Aku Bukan Pelakor
Adista Putri gadis berusia 21 tahun mahasiswi jurusan kedokteran tersebut kini memutuskan untuk pindah ke luar kota. demi mencari ketenangan diri.
Gadis yang terlahir dari keluarga broken home tersebut kini sudah benar-benar tidak nyaman jika harus terus menyaksikan pertengkaran diantara kedua orangtuanya.
Gadis itu sudah membeli sebuah apartemen dari uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya itu.
Dia membeli hunian itu dari seorang kenalannya di dunia maya.
Adista sudah kedua kalinya datang ke hunian itu pertama untuk melakukan pembayaran tunai, dan yang kedua adalah untuk meyakinkan diri bahwa ia benar-benar akan bertahan tinggal di hunian baru itu tanpa kedua orang tuanya yang setiap hari hanya sibuk mengurus kehidupannya masing-masing dan dan saat mereka bertemu hanya akan ada pertengkaran yang terjadi.
Awalnya Adista syok saat mendengar pertengkaran itu hingga berulang kali terjadi dan gadis itu berniat untuk bunuh diri karena mendengar mereka akan berpisah.
Hidupnya hampa karena dirinya tidak tau harus memilih yang mana? atau harus pergi kemana? sampai saat keduanya menemukan putrinya tergeletak bersimbah darah dengan luka sayatan di pergelangan tangannya.
Adista ingin mengakhiri hidupnya, tapi saat itu dia berhasil diselamatkan.
Kedua orang tuanya pun berjanji pada Adista bahwa mereka tidak akan pernah berpisah dan tidak akan pernah bertengkar lagi.
Sejak saat itu mereka pun kembali akur saat dihadapan Adista, namun tidak berlangsung lama.
Lagi-lagi Adista harus menyaksikan keributan tersebut dan salah satu dari merekapun secara terang-terangan membawa selingkuhan nya.
Adista yang saat itu benar-benar merasa hancur sehancur-hancurnya gadis itu hanya bisa menangis sesenggukan di dalam kamarnya.
Dia yang sedang putus asa pun memposting sebuah kota (Hancur sudah dunia ku) dan saat itu tiba-tiba seseorang mengomentari postingan tersebut.
@.E.A (Jika dunia mu hancur kamu bisa ngontrak di dunia ku)
Dan masih banyak lagi yang lainnya, namun tidak satupun komentar Adista balas hingga saat ia kembali berpikir untuk pergi.
Dia kembali memposting sebuah kata. #( Kemana lagi aku harus pergi jika dunia ku pun sudah tidak perduli lagi padaku).
Kali ini pun langsung dibanjiri komentar beraneka ragam, hingga saat Adista sedang melakukan sebuah pencarian sebuah hunian yang nyaman dan bersifat pribadi yang juga tidak jauh dari kampus tersebut.
Dan saat itu juga dia mendapatkan sebuah pesan masuk yang menyatakan jika orang itu menawarkan sebuah apartemen yang tak jauh dari area kampus yang Adista sebutkan dia juga bahkan menawarkan itu dengan sangat serius dan tidak main-main Adista bisa datang untuk meyakinkan bahwa itu bukan penipuan dan itu adalah sebuah properti dari sebuah perusahaan Anggara group.
Tidak hanya itu ia juga menunjukkan bukti lengkap sertifikat kepemilikan dan lain halnya.
Proses pembelian itupun dilakukan dan saat ini adalah saat dimana? Adista pindah bahkan dia tidak memberitahu kepergiannya terhadap kedua orang tuanya yang lebih mementingkan kehidupan pribadi mereka selama ini.
Setibanya di tempat tujuan Adista langsung dibantu oleh satpam yang berjaga di lobby apartemen tersebut.
Seolah mereka sudah mengenal Adista saat ini, padahal Adista selama ini hanya pernah datang dua kali ke tempat itu.
