NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

4 tahun telah berlalu…

Shea tampak memangku Anak laki-laki di pangkuannya, ada Jane yang duduk menghadapi kue ulang tahun yang berada di atas meja.

“Bagaimana bisa wajahmu cemberut begitu Sean?” Tanya Jane membuat Anak laki-laki itu langsung menatap Jane.

Sean berdecak pelan.

“Mommy memperlakukan aku seperti Anak kecil, aku sudah mengatakan kalau aku tak suka merayakan ulang tahun dengan meniup lilin. Aku hanya mau pergi jalan-jalan bersama Mommy dan Daddy saja Aunty.” Ucap Sean pada Jane membuat tawa Jane terdengar saat itu juga.

Sean Diego Cassius begitulah nama Anak laki-laki Shea yang paling tampan dan juga sangat cerewet.

Matthew yang memberikan nama belakang Sean dengan namanya.

Suara helaan nafas Shea terdengar.

“Kau memang masih Anak-anak Sean, jadi tiuplah lilinnya. Mintalah sesuatu untuk doa di hari ulang tahunmu.” Ucap Shea mengusap lembut rahang Putra kecilnya itu.

Sean berdecak kesal menatap kue pilihan Mommy nya yang bahkan berbentuk kartun, selalu saja bagi Shea sosok Putranya itu kecil sedangkan Sean berkata bahwa ia sudah sangat besar bahkan ia bisa menjaga Shea kalau Shea mau.

Sean selalu kesal untuk itu.

Sean turun dari pangkuan Shea, ia tiup lilin ulang tahunnya tanpa permohonan apapun.

“Hadiahnya aku hanya mau jalan dengan Mommy dan Daddy. Kita perlu ke toko buku.” Ucap Sean meraih buku di meja lalu pergi ke kamarnya.

Jane benar-benar tak habis pikir melihat tingkah Sean, padahal usianya baru empat tahun tapi hobi anak itu diluar dugaan.

Kamarnya saja hampir penuh dengan buku pelajaran seolah Sean memang keturunan orang cerdas.

“Karena kau terlalu pintar makanya Anakmu begitu Shea, mungkin saja dia reinkarnasi dari sosok leluhur yang cerdas di masa lalu.” Ucap Jane membuat Shea hanya bisa memijat kepalanya.

Memikirkan soal Sean terkadang Shea mengeluh, ia berdebat hal kecil kalau Putranya mulai masuk mode serius.

Ya, walau hampir setiap saat Sean selalu serius dengan kecerdasan melebihi Anak seusianya.

“Aku tak tahu lagi Jane, harusnya Sean bisa menikmati waktunya sebagai Anak-anak bukan malah seperti orang yang sudah dewasa.” Ucap Shea.

“Tak masalah Shea, Putramu hebat begitu ada baiknya karena kelak dia pasti akan selalu berada disisimu, dia bisa menjagamu. Aku suka Sean begitu.” Ucap Jane.

Sedangkan Shea hanya bisa menghela nafasnya.

“Ah ya, apa hari ini Matthew akan kembali? Harusnya iyakan. Dia tak pernah melewatkan hari ulang tahun Sean, sudah sebulan lebih Matthew berada di kota lain untuk pekerjaan, aku harap Matthew tak buat Sean kecewa.” Ucap Jane.

Shea menatap ponselnya, jujurnya ia mau menelpon Matthew. Shea mau menanyakan bagaimana kabar suaminya itu, tapi sejak 4 tahun yang lalu hubungan mereka mulai hambar karena Shea sendiri.

Matthew memutuskan meneruskan pernikahannya dengan Shea sedangkan bagi Shea dirinya bukan sosok yang pantas untuk Matthew ditambah rahim miliknya sudah diangkat sejak kejadian itu.

“Shea.” Panggil Jane saat Shea tak merespon ucapannya.

“Hmm?” Balas Shea.

“Kau melamun? Apa yang kau pikirkan? Apa tentang wanita yang Matthew tunggu? Tenanglah, aku yakin perasaan Matthew sudah hilang bersamaan tak ada kabarnya lagi soal wanita itu. Lupakan saja.” Ucap Jane.

Nyatanya bukan itu yang ada di pikiran Shea, tapi bagi Shea Matthew berhak bahagia namun bukan bersama dengannya hanya saja Matthew bersikeras mempertahankan pernikahan mereka.

***

Siang itu.

Jane sudah pergi, ia terlalu banyak urusan apalagi soal pekerjaan.

Di dapur, Shea ditemani oleh pelayan membuat makan siang untuk dirinya dan Sean.

Tak lama setelahnya tiba-tiba Shea dikejutkan oleh pelukan dari belakang.

“Love.” Ucapnya dengan pelan.

Shea langsung tahu siapa sosok yang memeluknya.

Dia adalah Matthew.

Matthew semakin mengeratkan pelukan itu, rasanya Shea bisa merasakan kalau pria itu benar-benar memerlukan pelukan Shea.

