NovelToon NovelToon
Sakit, Dituduh Selingkuh

Sakit, Dituduh Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ludia Tola

Pertemuan dianggap sebagai takdir dalam menjalani kehidupan berumah tangga, namun rasa sakit hati yang ditorehkan setiap saat karena dituduh selingkuh secara perlahan mengubah rasa cinta membeku. Kesabaran ada batasnya. Sampai di manakah batas kesabaran yang miliki oleh tokoh yang berperan sebagai istri (Naya)?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ludia Tola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan

Naya terkejut karena tiba-tiba ketemu dengan Leo dan laki-laki itu menawarkan bantuan membawakan barang bawaannya untuk menyeberangi jalanan yang berlumpur.

Naya jadi gugup dan tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi ia sangat senang karena saat ini memang sedang kerepotan tapi di sisi lain, apakah hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru lagi bagi Robin.

Tatapan mata yang sayu milik Leo masih seperti yang dulu membuat Naya jadi kikuk.

"Ayolah, sini tasnya!" ucap Leo sekali lagi.

"Nggak usah!" Robin tiba-tiba muncul dengan wajah berang.

Ia segera meraih tas dan kardus dari tangan Naya dan berlalu.

Leo dan Naya saling berpandangan. Wajah Leo tampak sedih karena merasa bersalah. Tak ada niat sedikit pun untuk membuat mereka berantem. Niatnya hanya untuk menolong.

"Maaf yah, gara-gara saya, suamimu jadi marah!"

"Nggak apa-apa kok, sudah terbiasa,"

"Maksud kamu, dia sering menyakitimu?"

Naya menggeleng pelan. Dari sorot matanya, Leo bisa menangkap bahwa sahabatnya ini tidak bahagia. Leo memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung rambut dan ia bisa menemukan bahwa Naya agak kurus.

"Kalau kamu menderita hidup sama dia, tinggalkan aja! Ada orang lain yang bisa membahagiakanmu,"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Leo segera meninggalkan tempat itu karena dari arah sana muncul lagi Robin dengan wajah yang tidak bersahabat.

Sebelum Robin tiba di tempat istrinya berdiri, Naya sudah melangkah lebih dulu. Agak susah melewati lumpur yang sebatas betis tapi melihat kemarahan di wajah suaminya, terpaksa ia menyeberang tanpa bantuan siap-siapa. Takutnya salah paham lagi.

"Bagaimana, apa kalian udah puas?" tanya Robin setelah Naya tiba di seberang.

"Apa-apaan sih, Kak?" sahut Naya yang mulai emosi dengan sikap suaminya.

"Jangan-jangan kalian memang udah janjian mau ketemu!"

"Hentikan pikiran negatifmu itu!"

Naya berlalu meninggalkan suaminya. Dadanya sesak dengan segala tuduhan terhadap dirinya. Pertemuannya dengan Leo hanya karena kebetulan saja namun Robin telah menuduhnya yang bukan-bukan.

Ia terus berjalan hingga kurang lebih dua ratus meter barulah suara motor milik Robin terdengar semakin mendekat ke arahnya.

"Ayo naik! Atau mau nungguin seseorang?" seru Robin ketika motornya sudah berada dekat Naya.

Dengan wajah datar Naya naik ke atas boncengan dan seketika itu juga Robin tancap gas hingga beberapa kali mereka hampir jatuh.

Naya berteriak histeris karena takut.

"Tolong turunkan saya di sini karena saya masih mau hidup! Kalau kamu tidak suka dengan saya, silahkan pulang saja ke kota!" kata Naya.

Robin makin emosi mendengar ucapan istrinya. Bukannya berhenti tapi malah menarik gas lagi.

"Brukkk!"

Ban motor menginjak sebuah batu lepas yang berukuran besar membuat Robin tidak bisa menguasai kendaraan tersebut sehingga mereka terjatuh.

Kepala Naya tertumbuk pada batu hingga membuatnya tak sadarkan diri sementara itu Robin meringis kesakitan karena kakinya keseleo dan di sikunya juga tergores.

Beruntung banyak rumah warga yang ada di sekitar tempat tersebut bahkan beberapa warga di situ mengenali Naya. Jarak ke rumahnya kira-kira dua puluh menit lagi jika ditempuh dengan naik motor.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil pic up melintas. Salah seorang warga yang mengenal sopirnya langsung meminta bantuan karena Robin sudah tidak bisa lagi mengendarai motornya.

