NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolol

Amos masih ragu mendekati Agnes. Dia hanya duduk diam di bangkunya kala semua mahasiswa mengerubungi Agnes untuk meminta hasil kuis mereka. Agnes memang suka memberikan kuis di tiga puluh menit terakhir sebelum waktu mengajarnya usai.

Amos berusaha untuk berdiri di saat kakinya terasa lemas tak bertulang. Gugup karena ia hendak berjalan mendekati perempuan yang sudah menerbitkan cinta pertama di hatinya. Perempuan itu juga yang sudah memberikan serba seribuan, eh, salah, serba pertama, yakni pelukan pertama dengan lawan jenis yang menimbulkan debaran hati yang pertama kali ia rasakan, lalu ciuman pertama, dan gongnya adalah pengalaman pertama di atas ranjang.

Amos menepuk-nepuk kedua pahanya sambil bergumam kesal di dalam hati, Ayolah maju Lo! Jangan letoy Lo! Hadepin pistol aja Lo berani, masak hadepin cewek aja lemes Lo, payah!

Setelah menyeret kakinya, akhirnya si kaki bisa sampai di depan mejanya Agnes dengan tegap berdiri tegak. Sekarang permasalahannya ada di lidah. Ayo ngomong! Jangan diem aja! Geram Amos kesal kepada lidahnya sendiri yang mendadak kelu.

Agnes mendongak dan deg! Jantung Amos sontak berdetak kencang. Alamak! Maaakkkk!!!!! Matanya indah banget. Bibirnya menggoda banget, duuhhhhh!!!! Mana tahan Maaaaakkkk.

"Kenapa?" Agnes berdiri dan di saat itulah Agnes mematung dan reflek menyemburkan, "Wangi kamu........"

Amos sontak mundur sambil berucap, "Maaf kalau saya bau, Bu"

Beberapa mahasiswa yang hendak beranjak keluar menoleh ke belakang dan terkekeh geli mendengar ucapannya Amos.

"Nggak bau, kok. Wangi kamu justru enak banget" Salah satu mahasiswa menepuk bahu Amos lalu mahasiswa itu melangkah begitu saja meninggalkan Amos.

Amos menoleh ke punggung mahasiswa itu dan buru-buru mengalihkan pandangannya kembali ke depan saat Agnes berucap, "Iya, dia benar"

"Maaf, Bu?" Amos mengernyit bingung.

"Teman kamu tadi benar, wangi kamu enak. Nih hasil kuis kamu. Selamat, nilai kamu tertinggi"

"Ah, emm, i....iya, Bu, terima kasih" Amos menerima kertas kuisnya dengan tangan gemetar lalu tersenyum malu karena dia kembali mendapatkan pujian dan mendapatkan ucapan selamat dari Agnes.

Agnes mengulurkan tangan, "Maaf tadi aku keras sama kamu karena aku ingin semua muridku fokus saat aku mengajar"

Amos mengangguk. Saya paham.

Amos menerima uluran tangannya Agnes dengan canggung. Pemuda tampan itu kemudian mematung kecewa kala perempuan yang sudah menumbuhkan cinta pertama di hatinya itu dengan cepat menarik tangan.

Agnes lalu melangkah pergi dan Amos hanya bisa mematung memandangi tangannya. Hangatnya tangan Agnes masih terasa di tangannya dan masih menyisakan percikan listrik. Jantung Amos pun masih berdegup kencang.

Bagaskara yang masuk menyusul karena Amos tidak kunjung menampakkan batang hidungnya di pelataran parkir, menepuk bahu Amos, "Lama banget. Ayo makan siang! Laper banget aku"

Amos menoleh kaget lalu mengangguk dan melangkah mengikuti Bagaskara sambil memeluk tangannya dengan senyum lebar.

Ah! Berasa meluk Agnes nih. Senyum Amos semakin lebar.

Sesampainya di pelataran parkir, Amos menepuk pundak Bagaskara, "Kamu duluan aja dan tunggu aku di bengkel!"

"Kamu mau ngapain?" Bagaskara mengernyit bingung.

Amos menjulurkan dagu ke perempuan yang sedang berjongkok di depan ban mobil sedan mewah berwarna merah.

"Dia istrinya Howard?" Bagaskara melotot ke arah tunjuknya Amos.

"Hmm. Aku akan mencoba menyapanya"

"Lah tadi di kelas ngapain aja? Belum sempat menyapa?" Bagaskara melipat tangan di depan dada dan menyipitkan mata di depan Amos.

