"jadi, bagaimana keputusan mu?
dengan siapa kamu akan menikah?
jika kamu tidak mau menikah dengannya, silahkan keluar dari rumah!"
cerca Nurmala Hartawan wanita berusia lima puluh tahun itu kepada Audia Aurora gadis berusia dua tiga tahun itu, tanpa berbelit-belit setelah dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Audia dengan adiknya Sinta.
Beberapa saat lalu setelah Audia bertemu dengan Lukky Hartawan dan Firman Hartawan, dua saudara berbeda penampilan dan karakter yang sama-sama sedang mencari calon istri.
Lukky yang berambut panjang dan penampilan layaknya anak pang, dengan tubuh dipenuhi tato dan bermacam asesorisnya, seperti kalung rantai anjing, telinga beranting dan lidah bertindik, padahal usianya sudah tiga puluh lima tahun tapi terlihat masih labil dan nakal, membuat Audia ilfil dan segera mencoretnya dari daftar calon suami saat mereka bertemu.
Audia bahkan lebih tertarik pada Firman yang terlihat sopan dan berpenampilan rapi seperti pria dewasa baik-baik pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Kotto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan cinta biasa 10
Audia. "katanya sedang dipakai oleh Hengky."
Jawab Audia kini sambil merapikan seprai yang berantakan, lalu melipat selimut yang semalam ia gunakan bersama Lukky, meski malas namun saat Lukky mengajaknya bicara Audia tetap menjawabnya.
Lukky. "oh,"
Jawab Lukky singkat dengan emosi yang mulai mereda setelah mendengar jawaban dari Audia, yang menjelaskan sebab mengapa Rio meminta izin untuk menggunakan kamar mandi yang ada didapur.
Sementara Audia sama sekali tidak menyadari, bahwa Lukky sempat emosi saat mengetahui Rio telah lancang memasuki rumah. Tanpa ia menyuruhnya.
Lukky. "kita sarapan yok."
Kata Lukky mengajak Audia untuk sarapan bersamanya, setelah melihat Audia selesai merapikan tempat tidur mereka. Tentunya sambil membelai lembut kepala Audia.
Audia. "Hmm"
Jawab Audia bergumam, dengan hati masih risih dengan apa yang dilakukan Lukky. Namun ia sama sekali tidak menampik tangan Lukky, dan lebih memilih untuk membiarkannya saja.
Lukky. "sayang mau sarapan apa? soto, lontong atau mie ayam?"
Tanya Lukky dengan menyebutkan menu-menu masakan, yang tersedia di warung-warung yang menjual sarapan pagi, sambil memasukkan dompetnya kedalam saku celana.
Hingga membuat Audia sadar, bahwa Lukky bukan sedang mengajaknya sarapan bersama dirumah, melainkan sarapan diluar.
Lukky. "yok kita pergi. Tapi sayang! Kamu belum jawab mau sarapan apa?"
Ajak Lukky setelah memasukkan dompetnya sambil memegang tangan Audia, dan kembali bertanya setelah ingat Audia belum menjawab pertanyaannya.
Audia. "terserah kakak saja"
Jawab Audia sambil mengambil ponselnya diatas tempat tidur, dan memasukkannya kedalam saku Long dress lengan panjang, dengan panjang baju menutupi hingga mata kaki. Atau yang biasa disebut long dress Ashanty.
Audia terlihat cantik mengenakan baju, dengan motif kotak-kotak berwarna navy tersebut. Apa lagi dengan kancing baju yang tersusun rapi dari bagian atas hingga bawah, dan tali pinggang yang melingkari pinggangnya. Membuat Audia terlihat seksi dan mengoda bagi Lukky.
Padahal tidak ada dari bagian tubuh Audia yang mengoda, ataupun yang membangkitkan gairah terbuka. Karena meskipun berbahan dingin, halus dan lembut, long dress tersebut tidak transparan ataupun tembus pandang.
Lukky berjalan keluar kamar dengan menggandeng tangan Audia, ia terus mengandengnya hingga sampai di sepeda motornya yang terparkir diruang tamu.
Lukky. "tunggu sebentar, kakak keluarkan motor dulu ya!."
Ujar Lukky dengan lembut.
Audia. " Hmm"
Jawab Audia lagi-lagi dengan bergumam.
Lukky. "ayo naik."
