"Aku mungkin mencintai mu! tapi aku tidak bisa merusak kebahagiaan kalian. maaf lebih aku pergi saja daripada harus menjadi orang ketiga di antara kalian."ujar seorang gadis yang merupakan mahasiswi fakultas kedokteran.
Dia adalah Adista Putri seorang gadis yang terlahir dari keluarga broken home.
Adista terjebak dalam dilema, antara mempertahankan hubungan persahabatan dan juga hubungan dirinya dengan ayah dari sahabatnya sendiri.
Adalah Elang Putra Anggara, pria tampan berusia tiga puluh lima tahun yang ternyata merupakan ayah dari sahabatnya Megan, gadis blasteran indoneia Jerman.
Akankah Adista mempertahankan cintanya demi sebuah persahabatan.... atau sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Adista menatap salah seorang pria yang merupakan anak dari pemilik kos tersebut, dia pria yang terlihat ramah dan sangat tampan itu pasti.
Pria itu berusia 25 tahun dia juga punya perusahaan sendiri meskipun mungkin tidak sama seperti Elang jika dibandingkan.
"Heumm... aku ambil ini mas, sekalian aku minta bantuan untuk nurunin barang ya soalnya sudah sangat lelah boleh kan."ucap Adista meminta bantuan.
"Soal itu gampang, mas juga bisa bantu."ucap Derby.
"Terimakasih mas, maaf merepotkan sebenarnya bukan niat saya untuk bertindak tidak kurang sopan tapi saya sudah mengemudi selama satu hari satu malam."ucap Adista yang kini mengikuti pria itu menuju mobilnya.
Adista membawa Gege yang sedari tadi sudah menunggu.
"Itu kucing mu mbak sangat imut."ucap Adista.
"Ya, ini kucing titipan temen mas, oh iya kenalkan ini Gege... Gege kenalan dulu sama mas nya, dia mas Derby yang punya kontrakan."ucap Adista.
"Kenapa? tidak sekalian saja yang punya kucing juga kenalan."ucap Derby sambil tersenyum manis.
"Duh gimana? ya saya tidak ingin terkena diabetes ucap Adista yang kini nyelonong pergi bersama dengan Gege dan satu koper besar barang penting miliknya.
"Apa hubungannya?."ucap Derby yang merasa heran.
"Habis mas orangnya terlalu manis."ucap Adista.
Sontak pria yang kini tengah membawakan barang-barang Adista itu berhenti sejenak dan geleng-geleng kepala.
"Sampean baru pindah tempat atau habis ngerampok seisi rumah banyak benar tuh perabotan perang."ucap Derby.
"Maklum mas sebatang kara, dibilang Gadis ya memang gadis tulen sih tapi sudah seperti janda ditinggal pergi karena selingkuh."ucap Adista.
Adista pun terkekeh kecil, meskipun rasa sakit itu datang saat mengingat dia diusir dari apartemen yang sempat menjadi miliknya untuk sementara waktu.
"Jangan melamun nanti nanti kemasukan baru tahu rasa."ucap Derby.
"Ah, tidak melamun hanya saja saat ini teringat sesuatu."ucap Adista.
"Teringat apa?."tanya Derby.
"Teringat jodoh orang hehehe."ucap Adista sambil terkekeh.
"Ngomong-ngomong butuh bantuan untuk beres-beres mungkin sekalian."kata Derby.
"Ah tidak usah ini hanya barang rongsokan jadi tidak perlu dibereskan haha."ucap Adista yang kini tersenyum kecut.
Adista teringat dengan barang-barang nya yang berserakan di luar apartemen, mungkin orang-orang Elang mendapatkan perintah dari Elang untuk langsung mengosongkan seluruh barang-barang nya beruntungnya surat-surat penting dokumen lengkap miliknya tidak pernah dikeluarkan dari dalam koper khusus miliknya.
Jadi semua itu aman.
Adista kini tengah berbaring di atas ranjang setelah selesai membersihkan diri terlebih dahulu dia tidak peduli dengan barang-barang yang masih berserakan di lantai.
