NovelToon NovelToon
Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: saadahrafael

Allansyah seorang anak angkat di Keluarga Nicolas harus terjerat cinta dengan Adik angkatnya, Michaela Nicolas. Berbagai upaya menolak perasaannya untuk tidak mencintai Michaela, namun upayanya selalu gagal. Apalagi Michaela selalu menggoda dan menggodanya, agar tidak mengecewakan orang tua angkatnya, tapi nyatanya perasaan itu tumbuh dan semakin tumbuh.

Di saat Cinta membara di hatinya, perasaannya di ketahui oleh kedua orang tua angkatnya, membuatnya di tolak oleh kedua orang tua Michaela. Hancur, sangat hancur dan akhirnya dengan terpaksa demi membuang perasaan salahnya, Allan pergi dari kediaman Nicolas.

Kepergian Allan dari kediaman Nicolas membawanya mengingat siapa jati dirinya. insiden saat tak sengaja melihat sebuah tato di lengan seseorang mengingatkan akan ingatannya yang sempat hilang. Dan ternyata dirinya adalah pewaris tunggal Keluarga Georlando.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.

Bab 10

Setelah mengumumkan Allan menjadi penerus Mafia Marvori dan semua kekayaan Smit, Varen membawa Allan ke sebuah ruangan dimana ruangan itu sebelumnya adalah milik Tuan Levi Smit.

"Mari Tuan,"

Allan hanya mengangguk, berjalan ke ruangan yang ditunjukkan oleh Varen.

Allan duduk di kursi kepemimpinan dan Varen menjelaskan semuanya. Bisnis gelap dan wilayah-wilayah kekuasaannya.

"Apa ada pergerakan dari musuh-musuh Levi sebelumnya?"

"Dari laporan bawahan kita ada pergerakan dari sesorang yang mencoba mencari masalah di wilayah bagian barat Tuan, mereka mencoba mengambil alih bisnis Narkoba kita," 

"Apa ada anggota kita yang berada disana?"

"Ada Tuan, mereka menunggu perintah anda."

"Siapa yang memimpin?"

"Nathan,"

"Apa ada pihak lain dalam bisnis ini?"

"Tuan Marco, dia sebagai membeli tetap Bisnis Narkoba kita."

"Hm…aku mengerti."

"Hubungi Nathan, perintahkan dia untuk mengawasi. Jika mereka berhasil menjalin kerjasama dengan Marco, ringkus mereka."

"Baik Tuan,"

Varen pun memberi perintah kepada Nathan yang ada di wilayah bagian barat untuk mengawasi kelompok kurang ajar itu. Dan Nathan pun menjalankan perintah sesuai yang diperintahkan, mengawasi mereka dari jarak cukup dekat. Menyamar menjadi tamu di Club Lounge, dimana tempat itu menjadi tempat transaksi Mafia Marvori sebelumnya terhadap Marco, pria baya berasal dari Negara I.

Marco duduk disebuah kursi dengan ditemani beberapa wanita cantik yang melayaninya. Tak lama kemudian datang lima orang menghampirinya dan bergabung dengannya. Orang itu adalah suruhan dari kelompok yang mencoba menarik Marco untuk bertransaksi dan menjadi pelanggan tetapnya.

"Dengan Tuan Marco?"

Marco yang melihat mengangguk. Dia tidak kenal siapa mereka, hanya saja sepertinya mereka sangat mengenalnya.

"Boleh kami bergabung?"

"Silahkan."

Mereka duduk saling berhadapan. Sedangkan empat orang yang bersamanya berdiri, berjaga sambil melihat sekitar, takut ada yang mengawasi mereka. Terutama anggota Mafia Marvori. 

Marco menatap mereka, tidak mengenal orang yang ada di hadapannya ini. "Jika boleh tahu siapa anda, dan ada keperluan apa anda menemui saya?"

"Maaf, jika sebelumnya kami mengganggu waktu anda Tuan Marco. Kedatangan kami karena di perintah oleh Tuan kami. Kami ingin menawarkan sesuatu kepada anda."

Kening Marco berkerut, tawaran apa yang mereka maksud?

"Tawaran apa yang anda maksud?"

Orang tersebut tersenyum kecil dan melihat sekeliling, terlihat aman. Pria tersebut melihat wanita yang menemani Marco, Marco yang tahu tatapan itu langsung meminta mereka untuk pergi. Dan setelah tidak ada siapapun pria itu langsung mengatakan niatnya. Menawarkan barang yang mereka miliki kepada Marco dengan harga lebih murah dari kelompok Marvori. 

Pria itu juga mengatakan bahwa Mafia Marvori mungkin tidak bisa menjual kembali barang tersebut, karena ketua Mafia Marvori sendiri telah mati.

"Apa yang anda katakan itu benar?"

"Tentu saja. Silahkan anda melihatnya sendiri," Pria itu menunjukan pemakaman Levi Smith. 

Marco diam. Walaupun bukti itu nyata, tapi Marco belum mendapatkan kabar dari mereka. Benarkah seperti yang di katakan pria di depannya ini atau tidak.

"Bagaimana Tuan Marco?"

"Akan saya pikirkan lebih dulu. Bukan saya tidak tertarik dengan tawaran anda ini. Hanya saja mereka belum memberikan informasi apakah mereka akan menghentikan pemasokan barang itu atau tidak."

Pria itu yang mendengar menatap dengan diam. Raut wajahnya yang semula ramah berubah menjadi dingin.

"Tuan Marco, saya memberikan tawaran dengan baik-baik dan bisa menguntungkan anda lebih banyak. Ku harap anda tidak mengecewakan saya dan Tuan saya. Jika anda menolak, bisa saja anda membuat Tuan saya tidak senang. Dan asal anda tahu Tuan saya bisa menghancurkan anda dalam sekejab." Ucap pria itu tidak seramah sebelumnya.