Demi menghemat waktu dan napas untuk berdebat, Amos memilih menyemburkan, "Mamaku masak jengkol hari ini"

"Waahhh menu favorit Gue tuh.....oke aku langsung ke bengkel, bye Komandan" Bagaskara melambaikan tangan sambil berlari ke mobil.

Amos membuka bengkel mobil dan motor sekaligus kafe juga cucian motor. Pelanggan bisa menunggu mobil dan motor mereka ditangani sambil makan di kafe. Mamanya Amos yang memasak semua menu di kafe dengan menu Nusantara khas Jawa, khususnya Solo. Mamanya Amos asli Solo yang menikah dengan pebisnis asli Inggris lalu menetap di Jakarta.

Amos tidak menunggu Bagaskara masuk ke dalam mobil, ia bergegas berlari berlawanan arah dengan Bagaskara dan berhenti di belakangnya Agnes. "Maaf, Bu, ada yang bisa saya bantu?"

Agnes berdiri lalu berbalik badan dengan cepat, "Ban mobilku......" Jari telunjuk Agnes mengarah ke ban mobil yang kempes. "Hari ini aku sial sekali, bangun di kamar hotel, emm, maksudku aku bangun kesiangan, ponselku hilang, ponsel suamiku ketinggalan di rumah dan aku tidak bisa menghubunginya sejak siang kemarin setelah ia berangkat ke bandara menuju ke Filipina, lalu aku dihubungi pihak kampus lewat ponsel suamiku yang menyuruh aku harus mengajar di weekend ini padahal aku ingin menghabiskan weekend bersama anak dan kedua orangtuaku, dan sekarang ban mobilku.....hufftttt!" Agnes melengkungkan badan dan menunduk dengan mulut mengerucut lancip.

Amos mengulum bibir menahan senyum, dia ternyata ceriwis, ya, pantes jadi dosen. Semakin ceriwis semakin menggemaskan. Tidak seperti Ayu, Ayu kalau ceriwis menyebalkan banget.

Saat Agnes mengangkat wajahnya, Amos langsung menyemburkan, "Ada tire repair kit?"

Agnes menggelengkan kepala.

"Ada dongkrak sama ban serep?"

Agnes mengangguk.

Amos melepas jaketnya dan Agnes mengulurkan tangan, "Biar aku pegang jaket kamu"

Amos tersenyum, "Aah, i-iya, baiklah, maaf merepotkan Ibu"

"Aku yang justru merepotkan kamu. Ada di bagasi mobil dongkrak dan bannya"

Amos tersenyum, mengangguk, lalu menggulung kemeja lengan panjangnya sampai ke atas siku sambil berjalan menuju ke bagasi mobil.

"Buka saja bagasinya. Tidak ada apa-apa kok. Paling sepatunya Archie, anakku"

Amos menoleh ke Agnes lalu tersenyum dan mengangguk.

Beberapa menit kemudian, Agnes memperhatikan Amos dan bergumam di dalam hatinya, anak itu wanginya aku suka. Dia pakai parfum apa ya? Terus dia tampan sekali. Badannya bagus dan astaga! Lengannya berotot seksi saat ia mendongkrak. Kenapa ada mahasiswa premium begini di kampus ini, ya? Kenapa aku baru melihatnya? Kalau Nadya melihat bocah ini, dia pasti terpesona dan bikin Hakan cemburu. Si tampan berbadan atletis itu pasti hot di ranjang dan beruntung sekali kekasihnya. Plak! Agnes menepuk jidatnya, "Shiiiit! Apa yang aku pikirkan?"

"Sudah selesai, Bu. Tapi, kita tetap harus membawa mobil Ibu ke bengkel"

Agnes mengerjap kaget lalu buru-buru berucap, "Ah, baiklah, emm, maksud aku, terima kasih, ah, itu, emm, nama kamu, ya nama kamu siapa? Aku belum tahu nama kamu"

"Amos Cavendish" Amos mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung. "Saya masukkan dulu dongkrak dan bannya ke bagasi"

Agnes mengangguk.

Akhirnya kamu nanya nama aku. Ah, pengen terbang aku. Amos menunduk untuk menyembunyikan senyum senangnya. Hatinya berbunga-bunga dan jantungnya semakin berdetak lebih cepat.

