Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.
Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapuh
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah,Naima dan Dito sama-sama diam membisu.Lara pun tak berniat mengusik mereka berdua karena dia tahu bahwa mereka butuh waktu untuk menenangkan diri atas apa yang sudah mereka lihat barusan.
Naima meremas kuat kedua tangan nya, jalanan yang ramai dan kehadiran Lara di samping nya tak bisa mengusik kehancuran hati nya.raga nya kekeuh berusaha kuat namun hati berkata lain.bagaimana pun juga dia masih bocah ingusan dan belum siap melawan badai sangat kencang ini.yang terjadi hari ini semakin membuat Naima membuang jauh-jauh pikiran nya tentang menikah dan pasangan hidup.
" Kita sudah sampai Nai." kata Lara karena sudah lima menit mobil berhenti di depan rumah Naima namun baik Naima maupun Dito sama-sama tidak menyadari nya.
Naima yang merasa terusik pun langsung menoleh dan terlonjak kaget melihat posisi mereka sekarang.Naima menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobil lalu menghadapi ujian kehidupan yang sesungguhnya.
" Silahkan masuk Ra,maaf kalau Aku harus melibatkan Kamu dalam urusan keluarga ku." ucap Naima sungkan.
Padahal jam sudah menunjukkan pukul lima sore, seharusnya Lara sudah berada di rumah nya dan berkumpul dengan kedua orang tua nya,namun karena ingin membantu Naima maka Lara rela mengorbankan semua nya.
Di dalam mobil Dito tak kuasa menahan air mata,dia bingung harus berkata apa kepada ibu nya tentang sosok Rudi yang sesungguhnya.
Hilang sudah rasa respect dan sayang nya kepada Rudi,kini berganti dengan rasa benci yang tidak terbendung kan lagi,Pak Agus tampak menenangkan Dito .sopir Lara ini juga terlibat dalam misi penting ini.melalui Pak Agus lah Naima dan Dito bisa mendengar suara percakapan antara Rudi dengan kekasih nya.
" Aku senang bisa membantu Kamu! Jangan takut badai ini akan segera berlalu." Lara memeluk sahabat sebagai bentuk dukungan ataupun semangat.
Sudah cukup selama ini Naima menderita karena ulah Bapak nya,jika pun nanti Rudi tidak terima dengan apa yang mereka lakukan,Ayah lara Siap membantu melindungi Naima dan keluarga nya.
" Bapak memang sudah kelewatan,selama ini Aku masih terima di cuekin dan di marahi meskipun Aku sama sekali tidak salah,tapi untuk urusan selingkuh dan menyakiti Ibu.Aku tidak bisa tinggal diam." Naima mengusap air mata yang kembali jatuh, setelah ini dia berjanji tidak akan menangis lagi karena ulah Bapak nya sendiri.
Naima ,Dito dan Lara masuk bersamaan ke dalam rumah,Maryah sudah menunggu kepulangan anak-anak nya.
Seperti biasa Maryah duduk lesehan di karpet usang dengan kepala yang di tempel koyok serta tubuh yang mengeluarkan bau minyak urut yang sangat menyengat.
Naima memperhatikan penampilan Ibu nya dari ujung kepala hingga ujung kaki,tapi bukan alasan bagi Bapak untuk selingkuh.
" Kalian dari mana saja? Kenapa baru pulang?" tanya Maryah dengan wajah lega akhirnya kedua buah hati nya sudah pulang ke rumah.dari tadi Maryah tidak bisa tenang terus memikirkan anak-anak nya yang tidak tahu pergi ke mana.
" Maaf Bu! Tadi kita ada misi penting." jawab Naima sudah lelah menutupi kelakuan Bapak nya.
Naima memperkenalkan Lara kepada ibu nya, meksipun mereka berteman dekat namun ini adalah kali pertama nya Lara berkunjung ke rumah Naima.kondisi rumah mereka sangat berbeda jauh.namun Lara begitu pandai menempatkan diri nya.dia sama sekali tidak merasa risih dengan kondisi rumah Naima.malahan Lara terus memeluk Bu Maryah yang sudah di anggap seperti ibu nya juga.
" Bu! Ada sesuatu yang ingin Kami sampaikan kepada ibu,Aku harap Ibu bisa ikhlas menerima nya dan lupakan semua tentang masa lalu kita.kita mulai hidup baru hanya bertiga saja tanpa sosok imam dalam rumah kita." ini adalah waktu yang tepat, tidak mungkin Naima terus mengulur waktu.
Lara harus segera pulang ke rumah nya,di balik itu semua dia juga tidak ingin momen menegang kan ini terganggu dengan kepulangan Rudi.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Naima dan Dito,Lara sudah menghubungi orang tuanya menggunakan handphone milik Pak Agus dan sampai sekarang sambungan telpon ini masih tersambung.
" Sebenar nya ada apa Nak? Kenapa Kamu berbicara seperti itu?" tanya Bu Maryah sangat yakin Naima menyimpan sebuah kejutan besar untuk hidup nya.
