Aku Bukan Pelakor

Aku Bukan Pelakor

Bab:1

Adista Putri gadis berusia 21 tahun mahasiswi jurusan kedokteran tersebut kini memutuskan untuk pindah ke luar kota. demi mencari ketenangan diri.

Gadis yang terlahir dari keluarga broken home tersebut kini sudah benar-benar tidak nyaman jika harus terus menyaksikan pertengkaran diantara kedua orangtuanya.

Gadis itu sudah membeli sebuah apartemen dari uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya itu.

Dia membeli hunian itu dari seorang kenalannya di dunia maya.

Adista sudah kedua kalinya datang ke hunian itu pertama untuk melakukan pembayaran tunai, dan yang kedua adalah untuk meyakinkan diri bahwa ia benar-benar akan bertahan tinggal di hunian baru itu tanpa kedua orang tuanya yang setiap hari hanya sibuk mengurus kehidupannya masing-masing dan dan saat mereka bertemu hanya akan ada pertengkaran yang terjadi.

Awalnya Adista syok saat mendengar pertengkaran itu hingga berulang kali terjadi dan gadis itu berniat untuk bunuh diri karena mendengar mereka akan berpisah.

Hidupnya hampa karena dirinya tidak tau harus memilih yang mana? atau harus pergi kemana? sampai saat keduanya menemukan putrinya tergeletak bersimbah darah dengan luka sayatan di pergelangan tangannya.

Adista ingin mengakhiri hidupnya, tapi saat itu dia berhasil diselamatkan.

Kedua orang tuanya pun berjanji pada Adista bahwa mereka tidak akan pernah berpisah dan tidak akan pernah bertengkar lagi.

Sejak saat itu mereka pun kembali akur saat dihadapan Adista, namun tidak berlangsung lama.

Lagi-lagi Adista harus menyaksikan keributan tersebut dan salah satu dari merekapun secara terang-terangan membawa selingkuhan nya.

Adista yang saat itu benar-benar merasa hancur sehancur-hancurnya gadis itu hanya bisa menangis sesenggukan di dalam kamarnya.

Dia yang sedang putus asa pun memposting sebuah kota (Hancur sudah dunia ku) dan saat itu tiba-tiba seseorang mengomentari postingan tersebut.

@.E.A (Jika dunia mu hancur kamu bisa ngontrak di dunia ku)

Dan masih banyak lagi yang lainnya, namun tidak satupun komentar Adista balas hingga saat ia kembali berpikir untuk pergi.

Dia kembali memposting sebuah kata. #( Kemana lagi aku harus pergi jika dunia ku pun sudah tidak perduli lagi padaku).

Kali ini pun langsung dibanjiri komentar beraneka ragam, hingga saat Adista sedang melakukan sebuah pencarian sebuah hunian yang nyaman dan bersifat pribadi yang juga tidak jauh dari kampus tersebut.

Dan saat itu juga dia mendapatkan sebuah pesan masuk yang menyatakan jika orang itu menawarkan sebuah apartemen yang tak jauh dari area kampus yang Adista sebutkan dia juga bahkan menawarkan itu dengan sangat serius dan tidak main-main Adista bisa datang untuk meyakinkan bahwa itu bukan penipuan dan itu adalah sebuah properti dari sebuah perusahaan Anggara group.

Tidak hanya itu ia juga menunjukkan bukti lengkap sertifikat kepemilikan dan lain halnya.

Proses pembelian itupun dilakukan dan saat ini adalah saat dimana? Adista pindah bahkan dia tidak memberitahu kepergiannya terhadap kedua orang tuanya yang lebih mementingkan kehidupan pribadi mereka selama ini.

Setibanya di tempat tujuan Adista langsung dibantu oleh satpam yang berjaga di lobby apartemen tersebut.

Seolah mereka sudah mengenal Adista saat ini, padahal Adista selama ini hanya pernah datang dua kali ke tempat itu.

