NovelToon NovelToon
Fell Harder To You

Fell Harder To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:709
Nilai: 5
Nama Author: Byanzaa

Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.

Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa

jangan lupa tinggalin jejakkkk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Bahagia

"lang pulang nya nitip buku matematika buat kelas 2-4 yaa" suruh Gilang menepuk pundak Elang.

Elang yang berfokus pada laptop nya dan kacamata yang tersimpan di hidung nya menengok ke arah pemanggil "ada anak baru atau emang kurang?" tanya nya.

"emang kurang dari kemarin juga elah"

Terdengar kekehan dari Elang "iya nanti saya belikan"

Jam menunjukan pukul 06.05, Elang mempersiapkan motor nya untuk menuju ke arah sekolah nya. Memakai jaket kesukaan nya, dengan menikmati udara yang segar di pagi hari itu.

Elang selalu setuju bahwa Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum. Karena pada pagi ini Elang mendapatkan matahari terbit yang indah, pemandangan Bandung juga tak kalah indah.

Kebiasaan nya akhir akhir ini adalah melihat perkembangan anggota OSIS. Kebiasaan nya juga berjaga,ia hari ini berjaga dengan Cantika dan Maufey.

Awalnya mereka bertiga mengobrol sembari berjalan, sampai akhir nya mereka berkeliling ke sisi sekolah terlihat 2 orang memanjat tembok.

Menyilangkan tangan dan terus memperhatikan si pemanjat tembok yang telat itu. Elang membantu mereka agar tak jatuh "oh thanks udah bantu" ucap Fadil tanpa melihat ke belakang.

"ya sama sama" balas Elang dengan tersenyum.

Angkasa memukul kepala Fadil pelan "konyol osis jancok"

Angkasa sudah aba aba akan berlari "sering banget ya manjat tembok?" tanya Maufey dengan wajah jutek nya.

" jutek banget cih " ucap Angkasa pelan

"kenapa emang nya kalo aku jutek?"

Merasa bersalah Angkasa terpaku dalam berdiri nya "cantik hehe, hukum gw cey" suruh nya.

Cey, nama yang Angkasa kasih untuk Maufey. Mereka dahulu pernah berpacaran, bahkan satu sekolah tau mereka berpacaran. Namun tiba tiba mereka putus.

Maufey amat teramat rindu dengan panggilan itu, namun ia juga harus profesional akan organisasi nya.

"bersihin wc, sekarang push up" tegas Maufey pada Angkasa.

Sedangkan Fadil di serahkan ke Cantika, tanpa protes Fadil langsung membersihkan halaman belakang dimana pada hari ini daun daun sangat banyak.

"kemanain cantik?"

Cantika tak menanggapi panggilan Fadil "cantika?"

"eh iya? ke sana aja nanti di bakar sama mang nya" jawab lembut Cantika, di iringi senyum nya.

.

.

.

Lagi dan lagi hari ini jamkos, Marley pun heran kenapa banyak jamkos nya. Ia sekarang berada di kelas nya, memakai earphone kembali.

Clara terlihat sedang deeptalk sama Malik, entah emang dua bocah itu suka tiba tiba.

Pintu kelas terbuka, "ada Marley?" tanya Elang membuat anggota kelas melihat pada Marley.

Berjalan malas menghampiri Elang, Marley melepaskan earphone nya satu "apaan?"

"kata bu Kartina bulan depan lomba ksn matematika" jelas nya memperhatikan yang muda, dengan wajah cemberut.

"oke, partner gw siapa?"

"saya"

Tanpa membalas Elang Marley kembali ke dalam kelas dan membawa tas nya, karena ia tau pasti akan ke ruang olimpiade atau ke perpustakaan sekolah.

Elang tersenyum mengikuti jarak berjalan Marley yang terbilang sedikit kecil "hari ini warna apa?"

"blue and red, because i hate you" jawab Marley masih ketus, seperti enggan menatap Elang.

