Dendam Sang Pewaris

Dendam Sang Pewaris

CEO next in

"ta, bukankah ini terlalu kejam, kasar dan tidak berperasaan,!" Ujar Bastian kepada gadis yang saat ini duduk santai di kursi kebesaran nya.

Gadis itupun menoleh sekilas dengan ekor matanya yang tajam. Iya yang tengah menyeruput teh hijau kesukaan nya pun berhenti sejenak. Gadis itu mengabaikan ucapan dari sahabat sekaligus rekan kerjanya, dan hal itu justru membuat pemuda itu semakin kesal .

" Ta , kau mendengarkan ku bukan ?. Kau tidak budek kan,? Kenapa kau memecat semua pegawai ahli kita. Mereka semua sudah bekerja cukup lama bersama kita. Apa kau lupa semua itu.?" tanya Bastian tidak sabar.

" Ta.. aletta!" panggil pria itu dengan nada tinggi.

" Bukankah kita sepakat untuk menyingkirkan benalu yang ada di tempat ini ! " Potong gadis itu pada pria tadi. Ia kembali mengacuhkan pemuda itu dan berbalik menggunakan kursinya.

Dia hanya mendengus dengan kesal, Mendengar ucapan dari sahabat sekaligus cinta pertama nya. Ia begitu perustasi akan tindakan ceroboh dari alleta, sehingga tanpa berpikir panjang telah berani memecat 9 pegawai perusahaan secara serentak tanpa sedikitpun kompromi dengan nya selaku penasehat perusahaan.

" Tapi Ta, semua pegawai yang kau pecat adalah bawahan para manager dan staf ahli. Dan beberapa di antara mereka juga adalah orang yang bersama kita selama ini. Apa kau lupa mereka lah yang bersama kita saat keadaan perusahaan kita telah jatuh bangun dulu. " kata pemuda bernama Bastian itu dengan wajah piasnya.

" Aku tahu , aku juga ingat kok makanya aku memberikan pesangon yang lebih besar kepada pegawai lama kita." kata letta Tampa berbalik menghadap bastian.

"Justru, itulah alasan ku mengapa aku menyingkirkan bawahan kepercayaan manager dan staf ahli , Untuk menyingkirkan kaki tangan dari para tikus berdasi itu. Lagi pula mereka adalah benalu yang harus disingkirkan segera,, jangan sampai benalu itu malah justru sebaliknya menyingkirkan inangnya." kata gadis itu panjang lebar dan pastinya dengan santai dan tanpa dosa kepada Bastian.

" Kau pernah mendengar kisah benalu kan , dimana jika mereka dibiarkan terlalu lama. Maka akan, merusak inangnya. Perusahaan kita adalah inangnya. Jadi, Jika dibiarkan terus-menerus maka akan merusak perusahaan dari dalam " sambung nya lagi.

Bastian menatap gadis dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. kemudian Bastian memilih melengos pergi dari ruangan CEO perusahaan next in.

      empat bulan yang lalu....

" ta, kau harus kembali ke next in secepatnya. Aku tidak bisa lagi mengontrol para pemilik saham yang sudah di luar kendali . Mereka sangat licik , mereka ingin menyingkirkan mu dari barisan pemegang saham terbesar di perusahaan next in." papar Bastian berusaha meyakinkan sahabat nya untuk kembali memimpin perusahaan.

" Hem.. " alleta hanya berdehem halus menanggapi ucapan sahabat nya itu.

" Kembali lah , tunjukan kepada mereka semua siapa bos sebenernya.! " desaknya lagi , tetapi kini tampak lebih serius dari biasanya.

gadis itu hanya terdiam mendengar titah barusan. alleta yang tengah sibuk melukis pesanan online, pun berhenti seketika. Di pandangi nya beberapa detik kemudian memilih berpaling dari Bastian.

" Aku akan mengabari mu dalam dua hari." timpal gadis itu.

"Oh .. bagaimana tentang kelanjutan tugas mu.? Apa ada yang menarik, tingkatkan lagi penyelidikan mu . Awasi mereka terus-menerus jangan sampai hal sekecil apapun terlewat oleh pandangan mu."

Bastian hanya mengangguk, dan memilih pergi dari apartemen alleta. Sejak kepergian Bastian dari apartemen membuat gadis sangat tidak pokus akan lukisan yang sedang di kerjakan nya . Sesekali tangan mungil ku menari-nari dengan indah di atas kanvas polos itu, tetapi beberapa detik kemudian malah berhenti dan stuck di tempat. Pikiran nya melayang-layang memikirkan perkataan dari Bastian.

Para benalu dan tikus berdasi itu sungguh sangat keterlaluan. Menguras uang perusahaan tanpa perasaan terlebih lagi berani memecat salah satu pendiri dari next in.  Mereka sangat berani mencuri uang perusahaan dan bahkan menaungi para benalu di nekat in.

