NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Shela

Mengejar Cinta Shela

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Azra_21

Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Perhatian

Shela membuka mata perlahan, pandangannya tertuju pada langit-langit kamar yang terasa begitu asing. Kepalanya masih sedikit pusing.

"Shela kamu sudah bangun?" Zevan bangkit dari sofa melihat istrinya sudah siuman.

"Dimana aku?" seingatnya dia berada di kantin kantor bersama temannya, kenapa sekarang ditempat asing ini bersama Zevan.

"Dirumah sakit. Tadi kamu pingsan" Jawab lelaki itu dan mendekat ke sisi ranjang.

"Apa? Pingsan?"

"Iya pingsan, Aldo yang membawamu kerumah sakit" ucap Zevan tanpa ekspresi.

"Lalu?"

"Tadi aku menelpon mu, Aldo yang menjawab dia bilang kamu pingsan. Jadi aku menyusul mu kesini" Zevan menjelaskan kebingungan Shela.

"Dimana Aldo sekarang?" Shela mengedarkan pandangannya menyapu ruangan.

"Sudah kembali ke kantor" ketus Zevan. Dia yang panik setengah mati, malah Aldo yang dicari istrinya saat sudah siuman.

"Aku mau minum" Shela bangkit dari tempat tidurnya merubah posisi menjadi duduk.

"Pelan-pelan, di tanganmu ada selang infus" Zevan menyodorkan segelas air minum pada Shela.

Shela meneguk habis air minumnya. Setelahnya dia menyadari sesuatu. Pakaiannya sudah berganti setelan rumah sakit.

"Siapa yang mengganti bajuku?" tatapannya tajam kearah suaminya.

"Aku" jawabnya santai tanpa rasa bersalah.

"Aaahhhhhh dasar jahat, mencuri kesempatan" Shela memukul lengan Zevan yang berdiri disebelah nya berulang kali.

"Hei.... Jangan berteriak, ini dirumah sakit. Aku suamimu tak ada batasan apapun diantara kita" bukan dengan sengaja Zevan mengganti baju Shela, saat gadis itu pingsan dia masih mengenakan pakaian kerjanya, rok span dibawah lutut, kemeja dan dilengkapi dengan blazer yang lumayan tebal.

Shela menangis menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia tak sudi Zevan melihat tubuhnya, dia merasa Zevan tidak pantas walaupun dia tau laki-laki ini suaminya, Shela benar-benar menjaga hati dan tubuhnya agar saat bercerai tak ada yang tertinggal kenangan apapun dengan lelaki ini. Begitulah yang Shela fikiran selama ini.

"Maaf, aku hanya ingin membuatmu merasa nyaman" suara pelan Zevan.

"Apa aku sudah boleh pulang? Aku sudah merasa lebih baik" Ucapnya sambil menghapus sisa air mata di pipi mulusnya. Marah pun sudah tak ada gunanya, lelaki ini sudah melihatnya.

"Kamu masih butuh istirahat, tubuhmu lemah tekanan darahmu juga rendah. Itu yang menyebabkan kamu pingsan" Zevan menjelaskan seperti yang dia dengar dari dokter.

"Apa kamu tidak makan secara teratur, hingga tubuhmu kurang nutrisi seperti ini? Lihat badanmu saja kurus begini?"

"Aku ini langsing bukan kurus" protes Shela

"Kalau begitu mulai sekarang aku harus mengurus mu dengan baik agar tubuh langsing mu ini menjadi lebih berisi"

Terngiang obrolannya dengan Dinda dan Tiara di kantin kantor tadi setelah itu dia tidak ingat apapun "Aku bukan anak kecil, aku bisa mengurus diriku sendiri"

"Bisa mengurus diri sendiri? Kenapa sampai pingsan?" Nada ejekan pada kalimat Zevan.