Setelah membereskan semua barang-barang bawaannya itu Adista memutuskan untuk berbelanja di bawah kebetulan disana ada minimarket yang menjual berbagai macam bahan pokok.
Adista harus menyiapkan semuanya sebelum dia masuk kuliah.
Adista yang sedang memilih bahan makanan tersebut tidak sengaja menyenggol lengan seseorang yang juga ingin mengambil bahan makanan yang sama dengannya.
"Ah maaf, silahkan."ucap Adista sambil bergeser.
"Duluan saja, lagipula itu masih banyak tidak mungkin kamu borong semua bukan."ucap seorang pria.
"Ah tidak hanya butuh sepuluh kok."ucap Adista yang kini meraih sepuluh kotak spaghetti bolognese untuk stok beberapa hari.
Pria itu bengong saat melihat itu.
Adista sendiri dengan cueknya berjalan dengan troli belanja yang hampir punah dengan bahan pokok tersebut.
Adista pun hendak meraih daging dari freezer dan lagi-lagi tangan itu bersenggolan, Gadis itu melirik ke arah orang yang memiliki tangan yang sama dengan yang tadi.
"Maaf aku sedang buru-buru."ucap pria itu yang langsung meraih beberapa macam jenis daging yang ada di sana.
Adista hanya terdiam sambil melihat itu, sementara pria itu pergi begitu saja.
Adista langsung meraih beberapa potong daging yang sama jenisnya setelah itu dia juga memilih daging ayam.
Setelah selesai Adista pun mengantri di kasir tersebut, mungkin karena weekend jadi antrian cukup panjang.
"Jangan terus berdiam diri Nona pergi kesana aku sudah kosongkan tempat untukmu."suara maskulin itu lagi-lagi terdengar seksi di telinga Adista.
Adista pun langsung bergegas pergi menuju tempat kasir, dan ternyata benar sesampainya di sana ada yang di kosongkan oleh pria itu.
Adista tidak ingin menebak-nebak siapa? pria itu yang jelas mungkin seorang yang berpengaruh di sana.
Sampai saat kasir selesai mengemas belanjaan itu dan menjumlahkannya diapun langsung membayarnya
Adista pun memasukkan barang-barang itu ke troli dan pergi menuju lantai tiga belas dimana hunian itu berada.
Adista yang kini hanya sendiri di dalam lift tersebut membuat dirinya bersenandung kecil hingga dia tiba-tiba di depan pintu unit apartemen miliknya.
Adista langsung membuka pintu tersebut dan membawa masuk troli belanja tersebut.
Kini setelah tiba di dalam dia langsung mengeluarkan semua isi troli tersebut dan membereskan bahkan pokok tersebut sesuai dengan tempatnya masing-masing.
Adista juga membeli kopi favoritnya kopi hitam tanpa gula yang rasanya benar-benar pahit sepahit kehidupannya selama ini.
Gadis itu pun mulai membersihkan buah dan sayur yang ia beli juga daging dan lainnya agar nanti saat dia ingin memasak dia tinggal mengeksekusi semuanya.
Sampai saat bel pintu berbunyi, Adista langsung menyetop air keran tersebut dan mengelap tangan dengan handuk dia bergegas untuk melihat siapa? yang datang karena saat ini Adista tidak membuat janji apalagi kenalan karena dia orang baru di sana.
Saat Adista melihat layar yang menunjukkan seseorang yang merupakan pelayan minimarket yang datang dia pun langsung membuka pintu.
"Maafkan saya Nona ini ada barang belanjaan anda yang tertinggal di bawah."ucap pria itu.
"Owh maaf merepotkan, saya juga belum sempat mengembalikan troli."ucap gadis itu.
"Tidak apa-apa anda bisa gunakan itu jika ingin berbelanja kembali."ucap pelayan tersebut.
"Tidak apa-apa mas mungkin nanti belanjaan saya bisa nyicil atau online bisa kan mas."ucap Adista.
