NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Twenty One

Tentu saja, orang yang menggeretnya itu adalah Puspa, didampingi Eris.

“Duduk lo!” Puspa mendorong Kara sampai wanita itu terduduk di tangga kedua. “Kurang ajar, kali ini gue nggak bakal diem aja.” Geram Puspa.

“Enak aja lo mau bohongin kita-kita. Lo Anggap apa persahabatan kita selama ini? Sampah? Kebiasaan lo bertindak sendiri nggak bilang-bilang...”

“Lo ngapain lagi sih Ra, bikin masalah terus deh.” Keluh Eris.

“Duh, sebenarnya bukan begitu-“

“Diem lo!!” hardik Puspa memotong kalimat Kara. “Pengalaman mengajarkan gue untuk langsung tanya ke elo, karena kalau gue hanya merhatiin gue bakalan overthinking. Walau pun gue curiganya dari kemarin!” seru Puspa.

Puspa bilang begitu sambil membuka bungkus lolipop.

“Makan!!” serunya sambil memasukkan permen ke mulut Kara.

“Gue mau yang karamel...” Kara nawar.

“Stoberi lebih enak! Bangsat udah dikasih jamuan tetap songong!” seru Puspa.

“Hum...” Kara akhirnya harus merasa puas dengan rasa stoberi.

“Enak?” tanya Puspa.

“Hm...” Kara masih cemberut.

“Enakan mana sama punya Pak Yudhis, hah?!” ejek Pupsa.

Kara langsung tarik nafas panjang.

“Ya yang ini lah, yang itu bikin rahang gue pegel.” Gumam kara.

“Brengsek emang lu!” Puspa langsung menoyor kepala Kara.

Mereka berdua cekikikan.

Eris hanya kebingungan.

**

“Gila bener...” gumam puspa sambil terbelalak takjub. Kara selesai menceritakan tentang kondisi awal saat dia bertemu dengan Raka.

“Gue inget waktu itu para Big Boss masuk ke ruang audit lo tuh berusaha sembunyi ya, yang lo ngeremet pundak gue?” tanya Puspa.

“Itu gue kaget sekaget-kagetnya Puspaaaa, gue gak nyangka sama sekali! Ini udah kayak... iklan drama pendek di ige!”

“Jadi waktu itu Pak Yudhis sebenernya kaget juga ngeliat lo di sana, gitu?!”

“Iya dia juga kaget, tapi ya gimana udah terlanjur.”

“Dan lo masih lanjutkan transaksi sampai sekarang?”

“Masih... kesepakatan, seminggu 2x, siapa yang menelepon, dia yang bayar.”

Mereka bertiga terdiam.

“Lo mau lanjut yang gitu-gituan?”Puspa bergumam tapi nadanya tegas.

Kara terdiam.

“Yah, terus?”

“Kenapa?” tanya Puspa.

“Kebutuhan biologis.” Jawab Kara sambil menaikkan bahunya. Sepertinya dia juga tidak yakin jawabannya.

Karena selama ini ia merasa nyaman berada di dekat Raka.

Hanya itu.

“Yakin cuma itu? Se-horny itu lo? Atau karena dendam ke Aldo?” tanya Puspa.

Kara diam lagi.

“Berhenti aja Kara.” Kata Eris.

Puspa pun mengangguk.

“Kenapa harus berhenti kalau gue suka?” kata Kara.

“Karena berbahaya buat diri lo. Terserah lo dengerin gue atau nggak, tapi s e k s itu bikin candu, dan kalau tidak didampingi dengan hubungan yang sehat seperti pernikahan dan komitmen, hasilnya hanya akan berakhir dengan penderitaan. Saat ini lo, seperti biasa, hanya melarikan diri dari masalah dengan mengalihkan perhatian ke Pak Yudhis.”

“Gue pikir itu nggak adil buat kalian berdua.” Kata Eris.

“Ya. Gue setuju sama Eris.” Kata Puspa.