Setelah membereskan semua barang-barang bawaannya itu Adista memutuskan untuk berbelanja di bawah kebetulan disana ada minimarket yang menjual berbagai macam bahan pokok.

Adista harus menyiapkan semuanya sebelum dia masuk kuliah.

Adista yang sedang memilih bahan makanan tersebut tidak sengaja menyenggol lengan seseorang yang juga ingin mengambil bahan makanan yang sama dengannya.

"Ah maaf, silahkan."ucap Adista sambil bergeser.

"Duluan saja, lagipula itu masih banyak tidak mungkin kamu borong semua bukan."ucap seorang pria.

"Ah tidak hanya butuh sepuluh kok."ucap Adista yang kini meraih sepuluh kotak spaghetti bolognese untuk stok beberapa hari.

Pria itu bengong saat melihat itu.

Adista sendiri dengan cueknya berjalan dengan troli belanja yang hampir punah dengan bahan pokok tersebut.

Adista pun hendak meraih daging dari freezer dan lagi-lagi tangan itu bersenggolan, Gadis itu melirik ke arah orang yang memiliki tangan yang sama dengan yang tadi.

"Maaf aku sedang buru-buru."ucap pria itu yang langsung meraih beberapa macam jenis daging yang ada di sana.

Adista hanya terdiam sambil melihat itu, sementara pria itu pergi begitu saja.

Adista langsung meraih beberapa potong daging yang sama jenisnya setelah itu dia juga memilih daging ayam.

Setelah selesai Adista pun mengantri di kasir tersebut, mungkin karena weekend jadi antrian cukup panjang.

"Jangan terus berdiam diri Nona pergi kesana aku sudah kosongkan tempat untukmu."suara maskulin itu lagi-lagi terdengar seksi di telinga Adista.

Adista pun langsung bergegas pergi menuju tempat kasir, dan ternyata benar sesampainya di sana ada yang di kosongkan oleh pria itu.

Adista tidak ingin menebak-nebak siapa? pria itu yang jelas mungkin seorang yang berpengaruh di sana.

Sampai saat kasir selesai mengemas belanjaan itu dan menjumlahkannya diapun langsung membayarnya

Adista pun memasukkan barang-barang itu ke troli dan pergi menuju lantai tiga belas dimana hunian itu berada.

Adista yang kini hanya sendiri di dalam lift tersebut membuat dirinya bersenandung kecil hingga dia tiba-tiba di depan pintu unit apartemen miliknya.

Adista langsung membuka pintu tersebut dan membawa masuk troli belanja tersebut.

Kini setelah tiba di dalam dia langsung mengeluarkan semua isi troli tersebut dan membereskan bahkan pokok tersebut sesuai dengan tempatnya masing-masing.

Adista juga membeli kopi favoritnya kopi hitam tanpa gula yang rasanya benar-benar pahit sepahit kehidupannya selama ini.

Gadis itu pun mulai membersihkan buah dan sayur yang ia beli juga daging dan lainnya agar nanti saat dia ingin memasak dia tinggal mengeksekusi semuanya.

Sampai saat bel pintu berbunyi, Adista langsung menyetop air keran tersebut dan mengelap tangan dengan handuk dia bergegas untuk melihat siapa? yang datang karena saat ini Adista tidak membuat janji apalagi kenalan karena dia orang baru di sana.

Saat Adista melihat layar yang menunjukkan seseorang yang merupakan pelayan minimarket yang datang dia pun langsung membuka pintu.

"Maafkan saya Nona ini ada barang belanjaan anda yang tertinggal di bawah."ucap pria itu.

"Owh maaf merepotkan, saya juga belum sempat mengembalikan troli."ucap gadis itu.

"Tidak apa-apa anda bisa gunakan itu jika ingin berbelanja kembali."ucap pelayan tersebut.

"Tidak apa-apa mas mungkin nanti belanjaan saya bisa nyicil atau online bisa kan mas."ucap Adista.