" Beberapa bulan yang lalu ,  mereka memecat om Lukman dari perusahaan. Mereka telah menuduh om Lukman melakukan korupsi senilai 43 milyar. Mereka sudah sangat keterlaluan ran , mereka yang mencuri uang perusahaan tetapi om Lukman yang harus menanggung semua ini. Mereka melimpahkan semua kesalahannya kepada om Lukman." tukasnya disertai dengan emosi yang sudah mencapai ambang batas. Rasa emosinya sudah sampai ke kepalanya. Dari suaranya sudah dapat terdengar dengan jelas.

" Bisakah kau memancing mereka semua keluar dari sarangnya..." kata alleta mengantungkan kalimat nya.

Dua hari kemudian...

" Aku akan kembali, tidak perlu mengabarkan kepada dewan direksi dan jajarannya. Aku ingin mengawasi semuanya terlebih dahulu. Persiapkan saja dirimu kita akan mulai berperang sekarang." Ujar alleta dari sebrang telpon.

Perusahaan sudah tutup sejak pukul 10  malam. Hanya ada beberapa pegawai perusahaan yang tengah lembur dan beberapa staf dan penjaga keamanan. Setelah memutuskan sambungan telepon tadi , alleta memandangi gedung next in. Entah apa yang saat ini tengah bergelut di kepalanya sehingga ia memutuskan melangkah menuju perusahaan it terbesar di Indonesia itu.

Walaupun gadis itu mengatakan akan masuk mulai besok pagi. tetapi , entah sesuatu hal apa yang membuat nya tiba-tiba ingin melangkahkan kaki menuju tempat itu.

ia melangkahkan kaki nya melewati keamanan otomatis perusahaan. Setelah menempelkan kartu tanda pengenal, langsung saja ia berjalan dengan cepat menuju ruangan atas tepatnya di lantai dua. Setelah menaiki tangga akhirnya gadis itu sampai di ruangan yang bertuliskan CEO.

Ditempat itu ada sebuah meja dilengkapi dengan komputer dan segala titik bengeknya , ada beberapa tumpukan dokumen . Ada beberapa ceceran kertas Dimana-mana. Ruangannya masih tampak sama walaupun banyak kertas Dimana-mana. Ruangannya cukup kotor , wajar saja sudah lama ia tidak menggunakan nya. Sejak perawatan pasca operasi kaki nya yang mengharuskan nya bekerja dari rumah membuat ruangan ini tidak di gunakan lagi.

Alleta adalah gadis dengan tipe pembersih , tentunya ia merasa risih dengan ruangan itu. gadis itu pun memutuskan untuk membersihkan ruangan nya yang sudah mulai berdebu dimana-mana , kesana kemari mencari peralatan untuk bersih-bersih tetapi , tidak kunjung ia temukan. Langsung saja ia langkahkan kaki nya menuju ke bawah, mencari sapu dan tempat sampah .

" Udah gajinya dikit, tugasnya nggak mengotak lagi. Ya Allah kapan ini berakhir." keluh pria dengan komputer dan tumpukan dokumen di kedua sisinya, dengan wajah perustasi nya ia menjambak rambut nya yang tinggal sedikit.

" Udah jangan mengeluh terus , kalo Ndak dikerjakan kapan selesainya." Seseorang dengan pakaian cleaning servis menimpalinya sembari meletakan kopi dihadapan beberapa pegawai perusahaan yang tengah lembur itu.

" Emang bener tugas nya nggak ngotak  sama sekali. Udah tahu dari pagi kita banyak tugas eh .. sekarang malah di suruh revisi laporan keuangan yang menggunung seperti ini." Salah satu pegawai laki-laki menyahut, menimpali ucapan cleaning servis itu.

" sudah diam, kalian semuanya sudah tidak ?" pancing wanita berbadan gempal disebelah pria tadi. "....dengar-dengar CEO perusahaan kita bakal balik lagi ke perusahaan loh besok.! " kata wanita itu lagi setengah berbisik.

" Bos yang mana lagi sih, bukannya bos kita pak Bastian ya ?" Tanya pegawai lain.

" Pak Bastian itu , bukan bos sebenernya, dia itu cuman direktur pengganti dari bos yang mahu Dateng besok pagi. Katanya sih bos kita yang dulu itu sakit sampai-sampai Ndak mampu buat mengelola perusahaan. Makanya, diganti sama pak Bastian." Terangnya.

Semuanya pun hanya melongo tidak tahu harus mengatakan apa. suara berdehem dari allet mampu membuat nya menjadi pusat perhatian dalam sekejap. saat ini ia berjarak beberapa inci dari keberadaan mereka. Mereka pun memalingkan kepalanya menghadap ke arah alleta.

" Maaf ada perlu apa ? " Tanya pegawai cleaning servis itu.

" Lembur juga ya mbak," tanya pegawai lain.

" Iya " jawab alleta singkat

Sepertinya mereka semua mengira bahwa gadis itu adalah seorang pegawai kantor biasa juga. Bagaimana tidak melihat kondisinya yang tengah membawa sapu dan juga tempat sampah, dan hanya memakai celana kain dan juga Hoodie berwarna biru tua dilengkapi dengan sandal tidur wanita nya yang imut . Pasti nya orang-orang yang melihatnya akan mengira hal serupa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!