Naima membuka galeri foto yang tersimpan di handphone Lara,lalu di perlihatkan kepada ibu nya.Dito yang sejak tadi diam bergegas memeluk sang ibu.mau bagaimana pun bentuk dan keadaan nya Maryah tetap lah ibu untuk mereka berdua.
Dito tak pernah menyesal lahir dari rahim ibu nya, justru dia bangga kepada sang ibu mampu bertahan sampai sejauh ini , pekerja keras dan sama sekali tidak pernah mengeluh.meskipun sudah kenyang dengan yang nama nya di sakiti atau di hina,tapi ibu nya masih bisa sabar sama sekali tidak berniat untuk membalas
Pertama kali nya Naima dan Dito melihat ibu mereka menangis tergugu, sangat menyayat hati.bahkan Lara pun ikut menangis terbawa suasana.
Bu Maryah menjerit sambil meremas dadanya, sesuatu yang selama ini berusaha di abaikan sudah sampai ke telinga anak-anak nya,bahkan lebih dari itu kedua anak nya sudah melihat sendiri bagaimana kelakuan Bapak mereka di luar sana.
Tak hanya sebuah foto yang Naima jadikan bukti, berikut video ketika Rudi sedang melum4t bibir Neneng dengan rakus nya.
Batin Maryah sungguh tersakiti,selama ini Rudi tak pernah memperlakukan nya seperti ini.Maryah rela sangat rela Rudi mencari kehangatan dari wanita lain tapi ketika melihat langsung Rudi melakukan nya dengan wanita lain hati Maryah sangat tidak terima.sejak tadi kepala nya sudah sakit sekarang bertambah sakit lagi dengan bukti yang di bawa oleh kedua anak nya.
" Dito dan Mbak Naima akan selalu ada untuk Ibu,jangan di simpan terus luka yang selama ini Ibu dapat kan , keluar kan saja Bu supaya Ibu bisa lebih tenang." Dito memeluk tubuh rapuh Ibu nya.
Andai saja dia sudah dewasa dan postur tubuh nya sama seperti Bapak nya, mungkin sejak tadi Dito sudah berlari menghajar Rudi.dia tak perduli bila harus berurusan dengan kantor polisi yang penting bisa membuat Rudi terluka itu sudah sangat cukup bagi nya.
Hiks...Hiks...Hiks..
" Dari mana kalian mendapatkan ini semua?" tanya Maryah lirih nyaris seperti bisikan.
Kedua mata nya tertutup rapat, tubuh kurus itu sengaja bersandar pada putra nya karena beliau sendiri sudah tidak sanggup lagi menahan diri nya.rasa lelah yang sejak tadi menyergap seluruh tubuh nya kini bercampur padu dengan rasa sakit hati yang tak terbilang kan lagi,mental anak-anak nya pasti terguncang karena ulah suami nya dan Maryah sebagai ibu merasa gagal melindungi anak-anaknya.kedua anak nya di paksa dewasa oleh keadaan keluarga mereka.
" Di rumah wanita itu,dia punya salon dan bapak setiap pulang kerja selalu kerumah wanita itu,Bapak juga selalu memberikan uang gaji nya untuk kekasih nya.maka nya selama ini kita tidak pernah mendapatkan apapun. " ucap Naima tersenyum sinis membayangkan wajah Neneng yang begitu glowing berbanding terbalik dengan wajah ibu nya.
" Di sana juga Bapak menginap." lanjut Naima lagi.
" Terus Ibu harus apa?" tanya Maryah kebingungan seperti orang linglung.
Naima mendesah gusar, bagaimana mungkin ibu nya masih bertanya seperti itu padahal jelas-jelas Bapak mereka sudah ketahuan selingkuh.kalau Naima yang berada di posisi ibu nya Naima tidak bisa lagi sabar.mungkin sekarang sudah melabrak Neneng tanpa ampun.
" Tinggal kan Bapak! Kita mulai hidup kita dari awal ." Dito angkat suara untuk meyakinkan ibu nya yang masih terlihat gamang.
" Kalian berdua yakin bisa hidup tanpa memiliki Bapak?" tanya Maryah kepada kedua anak nya.
Naima dan Dito dengan kompak dan cepat mengangguk kan kepala mereka.selama ini mereka sudah terbiasa tanpa kehadiran sosok seorang ayah .bukti nya mereka bisa bertahan hidup malah menderita dengan kehadiran Bapak mereka yang tidak punya andil dalam hidup mereka berdua.
" Jangan pikirin Kami terus Bu! Sesekali pikirkan juga tentang perasaan Ibu dan kebahagiaan Ibu." tutur Naima meyakinkan ibu nya untuk menjadi tegar dan kuat agar tidak di bohongi terus oleh Rudi.
" Ada apa ini?"
Bersambung
Author datang lagi, jangan lupa like,vote mumpung masih hari Selasa dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys.
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
lanjut dong thor
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...
sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...