Aletta, seorang pewaris perusahaan besar yang hidup penuh perjuangan sejak kecil. Ibunya meninggal saat dia masih muda dan ayahnya menikah lagi dengan wanita yang sangat jahat padanya. Namun, Aletta tetap kuat dan mengejar impian dan tujuannya dengan tekad baja.
Namun, kejadian tragis membuat Aletta terlihat kejam dan dingin. Dia berjanji untuk membalas dendam pada keluarga ayah kandungnya setelah kematian ibunya. Hatinya yang penuh dendam membara dan membuatnya nekat masuk ke dalam neraka masa kecilnya.
Namun, saat Aletta berada di tengah jalan untuk membalas dendam, dia mulai bertemu dengan orang-orang baru dalam kehidupannya. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya tidak pernah dia kenal dan akhirnya membuka hatinya untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya.
Aletta harus memilih antara balas dendam atau memilih cinta dan perdamaian. Akankah Aletta terus mempertahankan dendamnya atau akan menemukan kedamaian dalam hatinya dan mencari kebahagiaan sejati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kharisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keputusan pengadilan
Berita itu sama sekali tidak benar , saya bisa menjamin hal tersebut..... Semua tuduhan yang beredar di media , dan semacamnya adalah hal yang tidak benar. Next ini adalah perusahaan yang taat dengan pajak, tidak mungkin kami akan melakukan tindakan yang dapat merugikan negara. Hal itu hanya tuduhan tidak berdasar dari pesaing bisnis kami. Saya bisa memastikan itu. .... Kamu tidak akan tinggal diam... Kami akan mengambil tindakan tegas kepada pihak yang berusaha mencemarkan nama baik perusahaan. Siapapun itu, tidak ada maaf untuk orang seperti itu. " Ujar Bastian kepada para reporter TV yang telah menunggu lama di depan pintu masuk gedung Next in.
" Tapi , bukankah buktinya sudah jelas. Bahkan pihak pajak sendiri membenarkan hal tersebut. Lalu bagaimana tanggapan anda tentang hal itu. " tanya para wartawan itu.
" Apa anda berpikir bahwa data yang tersebar adalah palsu, atau hanya data yang dibuat-buat oleh pesaing anda ! "
" Lalu bagaimana tindakan anda selanjutnya, apa anda akan melawan pihak-pihak tersebut. "
" Kami akan mengambil tindakan tegas , kepada pelakunya karena telah berani melakukan tindakan pencemaran nama baik perusahaan! " Balas Bastian.
" Terimakasih semuanya, saya rasa cukup sampai disini saja dulu. terimakasih atas waktunya."
Akhirnya setengah jam kemudian satu persatu para reporter TV tersebut memilih mengundurkan diri dari perusahaan . Kondisi di Next in akhirnya terlihat normal seperti biasanya. Tampak lalu-lalang pegawai di sekitar kantor. Mereka semua kembali ke aktivitas masing-masing.
Sementara itu Bastian kembali ke dalam untuk menemui shalleta. alleta yang tengah sibuk dengan laptop nya pun beralih menatap Bastian yang baru saja tiba di ruangan nya. Senyuman mengembang dilayangkannya kepada sahabat nya itu. Setelah perdebatan tadi ia sangat takut Bastian tidak mau membantu nya menangani para reporter yang menunggu lama di depan gedung Next in.
" Terimakasih bass.... Kau memang sahabat terbaik ku. " Ujar alleta dengan semangat empat lima.
" Hanya itu.... ? " Tanya Bastian.
" Lalu kau ingin apa ? , Kau sudah memiliki segalanya. Bahkan lebih dari yang bisa kuberikan. Kau ingin mobil, apartemen, atau apa ? " Tanya shalleta.
" Kau akan memberikan nya " tanya nya lagi dengan antusias.
alleta yang mendapatkan pertanyaan antusias dari Bastian, hanya mempu menggeleng kan kepalanya seraya memamerkan Giginya yang putih bersih mengkilat itu. Melihat respons dari alleta barusan Bastian mendengus, wajahnya dibuat memelas.
" Kau tau kan keuangan perusahaan sekarang sedang tidak baik-baik saja. Bahkan kita terancam bangkrut kan ! Apa kau sudah lupa yang kau katakan kemarin? Bisa jadi gaji mu tidak bisa dibayar, sebentar lagi aku akan menjadi gelandangan seperti yang mereka katakan. " Balas alleta dengan raut wajah sedih yang dibuatnya.
" Berhentilah, bersikap seperti itu. Atau aku akan memakan mu sekarang! Kemarin dengan arogan nya kau bilang rela kehilangan semuanya, harta, tahta dan juga para bawahan seperti kami ! " Ujarnya dengan mencibirkan bibirnya.
" Sudah lah , ayo ku traktir makan , makanan enak. Hari mari makan dengan puas ! " Ujar alleta dengan semangat.