Kata Lukky menyuruh Audia naik kesepeda motor, setelah mereka berdua berada diluar dan Lukky sudah naik kesepeda motornya. Audia menuruti apa yang disuruh Lukky kepadanya, ia menaiki sepeda motor dengan posisi duduk menyamping.
Sedangkan tangannya memegang bagian jok motor, karena ia tidak mau berpegangan pada pinggang Lukky. Sebetulnya duduk dengan posisi menyamping seperti ini sangat tidak nyaman, namun Audia terpaksa melakukannya karena ia tidak ingin dadanya menempel pada punggung Lukky, ketika Lukky tiba-tiba mengerem mendadak.
Seperti yang kerap Lukky lakukan, ketika Audia duduk menghadap punggung Lukky dengan posisi kaki mengangkang. Lukky melakukan itu bukan tanpa disengaja, karena ia memang sengaja melakukannya.
Dengan tujuan agar Audia mau berpegangan padanya, dan memeluk tubuhnya dari belakang. Namun sayangnya Audia adalah gadis yang sedikit keras kepala, ia tidak akan mau melakukan sesuatu jika hatinya tidak mau, kecuali jika ia di paksa untuk melakukannya.
Contohnya seperti menikah dengan Lukky, meski ia tidak mau tapi ia tetap menikahinya, karena ia dipaksa oleh Nurmala dan juga keadaan.
Dengan posisi duduk menyamping seperti ini, Lukky tidak akan mengerem-ngerem mendadak. Karena ia tidak mau Audia terjatuh dan terluka karena perbuatannya, yang sengaja mengerem-ngerem mendadak.
Lukky. "karena tadi sayang bilang terserah kakak, jadi kita sarapan disini saja ya?"
Kata Lukky, setelah menghentikan motornya disebuah warung tepi jalan yang lumayan ramai.
Audia pun langsung turun begitu Lukky mematikan mesin motornya, tanpa berkomentar apapun.
Lukky. "yok"
Ajak Lukky setelah turun dari motornya, dan selesai melepaskan helem Audia. Sejak hari pertama pernikahan mereka, Lukky selalu membantu Audia ketika memasang helem, begitu juga ketika Audia akan melepas helemnya.
Tangan Lukky akan langsung sigap dan cepat, melebihi tangan Audia dalam hal memasang dan melepaskan helem. Lukky juga adalah tipe suami yang perhatian dan pengertian, semua itu dapat dilihat dari caranya memperlakukan Audia.
Ia bahkan langsung menghentikan makannya, ketika melihat lengan baju Audia, yang hambir masuk kedalam mangkuk berisi mie ayam. Dengan cepat Lukky memegang tangan kanan Audia, lalu tanpa bicara ia langsung melipat lengan baju Audia. Agar Audia bisa makan dengan nyaman tanpa mengotori lengan bajunya.
Begitu pula ketika ia melihat tali sendal Audia yang terlepas, Lukky akan langsung berjongkok untuk memasangkannya. Ia juga kerap membetulkan jilbab Audia yang berkibar kesana-kemari tertiup angin, kalau angin sedang kencang.
Dirumah mau pun diluar perlakuan Lukky terhadap Audia tetap sama, dan sepertinya perlahan-lahan tanpa Audia sadari, ia mulai terbiasa dengan semua itu.
Audia memakan sarapannya tanpa banyak bicara, meski Lukky begitu cerewet dan selalu mengajaknya berbicara tentang banyak hal. Namun Audia hanya menanggapi dengan menjawab, Hmm dan ya.
Audia sama sekali tidak mau menanggapi pembicaraan Lukky menjadi lebih panjang, layaknya orang yang sedang bercerita dari hati kehati. Tapi meskipun Audia bersikap seperti itu, Lukky sama sekali tidak menyerah.
Ia tetap berusaha untuk mencairkan suasana, atau lebih tepatnya ia ingin mencairkan hati Audia yang beku.
Lukky. "habis ini kita kesana dulu ya."
Ujar Lukky mengajak Audia, sambil menunjuk kesalahan saat toko pakaian lengkap, untuk pria dan wanita yang berada di seberang jalan. Tepat didepan warung mereka makan.
Audia tak menjawab, tapi ia menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ajakan Lukky.
kok part nya
Audy Kaya mimpi..