Marco yang mendengar menatap dengan tajam, beraninya orang ini mengancamnya.

Brak….

"Berani sekali anda mengancam saya."

"Tentu saja, bahkan kami berani jamin akan dengan mudah menghancurkan bisnis anda,"

"Kurang ajar!"

Anak buah pria itu langsung menodongkan senjata ke arah Marco. Marco yang melihat sangat terkejut. Beraninya mereka bertindak kurang ajar kepadanya, apalagi mereka melakukannya di wilayah Mafia Marvori.  

"Jika anda menolak penawaran saya, saat ini juga anda akan mati di tempat ini sekarang juga. Tapi jika anda menerima tawaran saya dan bekerja sama dengan kelompok kami, saya akan melepaskan anda,"

Marco diam, menatap tidak percaya. Di lihatnya sekeliling orang yang disana sama sekali tidak ada yang ingin membantunya.  "Sialan!"

"Pilihan ada di tangan anda, Tuan Marco,"

Marco bimbang. Ia bingung untuk menentukan pilihannya. Tetap menjalin kerja sama dengan Mafia Marvori atau dengan kelompok orang-orang yang saat ini mengancamnya.

Saat Marco akan menjawab dan menentukan pilihannya, sebuah tembakan mengarah ke tangan seorang yang menodongkan senjatanya.

Door….

Argh…..

Pekik orang itu saat merasakan tembakan. Darah menetes dan membuat senjata yang di tangannya jatuh ke lantai.

"Siapa?" 

Mereka langsung mencari siapa pelaku tembakan itu. Dan ternyata beberapa orang tak jauh darinya menatap dengan senyum seringai. Seorang di antaranya meniup pistolnya setelah berhasil melepaskan satu peluru ke arah tangan seorang di antara mereka.

"Siapa kalian?" Tanya pria itu pada rombongan Nathan.

"Bunuh mereka semua," perintah Nathan pada anggotanya.

Door…

Door…

Door… 

Anggota Nathan melepaskan tembakan, begitupula dengan kelompok pria itu yang juga membalas tembakan. Adu tembak di dalam Club Lounge membuat keributan. Semua orang berlari kesana-kemari untuk menghindari tembakan dua kubu itu. Takut mati terkena tembakan mereka.

Door….

Door….

Mereka berlari menghindari, ada juga yang langsung bertarung, seperti Nathan dengan orang yang mengajak kerja sama Marco. 

Bugh….

Nathan menendang punggung pria tersebut saat melihatnya ingin melarikan diri.

"Mau lari kemana kau?"

"Sialan!"

Pria itu maju dan melayangkan pukulan kearah Nathan. Nathan yang melihat langsung mencekal pergelangan tangan dan membanting pria tersebut dengan kuat.

Bugh…

Seorang rekan pria tersebut yang melihat melepaskan tembakan ke arah Nathan, beruntung saat itu Nathan bergerak dan tembakan berhasil meleset. 

Door….

"Sialan! Beraninya kau!" 

Nathan dengan gerakan cepat menebak pria berani itu. Dalam sekali tembakan peluru itu melesat tepat di kepala dan membuat orang tersebut mati.

Saat Nathan mengalihkan fokusnya pada orang tersebut, pria yang baru saja di banting mencari kesempatan untuk membalas.

Bugh….

Satu tendangan mengenai perut, membuat Nathan mundur beberapa langkah.

Tatapan Nathan begitu tajam dan dingin. Beraninya orang ini melukainya.

Nathan melemaskan otot tangan dan lehernya kemudian maju dan bertarung dengan orang tersebut. 

Bugh…

Bugh…

Bugh…

Pertarungan itu cukup sengit, beruntung kekuatan Nathan lebih unggul dari pria itu, membuatnya kini berhasil mengalahkannya.

Bugh….

Tendangan itu membuat pria tersebut terpental dan menghancurkan meja kaca, membuat meja kaca tersebut hancur berhamburan di lantai.

Nathan mendekat dan mendongkan pistolnya, "Lemah,"

Door…

Door…

Dua tembakan menebus paha pria itu kemudian meminta anggotanya membawanya, menahan hingga Tuannya datang untuk mengintrogasi, sebenarnya dari kelompok mana mereka itu. 

 

 

1
Dzaky Rafif santoso
kapan up nya
merry jen
akhirr y ingtt jgg siapa sbnry jati dri Allan ,,berhrp yg disiksa itu bukan orgtua yy ,,tp dugann SII itu kemungkinan orgtua y Allan klo ia cpt selmtnn kn kedua orgtua muu gntiin kmu siksa org yg UD siksa orgtua mu LAN
merry jen
aduh moga dua orgtua itu bukn orgtua y Allan y kak ,,klo ia kshnn bgtt dechh dsiksa berthn thn
merry jen
kerenn si allann hjrr lann tu roseta
merry jen
lnjtt ,jgn dipshknn psgnn alln dan mich ,
merry jen
slh cr lwnn broo
merry jen
lnjttt kakk
merry jen
klo kmu dktt dgnn Rosetta bgmnn dgnn adikmuu itu si alnn
Mama Muda: itu hanya siasatnya saja. Allan tetap dengan Michaela
total 1 replies
Bunda Sasa
lanjut yuk.
merry jen
jhtt bgttuu tuu org mukull pala nya si allann smpaii hilng ingtnn
merry jen
bajingnn sialan ,,SM ajj nybut namamu sndri alllan ,😂😂😂😂
Bunda Sasa
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!