"Gege tidur yang nyenyak ya, kamu sudah dapat jatah makan, mulai besok aku akan mencari pekerjaan karena untuk sementara waktu aku kuliah online."ucap Adista pada Gege si kucing.
"Meong."jawab si Gege.
Adista pun tertidur pulas, dia tidak peduli dengan keriuhan di luar kosan tersebut, karena memang sudah waktunya mereka berkumpul dan mengobrol santai.
Para mahasiswa dan para pegawai juga ada yang sudah berkeluarga semua bersatu kompak setiap kali jam makan malam mereka akan berbaur makan bersama dengan menu masing-masing dan terkadang saling berbagi makanan yang mereka bawa.
Adista yang kini menjadi pusat perhatian orang-orang sebagai penghuni baru yang belum sempat beramah tamah seperti biasanya. dia mendapatkan pembelaan dari Derby yang memang mengetahui kondisi gas itu saat datang.
Derby yang juga tinggal di salah satu hunian tersebut membenarkan bahwa saat ini Adista tengah sangat kelelahan setelah dua hari menyetir menuju ke tempat tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh Adista padahal tidak sampai dua hari juga karena dia sempat bermalam di pom bensin.
"Besok dia pasti gabung kok, sekarang dia bahkan tidak punya tenaga untuk berdiri."ucap Derby.
"Duh yang dapat pembelaan sepertinya dia begitu istimewa."ucap salah seorang penghuni kost.
"Bukan seperti itu, hanya saja Adista menang begitu adanya, dia bahkan meminta saya untuk membawakan barang-barang nya."ucap Derby.
"Waduh ngelunjak tuh anak tidak tahu dia mas Derby itu siapa? disini."ucap salah satunya lagi.
Sementara seorang gadis cantik yang kini tengah menatap kearah Derby dia tengah menahan amarahnya.
"Tidak masalah, lagipula saya bukan siapa-siapa! sama seperti kalian jadi jangan membedakan sesama kita disini tidak ada perbedaan."ucap Derby.
"Mas nya benar, mungkin penghuni baru tidak tahu itu."ucap seorang ibu-ibu yang juga merupakan penghuni kost belakang, karena mereka sudah berkeluarga.
Sementara yang menjadi bahan perbincangan saat ini dia tengah berada di alam mimpi.
Hingga pagi hari tiba ini adalah hari ketiga dimana Adista jauh dari Elang, Adista baru selesai membereskan semua barang-barang miliknya karena dia bangun pagi sekali setelah dia menunaikan kewajiban nya pada sang maha pencipta.
Adista pun membawa Gege setelah menyeka bulu Gege dan langsung di keringkan dengan pengering rambut.
Adista menggendong kucing berukuran besar itu yang kini tengah anteng dengan mainannya.
Dia keluar dari dalam kamar kost hendak mencari sarapan pagi. saat Adista keluar dia tersenyum ramah pada orang-orang yang kini tengah sarapan pagi bersama sambil menikmati mentari pagi yang kini bersinar cerah.
"Selamat pagi semua perkenalkan nama saya Adista Putri saya penghuni baru."ucap Adista beramah tamah.
Mereka pun menyambut Adista dengan keramahan.
"Mari gabung sarapan pagi mbak putri."ucap Bu Ning yang tertua di sana.
"Ya, terimakasih saya beli sarapan pagi dulu.... kalau boleh saya tau dimana ada penjual sarapan."ucap Adista.
"Oh itu di belakang ada warteg, dan di depan sana ada restaurant. mbak putri mau pilih yang mana."ucap Bu Ning.
"Heumm,,,, warteg saja kali ya karena belum ada pekerjaan."ucap Adista sambil terkekeh kecil.
Gadis itu pun pergi dengan kucing gendut itu.
"Mau kemana?."tanya Derby yang menghadang langkah Adista.
"Mau beli sarapan pagi, kata Bu Ning katanya ada di belakang."jawab Adista.
"Ya, memang ada di belakang tapi jangan sampai nyasar ke tempat warga, sudah ikut saja sarapan bersama ku."ucap Derby.
"Terimakasih mas aku beli saja."ucap Adista.
"Tapi nanti kamu terlambat untuk pergi kuliah loh."ucap Derby.
