Mencintai Sekali Lagi

Untuk membuat karya ini terus berlanjut,jangan lupa,like komen ya sekedar memberikan dukungan dan semangat untuk Penulis.Terimakasih🤗🙏

🍀🍀🍀🍀

Seperti janji Lily,sebelum Ia kembali ke Aussie Ia akan mengantar jemput Theo ke sekolah.

Sebenarnya Nolan ingin sekali mengantarkan Theo bersama dengan Lily,tapi apa dayanya jadwalnya padat Ia sudah banyak menunda pekerjaan nya,jadi Ia hanya bisa berjalan bersama sampai ke depan rumah kemudian berpisah mobil.

"Tidak apa-apa besok kita akan mengantarkan Theo bersama",ujar Lily bisa mengerti kalau Nolan sebenarnya ingin ikut mengantarkan Theo bersamanya,namun Ia juga tau kalau Nolan pasti sangat sibuk.

Nolan tersenyum,"Semoga saja"ucapnya akan membukakan pintu mobil untuk Lily,namun wanita itu justru menghentikan nya.

Lily dengan wajah memerah menunjuk-nunjuk keningnya.

Cup...

Nolan langsung mendaratkan bibirnya di kening Lily dengan cukup lama hingga membuat para penjaga dan supir begitupun para pelayan membuang tatapan mereka.

Jantung Lily berdebar karna Nolan mencium keningnya begitu lama seolah menyalurkan perasaannya.

Theo justru memperhatikan keduanya dengan tersenyum bahagia, karna seperti memiliki keluarga yang Cemara,namun tiba-tiba matanya di tutupi oleh tangan besar milik Nolan sehingga Ia tidak bisa melihat apa-apa.

Cup...

Kali ini mata Lily membulat, seluruh tubuhnya seolah terkena sengatan Listrik."Ini ciuman pertama ku!,ini ciuman pertama ku,ini ciuman pertama ku", ujarnya terus bergumam namun seolah tubuhnya tidak sejalan dengan otaknya,tapi Ia terus berusaha menyingkronkan tubuh dan otaknya sehingga dengan sekuat tenaganya Ia mendorong dada Nolan karna Ia benar-benar kesulitan bernafas karena Ia memang terus menahan nafas.

"Kenapa?"

"Kau masih bertanya kenapa?,aku meminta mu mencium kening ku bukan yang lain",ujar Lily kesal dengan wajah yang masih semerah tomat.

Nolan meminta maaf,"Maaf,aku hanya tidak bisa menahan diri lagi melihat bibir jelly itu setiap saat"

Dengan malu-malu Lily melihat ke arah Nolan, karna mungkin itu akan terdengar tabu bagi siapapun yang mendengarnya,karna bagaimana mungkin seorang wanita dewasa yang tinggal di negara yang cukup bebas,"Itu adalah ciuman pertama ku"

Nolan terkejut mendengar nya,namun tentu saja Ia percaya,hingga senyumnya langsung merekah."Pantas saja rasanya sangat manis dan segar"

Lily merasa semakin malu saja,Itu adalah hal pertama baginya,Ia pikir Nolan pasti sedang menertawakan nya padahal sudah punya suami sebelumnya apa tidak berselera menyentuh nya.Yah,Ia yakin Nolan pasti berfikir seperti itu.

"Apa yang terjadi?",tanya Theo setelah Nolan menarik tangannya.

"Tidak ada apa-apa,bukan urusan anak kecil",ucap Nolan cepat.

"Cih,berbagi cerita saja pelit",ketus Theo merasa tidak senang kemudian masuk lebih dulu ke dalam mobil yang sudah terbuka karena malas dengan wajah papanya itu yang sebenarnya memasang wajah kemenangan dari nya.

Lily juga akan masuk,tapi ucapan Nolan menahannya."Tidak perlu merasa malu,aku bisa mengajari mu banyak hal tentang yang belum pernah kau lakukan"

Mendengar itu Lily justru merinding,ucapan itu benar-benar menunjukkan Nolan sebagai pria dewasa yang benar-benar mengerikan baginya, sehingga dengan cepat Ia masuk ke dalam mobil.

Sudut bibir Nolan melengkung melihat kepergian Lily bersama Theo,Ia tau semua hal tentang Lily dan Ia senang dengan kejujuran Lily.