"Owh tentu saja bisa Nona anda bisa catat nomor yang tertera di kantung belanjaan tersebut."ucap pria itu lagi.

"Tunggu saya ambilkan dulu trolinya."ucap Adista ramah.

Pria itu pun tersenyum dan memberikan isyarat pada seseorang.

...***********...

Sampai saat Adista kembali dengan troli tersebut gadis itu pun berterimakasih kembali kepada pria itu yang kini pergi membawa troli.

Dia langsung mengecek isi kantung belanjaan yang tertinggal itu dan Adista kaget saat melihat beberapa barang yang memang bukan barang belanjaan miliknya, dia tidak membeli barang-barang seperti sarung tangan Anti panas dan beberapa barang lain Afron dan juga masih banyak printilan lainnya yang memang dibutuhkan di dapur tersebut.

Adista membiarkan saja semua itu dan masih berada di dalam kantung belanjaan tersebut, sementara dia kembali fokus pada pekerjaan nya tadi sambil memasak makan siang untuknya.

Gadis itu terampil dan cekatan karena sudah membiasakan dirinya untuk hidup mandiri sejak pertengkaran itu selalu terjadi.

Adista yang memang sudah berencana untuk pergi meninggalkan rumahnya dia sudah bersiap untuk hal itu yang dia pelajari dari asisten rumah mereka.

Kini gadis cantik itu tengah memasak makanan yang ia inginkan setelah selesai merapihkan semuanya.

Setelah makan siangnya matang gadis itu langsung menghidangkan makanan tersebut di piring yang memang sudah tersedia di sana.

Seperti paket komplit dia membeli unit apartemen tersebut dengan semua barang yang ada di dalam nya.

Itu memang tidak masuk akal jika dipikir secara logika, karena barang-barang yang ada di sana bukan barang murahan semua itu sungguh bernilai tinggi, tapi Adista lagi-lagi tidak ingin ambil pusing karena dia jelas membeli unit itu dengan semua fasilitas yang ada di dalam sana dan itu sudah atas persetujuan dari pihak penjual dan dirinya bahkan ada surat resmi dari semua itu.

Adista kini hanya akan fokus pada kuliahnya yang memang sudah dibayar untuk beberapa semester kedepan.

Adista selesai memasak setelah itu dia membawanya ke atas meja makan dan dia pun duduk bersiap untuk memakan makanan yang tidak seberapa lezat jika dibandingkan dengan masakan asisten rumahnya.

"Semangat Adista jika Tuhan belum menerima kematian mu mungkin di depan sana akan ada bahagia untukmu."ucap Adista menyemangati diri sendiri.

Sampai saat dirinya selesai menyantap makan siang tersebut, gadis itu kembali mencuci bekas makanya.

Adista pun langsung bergegas menuju kamar tempat favorit untuk mengasingkan diri selama ini meskipun saat ini kamar tersebut adalah kamar baru, tempat baru baginya.

Adista pun meraih laptopnya dia mulai belajar dengan giat, seperti biasanya.

Hingga keesokan harinya, dia yang sudah berada di basement apartemen karena sudah siap untuk berangkat kuliah.

Saat dia hendak naik mobil tiba-tiba dia melihat pria yang kemarin bersenggolan dengan nya tengah berjalan menuju kearahnya dengan penampilan formal dan diikuti kedua orang pria dan wanita sepertinya itu adalah asisten pribadinya.

Adista pun langsung membuka pintu mobilnya dia tidak ingin memperdulikan siapapun karena tidak ada gunanya juga untuknya.

Gadis itu langsung masuk kedalam mobil tanpa menunggu lama ia langsung menutup pintu mobil tersebut dan menyalakan mesin setelah itu dia langsung menggunakan seat belt.

Pria itu hanya menatap lekat wajah cantik alami yang dimiliki oleh Adista yang terlihat tidak memakai makeup tersebut.

Sampai Adista menghilang pria itu langsung pergi dengan mobilnya.

Adista sendiri masih fokus menyetir saat ini, kampus barunya sudah ada di depan mata.

