NovelToon NovelToon
We Are RPL 1 ...

We Are RPL 1 ...

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: bubun ntib

Diajeng, Gadis remaja yang mulai memasuki dunia Sekolah menengah Kejuruan.
Merasakan pengalaman yang baru dan jauh dari saat ia masih SD, dan SMP.
Pengalaman sehari - hari yang menceritakan tentang kehidupan sekolah menengah kejuruan yang di penuhi dengan intrik persahabatan, persaingan, permusuhan dan CINTA

WARNING: berisi sedikit cerita bubun dulu yang dibumbui dengan khayalan.
bijaklah dalam membaca, kesamaan nama dan kota sedikit - sedikit nyerempet, mohon di maklumi.
tidak untuk menyinggung oknum - oknum terkait, HAPPYREADING🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hari pertama pelajaran

“ Jadi kamu jadi Wakil kelas?” tanya Wahid dengan nada setengah tidak percayanya.

Setelah menyerbu kantin dengan teman – teman kelasnya kemarin, Ajeng dan yang lainnya segera menemukan perwakilan untuk mengutip Jadwal pelajaran selama satu semester ke depan.

Dengan cepat pula mereka menentukan hari untuk pengumpulan uang kas yang jatuh di hari KAMIS. Untuk kelas X, hari kemarin benar – benar full hari tanpa adanya pelajaran dan menjadikan hari ini, SELASA sebagai awal dari medan perang yang sesungguhnya.

“ Ada apa dengan tampang tak percayamu itu,” sengit Ajeng ketika tangannya reflek menggeplak Helm yang untungnya masih bertengger di kaca spion. Bisa dibayangkan bukan bagaimana rasanya jika helm itu sudah bertengger di kepala Wahid?

Wahid terkekeh sambil mengelus lembut helm tak bersalahnya yang menjadi sasaran kemarahan tetangganya yang super ini. Ia mengangkat dan langsung mengenakannya dan memberi perintah Ajeng untuk meniru perbuatannya.

“ Hanya tak percaya aja, kamu kan selama ini lebih suka bertindak sebagai pemberi perintah dalam kegelapan,” Jawab Wahid setengah mencibir.

Ajeng hanya terdiam karena memang seperti itulah kenyataannya. Ia lebih tidak ingin repot – repot untuk menjadi pusat perhatian khalayak umum.

Sejumlah ide di lingkungan RT nya juga merupakan hasil berpikirnya yang spontanitas seperti mengadakan kelompok belajar untuk tingkatan SD dan SMP. Tentu saja ia mendapat bantuan dari para tetangga yang sudah menginjak bangku universitas untuk mengeksekusi tingkat SMP.

Belum lagi sistem belajar agama dan juga yang lainnya, Wahid tahu betul jika tetangga imutnya ini juga memberikan banyak kontribusi yang cukup.

“ Yaahh, aku juga nggak tahu. Bu Friska tiba – tiba aja menunjukku. Katanya sih selang 3 bulan sekali akan diadakan perputaran jabatan,” ucap Ajeng sambil mengangkat bahunya.

Wahid segera mengedipkan mata nya dan menyuruh Ajeng untuk naik motor, setelah menyesuaikan posisi duduknya, Ajeng menyenggol bahu Wahid dan Wahid Pun langsung menggeber motor kesayangan hadiah dari bapak karena rajin sekolah!!

“ Jadi Bu Friska yang jadi Wali Kelasmu?” tanya Wahid lumayan keras karena menahan angin dan sedikit terhalang dengan Helmnya.

“ Uhm, seperti apa watak Bu Friska ini?” mau tak mau Ajeng bertanya kepada Wahid, ia sangat yakin jika gurunya yang terlihat lemah lembut itu tidak sesederhana penampilannya.

“ Hmmmm, semua guru baik kok,” jawaban Wahid sungguh sangat Ambigu di telinga Ajeng. Jelas Wahid tahu bukan ini yang ia pertanyakan, sontak saja jari telunjuk Ajeng menoel gemas bahu Wahid.

“ Yang serius jawabnya,” sengit Ajeng membuat Wahid kembali terkikik.

“ Apa ya, asal kalian tidak melebihi batas kesabarannya, kurasa Bu Friska Fine Fine saja,” jawab Wahid lagi.

“ Apa maksudnya nih?” tanya Ajeng memperjelas jawaban Wahid.

“ Beliau terkenal dengan sikap disiplin, meskipun perawakannya lembut dan tampak anggun, Beliau akan menjadi sangat Killer jika muridnya tidak mendengarkan atau melanggar aturannya,”

“ Sejauh ini, Kami hanya sekali melihat beliau murka dan benar – bear tidak berani mengusiknya kembali,” Ajeng bisa melihat bahu Wahid yang bergidik karena rasa ngeri. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan ini karena takut mendengar fakta lainnya tentang wali kelasnya ini.

...----------------...

Hari ini kelas Ajeng kembali riuh seperti kemarin. Setelah mengenal satu sama lain, tingkat perkumpulannya siswanya semakin banyak.

Begitu masuk, Ajeng dan Pratiwi menemukan jika disetiap kelompok formasi Ghibah bukan hanya terdiri dari cewek atau cowok saja, tetapi bercampur.

Ajeng bertemu dengan Pratiwi di tempat Parkir, Gadis mungil Bestinya ini datang dengan kakak sepupunya yang ternyata senior kelas 3, yang artinya generasi kedua sejak berdirinya sekolah ini.

“ Oy,pagi” suara tegas dan kencang tiba- tiba mengagetkan Ajeng dan Pratiwi karena tepat berada di belakang mereka.

“ Ish, orang mah ucapkan salam,” sengit Ajeng sambil mengusap – usap telinga dibalik kerudungnya.