“Gue nggak kecanduan seks.” Kara masih menyangkal

“Kalau gitu, lo bisa coba berhubungan dengan pria lain, siapa tahu ada yang hidupnya lebih sehat dari Pak Yudhis. Hidupnya terlalu penuh kontroversi. Gue tantang, kalau itu semua hanya buat kebutuhan biologis, masih banyak yang lebih memuaskan daripada sekedar pak Yudhis.”

Kara langsung mengernyit membayangkan ia bercinta dengan pria lain. Yang tidak ia kenal.

Kok rasanya malah mual ya.

Padahal di saat pertama ia bertemu dengan Raka, perasaannya tidak begini.

Ia nyaman, ia have fun.

Kini, hanya dengan membayangkan dirinya berada di pelukan lelaki lain, kenapa perutnya terasa diaduk?

Juga...

Saat membayangkan Raka menyewa wanita lain selain dirinya...

Kenapa ia malah jadi sakit hati?

“Gue bukan... tipe yang suka gonta-ganti pasangan, hal itu kan tidak sehat.” Kara memang mengucapkan kata-kata ini dengan kesadarannya sendiri, tapi kenapa rasanya seperti ada yang salah?!

“Lalu, lu pikir hidup lo yang sekarang ini sehat?”

“Lebih nggak sehat waktu sama Aldo. Sekarang gue bebas.” Kara kembali menaikkan bahunya sekilas.

Puspa meringis sinis, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Kara sambil memicingkan mata. “Terus... karena kalian berdua sama-sama ‘orang bebas’, gue boleh dong nyewa Pak Yudhis juga jadi pemuas nafsu?”

“Ya jangan dong! Dia kan punya gue!” Kara gebrak tiang.

Lalu ia pun mengaduh kesakitan karena tangannya langsung ngilu.

“Bego...” gumam Puspa.

Eris cekikikan. Mereka saling lirik dan tersenyum penuh arti.

“Lagian, Kara. Situs Rapunzel itu adalah situs kencan. Bukan cinta semalam. Nggak seharusnya lo langsung berakhir di tempat tidur hari itu juga. Wajarnya ya dating dulu, kenalan dulu, ngobrol dulu. Cocok ya jalin hubungan lebih jauh.” Jelas Puspa.

“Hah? Itu bukan Situs open BO ya?” tanya Kara polos.

“Ya nggak laaaah, lo pikir gue tega ngenalin lo ke situs ilegal hah?! Lo nggak kepikiran sampai di situ?!” Puspa menoyor-noyor dahi Kara.

“Terus, mana fotonya?” tanya Eris penasaran.

“Hah?” desah Kara.

“Iya kan katanya misi utama lo nyewa gadun kan buat foto-foto bikin Aldo menyesal?”

Kara diam.

Puspa meliriknya tajam.

“Anjir...” gumam Kara sambil tepok jidat.

Benar juga, dia lupa.

Tak pernah terpikir dalam benaknya untuk berfoto bersama Raka.

“Bego emang ni cewek satu.” Desis Puspa sambil menggelengkan kepala. “Kagak usah merasa lupa lah, malah jadinya heboh senusantara kalo lo foto-foto sama konglomerat terkenal macam Pak Yudhis di ranjang pula. Lo mau viral di medsos hah?! Nggak cukup jadi bahan julid orang sekantor?!”

“Ohiya benar jugaaa.” Kara menunjuk Puspa dengan mata berbinar.

“Dah mau jam 8 nih...” Puspa menatap layar ponselnya. “Kalo lo naik gaji duluan, bayarin kosan gue 3 bulan.” Puspa menyelipkan sebatang lolipop lagi.

“Gue traktir deh ntar pulang kantor.” Kara masih merasa bersalah.

“Pulang kantor gue mau narik, hari ini gue pingin ngegol-lin 10 kali orderan. Tengah bulan cuy, gue mau makan apa besok kalo nggak narik.” Puspa memang partime jadi ojol untuk tambahan penghasilan.

“Bahaya malem-malem lu narik laaah,” Kara merasa khawatir.