"Untuk sementara aku kuliah online mas, karena ingin mencoba mencari pekerjaan siapa? tahu ada yang bisa terima karyawan tanpa pengalaman seperti ku."ucap Adista.
"Heumm,,, bagaimana? dengan kuliah mu nanti, atau begini saja kamu bisa melamar kerja di tempat teman saya cukup bawa ijazah SMA mu, tapi pekerjaannya hanya menunggu pelanggan datang, dan waktu itu bisa kamu pergunakan sebaik mungkin untuk kuliah."ucap Derby.
"Ha, memang pelanggan apa? mas."tanya Adista bingung.
"Pelanggan yang beli dagangan lah kamu pikir apa?."ucap Derby sambil tersenyum.
...************...
Sementara itu di kota lain, seorang pria tengah mengerahkan orang-orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan seorang gadis yang tiga hari lalu pergi dari apartemen miliknya.
Dia adalah Elang yang kini tau bahwa Adista benar-benar pergi dari kota itu dan saat ini statusnya sebagai mahasiswi online.
Elang tidak ingin Adista salah faham seperti fakta yang Elang temukan bahwa Adista sudah di usir dari huniannya oleh istri Elang, dan parahnya lagi semua pemberian Elang telah di kembalikan dan nomor rekening bank milik Adista pun sudah hilang dari handphone yang gadis itu kembalikan padanya.
Elang tidak tahu Adista kini tinggal di mana karena satu hari yang lalu kedua orang tua Adista pun mencari keberadaan putrinya dan tidak ada nomor Adista yang bisa dihubungi bahkan ada masalah dengan rekening bank yang dia miliki.
Sepertinya Adista mengganti akun tersebut.
Padahal tanpa sepengetahuan mereka Adista sudah mengganti nomor rekening bank tersebut.
Dia melakukan itu saat tahu ibunya sudah bersama dengan orang lain begitu juga dengan ayahnya.
Elang hanya tidak ingin salah langkah.
Sementara Adista sendiri kini tengah ditemani oleh Gege menjaga toko roti yang Derby sarankan tadi pagi dan dia pun sudah mulai bekerja meskipun gaji yang dia dapatkan tidak sebanding dengan pengeluaran.
Gadis itu harus siap dengan kondisi seperti ini, mungkin kedepannya dia akan bisa bekerja lebih giat lagi agar bisa mencari uang.
Adista pun membawa laptop miliknya sekaligus kuliah online sambil jaga toko meskipun dia di bagian kasir.
Adista pun sesekali masih bisa bermain dengan Gege yang tidak pernah jauh dari pangkuannya.
Satu hari berlalu, kini Adista sudah berada di kost tersebut.
Gadis itu tengah mengurus Gege sebelum dia bisa masuk kandang.
Adista langsung bersih-bersih setelah itu, membersihkan tempat tinggalnya meskipun hanya menyapu debu itupun jika ada yang terbawa oleh angin.
Adista pun langsung masuk kedalam kamar mandi tersebut.
Setelah beberapa waktu kemudian, Adista sudah berada di atas kasur busa yang tersedia di sana .
Adista pun membuat akun baru di media sosial, kini akun yang menggunakan nama Putri A itu menggunakan foto profil Gege yang menggunakan topi dengan aksesoris yang sangat lucu.
Dia memposting artikel tentang hidup baru dalam kesederhanaan itu lebih menyenangkan ketimbang hidup mewah di kelilingi masalah.
Adista menutup kolom komentar.
Dia ingin bersembunyi dari masa lalunya yang begitu menyakitkan itu.
Adista berharap hidup barunya bisa membawa perubahan yang jauh lebih baik lagi.
Mungkin dulu dia akan pergi berjalan-jalan jika ada waktu luang, tapi kini dia harus bekerja sambil kuliah, dan berkat kerja keras nanti akan menghasilkan uang.
Dia juga menjual syal hasil rajutan dan berbagai tas cantik hasil rajutan itu secara online.
Itu adalah hasil keterampilan tangannya, tidak sia-sia saat dulu dia belajar merajut dari asisten rumah tangga di rumahnya.
Beruntung dia tidak pernah gengsi untuk belajar dari orang di sekitarnya.