"Sudahlah.... Aku mau pulang. Panggilkan suster untuk membuka infus ini"

"Tunggu sebentar lagi. Istirahatlah dulu, jangan cerewet" Zevan mencubit pelan hidung istrinya lalu berjalan keluar dari ruangan meninggalkan Shela.

Shela memanyunkan bibir mungilnya. Kemudian dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja kecil disamping ranjang. Ternyata ada banyak panggilan tak terjawab dari Zevan saat dia pingsan. Sudah lebih dari satu jam dia bermain ponsel nya, berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi yang lain, scroll-scroll sampai dia bosan. Zevan entah berada dimana, sejak meninggalkan ruangan sampai saat ini belum juga kembali. Shela berniat menelpon Zevan, saat sudah berada dalam panggilan orang yang dihubungi masuk keruangan terdengar nada panggilan disaku celananya. Zevan merogoh ponselnya dan melihat nama Shela tertera dilayar. Dia tersenyum kearah Shela yang masih menempelkan ponsel ditelinganya.

"Baru ditinggal satu jam udah kangen aja" Kembali memasukkan ponsel ke sakunya.

"Hahh??? Siapa yang kangen, aku mau pulang!" teriak Shela.

"Ya sudah aku panggil suster sebentar" Zevan keluar lagi dari ruangan.

Tak berselang lama Zevan kembali keruangan diikuti suster untuk membuka infus, dokter menyarankan agar Shela dirawat satu malam tapi Shela sudah merengek minta pulang.

Akhirnya terlepas juga jarum infus yang menancap ditangannya. Saat bersiap pulang, Dinda dan Tiara datang menjenguk Shela. Mereka menjenguk setelah jam pulang kantor. Keduanya menghambur memeluk Shela yang duduk ditepian ranjang pasien.

"Kamu tuh ya, bikin panik semua orang tau gak?" omel Dinda

"Maaf... Maaf... Aku juga gak mau kok pingsan sembarangan" Shela terharu melihat kecemasan sahabatnya.

"Emang ada pingsan milih posisi dulu biar gak sembarangan" celetuk Tiara

Ketiganya tertawa dengan obrolan yang tak bermanfaat itu.

"Ya seharusnya kamu pingsan nunggu aku datang, jadi kamu bisa pingsan di pelukan aku" Zevan yang duduk di sofa ikut nimbrung dengan obrolan para wanita. Seketika hilang tawa dibibir ketiga perempuan itu mendengar ocehan Zevan yang sangat tidak masuk akal.

"Ehmmm... Terimakasih sudah menjadi teman baik Shela selama ini. Jangan khawatir, mulai sekarang aku akan menjaga Shela dengan baik"

"Anda kan suaminya, memang sudah seharusnya menjaga istri dengan baik" Ketus Tiara. Gadis itu masih belum terima dengan perubahan sikap Zevan terhadap sahabatnya. Sejak perceraian orang tuanya karena ayahnya berselingkuh Tiara menjadi benci dengan laki-laki yang suka mempermainkan perasaan perempuan.

"Kalau begitu mulai besok Shela berhenti bekerja saja, agar dia tidak kelelahan".

"Aku gak mau, aku bosan kalau harus berdiam diri dirumah" sahut Shela cepat.

"Lihat kan siapa yang keras kepala, disuruh santai dirumah tapi gak mau? apa karena gak bisa ketemu Aldo?" Zevan jelas menyindir Shela. Membayangkan tadi Shela pingsan, dan digendong Aldo saja sudah membuat darahnya mendidih.

"Gak ada hubungannya sama Aldo" protes Shela tak terima dengan tuduhan Zevan.

"Gimana kalau kerja di perusahaan ku aja, jadi aku bisa menjagamu setiap saat" muncul ide cemerlang dikepalanya.

"Sudah... sudah... Jangan debat lagi, mau pulang kan?" Dinda menyudahi perdebatan suami istri yang tidak ada habisnya.