“Kalau mikirin bahaya, yang ada gue mati kelaperan. Lu diem aja, urusin tuh boss lu.” Puspa mencubit pipi Kara sambil keluar dari area tangga darurat.

**

Berkat kedua sahabatnya, Kara bisa bekerja dengan lebih tenang.

Baginya, tidak ada hal yang lebih penting selain validasi kedua sahabatnya itu.

Puspa dan Eris baik-baik saja, ia pun akan baik-baik saja.

“Kamu cek Notulen yang diserahkan tadi malam, dari bagian Legal. Lalu tolong perbaiki isi offering letter. Yang itu jangan sampai dibaca orang lain.” Raka menghampirinya dan berdiri di belakangnya sambil meletakkan beberapa map di samping keyboard Kara.

“Notulen sudah saya cek ke notaris dan tim kantor cabang, tapi saya butuh waktu sedikit lagi untuk mengecek ke administrasi. Siang ini hasilnya saya email ke bapak.” kata Kara sambil membaca dokumen rahasia yang diserahkan Raka.

Serah Terima Tugas dari Stephanie ke...

“Caitlyn? Tante Cat?” Kara langsung menatap Raka dengan kebingungan.

Raka hanya mengangguk sekilas.

“Kami mencapai kata sepakat tadi malam, dia ke rumah saya menemui Tante Annisa, dan kami bertiga berdiskusi kembali. Dia akan direkrut kembali ke Topaz Industries, untuk memulai dari bawah, jangka waktu kontraknya dua tahun. Karena dia tidak memiliki modal sama sekali untuk menjalankan usahanya dan saya tidak ingin mengeluarkan uang pribadi secara percuma, jadi dia harus bekerja di sini sampai tabungannya memenuhi dan cukup untuk dijadikan modal.”

“Lalu... saya apa kabar?” Kara menunjuk ke arah dirinya sendiri.

“Ya kamu tetap di sini. Jadi saya memiliki dua orang asisten yang tahu kebiasaan saya. Nggak perlu susah-susah lagi menjelaskan semuanya kan? Kalian sudah tahu siapa saya.”

Kara hanya bisa terdiam sambil menatap Raka.

Entah kenapa otaknya langsung dipenuhi berbagai macam hal.

Banyak.

Dua tiga hal sekaligus, bahkan 100 hal sekaligus.

Bagaimana kalau ini, kalau itu...

Dan entah kenapa, pertanyaan paling utama adalah : Akankah cinta mereka bersemi kembali setelah perceraian? Apakah aku akan dibuang perlahan?

Hal-hal yang seharusnya tidak patut dipikirkannya karena... itu bukan urusannya.

Dia kan orang lain.

Sepenuhnya orang lain.

Bukan pacar, bukan saudara.

Hanya kenalan random dari aplikasi kencan.

Apa yang mau dia harapkan dari Raka?

“Selamat Pagi,” dan sebuah sapaan langsung membuat hati Kara berdegup kencang.

“Pagi, mantan istri.” Raka menyapa Caitlyn dengan senyum di bibirnya.

Senyum!

Siapa yang pernah ia senyumin di sini selain Kara? Itu pun disenyumin di luar kantor!

“Hai Mansu.” Balas Caitlyn. “Hai cantik,” Caitlyn menyapa Kara sambil mencubit pipi wanita muda itu.

“Audrey sudah dititipkan?” tanya Raka. Audrey adalah bayi Caitlyn.

“Sudah, aku juga sudah siapkan mobil di bawah. Sudah telepon ke sekretaris Pak Wicak dan beliau sudah menunggu kita di kantornya. Aku ke sini hanya untuk ambil dokumen untuk dipelajari karena belum mengerti sepenuhnya isi kontraknya.” Kata Caitlyn.

“Hah? Pak Wicak?” Kara memiringkan kepalanya karena merasa dia melewatkan hal penting. “Kok tidak ada jadwal itu di agenda saya ya?” tanya Kara.