Elang tahu biru artinya dia sedang bersedih dan merah artinya Marley sedang marah.

Setelah sampai ke perpustakaan, Marley dan Elang berpisah untuk mencari buku yang mereka inginkan. Untung fasilitas perpustakaan di sekolah ini sangat lengkap.

Di meja yang sedang terlihat Marley dan Elang sedang mencatat dan memahami isi dari buku matematika itu.

"saya kemarin bermain di sebuah mall"

Marley mendengar ucapan Elang yang pelan, karena keadaan mereka sedang berada di perpustakaan. Marley pura pura fokus pada buku nya.

"ketika saya berada di sebuah restoran dengan adik saya, saya melihat kamu sedang di time zone dengan kaka kelas kamu ya? Kemarin saya melihat kamu sangat bersenang senang" Lanjut Elang masih dengan nada lembut pada Marley.

Marley menghentikan mencatat nya "iyaa terus?"

Kekehan terdengar dari Elang "saya melihat kamu kesal pada saya. Jika saya mengajak kamu pergi se pulang sekolah kamu mau?" ajak nya dengan melihat ke arah mata milik Marley.

"kemana? Gw harus les" mata Marley tak bisa menatap lama pada lelaki di depan nya, ia kembali pada buku nya.

"nanti kamu juga tau" jawab Elang membuat Marley memutarkan bola mata nya "coba tos dengan saya" ajak Elang memperlihatkan tangan besar yang mengepal itu.

Mengerutkan alis nya, tangan nya terangkat untuk membalas tos dari kaka kelas nya itu. Tangan Elang terbuka terlihat ada permen di situ.

"buat kamu"

Mendengar itu Marley tak bisa menahan senyuman tipis nya "iya makasih"

Sekali kali Marley bertanya pada Elang tentang materi yang ia tak mengerti. Perpustakaan seperti milik mereka, untung nya perpustakaan dalam keadaan tak ramai membuat Elang dan Marley bisa sedikit tertawa walau di tegur staf perpustakaan.

Elang dan Marley meregangkan otot-otot mereka saat bell pulang terdengar. Membereskan buku dan meminta izin pada staf untuk meminjam buku itu.

Berjalan ke parkiran dengan medebatkan jawaban soal membuat atensi siwa siswi yang berlalu lalang melihat ke arah mereka. Mungkin sebentar lagi foto mereka akan ada di base sekolah.

Menelpon bunda nya meminta izin ia akan ikut pada Elang, dan aneh nya bunda malah meminta ponsel Marley untuk ke arah Elang. "nak Elang jaga anak bunda ya, kalau nakal kamu buang aja" terdengar dari ponsel karena sengaja Marley ingin mendengar percakapan bunda nya dengan Elang.

Selesai berbicara di ponsel dengan sang bunda, Elang dan Marley langsung naik ke motor masing masing dan meninggalkan area parkir.

Terlihat Sen kiri dari Elang membuat Marley menyalakan sen nya juga, ternyata Elang akan mampir ke toko buku.

"saya beli buku dulu, kamu duduk di sana saja di situ panas" ucap Elang sembari membenarkan rambut nya karena tadi terbawa angin.

Awal nya Marley hanya ingin duduk di motor nya saja, namun benar kata Elang di situ panas. ia beralih duduk di kursi yang di tunjuk Elang tadi.

Hawa sejuk karena ada pohon besar di sana, membuat Marley menutup mata nya sesaat menikmati angin dan lagu di telinga nya.

Fun fact Marley sangat suka mendengarkan lagu, everytime. Marley akan rewel jika sehari earphone nya rusak atau sehari ia tak mendengarkan lagu.

Karena kursi yang di sediakan sedikit tinggi, membuat Marley bisa mengayun ayun kan kaki nya, sembari bergumam atas lagu yang terputar.

Rasa dingin terasa si pipi Marley "ini buat kamu, takut nya kamu haus"

Marley melihat minuman di tangan Elang "matcha?" tanya nya lalu langsung mengambil minuman itu "makasih ka el" ucap nya setelah meminum minuman nya.