"Owh tentu saja bisa Nona anda bisa catat nomor yang tertera di kantung belanjaan tersebut."ucap pria itu lagi.
"Tunggu saya ambilkan dulu trolinya."ucap Adista ramah.
Pria itu pun tersenyum dan memberikan isyarat pada seseorang.
...***********...
Sampai saat Adista kembali dengan troli tersebut gadis itu pun berterimakasih kembali kepada pria itu yang kini pergi membawa troli.
Dia langsung mengecek isi kantung belanjaan yang tertinggal itu dan Adista kaget saat melihat beberapa barang yang memang bukan barang belanjaan miliknya, dia tidak membeli barang-barang seperti sarung tangan Anti panas dan beberapa barang lain Afron dan juga masih banyak printilan lainnya yang memang dibutuhkan di dapur tersebut.
Adista membiarkan saja semua itu dan masih berada di dalam kantung belanjaan tersebut, sementara dia kembali fokus pada pekerjaan nya tadi sambil memasak makan siang untuknya.
Gadis itu terampil dan cekatan karena sudah membiasakan dirinya untuk hidup mandiri sejak pertengkaran itu selalu terjadi.
Adista yang memang sudah berencana untuk pergi meninggalkan rumahnya dia sudah bersiap untuk hal itu yang dia pelajari dari asisten rumah mereka.
Kini gadis cantik itu tengah memasak makanan yang ia inginkan setelah selesai merapihkan semuanya.
Setelah makan siangnya matang gadis itu langsung menghidangkan makanan tersebut di piring yang memang sudah tersedia di sana.
Seperti paket komplit dia membeli unit apartemen tersebut dengan semua barang yang ada di dalam nya.
Itu memang tidak masuk akal jika dipikir secara logika, karena barang-barang yang ada di sana bukan barang murahan semua itu sungguh bernilai tinggi, tapi Adista lagi-lagi tidak ingin ambil pusing karena dia jelas membeli unit itu dengan semua fasilitas yang ada di dalam sana dan itu sudah atas persetujuan dari pihak penjual dan dirinya bahkan ada surat resmi dari semua itu.
Adista kini hanya akan fokus pada kuliahnya yang memang sudah dibayar untuk beberapa semester kedepan.
Adista selesai memasak setelah itu dia membawanya ke atas meja makan dan dia pun duduk bersiap untuk memakan makanan yang tidak seberapa lezat jika dibandingkan dengan masakan asisten rumahnya.
"Semangat Adista jika Tuhan belum menerima kematian mu mungkin di depan sana akan ada bahagia untukmu."ucap Adista menyemangati diri sendiri.
Sampai saat dirinya selesai menyantap makan siang tersebut, gadis itu kembali mencuci bekas makanya.
Adista pun langsung bergegas menuju kamar tempat favorit untuk mengasingkan diri selama ini meskipun saat ini kamar tersebut adalah kamar baru, tempat baru baginya.
Adista pun meraih laptopnya dia mulai belajar dengan giat, seperti biasanya.
Hingga keesokan harinya, dia yang sudah berada di basement apartemen karena sudah siap untuk berangkat kuliah.
Saat dia hendak naik mobil tiba-tiba dia melihat pria yang kemarin bersenggolan dengan nya tengah berjalan menuju kearahnya dengan penampilan formal dan diikuti kedua orang pria dan wanita sepertinya itu adalah asisten pribadinya.
Adista pun langsung membuka pintu mobilnya dia tidak ingin memperdulikan siapapun karena tidak ada gunanya juga untuknya.
Gadis itu langsung masuk kedalam mobil tanpa menunggu lama ia langsung menutup pintu mobil tersebut dan menyalakan mesin setelah itu dia langsung menggunakan seat belt.
Pria itu hanya menatap lekat wajah cantik alami yang dimiliki oleh Adista yang terlihat tidak memakai makeup tersebut.
Sampai Adista menghilang pria itu langsung pergi dengan mobilnya.
Adista sendiri masih fokus menyetir saat ini, kampus barunya sudah ada di depan mata.
