hanya wajah yang sedikit berbeda.

Naura turun dari mobil, mengikuti kemana pasangan itu pergi. Ia mengira hanya makan malam, namun nyatanya mereka ... Chek in hotel.

Apa maksudnya?

Terpopuler

Comments

IamEsthe

IamEsthe

BELAJAR TENTANG DIALOG.


"Jadi, Minggu depan. Undangannya juga udah dicetak," jawabnya.

Setelah tanda petik dua (") tidak perlu spasi dan setelah kalimat berakhir ada akhiran titik (.), koma (,), seru (!) dan tanya (?) yang memiliki fungsi masing2, bukan asal2an aja.

2025-02-22

3

IamEsthe

IamEsthe

Tidak perlu spasi setelah tanda petik dua (") dalam dialog.

"Ra, jadi nikah enggak?" tanya wanita bla bla.

dibandingkan kata itu?

"Ra, kamu beneran bakal nikah?" tanya bla bla bla.


dan untuk pemenggalan nama, itu pake tanda koma (,) bukan tanda seru (!). Perhatikan penggunaan tanda2 dalam kalimat, karena itu mempengaruhi kalimat kamu nantinya.

2025-02-22

0

IamEsthe

IamEsthe

kata 'by the way' adalah bahasa asing/daerah, pergunakan font italic sebagai penanda.

2025-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Perasaan yang aneh.
2 Bukan selingkuh.
3 Pertemuan kembali.
4 Cinta yang penuh kebohongan.
5 Hari pernikahan.
6 Berakhir sebelum sah.
7 Yang mana anakku.
8 Feeling seorang ayah.
9 Ternyata anakku ...
10 Bertemu bunda.
11 Aku hanya ingin anakku tahu.
12 Gala atau Jena.
13 Anak laki-lakiku.
14 Gala anakku juga!
15 Sidang perdana.
16 Dasar pelakor!
17 Bak anak kembar.
18 Niat jendral.
19 Mencari tahu.
20 Kesempatan kedua.
21 Alisha.
22 TKP.
23 Jebakan masa lalu.
24 Mengambil hati gala.
25 Pertengkaran dua wanita.
26 Hanya mantan.
27 Pindah kost.
28 Jadi saksi perceraian mantan.
29 Masih berdebar.
30 Saksi yang berbohong.
31 Sidang kedua.
32 Bukti kuat perselingkuhan.
33 Penyesalan elviana.
34 Bisakah kita Rujuk.
35 Hasil tes DNA.
36 Alisha, Saudara kembarku.
37 Tentang Naura ayu.
38 Istrinya jendral.
39 Ganti status.
40 Ganti status
41 Sandiwara jendral.
42 Mencoba kembali bersama.
43 Persyaratan
44 Istriku.
45 Rencana elviana.
46 Dijebak.
47 Mimpi selingkuh.
48 Mengenang masa lalu.
49 Bagaimana rasanya?
50 Karma.
51 Jenaura ke lima puluh.
52 Jenaura ke 51.
53 Jenaura ke 52.
54 Jenaura ke 53.
55 Jenaura ke 54.
56 Jenaura ke 55.
57 Jenaura ke 56.
58 Jenaura ke 57.
59 Jenaura ke 58.
60 Jenaura ke 59.
61 Jenaura ke 60.
62 Jenaura ke 61.
63 Jenaura ke 62.
64 Jenaura ke 63.
65 Jenaura ke 64.
66 Jenaura ke 65.
67 Jenaura ke 66.
68 Jenaura ke 67.
69 Jenaura ke 68.
70 Jenaura ke 69.
71 Jenaura ke 70.
72 Jenaura ke 71.
73 Jenaura ke 72.
74 Jenaura ke 73.
75 Jenaura ke 74.
76 Jenaura ke 75.
77 Jenaura ke 76.
78 Jenaura ke 77.
79 Jenaura ke 78.
80 Jenaura ke 79.
81 Jenaura ke 80.
82 Jenaura ke 81.
83 Jenaura ke 82.
84 Jenaura ke 83.
85 Jenaura ke 84.
86 Jenaura ke 85.
87 Jenaura ke 86.
88 Jenaura ke 87.
89 Jenaura ke 88.
90 Jenaura ke 89.
91 Jenaura ke 90.
92 Jenaura ke 91.
93 Jenaura ke 92.
94 Jenaura ke 93.
95 Jenaura ke 94.
96 Jenaura ke 95.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perasaan yang aneh.
2
Bukan selingkuh.
3
Pertemuan kembali.
4
Cinta yang penuh kebohongan.
5
Hari pernikahan.
6
Berakhir sebelum sah.
7
Yang mana anakku.
8
Feeling seorang ayah.
9
Ternyata anakku ...
10
Bertemu bunda.
11
Aku hanya ingin anakku tahu.
12
Gala atau Jena.
13
Anak laki-lakiku.
14
Gala anakku juga!
15
Sidang perdana.
16
Dasar pelakor!
17
Bak anak kembar.
18
Niat jendral.
19
Mencari tahu.
20
Kesempatan kedua.
21
Alisha.
22
TKP.
23
Jebakan masa lalu.
24
Mengambil hati gala.
25
Pertengkaran dua wanita.
26
Hanya mantan.
27
Pindah kost.
28
Jadi saksi perceraian mantan.
29
Masih berdebar.
30
Saksi yang berbohong.
31
Sidang kedua.
32
Bukti kuat perselingkuhan.
33
Penyesalan elviana.
34
Bisakah kita Rujuk.
35
Hasil tes DNA.
36
Alisha, Saudara kembarku.
37
Tentang Naura ayu.
38
Istrinya jendral.
39
Ganti status.
40
Ganti status
41
Sandiwara jendral.
42
Mencoba kembali bersama.
43
Persyaratan
44
Istriku.
45
Rencana elviana.
46
Dijebak.
47
Mimpi selingkuh.
48
Mengenang masa lalu.
49
Bagaimana rasanya?
50
Karma.
51
Jenaura ke lima puluh.
52
Jenaura ke 51.
53
Jenaura ke 52.
54
Jenaura ke 53.
55
Jenaura ke 54.
56
Jenaura ke 55.
57
Jenaura ke 56.
58
Jenaura ke 57.
59
Jenaura ke 58.
60
Jenaura ke 59.
61
Jenaura ke 60.
62
Jenaura ke 61.
63
Jenaura ke 62.
64
Jenaura ke 63.
65
Jenaura ke 64.
66
Jenaura ke 65.
67
Jenaura ke 66.
68
Jenaura ke 67.
69
Jenaura ke 68.
70
Jenaura ke 69.
71
Jenaura ke 70.
72
Jenaura ke 71.
73
Jenaura ke 72.
74
Jenaura ke 73.
75
Jenaura ke 74.
76
Jenaura ke 75.
77
Jenaura ke 76.
78
Jenaura ke 77.
79
Jenaura ke 78.
80
Jenaura ke 79.
81
Jenaura ke 80.
82
Jenaura ke 81.
83
Jenaura ke 82.
84
Jenaura ke 83.
85
Jenaura ke 84.
86
Jenaura ke 85.
87
Jenaura ke 86.
88
Jenaura ke 87.
89
Jenaura ke 88.
90
Jenaura ke 89.
91
Jenaura ke 90.
92
Jenaura ke 91.
93
Jenaura ke 92.
94
Jenaura ke 93.
95
Jenaura ke 94.
96
Jenaura ke 95.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!