“ Ha ha ha, Sorry Sorry,” jawab Bli yang ternyata menjadi pelaku utama.

Ajeng dan Pratiwi segera menuju ke bangkunya. Tidak ada yang berubah dengan lokasi tempat duduk mereka, Ajeng masih berada di barisan paling depan.

“ Kira – kira kita akan belajar apa ya di Lab nanti?” celetukan dari Anggara menghentikan semua orang dari kegiatan masing – masing individu.

“ Hmmm, kudengar, kejuruan kita sangat susah dan rumit,” sahut Desi sambil bergidik.

“ Ah masa sih? Ojo nggae wedi ah,” jawab Ranata sambil memasang wajah ngeri. Ajeng melihat adegan yang menurutnya lucu dengan teman barunya ini. Ranata sedikit sangat mudah untuk menunjukkan suasana hatinya hanya dengan melihat raut wajahnya.

( jangan membuat takut)

“ Kita nggak mungkin langsung ke pelajaran yang susah kali,” celetuk Ajeng yang seolah memberikan angin segar untuk semuanya.

“ iya yak, masa kita langsung disuruh bikin program,” gumam Adi.

Semuanya terdiam hingga akhirnya seorang guru cantik dengan rambut yang terikat ponytail memasuki kelas.

“ Selamat pagi bu,” Koor Adi diikuti oleh semua teman sekelas.

“ Selamat pagi anak – anak, silahkan berdoa,” jawab Guru itu dengan nada lembut. Waah, benar kata Wahid, sepertinya semua guru disini baik.

“ DUDUK SIAP, BERDOA DIMULAI,” pekik Adi dengan suara lantangnya.

Semua menunduk dan dengan khidmat membaca doa masing – masing sesuai dengan kepercayaan.

“ SELESAI,” Pekik Adi lagi.

( hayooo, bener apa salah nih aba – aba ini? Buntib samar – samar lupa sih, kalian dulu gimana cara berdoanya? Eiittsss, jangan katakan seperti anak SD atau Tk ya? Nyatanya ritual baca doa sebelum belajar memang banyak dilakukan hingga jenjang perkuliahan bukan? Koreksi jika Buntib salah..)

“ Ck, mbak, si Adi cepet amat doanya weh. Mana aku salah baca doa makan lagi,” keluh Pratiwi sambil mencondongkan ke bangku Ajeng ketika Guru sedang berjalan keluar untuk menutup pintu kelas.

“ Pftt Uhuk – uhuk,” Ajeng tersedak air liurnya dan berusaha untuk menahan ledakan tawanya. Pratiwi kali ini benar – benar sukses membuatnya terkikik sampai bahunya bergetar hebat.

Apa pula ini? Dia bahkan salah membaca Doa? Sepertinya Pratiwi adalah Foodies, Ajeng curiga akan kemungkinan yang terlintas di benaknya ini.

Beruntung sekali Gurunya ini tidak memperhatikan adanya gangguan pada Ajeng dan Pratiwi karena beitu Guru itu membalikkan tubuhnya, Pratiwi juga dengan gesit langsung kembali ke kursinya semula seolah tidak bergerak satu inci pun!

Ajeng benar – benar melongo dengan betapa gesitnya gerakan Tiwi.

“ Nah, selamat pagi sekali lagi. Sebelum kita mulai dengan pelajaran kita, perkenalkan nama saya Asih Rahayu, saya akan membantu kalian semua mempelajari pelajaran KWU atau kewirausahaan,” Bu Asih segera memperkenalkan diri kepada Ajeng dan yang lainnya.

Bisik – bisik mulai terdengar begitu bu Asih mengucapkan pelajaran yang akan mereka pelajari.

Kewirausahaan? Bukankah ini sedikit asing di telinga mereka?

( serius, inilah pikiran buntib ketika pertama kali mendengar pelajaran ini, buntib beneran Hang sih, tapi masih tetap mikir mungkin pelajaran ini berhubungan dengan cara berwirausaha? Maybe.. jadi, apa pelajaran yang terdengar asing di telinga kalian ketika kalian masuk ke jenjang SMA/K)

1
ig@Siskamarcelina048
widiihh jauh nian say...
ig@Siskamarcelina048
naaahh bener yg ini permainannya,, ada juga dg gambar kek orang yg make rok,, tapi tetep dg pola petak2 gitu..
ig@Siskamarcelina048
oohh itu,, kalo waktu aku dulu nama estafet..
bukan estafet olahraga yaa say...
ig@Siskamarcelina048
eeehhh tapi dulu waktu sekolah pasti kita mikirnya kalo para guru itu pasti berkata buruk d dalam hatinya... truss ga ada tuhh guru yg baik.. hanya ada 1 dari 20 guru yg jasi favorit,, itupun karena guru nya gampang d tindas murid...
evi
diraih oleh Ajeng 🤣🤣🤣
bubun ntib: yaaaahhh... gk jd kejutan lah🤣🤣
total 1 replies
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
bersaing tentang apa ni.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
sudah terjawab sudah gara2
cowok, tapi Ng tau flashback nya.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
ada masalah apa Novi sama
Monika, masalah cowok,gadun
apa maknya novi pelakor.
dah lah pusing gua,mana pensnya
Fuji sama pensnya keluarga gledek
sedang panas.padahal barusan
selesai mikirin Toriq haji dua bulan.
thanks mbak 💪💪
bubun ntib: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
pasti seru banget.penisirin gua.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
Alhamdulillah, dobel update
thanks mbak 💪💪
evi
kok dobel kak
Baek chanhun
kayaknya tentram, damai,lihat
padi di sawah apalagi hembusan angin sepoi-sepoi.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
penisirin gua
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!