Warga menggotong tubuh Naya ke mobil dan beberapa di antaranya membantu Robin. Motornya dititip saja dulu di rumah warga karena yang paling penting sekarang Naya harus ditangani oleh petugas kesehatan karena darah terus mengalir dari pelipisnya.

Pak Rusdi dan Ibu Sara sangat kaget ketika ada salah seorang warga yang datang ke rumahnya dan memberitahukan bahwa anak dan mantunya sedang dirawat di puskesmas.

"Kenapa bisa?" tanya Ibu Sara dengan panik.

"Nggak tahu juga, saya hanya di suruh singgah untuk menyampaikan informasi ini," jawab si pembawa kabar itu.

Pak Rusdi dan Ibu Sara serta kedua anaknya segera bersiap dan menuju ke puskesmas yang jaraknya satu setengah kilo meter dari rumah. Mereka harus menempuhnya dengan japan kaki dibawah guyuran hujan yang deras.

Hanya dua payung yang ada, satu buat Ibu Sara dan yang satu lagi buat Anan sehingga Pak Rusdi dan Dadang terpaksa menggunakan daun pisang sebagai pelindung dari air hujan.

Setelah sampai di puskesmas hati mereka lega karena Naya yang diberitakan pingsan kini sudah sadar walaupun wajahnya bengkak dan di pelipisnya dipasang perban.

Mereka lalu berpelukan sambil menangis. Walaupun sakit tapi ada rasa bahagia bisa bertemu dengan orang tua dan adik-adiknya.

"Papa dan Mama nggak usah khawatir, saya baik-baik aja, kok!" ucap Naya menyakinkan kedua orang tuanya yang tampak sedih.

"Maafkan saya, Pa, Ma, gara-gara saya, Naya jadi begini!" ucap Robin pulang mengakui kesalahannya.

"Nggak usah minta maaf Nak, namanya juga kecelakaan, nggak ada orang yang sengaja mau celaka," ujar Ibu Sara dengan lembut.

Setelah istirahat beberapa saat lamanya, perawat mengizinkan mereka pulang ke rumah.

Melihat kondisi Robin dan Naya yang masih sakit, Pak Rusdi meminta tolong kepada kenalannya yang tinggal di dekat situ dan punya mobil untuk mengantar mereka pulang.

Ada rasa sesal yang timbul dalam hati Robin. Karena ulahnya sendiri maka terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan.

Dengan langkah yang pincang ia turun dari mobil sedangkan Naya masih membayar sewa mobil kepada Pak Kadir, kenalan papanya yang sudah mengantar mereka pulang.

"Kenapa banyak sekali, saya nggak punya uang kembalian, lagian saya ikhlas kok, ngantar kalian ke sini," kata Pak Kadir.

"Ambil aja kembaliannya Om, kami sangat berterima kasih karena Om mau mengantar kami," ucap Naya dengan tulus.

"Terima kasih banyak!"

"Sama-sama,"

Ibu Sara segera menyibukkan diri di dapur untuk menyiapkan makanan buat seisi keluarganya. Dadang ikut membantu sang mama karena Naya masih harus istirahat, tadi perawat menyarankan agar banyak istirahat sambil berbaring.

Di kamar, Naya berbaring dan Robin juga ada di sampingnya. Ia menghibur istrinya tapi Naya menutup wajahnya dengan sarung karena ia sangat kecewa dengan sikap suaminya. Giliran celaka baru sadar danau minta maaf.

Robin mengoceh sendiri sambil sesekali meringis karena luka di siku yang dan juga kakinya yang sudah mulai bengkak. Beruntung tadi di tempat kejadian karena ada warga yang langsung mengurut kakinya yang keseleo itu.

Karena tidak ada respon dari Naya, ia mengira bahwa istrinya itu sudah tidur. Ia pun membaringkan tubuh di samping istrinya lalu dan tak lama kemudian terlelap. Mungkin pengaruh obat yang diberikan oleh perawat tadi.

Pelan-pelan Naya membuka menyibak sarung yang menutupi wajahnya setelah tahu bahwa suaminya sudah tidur. Ia merasa gerah, hanya tadi ia menutup wajahnya karena malas melihat sikap suaminya yang kadang-kadang berubah-ubah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!