Satu bulan ini mereka tak bertemu, walaupun bertemu seringkali Shea selalu bersikap dingin pada Matthew.

“Aku rindu sekali denganmu, aku merindukan hubungan lama kita Love. Kenapa jarak kita sekarang makin terasa jauh, temboknya susah sekali buat aku panjat. Bantu aku Love, aku lelah kalau harus berjuang sendiri tapi aku tak mau menyerah.” Ucap Matthew membuat Shea merasa terluka mendengar suara lirihan Matthew.

Shea menyentuh tangan hangat Matthew yang mengalung di perutnya, Shea memutar tubuhnya membuat tatapan mereka kini bertemu.

“Ada apa? Apa harimu lelah?” Tanya Shea.

Matthew menganggukan kepalanya, tatapannya begitu sendu.

Sosok tampan yang berstatus sebagai suaminya itu kini begitu kacau, rambutnya juga acak-acakan.

Shea memilih tak berucap apapun lagi, ia tarik Matthew ke dalam pelukannya. Punggung Matthew ia usap dengan pelan membuat Matthew merasa nyaman.

“Maafkan sikapku, maaf jika selama ini aku membuatmu tak nyaman.” Ucap Shea.

Matthew menggeleng, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Shea.

Matthew memperdalam pelukan itu, ia merasa nyaman pada pelukan yang Shea berikan.

“Aku mau kau yang seperti dulu Love, sudah aku katakan bahwa aku tak melihatmu karena alasan apapun. Aku hanya cukup ada kau dan Sean dalam hidupku.” Ucap Matthew.

Shea kini memberikan elusan di kepala Matthew yang masih nyaman meletakan kepalanya di bahu Shea.

“Jangan meminta maaf padaku karena kau tak bersalah Love, ayo jalani pernikahan ini dengan bahagia. Aku bisa jadi Daddy yang baik buat Sean dan menjadi suami yang baik untukmu.” Ucap Matthew.

Shea mengangguk.

“Baiklah.” Balas Shea.

Bukankah harusnya Shea bersyukur saat Tuhan kirim Matthew yang begitu sempurna untuknya? Matthew berbeda dengan Aslan! Kenapa Shea selalu takut untuk mencoba, nyatanya Shea sudah pernah merasa trauma pada sebuah hubungan. Dan semuanya karena Aslan.

Shea lebih ingin Matthew dapat yang terbaik tapi Matthew malah kacau saat Shea memperlakukannya dengan sikap yang dingin.

Posisi Matthew mulai menjauh dari Shea, pelukan itu juga akhirnya terlepas. Tatapan mata mereka saling bertemu.

Senyum Matthew terukir untuk Shea.

“Aku merindukanmu Love.” Ucap Matthew.

Bibir Matthew mengecup kening Shea dengan lembut membuat Shea membiarkan hal itu.

“Setiap hari aku berharap kau mengirim pesan kalau tidak menelponku, tapi kau tak melakukannya…aku merasa sedih, 4 tahun ini terlalu menyakitkan buatku atas sikapmu tapi tak masalah, aku siap menunggu sampai kau membuka hatimu buat aku Love.” Ucap Matthew.

Shea bisa melihat betapa frustasinya Matthew.

“Matthew, apa kau…”

Matthew mengangguk sebelum Shea selesai bicara.

“Benar. Aku mencintaimu Love, aku jatuh cinta pada Istriku.” Ucap Matthew.

Perlahan Matthew mendekat pada wajah Shea sampai bibir mereka berdua menyatu, Shea tak bergeming saat Matthew mulai menciumnya. Merasa tak mendapatkan balasan membuat Matthew menyudahi ciumannya.

“Maafkan aku Love, aku tak bermaksud begitu padamu.” Ucap Matthew terkejut sendiri.

Selama ini Matthew dan Shea tak pernah berciuman bibir, Matthew hanya terbiasa mengecup kening atau pipi Shea saja.

Matthew menoleh ke arah lain, ia merasa tak enak sudah berani mencium bibir Shea.

“Aku akan ke kamar Sean, aku perlu mengucapkan selamat ulang tahun padanya dan…”

Cup!

Shea memberikan kecupan singkat di bibir Matthew membuat Matthew cukup terkejut.

“Kau pasti lelah Matt, temuilah Sean lebih dulu. Aku yakin dia merindukanmu Matt, aku akan menyelesaikan masakan untuk kita makan siang bersama.” Ucap Shea kembali berkegiatan.

Matthew langsung tersenyum, ia memberikan kecupan di puncak kepala Shea.

“Ya Love, aku akan ke kamar Sean.” Balas Matthew dengan senang.

Matthew terlihat pergi dari dapur itu sedangkan Shea menghentikan kegiatannya lagi.

‘Benar, mungkin ini sudah jalan yang baik. Aku perlu membuka hatiku kembali, kali ini aku akan memulainya dengan Matthew. Lagipula dia adalah suamiku.’ Ucap Shea membatin.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!