Gadis itu hanya berdoa semoga semua lancar.
Saat tiba di parkiran kampus gadis itu turun dan berjalan menuju anak tangga yang jumlahnya mungkin ratusan dan cukup lebar karena kampus Adista pun bertanya pada salah satu mahasiswi disana menanyakan dimana ruangan yang akan menjadi teman ia belajar dan lainnya sesuai petunjuk yang tertera di peta lokasi tersebut.
Ternyata dia adalah mahasiswi satu jurusan dengan dirinya dan juga masih satu ruangan.
Dia adalah Megan Anggara, gadis blasteran Indonesia Jerman itu begitu ramah padanya.
Mereka pun memutuskan untuk berteman, kini keduanya tengah berkeliling kampus untuk mengenal lingkungan tersebut.
Setelah selesai disaat mata kuliah pertama dimulai, Adista dan yang lainnya masuk kelas.
Gadis cantik bermata sipit itupun mulai memperkenalkan diri sebagai mahasiswi pindahan dari fakultas lamanya dia berkewajiban memperkenalkan diri.
Gadis itu pun mulai duduk di bangku yang sedikit lebih jauh dari Megan tapi tidak masalah yang penting saat mata kuliah dimulai dia harus sudah siap dengan hal itu.
Adista pun fokus dengan materi yang disampaikan hingga jam pertama usai dia memutuskan untuk makan siang di kantin kampus.
Tidak ada yang aneh dengan itu mungkin itu tempat baru bagi Adista tapi itu adalah rutinitas hariannya.
Hanya saja saat ini banyak sekali yang menggoda dirinya sebagai artis Korea, karena paras cantik hidung mancung dan mata sipitnya itu membuat dia dikira keturunan Chinese, padahal keturunan Jawa asli tidak ada campuran sama sekali tapi entahlah karena selama ini ia tidak mengenal silsilah keluarga.
Karena sejak dia lahir Adista tidak tau kakek dan nenek itu ada atau tidak dari pihak ayah maupun ibunya yang jelas dia hanya tau kedua orang tuanya dan para tetangga yang ada di lingkungannya.
Aneh memang tapi itulah kenyataannya.
"Jenny black pink ya."ucap beberapa orang pria yang terpesona pada Adista.
Tapi Adista tidak menjawab hanya geleng-geleng kepala lalu lanjut duduk bersama dengan Megan .
"Kamu mau pesan apa? biar aku pesankan."ucap Megan pada Adista.
"Aku bakso saja."ucap Adista.
"Oke."balas Megan.
Megan pun pergi untuk memesan langsung ke tempat bakso tersebut dia memesan dua porsi bakso dan minumnya es teh manis.
Sampai gadis itu kembali ke meja pojok tempat dimana Adista berada.
"Nanti pulang kuliah jalan yuk."ajak Megan.
"Heumm.... boleh juga lagian aku belum kenal daerah sini."balas Adista.
Pesanan pun datang mereka pun bersiap mengambil sendok dan garpu untuk menikmati seporsi bakso yang memenuhi mangkuk mereka.
"Boleh gabung Jenny."ucap seseorang.
"Siapa? Jenny."ucap Megan.
"Disebelah mu."ucap pria tampan itu.
"Adista Putri. bukan Jenny mas e."ucap Adista yang kini menatap sebal pada pria itu.
"Gibran."ucap pria itu.
"Siapa? yang nggak kamu kenalan."ucap Megan.
"Tidak masalahkan kalau aku duluan."ucap Gibran .
Adista tidak berbicara lagi dia hanya mengangguk, setelah itu dia kembali fokus pada bakso yang benar-benar nikmat hingga tetes terakhir.
Akhirnya keduanya selesai makan bakso dan menikmati segelas es teh manis.
Sampai saat mereka kembali ke kelas, Gibran yang beda jurusan pun mengantar mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Agustin Amisih
💕
2023-11-07
1