***

Sesampainya di internasional' school,Theo seperti kemarin meminta Lily untuk mengantarkan nya sampai ke kelas,dan seperti kemarin pula antusias anak-anak ketika melihat Lily datang.

Namun kejadian kemarin kembali terulang meski situasi nya berbeda, karna tetap tidak bisa pergi dengan mudah dari sana dan tidak bisa menghindari drama-drama yang ada.Seperti seorang bocah perempuan kecil yang merengek meminta nya menjadi Miss mereka, sehingga harus berdebat dengan Theo karna gadis kecil itu memeluk kaki Lily, belum lagi seorang Miss yang masuk menatapnya dengan sinis dan meminta nya untuk keluar dengan ketus.

Ooh itu cukup melelahkan,namun Lily cukup suka dengan drama perbocilan di kelas Theo yang benar-benar menghiburnya.

Tapi ketika Ia baru saja sampai di gerbang, Ia berhenti ketika tidak sengaja melihat seseorang yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Oh tunggu dulu,dia tidak sendirian,dia bersama wanita yang semalam bersama nya dengan seorang bocah yang menggenggam tangan mereka berdua layaknya seperti mama dan papa yang mengantarkan anak mereka ke sekolah.

Ah lupakan,kenapa Ia harus masalah dengan itu karna mereka memang tidak ada hubungan apapun lagi dan tentu saja Ia tidak akan menegur mereka,jadi Ia berjalan begitu saja dengan kaca mata hitam dan melewati mereka begitu saja ketika berpapasan seolah mereka tidak saling kenal.

Namun ternyata Bara bisa mengenalinya, sehingga berbalik menatap ke arahnya sampai Ia berjalan menjauh.

"Lily tunggu"

Cukup tidak menyangka,kalau Bara akan memanggil nya di depan wanita yang bersamanya, benar-benar pria brengsek dan tidak tau malu apakah tidak bisa fokus dengan satu wanita saja?,Ia tidak perduli dan terus melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam mobil.

Tapi siapa sangka kalau pria itu justru mengejarnya dan menahan tangannya."Lily tunggu dulu,ku mohon kita perlu bicara"

Lily menepis tangan pria itu dan menatapnya dengan tajam dan tak suka,jelas hal itu membuat senyum sedih muncul di wajah Bara.

Ketika masih dalam pernikahan mereka dulu,tak pernah sekalipun Lily menatapnya demikian atau tajam sedikitpun atau tidak suka sedikit,Lily hanya selalu menunjukkan wajah ceria dan senyum lembut nya dan juga sikap nya yang penuh kelembutan dan penuh perhatian padanya.

Semua itu sekarang hilang,hanya ada tatapan kebencian di mata dan ekspresi itu membuat dadanya rasa sesak,sungguh betapa bodohnya dulu Ia, sekeras apapun dia selama ini berusaha melupakan dan mengikhlaskan semuanya nyatanya tidak semudah itu.

"Lily aku ingin kita berdamai"

"Tuan Bara kita tidak pernah bertengkar atau beperang hingga kita perlu berdamai",jawab Lily dengan tegas.

Bara justru tersenyum,"Kau benar,tapi aku ingin kita berbicara sebentar di kafe yang tidak jauh di sini"

"Maaf aku tidak bisa,aku sibuk"

"Ku mohon hanya sebentar,aku tau mungkin kita tidak akan bisa bersatu kembali dan memang tidak bisa,tapi aku ingin kita berbincang sebentar ada banyak hal yang ingin aku katakan pada mu,bisa kan?"

Lily berbalik tidak peduli dan hendak masuk ke dalam mobil,"Aku tidak bisa"

Namun Bara berisi keras dan menahan tangannya dan terus memohon.

"Apa kau tidak tau malu,apa kau tidak berfikir bagaimana perasaan wanita yang tadi bersama mu?, bisakah kau menghargai wanita yang ada di sisimu,kau tidak pernah berubah?"

Bara tersenyum,"Aku sudah memberitahunya,dia sama sekali tidak masalah"

Tiba-tiba seorang wanita pendek imut muncul,"Bagaimana kalau kita bicara bertiga agar kakak ini mau bicara dengan mu"

Bersambung...