Adista kini tengah duduk sambil merajuk seperti sarung bantal yang dipesan langsung oleh seseorang di kosan itu.
Untuk satu harga sarung bantal itu Adista meminta seratus lima puluh ribu karena motif batik itu sungguh rumit.
Adista bahkan bisa menyulam untuk membuat pajangan atau mengisi kekosongan di t-shirt miliknya.
Jika dulu itu hanya sekedar hobi, saat ini itu menjadi sebuah berkah bagi gadis cantik itu.
Sementara itu di kediaman Elang saat ini dia tengah menerima laporan dari pencarian Adista
"Terakhir kali mobil nona Adista terlihat di sebuah pom bensin dan selama semalam penuh mobil itu terparkir di sana."ucap asisten pribadi Elang.
"Yang saya tunggu adalah hasil bukan sebuah jawaban buntu seperti saat ini, saya tidak ingin tahu kalian tidak boleh kembali sebelum mendapatkan hasil."ucap Elang tegas.
Hatinya terasa tercubit saat mendengar laporan bahwa Adista terlihat menginap di pom bensin, mungkin karena gadis itu sudah tidak punya cukup uang untuk menginap di hotel atau penginapan.
Meskipun dugaan Elang salah, Adista sedang kelelahan dan sekaligus tengah menghemat tenaga untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Asisten pribadi Elang pun mengangguk dan kembali pergi meninggalkan bosnya itu.
Sementara yang tengah mereka cari saat ini tengah sibuk berjualan di toko milik Derby meskipun pria itu tidak pernah memberitahu jika toko roti itu adalah miliknya.
Derby punya banyak cabang toko roti dan salah satunya adalah cabang yang kini menjadi tempat mencari nafkah Adista.
Bisa dibayangkan berapa omset yang didapatkan dari hasil penjualan tersebut setiap hari belum lagi setiap bulan.
Selama beberapa hari ini saat Adista bekerja di toko roti itu dibanjiri oleh orderan.
Adista menjual itu secara online dan tiba-tiba meledak di pasaran.
Adista terus menerus membuat postingan tentang itu.
Roti itu dan toko roti tersebut hingga mereka kewalahan menghadapi pembeli dan pemesan.
Adista sendiri juga sibuk melayani pembayaran tersebut, tapi dia juga memberikan nomor rekening yang tertera di sana untuk pembayaran secara online.
Semua karyawan di sana kini mendapatkan bonus yang lumayan besar untuk uang saku bahkan asisten Derby mengatakan bahwa saat ini jika bisa melakukan penjualan melebihi target, mereka akan kembali mendapatkan bonus tersebut.
Adista yang kini kembali dengan menggunakan ojek online, dia disambut senyuman oleh Derby yang baru saja pulang.
"Bagaimana..... apa? pekerjaan mu lancar."ucap pria itu.
"Heumm... begitulah mas, aku duluan ya, hari ini aku tidak sempat masuk kuliah mungkin malam ini belum lagi pekerjaan yang lain masih menunggu."ucap Adista.
"Heumm,,, aku usulkan kamu di rumah saja, agar bisa lebih konsentrasi dengan kuliah mu."ucap Derby yang sebenarnya tidak tega saat melihat gadis itu kesulitan meskipun Derby baru sadar bahwa Adista bukan orang susah seperti lain yang ada di toko roti miliknya.
Terlihat dari mobil Alphard yang ia miliki.
Namun gadis itu terlihat selalu berusaha untuk menjadi seorang wanita sederhana.
Adista langsung masuk kedalam kosan tersebut, sampai saat mereka semua makan malam bersama, gadis itu tidak bergabung dengan yang lainnya Adista mungkin tertidur pulas setelah kuliah secara online.
Sampai berapa orang datang dengan mobil mewahnya ke area kost tersebut.
Derby menyambut baik tamu itu yang ternyata tengah mencari Nona muda mereka.
Dan Adista tidak tau itu, dia masih terlelap dalam tidur nya.
aduhh Tiara aku msh nyimpen pemberian mantan aku aja sma suamiku sruh di buang pas awal2 nikah.... Oliver udh berubah gak egois lgi