"Shela, kita pamit ya". Dinda memeluk Shela begitu juga dengan Tiara. "Pak, kita permisi ya, semoga Shela cepat sembuh" pamit Dinda.

"Terimakasih sudah menjenguk Shela" ucap Zevan

Setelah Tiara dan Dinda pulang, mereka juga bersiap untuk pulang. Sekitar satu jam, mereka sudah berada di apartemen.

"Kamu istirahat aja, biar aku pesan makanan buat makan malam" Jari Zevan berselancar di ponselnya memesan makanan melalui online.

"Aku mau mandi dulu" Shela beranjak dari sofa menuju kamarnya.

"Ayo aku bantu" Lelaki itu sudah siaga disamping Shela menuntun tangannya.

"Mau bantu mandi?" Shela melotot menatap Zevan.

"Gak, bantu kamu masuk kamar takutnya kamu masih pusing"

"Awas aja kamu cari kesempatan lagi" gerutu Shela. Zevan berdiri didepan pintu kamar Shela setelah gadis itu menghilang dibalik pintu dan menutup pintu dengan sedikit keras.

"Sabar Van" Bisiknya sambil mengelus dadanya sendiri.

Jam menunjukkan pukul 7.00 malam. Makanan yang dipesan Zevan sudah siap dia tata dimeja makan. Shela belum keluar dari kamarnya.

Tok...tok...tok...

"Shela, ayo makan" teriaknya

Pintu kamar Shela terbuka, gadis itu muncul dari balik pintu.

"Ayo makan dulu, setelah itu minum obat" titah Zevan

"Kok banyak banget pesan makanannya?" melihat berbagai aneka lauk tertata dimeja.

"Kamu kan lagi sakit, harus banyak makan biar cepat sembuh" Zevan mengisi nasi ke piring Shela. Ada kehangatan yang menjalar dihati gadis itu tapi dengan segera dia membuang jauh-jauh perasaan itu.

"Tapi ini kebanyakan kalau cuma dimakan berdua" Shela sedikit aneh dengan perhatian Zevan yang menurutnya berlebihan.

"Gak papa" Lalu keduanya makan tanpa bersuara lagi.

Setelah selesai, Zevan tak mengizinkan istrinya membereskan meja bekas mereka makan. Zevan hanya menyuruhnya duduk diam di kursinya. Lelaki itu yang membereskan meja sampai mencuci piring.

"Sudah selesai, ayo duduk di sofa, ada yang ingin aku bicarakan"

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon maaf ya ceritanya masih biasa aja, kalau gak suka skip aja 😄

1
iqbal nasution
abis cerai kawin lagi..
Hanisah Nisa
lanjut
Mar lina
Marlina
mampir
thor
iqbal nasution
viona
Drezzlle
suka kak ceritanya
𝓐𝓩𝓡𝓐: makasih 😊
total 1 replies
Drezzlle
emang kejam dia
Drezzlle
Udah di bikinin sarapan, nggak terimakasih. noh banyak yang pagi2 nggak dibikinin apa2 sama istrinya
Drezzlle
aku mampir nih kak
Drezzlle
hih, Zevan gitu amat
iqbal nasution
lanjut
Theodora
Pake nanya lagi😒
iqbal nasution
yes
Siska
lama² jadi pasangan somplak 🤣
iqbal nasution
semangat
Theodora
Gak adegan yg mesra bgt tapi aku senyum2 lihat Shela dan Zevan di chapter ini😆 penulisannya oke bgt ringan buat dibaca, cuma aku perhatiin beberapa kali tanda kutip dua ada yg ketinggalan pas bagian percakapannya.
𝓐𝓩𝓡𝓐: semangat 😘
Theodora: Wihh sama dong aku jg. Kita sama2 belajar kak😁
total 3 replies
Theodora
Ciee cemburu🤭
iqbal nasution
g0
Siska
👍🏻
iqbal nasution
semangat
Ario~𝖒𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☪
ada ada aja kak haha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!