Malam Panas With Big Boss

"Apa kamu mau aku mencari mu untuk meminta jatah malam pertama?" bisik Haidar di wajah Nuna.

Aaapa!

Nuna menggeleng sebagai jawaban.

"Jangan harap!" tegas Nuna ketus.

"Yakin?" Haidar malah merasa ingin mempermainkan Nuna yang terlihat gugup.

Nuna mundur satu langkah dan itu terus dia lakukan hingga akhirnya Nuna berhenti karena dia sudah menempel di tembok.

Haidar melihat Nuna yang gugup dan itu semakin membuat nya gemas.

Cup!

Secepat kilat Haidar memberikan kecupan singkat di kening Nuna.

"Apa yang kamu lakukan!" Nuna melotot ke arah Haidar.

"Apa? aku hanya mengecup kening" balas Haidar tanpa rasa bersalah.

"Kau tidak bisa bersikap seenak mu! kamu pikir aku apa bisa di permainkan!" Nuna menjawab kembali dengan wajah galak nya.

Dan membuat Haidar semakin gemas, Haidar mendekatkan wajah nya ke wajah Nuna sehingga membuat Nuna kembali di buat gugup.

"Jika kamu lupa aku adalah suami mu, Nona" kata Haidar sengaja memanggil nona.

"Ya suami, tapi bukan berarti kau bisa melakukan sesuka mu tuan Haidar yang terhormat!" Nuna menjawab ketus.

Lalu Nuna mendorong dada Haidar, Nuna berjalan ke alamari nya lalu mengambil handuk.

"Ini, handuk yang kau cari, cepat keluar karena aku tidak ingin kamar ku yang suci di nodai oleh mu" tegas Nuna masih dengan nada ketus nya.

Haidar menerima handuk nya, matanya menatap Nuna yang nampak memperlihatkan wajah galak nya.

"Aku akan mandi di sini, di sana tidak ada air hangat" kata Haidar sambil meleos pergi masuk ke dalam kamar mandi.

"Hey sudah ku bilang jangan masuk ke kamar ku, kamar mandi ku dan__" ucap Nuna terpotong.

Haidar tidak mendengarkan dan malah masuk ke dalam kamar mandi.

Melihat itu Nuna yang kesal nampak menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Dasar suami nyebelin!" gumam Nuna menggerutu.

Nuna pun akhirnya memilih berganti pakaian tanpa mandi, Nuna tidak menghapus make up nya karena riasan di wajahnya memang begitu sederhana.

Tak lama setelah itu Haidar keluar dan melihat Nuna yang sudah siap.

"Jorok, mandi!" kata Haidar sambil berjalan keluar dari kamar mandi.

"Biarin, nggak bau ketiak ini" balas Nuna sewot.

Dan saat Nuna bangkit dari duduknya Nuna yang melihat Haidar yang dada terbuka nampak melotot.

Pipinya memerah sempurna, Nuna memalingkan wajahnya ke samping karena merasa malu melihat dada telanjag Haidar.

"Pakai baju mu, kamu pikir kamu mau iklan boxer!" Nuna berkata dengan nada sewot nya.

"Kenapa? kamu takut tergoda" balas Haidar melihat Nuna dengan alis terangkat sebelah ke atas.

Tapi bukan nya menjawab Nuna malah berbalik pergi meninggalkan Haidar yang masih di dalam kamar nya.

"Semakin dia bersikap sombong semakin aku penasaran dengan nya, gadis unik" gumam Haidar sambil tersenyum smirk.

****

"Kamu jadi pergi sekarang sayang?" tanya Daddy Samuel.

"Iya Dad, besok aku akan kesini lagi buat ambil beberapa baju" balas Nuna cepat.

"Kamu sudah menikah, tidak terasa sebentar lagi Daddy akan punya cucu" Daddy Samuel menatap putri nya dengan wajah sendunya.

Lain dengan Nuna yang tidak suka dengan penuturan sang Daddy.