" Bukankah kau sedang mengalami krisis keuangan. Lalu kenapa bisa mentraktirku makan - makanan enak? " Tanya Bastian.
" Apa kau kira aku semiskin itu, sampai tidak mampu membayar makanan mu. Walaupun perusahaan ku terancam bangkrut tapi , keuangan tidak perlu diragukan, tenang saja . Ayo sebelum aku berubah pikiran! " Ujarnya membanggakan diri di sertai nada Ancaman pada Bastian.
Sesuai dengan surat panggilan dari pengadilan negeri, hari ini adalah hari sidang ke tiga kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Hendrawan. Setelah melakukan persidangan dengan penuh perjuangan pada beberapa bulan yang lalu . Akhirnya setidaknya hari ini akan menjadi titik penentu perjuangan nya. Semuanya telah tiba di pengadilan baik itu dari pihak terduga korban maupun tersangka.
Di kedua sisi , masing-masing orang sudah duduk memenuhi kursi di dalam ruang pengadilan itu, alleta dan juga Bastian pun sudah hadir bersama dengan bapak Akbar Tandjung. Disisi lain juga, sudah turut hadir tuan Wijaya beserta dengan pengacara kondang nya.
Suasana tegang pun turut terasa di dalam tempat penghasilan ini. Puluhan Pendingin ruangan itu tidak mampu meminimalisir hawa panas yang mampu membuat siapapun berkeringat dingin.
" Hendrawan Wijaya,,, seorang manager penjualan dari perusahaan xxxx. Telah menggunakan jabatan atau posisinya sebagai seorang manager untuk melecehkan para bawahan nya yang tidak berdaya. Untung lah klien saya berani meminta keadilan memberanikan dirinya untuk menghentikan tindakan amoral yang dilakukan oleh tersangka Hendrawan Wijaya. " Seru seorang pengacara kondang dari pihak taun Tandjung.
" Saya rasa , perkataan dari klien anda adalah tuduhan yang tidak berdasar sama sekali. Itu adalah sebuah pitnah yang dilakukan nya karena kilen saya ini menolak cinta dari terduga korban. " Bela pengacara dari kubu Wijaya bernama Maya
" Bahkan sejak tuduhan ini dilayangkan , klien anda bahkan tidak memiliki bukti selain hasil visum dokter dari pihak anda. Bisa saja pihak anda memalsukan hasil visum itu ! , Bisa saja pihak anda membayar dokter untuk merubah hasil visum tersebut. " Sergahnya lagi.
" Tuan .... Anda begitu bodoh atau bagaimana.? Siapa yang bilang bukti yang klien saya miliki hanya hasil visum tersebut. Anda tenang saja tidak terjadi kecurangan maupun suap menyuap dalam hasil visum itu , hal itu dikarenakan pihak berwajib sudah ikut andil dalam mengawasi kasus ini. Jadi , anda sama sekali tidak perlu khawatir tentang hal itu ! "
" Pak hakim ! Kami sudah menyiapkan bukti kongkret terhadap kasus ini. " Sambung pengacara Tandjung itu seraya menunjukan memory card di Depan seluruh saksi sekaligus hakim yang berada di ruangan tersebut.
" Bukti apa ? " Tanya pak hakim.
Semuanya saling tanya menanyai satu sama lain. Begitu pun dengan pengacara pembela tersangka dari keluarga Wijaya. Bahkan mereka sungguh terkejut dengan penuturan dari pengacara gadis korban pelecehan seksual tersebut.
" Bukti yang akan membuat klien saya memenangkan kasus ini. Bukti ! Yang akan menyeret dia kedalam jeruji besi. "
" Jika , hal ini tidak cukup. Saya masih memiliki saksi sekaligus korban pelecehan seksual dari Hendrawan Wijaya. Saya sudah menyiapkan mereka semua sebagai saksi atas tindakan amoral dari tersangka Hendrawan. "
Setelah para saksi yang merupakan korban telah melakukan kesaksian nya di depan khalayak umum , setelah mereka bersaksi di bawah kitab suci. Pengacara dari kubu Wijaya sama sekali tidak berkutik ketika saksi memberikan kesaksian nya beserta dengan bukti yang cukup valid.
Setelah perdebatan panjang , antara kedua pengacara pembela kasus kliennya masing-masing itu. Akhirnya bukti terakhir diperlihatkan kepada pak hakim. Sebuah video yang memperlihatkan dengan jelas tindakan amoral Hendrawan Wijaya kepada korban tersebut. Semaunya dapat dengan mudah mengenali wajah dari anak sulung dari keluarga Wijaya itu, sedangkan wajah dari korban sengaja diblur sebelumnya.
" Bagiamana pak hakim " tanya nya dengan penuh penegasan. " Bukankah bukti itu cukup jelas "
" Bagiamana semaunya, bukankah itu merupakan bukti yang valid dan sangat mampu untuk menjebloskan pelaku kedalam penjara. " Serunya dengan suara lantang yang mampu memenuhi seluruh ruangan itu.