Di balas anggukan di iringi senyuman oleh yang lebih tua.

Kembali mengikuti Elang akan ke arah mana, ternyata ke arah dimana Marley mendapatkan luka di lengan nya.

Markas The Vegas itu. Terlihat sedikit ramai pada hari ini.

"Gilang? Ini buku yang kamu titip pada saya" ucap nya pada Gilang yang sedang menatap printer di depan nya.

Membawa buku titipan nya"oh thanks lang. Eh ley, mau ngapel?"

"ngapel apaan, sini muka lo guwa pel" bercanda Marley sembari menggelengkan kepala nya.

Gilang tertawa "pawang lo galak banget lang"

"iya nanti saya bikin jinak" ujar Elang membuat Marley melayangkan pukulan sedikit keras ke lengan milik Elang.

"lang ngajar sana, sama marley sekalian"

suruh Gilang sembari memberikan kertas pada Elang dan sebagian pada Marley.

"nyuruh mulu lo lang" kesal Marley menendang kaki Gilang yang sedang berjalan.

Menatap kertas di tangan nya dan Elang secara bergantian "ngajar apaan kak? Dimana?" tanya nya

Elang menatap Marley, lalu mengambil kertas di tangan Marley "ikuti saya, kamu akan tau"

Marley dengan tas nya masih di pundak mengikuti jalan Elang, ternyata banyak anak anak.

"selamat siang semuaa nya. Udah ganteng sama cantik gini, pasti udah siap dong untuk di tes perkalian sama kakak?" sapa Elang menggelegar di suatu ruangan yang di depan nya terpasang 'Rumah Bahagia' itu.

"aduh kaa, belom hapal"

"aku hapal kak aku hapal"

"gamau"

"kakak cewe di sana siapa ka lang?"

Pertanyaan terakhir membuat perhatian teralihkan. "oh kak lang lupa. Kenalin ini nama nya kak Marley, yang akan membantu kak lang hari ini"

Dengan terpaksa senyum Marley harus di keluarkan sambil dadah dadah ria.

"ga mau dia muka nya jutek kak lang" komenan salah satu anak lelaki terdengar, membuat senyuman Marley luntur.

"dia baik kok, gapapa ya"

"iya kak lang"

Marley memutuskan untuk berkeliling sampe ia duduk ke arah lelaki bernama Davien yang mengucapkan ia tak mau di ajar oleh Marley.

"ngapain kamu duduk di pinggil aku kak ieyy" ucap Davien cadel, membuat Marley ingin tertawa.

"apaan gw duduk doang sewot amat" balas Marley tak mau kalah.

"kak ell 4x8 berapaa" tanya Davien, sebenernya kelas ini berisik cuma suara Davien aja yang terdengar karena besar.

"32" balas Marley pada Davian.

Melihat interaksi Davian dan Marley membuat Elang menggelengkan kepala nya, tetapi ia membiarkan itu.

"aku ga nanya ke kaka" ucap Davian masi dnegan nada jutek nya.

Marley mengangkat pundak nya "gw ngasih tau, kak lang lagi sibuk"

"kak iey... Aku mau tes perkalian boleh?" seorang perempuan mencolek pundak Marley, membuat Marley memutarkan tubuh nya.

Dengan tersenyum Marley mengangguk "boleh, mau mulai dari perkalian berapa?"

"ke orang lain baru ga jutek, dasar Kak iey ga adil" ucap pelan Davian yang terdengar oleh Marley.

Tanpa di duga ternyata Davian menangis dalam diam nya, membuat Elang menghampiri Davian dan menenangkan nya walaupun sembari terkekeh geli.

1
Hakim Bohiran
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Táo mèo
Keep up the good work, thor. Ceritamu menginspirasi banyak orang!
Tình nhạt phai
Saya tak bisa berhenti membaca, ingin tahu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!