"Aku tidak hamil Dad, aku belum siap punya anak" tegas Nuna sewot.

"Kenapa belum siap? kamu sudah dewasa sayang. lagi pula Haidar juga sudah cukup umur untuk memiliki anak" jelas Daddy Samuel lagi.

Nuna menggeleng, dia benar-benar tidak ingin membahas hal yang bahkan tidak sampai sejauh itu dia pikirkan.

Pikiran Nuna saat ini hanyalah untuk membalaskan rasa sakitnya pada mantan kekasihnya, kepada teman-teman satu devisi yang menghina nya dan terakhir pada Haidar yang menghancurkan masa depan nya.

Nuna tidak berpikir jika dia akan megandung bahkan hamil di usia nya saat ini, selain karena dia memikirkan karir nya Nuna juga enggan memiliki anak dari pria yang tidak pernah dia cinta, Nuna merasa bertanggung jawab karena di saat anak nya besar nanti dia akan menjawab pertanyaan anak nya.

"Mama apa aku di bawa dengan cinta?"

Pertanyaan itu mungkin tak akan Nuna bisa jawab jika dia bersama pria yang tidak dia cinta.

"Aku pergi" Haidar tiba-tiba bersuara.

Membuat Nuna langsung melirik Daddy nya.

"Aku tidak siap, Dad. aku pergi dulu" Nuna berlalu setelah mencium pipi Daddy nya.

Kini giliran Haidar yang berpamitan, tapi saat dia pikir semuanya selesai tiba-tiba tangan di cengkraman dengan kasar oleh Daddy Samuel.

"Jangan pernah kau berpikir untuk bisa menyakiti putri ku sedikitpun, karena jika aku melihat luka sekecil apapun itu aku tak akan segan-segan membunuh mu dan mencingcang habis bagian tubuh mu lalu aku buang ke laut agar habis di makan hiu" bisik Daddy Samuel.

Glekk..

Haidar yang mendengar bisikan penuh ancaman itu nampak menelan ludah nya kasar.

"Kenapa diam, kau harus berjanji untuk menukarkan nyawamu untuk membuat putriku bahagia, apa kau paham!" lanjut Daddy Samuel lagi dengan wajah galaknya.

"I-iya paham" balas Haidar gelagapan.

Lalu Haidar di lepaskan tangan nya, membuat Haidar langsung buru-buru pergi menyusul Nuna.

"Memiliki mertua preman benar-benar mengerikan, salah sedikit bisa habis si joni" gumam Haidar menggerutu sambil berjalan.

Saat mausk ke dalam mobil Nuna yang duduk di sebelah Haidar nampak melihat tangan Haidar yang memerah.

"Apa melihat ku terus!" Haidar berkata dengan nada sewot nya.

"Janyan geer, aku melihat tangan mu yang merah, itu karena Daddy kan." balas Nuna yakin.

"Ya Daddy mu memang gila, kasar" ucap Haidar sambil melihat tangan nya yang memerah.

Plakk!

Nuna memukul tangan Haidar yang memerah.

"Rasakan itu, yang kau bilang gila itu Daddy ku. cinta pertamaku yang tidak akan tergantikan oleh siapapun, kau yang gila! dasar pria mesum" kata Nuna dengan wajah galak nya.

"Hey apa yang kau lakukan! dasar anak dan ayah sama saja. sama-sama preman kasar" kesal Haidar sambil meniup tangan nya yang terasa sakit.

"Jika kami preman lalu kau apa? pria mesum yang suka gunta ganti lubang, dihh menjijikan!" Nuna menjawab dengan lantang.

Membuat suasana di mobil terasa tegang karena saat ini mata sepasang pasutri yang baru sah menjadi suami istri terlihat saling bertentangan.

"Ini lebih horor dari film kuntilanak, benar-benar seru" batin Jhon yang menjadi saksi untuk pertengkaran kecil antara Nuna dan Haidar.