Gadis itu hanya berdoa semoga semua lancar.

Saat tiba di parkiran kampus gadis itu turun dan berjalan menuju anak tangga yang jumlahnya mungkin ratusan dan cukup lebar karena kampus Adista pun bertanya pada salah satu mahasiswi disana menanyakan dimana ruangan yang akan menjadi teman ia belajar dan lainnya sesuai petunjuk yang tertera di peta lokasi tersebut.

Ternyata dia adalah mahasiswi satu jurusan dengan dirinya dan juga masih satu ruangan.

Dia adalah Megan Anggara, gadis blasteran Indonesia Jerman itu begitu ramah padanya.

Mereka pun memutuskan untuk berteman, kini keduanya tengah berkeliling kampus untuk mengenal lingkungan tersebut.

Setelah selesai disaat mata kuliah pertama dimulai, Adista dan yang lainnya masuk kelas.

Gadis cantik bermata sipit itupun mulai memperkenalkan diri sebagai mahasiswi pindahan dari fakultas lamanya dia berkewajiban memperkenalkan diri.

Gadis itu pun mulai duduk di bangku yang sedikit lebih jauh dari Megan tapi tidak masalah yang penting saat mata kuliah dimulai dia harus sudah siap dengan hal itu.

Adista pun fokus dengan materi yang disampaikan hingga jam pertama usai dia memutuskan untuk makan siang di kantin kampus.

Tidak ada yang aneh dengan itu mungkin itu tempat baru bagi Adista tapi itu adalah rutinitas hariannya.

Hanya saja saat ini banyak sekali yang menggoda dirinya sebagai artis Korea, karena paras cantik hidung mancung dan mata sipitnya itu membuat dia dikira keturunan Chinese, padahal keturunan Jawa asli tidak ada campuran sama sekali tapi entahlah karena selama ini ia tidak mengenal silsilah keluarga.

Karena sejak dia lahir Adista tidak tau kakek dan nenek itu ada atau tidak dari pihak ayah maupun ibunya yang jelas dia hanya tau kedua orang tuanya dan para tetangga yang ada di lingkungannya.

Aneh memang tapi itulah kenyataannya.

"Jenny black pink ya."ucap beberapa orang pria yang terpesona pada Adista.

Tapi Adista tidak menjawab hanya geleng-geleng kepala lalu lanjut duduk bersama dengan Megan .

"Kamu mau pesan apa? biar aku pesankan."ucap Megan pada Adista.

"Aku bakso saja."ucap Adista.

"Oke."balas Megan.

Megan pun pergi untuk memesan langsung ke tempat bakso tersebut dia memesan dua porsi bakso dan minumnya es teh manis.

Sampai gadis itu kembali ke meja pojok tempat dimana Adista berada.

"Nanti pulang kuliah jalan yuk."ajak Megan.

"Heumm.... boleh juga lagian aku belum kenal daerah sini."balas Adista.

Pesanan pun datang mereka pun bersiap mengambil sendok dan garpu untuk menikmati seporsi bakso yang memenuhi mangkuk mereka.

"Boleh gabung Jenny."ucap seseorang.

"Siapa? Jenny."ucap Megan.

"Disebelah mu."ucap pria tampan itu.

"Adista Putri. bukan Jenny mas e."ucap Adista yang kini menatap sebal pada pria itu.

"Gibran."ucap pria itu.

"Siapa? yang nggak kamu kenalan."ucap Megan.

"Tidak masalahkan kalau aku duluan."ucap Gibran .

Adista tidak berbicara lagi dia hanya mengangguk, setelah itu dia kembali fokus pada bakso yang benar-benar nikmat hingga tetes terakhir.

Akhirnya keduanya selesai makan bakso dan menikmati segelas es teh manis.

Sampai saat mereka kembali ke kelas, Gibran yang beda jurusan pun mengantar mereka.

Terpopuler

Comments

Agustin Amisih

Agustin Amisih

💕

2023-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!