“Saya mengabari Caitlyn tadi pagi untuk bertemu Pak Wicak pagi ini, Caitlyn kan sudah mengenal sekretaris dari semua klien kita. Jadi gampang kalau bikin janji.” Kata Pak Raka sambil menatap ke arah jam tangannya. “Kamu jaga kantor ya, berikan data Gentleman Agreement yang kemarin di acc Pak Wicak ke Caitlyn.”

Raka menepuk bahu Kara dengan lembut dan berjalan lebih dulu untuk keluar dari ruangan.

“Ini datanya?” Caitlyn mengambil dokumen di meja Kara, yang bahkan belum diacungkan oleh Kara kepada dirinya. “Ow, ini kan memang sudah di arrange dari tahun lalu ya. Akhirnya terlaksana juga. Kalau yang ini sih aku udah ngerti garis besarnya.” Caitlyn mengangguk-angguk sambil membaca kontrak kerja.

“Hah? Sudah mengerti garis besarnya?” tanya Kara masih linglung.

“Ya.”Caitlyn kembali memasukkan dokumen itu ke Map-nya. “Pak Wicak ini klien aku waktu masih jadi marketing. Aku yang mengenalkannya ke Raka dulu. Aku pergi dulu ya Kara,” Caitlyn mengecup pipi Kara sambil bergegas menyusul Raka ke lantai bawah.

Setelah mereka berdua meninggalkan Area Direksi, semua heboh. Tentu saja.

Semua tak menyangka.

Semua sibuk bergosip mengenai Raka yang mempekerjakan kembali Caitlyn, si Mantan Istri.

Dan Kara hanya bisa termangu.

“Sial...” gumamnya masih terbengong-bengong.

Benarkah ia akan baik-baik saja? Kenapa perasaannya langsung jadi lebih sakit dibandingkan dimusuhi Puspa?

1
SasSya
😃😂
ketahuan
udahhhh
gas.. dapat restu dr sahabat dan seng mantan gebetan
dian😺
lah? jadi? kok isoh???😂
Nurlela Nurlela
komplikasi atau kontraksi?
dian😺
tuman! 🤣
Murdiyanti Soemarno
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Hesti Ariani
istilah anyar iki
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
mboke nio
mas raka ....mas raka bucin kan jadinya....😁
Hesti Ariani
baru nyadae kau kawan😄
fitri sasmita
karya ini banyak .emberikan saya pelajaran ,bagaimana seharusnya bersikap kepada orang lain saat bekerja. profesional dalam bersikap di kantor duhhh kebayang hidup saya dulu sebelum baca2 novel kak septira
jutek, g senyum, ngomong asal2an. dari novel ini saya belajar cara bersikap, belajar bahasa2 gaul, singkatan gaul yg saya juga g paham bahasa anak muda sekarang.
keren bagus novelnya
buaaagusssss
Angspoer: Alhamdulillah kalau bermanfaat ya jeeeeng
total 1 replies
Hesty Mamiena Hg
lhaa? Kenapa security ini selalu datangnya telat dibandingin lakonnya ya? 🤔
Hesty Mamiena Hg
eehh.. Dasar Banci!
Beraninya sm perempuan? di depan umum lagi? Waahhh kasus inih! 😠🤨🧐
Hesty Mamiena Hg
novel karyanya Madam emang gk main2..👍🤩
mamaqe
mamaq manggut2
Ama Lorina Raju
double update yg gini nih bikin happy 😍😍😍😍😍👍👍👍 sehat2 ya tor
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
entahlah apa maksud kmrn" Raka & cathlyn slalu bareng ...
Wiwit Duank
tuuhh kan Raka gitu loh 😂
Daisy🇵🇸HilVi
hadeeeww mas alaaaann baik bangeeett huhuhuhu
Daisy🇵🇸HilVi
idiih mau ngapain sih, bikin emosi reader aja wkwk
Indah
Caitlyn jodohnya Alan kan dah bonding banget ma anaknya caitlyn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!