Amos menghadap Agnes kembali dan langsung mendapatkan tatapan intens dari Agnes. Seketika itu juga segala kata yang ingin ia ucapkan, lenyap dari memori otaknya.

Ditatap intens seperti itu membuat Amos salah tingkah dan mendadak tolol.

Cinta selain menyiksa ternyata bisa bikin kita tolol, guys. Umpat Amos di dalam hatinya.

Aku pernah melihatnya. Tapi di mana ya? Wangi dan wajah bocah ini tampak familier. Agnes bertanya-tanya di dalam hatinya.

Agnes mengerjap kaget saat ada mobil melintas. Lalu dosen cantik itu buru-buru berkata, "Aku akan pulang saja. Sekali lagi terima kasih"

Amos mengusap tengkuknya lalu buru-buru berkata, "Kita sebaiknya ke bengkel dulu, Bu. Biar semuanya diperiksa. Takutnya di tengah jalan kempes lagi. Kalau kempesnya di jalan sepi dan di malam hari........."

"Baiklah. Kita ke bengkel saja. Tolong kamu yang nyetir ya" Sahut Agnes cepat karena bayangan dirinya berada di tempat sepi pas malam hari membuatnya merinding ketakutan.

"Kita harus segera ke bengkel, Bu, maaf kunci mobilnya dan maaf jaket saya, Bu" Ucap Amos dengan nada sungkan.

"Ah, iya kenapa mendadak mendung, ya?" Ucap Agnes sambil menyerahkan kunci mobil yang ia ambil dari saku celana kainnya ke Amos lalu menyerahkan jaketnya Amos kemudian ia berlari mengitari kap mobil.

Imut sekali larinya. Amos menatap laju larinya Agnes karena ia takut Agnes tersandung lalu terjatuh. Setelah Agnes membuka pintu mobil, barulah Amos masuk ke dalam mobil.

"Saya akan bawa saja ke bengkel saya, Bu. Dekat dari sini bengkelnya"

"Ah, tidak usah nanti merepotkan" Agnes menoleh kaget ke Amos sambil menyerahkan botol air mineral yang sudah ia buka.

Amos menerima botol itu, "Terima kasih," dan meminumnya pas lampu merah. "Tidak merepotkan" Amos meletakkan botol air mineral yang sudah kosong ke atas pangkuannya dan melajukan mobil sambil berkata, "Di sana nanti ada kafe, Mama saya sangat enak masakannya. Lalu, adik saya sepertinya sudah pulang, kalau Ibu tidak berkenan ke kafe, adik saya yang bernama Aurora, bisa menemani Ibu di rumah. Ibu suka membaca, kan, adik saya juga sangat suka membaca. Bengkel, kafe, dan rumah tempat tinggal jadi satu, Bu"

"Oh, baiklah. Emm, kok kamu tahu saya suka membaca?"

"Ada tumpukan buku di jok belakang mobil Ibu"

Agnes menoleh ke belakang lalu tersenyum. "Selain cerdas, mata kamu tajam juga ya"

Amos tersenyum lebar. Sangat lebar.

Inikah namanya cinta, oh inikah cinta, cinta pada jumpa pertama, dengan dirinya......... Amos bernyanyi girang di dalam hatinya dan senyum pemuda tampan itu semakin lebar.

1
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
lupa wajah ingat aroma mungkin rasanya juga🤭
awesome moment
ronald dan alexa bermain di smua n
Aksara_Dee
idahlah nes tinggalin aja suami bgini
Aksara_Dee
hmmm dasar periya!
Aksara_Dee
ronald makin menjadi 🫠
Roro
yang main kuda kudaan sama kamu semalam itu nes
Roro
ahh amos lebay ihh🤣
Roro
fokus amos.. fokus..
anggita
iklan👆
anggita
tipu"🤥
Ayuwidia
Sabar, Mos. Resiko mencintai wanita yg udah punya suami ya gitu
Ayuwidia
Wadaw, gegar otak nggk tuch si botak ?
Ayuwidia
Eaaaaaaaa 😆
Ayuwidia
nggak sekalian puisi, Bang?
Ayuwidia
Helehhh alesan
Ayuwidia
Cinta memang kadang bisa menjadikan seseorang gila & amnesia
Ayuwidia
Wadaw, Amos memenuhi sumpahnya 🙈
Aksara_Dee
dengarkan firasatmu Agnes
Aksara_Dee
negosiasi nya pinter
Rahma AR
like dan 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!